Lardin Korawijayanti



dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi

Analisis Estimasi Penentuan Kos Produksi Tape Menggunakan Time Driven Activity Based Costing pada UKM Raja Madu

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAKS. Kata kunci : Aktivitas, Sistem Akuntansi Tradisional, Sistem ABC, Harga Pokok Produk.

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN. selanjutnya dapat disimpulkan bahwa:

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone

JURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

Management Analysis Journal

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA. Kuat Sudrajat 1

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PERHITUNGAN TARIF JASA LAUNDRY

Analisis Perhitungan Kos Produk Kubah Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada UKM Bakat Jaya

PENERAPAN SYSTEM ACTIVITY BASED COSTING (SISTEM ABC) SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada CV. Indah Cemerlang Malang)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus pada CV Putra Jaya Rotan)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA PONTIANAK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

Maria S. Rumampuk, Perbandingan Perhitungan Harga Pokok

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PERHITUNGAN PROFITABILITAS PRODUK PADA UD NIAGA BAKTI. OLEH : Fena Ulfa Aulia, S.E., M.

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING PADA UD. SEPATU KATON RAGIL SKRIPSI

ANALISIS PERHITUNGAN BEBAN POKOK PRODUKSI GUNA MENGETAHUI HARGA JUAL PRODUK YANG TEPAT (Studi Kasus Pada UD. Wijaya Food Blitar)

TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro Semarang

of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah harga pokok produk

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI BERBASIS TIME-DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

ABSTRACT. Keywords: Cost of product, Selling Price, Conventional Methods, and Activiy Based Costing. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

ABSTRAK. Kata kunci : Activity Based Costing System dan Harga Pokok Produk. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Hal itu, dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

Gloria S.Rotikan, Penerapan Metode Activity... PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT.

METODE PEMBEBANAN BOP

IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

ABSTRACT. Keywords: production costs, transportation costs, selling prices, activity-based. viii

Activity Based Costing untuk Menentukan Inefisiensi Proses Produksi Pada Perusahaan Pengrajin Kayu di Jawa Timur

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

Lita Mandasari, Kusni Hidayati, Widya Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENETAPAN TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING. (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap

Diajukan oleh : Yunanto D

PERHITUNGAN TARIF SUMBANGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (SPP) PADA YAYASAN BUDI LUHUR SEMARANG

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada Hotel Pelangi Malang Periode 2012)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERHITUNGAN TARIF RAWAT INAP DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING. Oleh: Kania Sofadista

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK SEWA KAMAR DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

ABSTRACT. Key word: ABC, non value added activity, rework defective product rolls activity. vii. Universitas Kristen Maranatha

OLEH : SRI PRATIWI SUHARDI

PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PRODUK BANDENG PRESTO MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

PENERAPAN IPTEKS PRODUK TORAKUR MELALUI MANAJEMEN EKSPOR, KEUANGAN DAN AKUNTANSI

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA. E-Journal

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

Carissa Vaudia Carmelita Moch. Dzulkirom AR Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ABSTRAK Kata Kunci Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Cendekia Vol 12 No 3 Sept 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh

PENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING. (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Kasih Ibu Tahun 2015) Skripsi

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PERLAKUAN PRODUK SAMPINGAN PADA UD. SARI NADI SINGARAJA TAHUN 2012

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA TOKO YELLA BAKERY BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

Tria Tomayahu,. J.J. Tinangon. Analisis Perhitungan Harga

BAB I PENDAHULUAN. diri sebagai katup pengaman, dinamisator, stabilisator perekonomian Indonesia

PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC

ABSTRACT. Key Words: Overhead cost, Production cost, Conventional method, Activity-Based Costing (ABC) Method. vii Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA UKM TORAKUR DI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Abstract Lardin Korawijayanti Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang This study was conducted because of the unique phenomenon that occurs in UKM Torakur. This phenomenon is the existence of uncertainty in determining how UKM profits from every unit of product produced. Earnings uncertainty is because UKM are not able to determine how the cost of the product at any time, either when raw material prices were very high, moderate or low. So the purpose of this research is to assist UKM Torakur in prepare, calculate, charge and analyze the cost of the product.the study design was a case study on UKM using data Torakur ago period. The case study is to research issues related to the characteristics of the background and current state of the subject under study and its interaction with the environment. While the data analysis is to use the comparative method, comparing the calculation of cost of products with Conventional Methods and Activity Based Costing method when applied to UKM Torakur.The results showed that if the cost method to the conventional method was applied to the product, the cost of Torakur and Jenang Tomat have the same value of Rp 8475.53. If used while the Activity Based Costing method, there is the difference in value of Rp 808.43 for the cost of Rp torakur Rp 8402.11 and Rp 9210.54 Jenang Tomat. The second comparative cost method on the product Torakur have different values of Rp 73.42 per pack product, while the product Jenang Tomato differences Rp 735.01. Key Words: Cost of product, Conventional Cost, Activity Based Costing PENDAHULUAN Kecamatan Bandungan adalah kecamatan baru di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah yang terletak di sebelah selatan kota Semarang. Kecamatan Bandungan dijadikan sebagai salah satu andalan wisata alam Kab.Semarang yang menyajikan wisata alam, hiburan, kuliner dan sebagainya. Obyek wisata ini dapat ditempuh dengan kendaraan selama 1 jam di sebelah selatan Semarang atau sekitar 20 menit dari Ungaran, atau sekitar 15 menit dari Ambarawa melalui jalur pegunungan. Pembangunan pertanian Kabupaten Semarang dikawasan lereng gunung Ungaran telah lama terbangun sejak puluhan tahun lalu jauh sebelum tentara Jepang dan kolonial Belanda menguasai daerah ini. Kesuburan tanah dengan pola pertanian terasiringnya mendorong penduduk setempat membuka lahan baru untuk pembangunan pemukiman penduduk maupun pembangunan pertanian. Lahan persawahan terasiring dikawasan gunung Ungaran banyak dimanfaatkan untuk aneka budidaya sayur, buah dan bunga. (Ningsih, 2012). Produk sayuran terutama yang memiliki kadar air tinggi seperti tomat, memiliki sifat cepat rusak dan mudah busuk, sehingga tidak dapat disimpan lama dengan tujuan penjualan ditangguhkan pada saat harga tinggi.tomat masak adalah produk sayuran yang memiliki tingkat keringkihan relatif sangat tinggi dan hanya dapat disimpan kurang dari 2 minggu pasca panen. Telah dilakukan berbagai upaya penerapan teknologi pasca panen, terutama pengolahan hasil pertanian tomat seperti proses produksi tomat menjadi, pasta, jus, selai dan saus tomat. Di Kabupaten Semarang sejak tahun 2002 telah dimulai upaya pengolahan tomat menjadi manisan pada saat produksi tomat melimpah dimusim kemarau dengan harga hanya mencapai kisaran Rp 250,- sampai dengan Rp 500,- per kg. Dalam skala kecil telah mulai dicoba melakukan penanganan pasca panen produksi tomat dengan cara mengolahnya menjadi makanan dengan bentuk maupun rasa seperti buah kurma walaupun tanpa essen kurma yang kemudian dijadikan Oleh-oleh Khas Kabupaten Semarang dengan nama "TORAKUR" Bandungan. (M Irwan Ariefyanto, Republika co.id). Ide ini dicetuskan oleh Ibu Sri Ngestiwati dengan cara mengolah tomat menjadi manisan menyerupai kurma baik bentuk maupun rasanya. Olahan tomat lain yang dibuat oleh bu Ngestiwati adalah JENANG TOMAT kedua jenis olahan tomat tersebut dapat awet hingga enam bulan. Pengolahan hasil pertanian tomat menjadi torakur dan jenang tomat adalah upaya yang cerdas untuk memanfaatkan hasil pertanian 122

tomat yang sangat tinggi di Kabupaten Semarang. Wujud torakur digambarkan pada gambar 1 berikut: Gambar 1. Tomat Rasa Kurma (Torakur) Sejak ibu Ngestiwati memulai usaha torakur di tahun 2002, usaha ini banyak diikuti oleh ibu-ibu yang lain karena aktivitas ibu Ngestiwati sebagai penggerak PKK di desanya yaitu Dusun Ampel Gading Rt.5/Rw.6 Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pada waktu tahun-tahun pertama berkembang usaha torakur, Kecamatan Bandungan memiliki banyak merek torakur. Sayangnya karena usaha torakur sangat tergantung pada tinggi rendah nilai jual tomat, maka banyak usaha torakur berguguran terutama pada waktu produksi pertanian tomat sangat rendah. Pada waktu harga tomat menjadi sangat tinggi mulai Rp 8.000,- per kilogram, maka ibuibu di Desa Kenteng tidak lagi mampu memproduksi torakur. Kebutuhan bahan baku tomat sangat tinggi pada proses produksi torakur. Untuk menghasilkan 1 ton torakur diperlukan bahan baku tomat sebanyak 5 ton. Ketidakmampuan untuk konsisten berproduksi sebetulnya bukan karena harga tomat yang mahal. Masalah utama dari ketidakmampuan ini sebenarnya disebabkan oleh lemahnya kemampuan UKM untuk menghitung harga pokok produk torakur yang tepat dan adil pada berbagai harga tomat, baik pada saat tomat dalam panen raya maupun pada saat tomat dalam jumlah sedikit. UKM juga memiliki masalah tidak dapat mendiskripsikan dengan teliti setiap aktivitas yang akan terjadi pada setiap tahap produksi guna mengetahui sumberdaya apa saja yang akan terserap pada setiap aktivitas stersebut. UKM hanya menghitung harga pokok dengan metode tradisional yang membebankan besarnya harga pokok pada banyak sedikitnya unit produk yang dihasilkan. Menurut Sulastiningsih dan Zulkifli (2004:20), terdapat dua kelemahan penetapan biaya produk tradisional yaitu : 1. Sistem penetapan biaya produk yang konvensional memang tidak dirancang untuk penetapan biaya produk yang akurat, sebab tujuan utamanya hanya dimaksudkan untuk menetapkan biaya persediaan. 2. Belum pernah dimodifikasi, walaupun proses produksi telah berubah untuk memutuskan apakah sistem biaya suatu perusahaan telah merefleksikan biaya produk yang optimal, diperluas analisis detail terhadap system biaya tersebut. Oleh kerena itu, sistem akuntansi biaya tradisional dinilai kurang sesuai untuk diterapkan dalam dunia bisnis yang mengalami perkembangan keanekaragaman produk seperti sekarang. Pada saat ini ilmu akuntansi telah sangat pesat berkembang sehingga memiliki metode perhitungan harga pokok produk yang memiliki akurasi tinggi. Metode ini disebut Metode Activity Based Costing. Metode Activity Based Costing merupakan penentuan harga pokok produk yang menelusuri biaya ke produk melalui aktivitasaktivitas yang dilakukan perusahaan. Hal tersebut dikarenakan dalam metode ini diyakini bahwa penyebab dikonsumsinya suatu biaya adalah aktivitas yang dilakukan untuk membuat suatu produk atau jasa. Dengan menggunakan metode Activity Based Costing dapat ditelusuri dengan cermat dan rasional besarnya biaya untuk tiap aktivitas, dimana pembebanan biayanya dibagi menjadi dua tahap yaitu membebankan biaya overhead ke pusat biaya aktivitas dan membebankan biaya overhead ke objek biaya untuk menentukan jumlah biaya sumber daya bagi setiap objek biaya. (Blocher, Chen dan Lin, 2007:223) Aplikasi Metode Activity Based Costing pada perusahaan lazim menunjukkan terdapat selisih harga pokok antara perhitungan dengan Metode Activity Based Costing dengan metode tradisional. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian yang sama dalam kalkulasi harga pokok produksi pada UKM Torakur di Kecamatan Bandungan agar dihasilkan harga pokok produksi yang tepat dan adil untuk masing-masing produk manisan tomat yaitu : Torakur dan Jenang Tomat. Berdasarkan latar belakang dan fenomena penelitian di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah apakah UKM Torakur dalam upayanya untuk memenuhi pasar lokal dan nasional telah menentukan harga pokok produk Torakur dan Jenang Tomat dengan tepat dan adil? ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN...( Lardin Korawijayanti) 123

Penelitian ini bertujuan : 1. Merekam jejak perhitungan harga pokok produk Torakur dan Jenang Tomat berdasarkan metode tradisional sebagaimana dilakukan UKM Torakur. 2. Menghitung harga pokok produk dengan mengaplikasikan Metode Activity Based Costing bagi UKM Torakur pada produk Torakur dan Jenang Tomat. 3. Menganalisis harga pokok produk Torakur dan Jenang Tomat antara Metode Tradisional dengan Metode Activity Based Costing. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh dan menganalisis data yang ada. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan fakta yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upayaupaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Desain penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan data periode lalu. Studi kasus merupakan penelitian dengan karakterisitik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti serta interaksinya dengan lingkungan. Subyek yang diteliti dapat berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secaramendalam mengenai subyek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek tertentu (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:26). Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menghitung Harga Pokok Produksi dengan Activity-Based Costing System adalah sebagai berikut: 1. Rekam jejak perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Sistem Tradisional 2. Menyusun perhitungan Harga Pokok Produksi menurut Activity-Based Costing System. 3. Membandingkan hasil perhitungan Harga Pokok Produksi yang dihitung berdasarkan Sistem Tradisional dengan Harga Pokok Produksi yang dihitung berdasarkan metodeactivity-based Costing System. 4. Menganalisis sistem yang lebih tepat dalam penentuan Harga Pokok Produksi di UKM Torakur. Berikut disajikan bagan alir penelitian pada gambar 2: Rekam jejak HP Tradisional Komparasi HP Tradisional Dengan HP ABC Luaran Penelitian Survey permasalaha UKM - Model H Pokok Yang Tepat dan Adil bagi Torakur dan Jenang Tomat. - Laporan penelitian - Artikel Ilmiah - Publikasi Nasional Studi Literatur Hitung HP ABC Analisis Metode Harga Pokok Gambar 2. Bagan Alir Penelitian 124 TEKNIS Vol. 8, No. 3, Desember 2013 : 122-128

HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Harga Pokok Produk UKM Torakur Dengan Metode Konvensional Ekstrak dan kompilasi biaya produksi pada UKM Torakur selama tahun 2012 disajikan pada tabel 1: Tabel 1. Biaya Produksi UKM Torakur Tahun 2012 Elemen Biaya Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Jumlah (Rp) Biaya Produksi Torakur Biaya Produksi Jenang Tomat 394,260,000 358,418,182 35,841,818 64,920,000 59,018,182 5,901,818 148,685,000 135,168,182 13,516,818 JUMLAH 607,865,000 552,604,545 55,260,455 Sumber : Data UKM Torakur yang diolah Produk akan dibebani biaya berdasarkan unit produk dihasilkan, sehingga hasil perhitungan harga pokok produksi dengan Metode Konvensional akan terlihat pada tabel 2: Tabel 2. Harga Pokok Produksi dengan Methode Konvensional Elemen Biaya Jumlah biaya produksi (Rp) Jumlah hasil produksi (pack) Harga Pokok Produksi / pack Jumlah Produksi Torakur (Rp) Produksi Jenang Tomat (Rp) 607,865,000 552,604,545 55,260,455 71,720 65,200 6,520 8,475.53 8,475.53 8,475.53 Sumber :Data UKM Torakur yang diolah Hasil perhitungan harga pokok produksi dengan Metode Konvensional menunjukkan bahwa harga pokok antara produk Torakur dengan produk Jenang Tomat adalah sama yaitu sebesar Rp 8.475,53 setiap pack, yaitu seberat 0,25 kg. Perhitungan Harga Pokok UKM Torakur dengan Metode Activity Based Costing (ABC) Metode ini akan digunakan untuk menghitung 2 produk dari UKM Torakur. Dalam menghitung harga pokok dengan Activity Based Costing terdapat dua tahapan dalam menghitung harga pokok tiap produk, yaitu: Tahap Pertama Dengan identifikasi aktivitas dan perhitungan mendetail tentang biaya yang diserap pada seluruh aktivitas pada UKM Torakur, maka disajikan jumlah keseluruhan biaya yang diserap pada keseluruhan aktivitas yang diperlukan untuk mewujudkan produk Torakur dan Jenang tomat seperti disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Tingkat Aktivitas, Jenis dan Jumlah Biaya Tingkat Aktivitas Jenis Biaya Jumlah Biaya (Rp) Unit Level Activity Biaya bahan baku 394,260,000 Unit Level Activity Biaya Tenaga Kerja 64,920,000 Unit Level Activity Biaya Persiapan Perebusan 1,530,000 Unit Level Activity Biaya Perebusan 12,000,000 Unit Level Activity Biaya Penjemuran 9,750,000 Unit Level Activity Biaya Pembentukan 5,255,000 Unit Level Activity Biaya Pengemasan 89,650,000 Facility Sustaining Activity Biaya Depresiasi Aktiva 21,000,000 Product Sustaining Activity Biaya Pemasaran 9,500,000 JUMLAH 607,865,000 Sumber : Data UKM Torakur yang diolah Berdasarkan perhitungan, maka dapat diketahui bahwa biaya yang dibebankan pada produk torakur dan jenang tomat terlihat pada tabel 4 sebagai : Tabel 4. Rekapitulasi Total Biaya Dibebankan pada Tiap Jenis Produk UKM Torkur Jenis Jasa Biaya Dibebankan Torakur 547,817,336.20 Jenang Tomat 60,052,696.04 Jumlah 607,870,032.24 Sumber: Data UKM Torakur yang diolah Perhitungan Harga Pokok ABC Masing- Masing Produk Perhitungan harga pokok ABC masing-masing produk dapat dihitung dengan cara membagi jumlah biaya yang dibebankan pada tiap jenis produk dengan torakur dan jenang tomat yang dihasilkan dalam satuan pack atau per 0.25kg.. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 5. Perhitungan Harga Pokok ABC Masing-Masing Produk UKM Torakur Jenis Jasa (1) Biaya Dibebankan (2) Jumlah Kilogram (3) Harga Pokok per Kg (4)= (2) (3) Torakur 547,817,336.20 65,200 8,402.11 Jenang Tomat 60,052,696.04 6,520 9,210.54 Sumber: Data UKM Torakur yang diolah PEMBAHASAN Untuk mencapai tujuan penelitian, maka dilakukan analisis komparasi antara hasil perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan metode Konvensial dengan harga pokok menurut Metode Activity Based Costing. Tabel 6 memperihatkan komparasi antara kedua metode harga pokok. ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN...( Lardin Korawijayanti) 125

Tabel 6. Komparasi Harga Pokok Metode Konvensional dengan Metode Activity Based Costing (ABC). Produk Metode Konvensional Metode ABC Selisih Harga Pokok Torakur 8,475.53 8,402.11 73.42 Jenang Tomat 8,475.53 9,210.54 (735.01) Selisih Harga Pokok 0 (808.43) Sumber: Data UKM Torakur yang diolah Perbandingan harga pokok produk Torakur dan Jenang tomat antara metode Harga Pokok Konvensional dengan Metode Activity Based Costing, memperlihatkan hal-hal sebagai berikut : Pada Metode Konvensional antara produk Torakur dengan Jenang Tomat tidak terdapat perbedaan harga pokok.kedua produk tersebut sama-sama memiliki harga pokok Rp 8,475.53.Penyebab hal ini adalah karena kedua produk dibebani biaya berdasarkan unit yang dihasilkan dengan proporsi torakur dan jenang tomat adalah 10 : 1. Semua jenis biaya dibebankan kepada kedua produk tanpa melihat apakah suatu produk mengkonsumsi biaya tersebut ataupun tidak. Kelemahan dari pembebanan dengan metode ini, produk tidak dibebani biaya dengan secara adil.produk torakur yang tidak mengkonsumsi biji wijen tetap dibebani biaya pemakaian wijen sebanyak torakur yang dihasilkan.hal ini berarti pembebanan pemakaian biji wijen terbesar justru pada produk torakur, yang tidak menggunakan biji wijen sama sekali. Metode Activity Based Costing jika diterapkan pada UKM Torakur memperlihatkan harga pokok yang berbeda antara Torakur dan Jenang tomat. Torakur memiliki harga pokok Rp8.402,11dan Jenang Tomat memiliki harga pokok Rp 9.210,54. Terdapat selisih perbedaan Rp 808,43 lebih besar pada jenang Tomat. Perbedaan ini disebabkan konsumsi sumberdaya yang berbeda pada aktivitas pembentukan produk.pada aktivitas pembentukan manisan tomat menjadi torakur, tidak ada konsumsi biaya wijen. Sedangkan pada pembentukan jenang tomat, sebelum jenang dibungkus dengan plasik, produk digulingkan dulu pada hamparan biji wijen.perbedaan konsumsi sumberdaya ini menjadikan adil jika jenang tomat memiliki harga pokok yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga pokok torakur. Komparasi antara metode Harga Pokok Konvensional dengan Metode ABC pada produk torakur memperlihatkan perbedaan harga pokok sebesar Rp 73,42. Hal ini disebabkan penentuan harga pokok dengan Metode ABC tidak membebankan produk dengan dasar pembebanan yang sama kepada seluruh produk (misal dengan unit dihalilkan), tetapi Metode ABC membebankan produk berdasarkan pada sumberdaya yang dikonsumsi aktivitas-aktivitas yang terjadi selama siklus kehidupan produk (product life cycle). Dari aktivitas perolehan bahan baku sampai dengan aktivitas pemasaran semuanya dibebankan kepada produk dengan menggunakan pemicu biaya (cost driver) yang tepat dan rasional. Sedangkan pada metode konvensional produk dibebani biaya hanya dengan satu pemicu biaya yaitu unit produk dihasilkan dari torakur dan jenang dalam satuan pack masingmasing seberat 0,25 kg. Sedangkan pada produk Jenang Tomat, komparasi penggunaan Metode harga Pokok Konvensional dengan metode ABC memperlihatkan selisih Rp 735,01 lebih besar pada jenang tomat dari pada torakur. Harga pokok jenang tomat pada metode konvensional sebesar Rp 8.475,53 sedangakan dengan metode ABC sebesar Rp 9.210,54.Hal ini disebabkan oleh dasar pembebanan yang berbeda dan oleh keadilan pembebanan atas sumberdaya yang diserap oleh suatu aktivitas. Pada metode konvensional, jenang tomat dibebani biaya hanya sebesar 10 % dari biaya penggunaan biji wijen, sedangkan 90 % justru dibebankan kepada torakur yang sebenarnya tidak menggunakan biji wijen sama sekali. Sedangkan pada metode ABC, jenang tomat memiliki harga pokok sebesar Rp 9.210,54 per pack karena pada kenyataannya hanya jenang tomat yang mengkonsumsi secara penuh biaya penggunaan biji wijen selama memasuki aktivitas pembentukan jenang tomat.sehingga tepat dan adil jika harga pokok jenang tomat lebih besar dari torakur karena jenang tomat mengkonsumsi lebih banyak sumberdaya pada aktivitas pembentukan. KESIMPULAN Kesimpulan Pemecahan Masalah Penelitian Dari hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut : 1. UKM Torakur tidak pernah menghitung harga pokok produk baik menggunakan Metode Harga Pokok Konvensional (Tradisional) maupun Metode Activity Based Costing (ABC). 2. UKM Torakur hanya menetapkan bahwa harga jual produk, baik produk Torakur maupun 126 TEKNIS Vol. 8, No. 3, Desember 2013 : 122-128

Jenang Tomat adalah sebesar Rp 12.500,- tanpa melihat apakah pada saat itu harga tomat sedang sangat tinggi atau sedang sangat murah. 3. Pada Metode Konvensional antara produk Torakur dengan Jenang Tomat tidak terdapat perbedaan harga pokok. Kedua produk tersebut sama-sama memiliki harga pokok Rp 8,475.53 per kg. Penyebab hal ini adalah karena kedua produk dibebani biaya berdasarkan unit yang dihasilkan dengan proporsi torakur dan jenang tomat adalah 10 : 1. 4. Metode Activity Based Costing jika diterapkan pada UKM Torakur memperlihatkan harga pokok yang berbeda antara Torakur dan Jenang tomat. Torakur memiliki harga pokok Rp8.402,11dan Jenang Tomat memiliki harga pokok Rp 9.210,54. Terdapat selisih perbedaan Rp 808,43 lebih besar pada jenang Tomat karena Jenang Tomat menggunakan biji wijen dalam salah satu aktiviras produksinya. 5. Komparasi antara Metode Harga Pokok Konvensional dengan Metode ABC pada produk torakur memperlihatkan perbedaan harga pokok sebesar Rp 73,42. Hal ini disebabkan penentuan harga pokok dengan Metode ABC tidak membebankan produk dengan dasar pembebanan yang sama kepada seluruh produk (misal dengan unit dihalilkan), tetapi Metode ABC membebankan produk berdasarkan pada sumberdaya yang dikonsumsi aktivitas-aktivitas yang terjadi selama siklus kehidupan produk (product life cycle). 6. Pada produk Jenang Tomat, komparasi penggunaan Metode harga Pokok Konvensional dengan metode ABC memperlihatkan selisih Rp 735,01 lebih besar pada jenang tomat dari pada torakur. Harga pokok jenang tomat pada metode konvensional sebesar Rp 8.475,53 sedangakan dengan metode ABC sebesar Rp 9.210,54. Hal ini disebabkan oleh dasar pembebanan yang berbeda dan oleh keadilan pembebanan atas sumberdaya yang diserap oleh suatu aktivitas. Implikasi Manajerial Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan bahan pertimbangan dan penentuan kebijakan bagi UKM Torakur pada saat : 1. Memilih metode harga pokok produk yang paling tepat dan paling adil bagi produk Torakur dan Jenang Tomat. 2. Menentukan harga jual yang tepat pada produk-produk yang dihasilkan. 3. Merencanakan laba jangka pendek maupun jangka panjang atas hasil produksi UKM. 4. Merencanakan jumlah produksi yang diinginkan UKM Torakur setiap tahunnya. 5. Melakukan inovasi dalam menentukan seberapa banyak torakur setengah jadi akan disimpan pada saat tomat panen raya, dan seberapa banyak manisan setengah jadi akan diproses lanjut untuk dijual. 6. Bersaing dengan pesaing produk sejenis maupun produk makanan lain yang tidak sejenis, tetapi menjadi pasaing pada saat didisplay/dipajang di toko oleh-oleh disekitar daerah wisata Bandungan, kota Ungaran dan kota-kota lain di Indonesia yang menjual produk UKM Torakur. DAFTAR PUSTAKA Ade Sandi, 2012,Data Potensi Ungulan DaerahKabupaten Semarang, Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang Ariefyanto, Irwan M, Oleh-oleh Kabupaten Semarang, Republika.co.id Blocher, Chen dan Lin; Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta. Davis Postharvest Technology Research and Information Center Edward J Blocher, Kung H Chen, dan Thomas Lin. 2007. Manajemen Biaya Penekanan Strategis. Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat. Gorys Keraf. 2004. Komposisi. Ende Flores : Nusa Indah. Hansen, Don R and Maryanme, M.Mowen. 2000. Manajemen Biaya. Edisi 1.Jakarta : Salemba Empat Kader, A.A, 1993. Postharvest Handling. In: Preece, J.E. and Read, P.E., The Biology Horticulture- An Introductory Textbook. New York: John Wiley & Sons. pp. 353-377. Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia, 2010, Pemetaan Potensi Ekonomi Daerah Koridor Wilayah Jawa Tengah Lisa Kitinoja dan Adel A. Kader, Juli 2002, Praktik-praktik Penanganan Pascapanen Skala Kecil: Manual untuk Produk Hortikultura (Edisi ke 4), University of California, ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN...( Lardin Korawijayanti) 127

Marsmiati, 2011, Peranan Metode Activity-Based Costing System Dalam Menentukan Harga Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (Jenius),Vol. 1 No. 1 Marzuky. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta : BPFE UII Mulyadi. 2009, Akuntansi Biaya. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Ningsih, 2012, Potret Pertanian di Kawasan Lereng Gunung Ungaran Ratna Wijayanti, 2011, Penerapan Activity-Based Costing SystemUntuk Menentukan Harga Pokok Produks Pada Pt. Industri Sandang NusantaraUnit Patal Secang SkripsiFakultas Ilmu Sosial Dan EkonomiUniversitas Negeri Yogyakarta Ray H.Garrison, Eric W.Noreen, Peter C.Brewer. 2006, Akuntansi Manajerial, Edisi11. Jakarta : Salemba Empat. Rifqi Farwan, 2012, Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC) Pada Pt. Cahaya SaktiFurintraco, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Soeratno dan Lincolin Arsyad. 2008. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Binis, Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Sulastiningsih dan Zulkifli. 1999, Akuntansi Biaya. Yogyakarta : UPP AMK YKPN. Supriyono. 2002. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk Teknologi Maju dan Globalisasi.Yogyakarta : BPFE. William K.Carter. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Jakarta: Salemba Empat. 128 TEKNIS Vol. 8, No. 3, Desember 2013 : 122-128