BAB I PENDAHULUAN. terhadap investasi dalam bentuk saham. Saham merupakan salah satu modal bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari nilai perusahaan, jika harga saham meningkat, maka nilai perusahaan pun ikut

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi perusahaan di Indonesia sangat sulit didapatkan, sekalipun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar sehingga dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. efektif dalam menunjang pertumbuhan perusahaan, karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang sudah go public nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana

Pengaruh Perubahan Informasi Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. masa kelabu bagi pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok ke

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi. Salah satunya adalah sebagai alat untuk memprediksi keuntungan (return)

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perekonomian Indonesia. Globalisasi dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal adalah saham. (Ardhitiani 2011:1)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadinya penurunan perekonomian di suatu negara. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber dan alternatif bagi perusahaan disamping bank. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham merupakan pengekspresian dari earning multipliers untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Ada beberapa faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin kompleks pula aktivitas bisnisnya. Jika usaha atau bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia dan negara-negara berkembang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. tepat sebagai tujuan suatu perusahaan sebab memaksimumkan nilai sekarang dari

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai

WIDIYARTI B

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya suatu perusahaan salah satunya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sunariyah (2011:5) Sunariyah (2011:49). Fahmi (2012:86)

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang biasanya digunakan semakin susah untuk diperoleh. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri manufaktur semasa krisis global lalu tahun termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di era globalisasi ini memiliki pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini banyak perusahaan maupun perorangan yang tertarik terhadap investasi dalam bentuk saham. Saham merupakan salah satu modal bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya.seseorang yang membeli saham disebut sebagai investor, apabila investor tersebut ingin membeli saham suatu perusahaan harus ke pasar modal. Pasar modal merupakan tempat jual belinya saham perusahaan. Pasar modal yang ada di Indonesia salah satunya adalah BEI (Bursa Efek Indonesia) yang berskala nasional. Bila investor akan berinvestasi di pasar modal maka memerlukan pertimbangan- pertimbangan yang matang dengan informasi yang akurat dan sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana eratnya hubungan variabel-variabel yang menjadi penyebab naik turunnya harga saham perusahaan yang akan dibeli di pasar modal. Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah.(http://idx.co.id). Pada kenyataanya, sudah menjadi fenomena umum bahwa harga saham bisa naik ataupun turun dikarenakan hal tertentu bisa dari internal perusahaan 1

2 tersebut maupun faktor eksternal. Pada tahun 2008 terjadi krisis di Amerika karena gagalnya pembayaran hutang sehingga berdampak pula pada kawasan Asia seperti yang dikutip dari http://www.teguhhidayat.com/2011/08/sejarah-krisisekonomi-amerika.html tanggal 09/12/2012 adalah sebagai berikut : Pada tahun 2008, IHSG hanya turun hingga setengahnya, sebelum kemudian menguat kembali dan mencapai posisi pada saat ini. Adapun fenomena lainnya mengenai IHSG, seperti yang dikutip dari http://indonesiafinancetoday.comtanggal 09/12/2012 adalah sebagai berikut: Kinerja indeks LQ 45 pada semester I 2012 cenderung lebih rendah dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sepanjang semester I 2012, indeks LQ 45 hanya naik 0,19% lebih rendah dibandingkan IHSG yang naik 3,96%. Jika dicermati dari 2009 hingga 2012, kinerja indeks LQ 45 tidak selalu linear dengan IHSG. Padahal, indeks LQ 45 dan saham-saham yang terdaftar didalamnya banyak digunakan pelaku pasar sebagai acuan untuk membuat produk, misalnya dipakai manajer investasi membuat produk reksadana. Selain fenomena di atas terdapat lima saham yang masuk ke indeks LQ 45 karena mempunyai fundamental yang baik seperti yang dikutip dari http://www.indonesiafinancetoday.com tanggal 09/12/2012 adalah sebagai berikut: Lima saham baru yang masuk dalam daftar LQ 45 memiliki fundamental baik. Menurut Departemen Riset IFT, empat emiten diantaranya memiliki fundamental kuat karena rasio imbal hasil terhadap ekuitas atau return on equity(roe) lebih tinggi dibanding industri, sehingga saham-saham tersebut

3 layak untuk diperhatikan. Lima saham yang ditetapkan Bursa Efek Indonesia masuk dalam daftar LQ 45 adalah saham PT Bank Bukopin Tbk (BBKP), PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR), PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), PT Charoen Phokphand Tbk (CPIN), dan PT Gadjah Tunggal Tbk (GJTL). Kelima saham ini akan menjadi bagian penggerak utama indeks LQ 45 dalam enam bulan ke depan. Pada indeks LQ 45 ini terdapat 45 perusahaan, yang setiap enam bulan sekali terjadi perubahan anggota emitem. Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa Bank Jabar masuk ke dalam indeks LQ 45 karena dinilai likuid dan transaksinya cukup besar. Masuknya saham BJB ke dalam jajaran 45 saham pilihan ini tentunya menjadi sentiment positif bagi pemodal yang ingin berinvestasi. Hal tersebut dikatakan oleh Sekretaris Perusahaan Bank BJB, Toto Susanto. Indeks LQ 45 terdiri dari saham terpilih dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar tinggi. Masuknya BJB ke LQ 45 membawa keuntungan bagi perusahaan maupun investor, katanya kepada Bisnis, kemarin. (http://www.harianberita.com). Dalam indeks LQ 45 ini selain ada perusahaan yang masuk pasti ada perusahaan yang keluar, seperti yang dikutip dari http:///www.inilah.comsebagai berikut: Dengan mengutip keterangan resmi BEI, Rabu (25/7/2012). Kelima saham yang harus keluar dari indeks LQ 45 adalah saham PT Bank Tabungan Negara (BBTN), saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), saham PT Gajah

4 Tunggal Tbk (GJTL), saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). PT Gajah Tunggal Tbk pada awal tahun 2011 masuk ke dalam indeks LQ 45 tetapi sekarang keluar dari indeks ini karena kinerja PT Gajah Tunggal ini melempem di kuartal pertama tahun ini. Dalam tiga bulan pertama di 2012, produsen ban ini hanya mencetak laba bersih konsolidasi sejumlah Rp 254,27 miliar. Jumlah tersebut lebih rendah 23% dibanding pencapaian laba di periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 331,71 miliar. Keuntungan perusahaan menyusut meskipun penjualan bersih meningkat sekitar 8,6% menjadi Rp 3,146 triliun di akhir Maret tahun ini. Manajemen GJTL dalam laporan keuangan yang dirilis senin (30/4) menyebut, laba kotor pun tercatat masih naik sebesar 30%, meski beban pokok penjualan ikut bertambah sekitar 5%. GJTL juga menderita kerugian dari operasional lainnya sebesar Rp 7,56 miliar di triwulan pertama 2012. Penurunan laba itu menyebabkan laba bersih per saham dasar atau earning per share (EPS) GJTL pun tergerus menjadi Rp 73 per saham, dari semula Rp 95 per saham. (http://www.investasi.kontan.co.id) PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada semester I-2012 ini mengalami penurunan laba bersih hingga 92,2% menjadi hanya sebesar Rp 106,84 miliar dibanding capaian periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,36 triliun. Hal ini membuat laba bersih per saham turun drastis 91,95% dari Rp 87 menjadi Rp 7 per saham. Padahal perseroan berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan 31,03% menjadi Rp 11,02 triliun dari sebelumnya Rp 8,41 triliun. Akan tetapi beban pokok pendapatan juga naik 35,47% dari Rp 7,5 triliun menjadi

5 Rp 10,16 triliun. Beban usaha juga ikut naik dari Rp 577,28 miliar menjadi Rp 646,32 miliar. Aset KRAS tercatat naik dari Rp 21,51 triliun menjadi Rp 23,18 triliun. Kas dan setara kas turun menjadi Rp 3,43 triliun dari sebelumnya Rp 3,47 triliun. Setelah mengalami kerugian bersih beruntun selama 3 tahun (2009, 2010, 2011), PT Delta Dunia Makmur Tbk di kuartal 1 tahun 2012 masih terus membukukan kerugian bersih sebesar 96 Milyar rupiah. Berikut tabel mengenai kerugian PT Delta Dunia Makmur Tbk sebagai berikut: Tabel 1.1 PT Delta Dunia Makmur Tbk Kuartal 1 ( per 31 Maret) Dalam Rupiah 2012 2011 2010 Aset 10.998.757.000.000 10.802.662.000.000 7.478.256.000.000 Hutang 10.085.209.000.000 9.864.475.000.000 7.501.451.000.000 Modal 913.548.000.000 938.187.000.000-23.195.000.000 Pendapatan 1.740.705.000.000 1.550.791.000,000 - Laba Operasi 113.040.000.000 175.735.000,000 - Laba Bersih -95.905.000.000 164.875.000.000 - EPS -11.77 24.28 Sumber :http://www.sahamok.com Di lihat dari fenomena di atas, sepertinya tidak selamanya kegiatan dalam menjalankan suatu usaha bagi perusahaan itu berjalan mulus. Banyak hal yang membuat kinerja dalam menghasilkan laba yang naik mempunyai banyak kendala-kendala tersendiri. Setiap perusahaan mengalami banyak kendala yang berbeda- beda. Begitu pula cara pemecahan masalahnya pun berbeda, ada dengan menerbitkan saham untuk memperoleh dana untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Tetapi terkadang bila perusahaan sedang mengalami kendala dalam

6 hal laba, ini akan berpengaruh terhadap investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Investor akan berpikir berulang kali bila akan membeli saham di perusahaan tersebut, karena hal yang utama bagi investor adalah laba yang tinggi agar mereka mempunyai dividen yang tinggi. Seperti yang terjadi pada kasus BUMI yang banyak mengalami kendala karena terlambat membayar obligasi. Hal tersebut diakibatkan buruknya kinerja fundamental serta gagal membayar hutang yang telah jatuh tempo. Seperti yang dikutip dari http://economy.okezone.comtanggal 24/11/2012 adalah sebagai berikut :.kini saham Bakrie Group mengalami masa sulit. Hal ini bisa dilihat dari salah satu perusahaan miliknya, seperti BUMI yang sahamnya terus anjlok, BTEL yang sempat diberhentikan perdagangannya karena telat melakukan pembayaran obligasi. Laporan keuangan BRMS yang mengalami penurunan, ditambah masalah global seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi di China yang memangkas outlook sektor batu bara Indonesia sehingga memaksa perusahaan produsen batu bara untuk mengurangi output dan memangkas biaya.kondisi ini juga diperburuk dengan beberapa berita negatif yang menyebabkan harga saham Bakrie terus mengalami penurunan seperti kabar tentang default atau potensi gagal bayar hutang Grup Bakrie senilai Rp7,1 triliun yang baru-baru ini kembali menjadi perbincangan karena dhubungkan dengan berita divestasi saham PT Newmont. Selain itu, adanya imbauan untuk menjauhi saham Bakrie seperti yang dikatakan dalam riset harian MNC Securities pada 7 September 2012, "Diimbau kepada seluruh nasabah untuk menjauhi alias AVOID saham di bawah Bakrie Group akibat buruknya kinerja fundamental serta

7 besarnya hutang terlebih gagal bayar utang Bakrie Group senilai Rp7,1 triliun," ungkap analis Senior Lin Che Wei dalam risetnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Rp3,000 Rp2,500 Rp2,000 Rp1,500 Rp1,000 Rp500 Rp0 Harga Saham Harga Saham Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Harga Saham BUMI Secara Bulanan Tahun 2012 Sumber : http://economy.okezone.com Grafik di atas menunjukkan adanya penurunan harga saham di PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Pada awal tahun 2012 tepatnya tanggal 2 Januari 2012 harga saham BUMI berada di level Rp 2.550. Artinya, harga saham ini sudah turun sebesar 304,76 %. Bahkan, jika dibandingkan dengan harga tertinggi saham ini pada tahun 2008, Rp 8.550 (12 Juni 2008), berarti saham ini sudah anjlok 1.257%. Adapun fenomena mengenai anjloknya harga saham BUMI seperti yang dikutip dari http://www.tempo.co/read/news/2012/09/21/088431041/saham- Bakrie-Bebani-Indeks tanggal 29/11/2012 adalah sebagai berikut:..adapun saham Bumi Resources di BEI juga tergolong fenomenal. Ibarat roller coaster, saham milik kelompok grup Bakrie ini pada tahun 2006

8 masih berkisar Rp740, hanya dalam dua tahun naik signifikan menjadi Rp8.100, atau naik lebih dari 900 persen Selanjutnya, saham primadona di era 2007 ini merosot 95,2 persen pada tahun 2008, dari level Rp8.100 menjadi Rp385 pada tahun 2009. Tidak sedikit investor yang menjadi korban fluktuasi saham Bumi. Setelah membaik hingga level Rp3450 pada tahun 2011, kini saham Bumi kembali membuat drama karena dalam sepanjang tahun 2012 terus merosot mencapai 74 persen. Harga saham BUMI semakin anjlok karena tidak mampu membayar hutang yang telah jatuh tempo. Salah satu variabel yang harus dipertimbangkan oleh para investor sebelum membeli saham maka diperlukan suatu analisis mengenai rasio keuangan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang keuangan akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang. Sehingga, dengan analisis keuangan ini dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh seorang businessenterprise. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Tita Deitiana yang berjudul Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, dan Dividen Terhadap Harga Saham. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa besarnya variasi variabel harga saham yang bisa dijelaskan oleh variasi variabel pertumbuhan penjualan, profitabilitas, likuiditas, dan dividen adalah sebesar 11,3%, sedangkan sisanya 88,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model ini. Dilihat dari signifikansi hanya variabel profitabilitas yang ada pengaruh terhadap harga saham sebesar 0,001.

9 Penelitian Tri Suciyati yang berjudul Pengaruh ROA, ROE, NPM, EPS, dan EVA Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel EPS dan EVA yang signifikan dan berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian Ina Rinati yang berjudul Pengaruh NPM, ROA, dan ROE Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Tercantum dalam Indeks LQ 45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak (simultan) variabel NPM, ROA, dan ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara parsial (masing-masing) hanya ROA yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Dilihat dari hasil penelitian sebelumnya, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap variabel independen dan dependen yang sama, dikarenakan terjadi perbedaan antara hasil penelitian sebelumnya. Permasalahan harga pasar saham merupakan masalah yang penting yang akan berpengaruh terhadap likuiditas sekuritas di pasar sekunder, sehingga menarik untuk diteliti kembali. Berdasarkan uraian fenomena di atas, maka penulis mengambil penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Terhadap Harga Saham (Suatu Studi pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

10 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan beberapa masalah dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana rasio likuiditaspada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagaimana rasio profitabilitasberdasarkan Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, Economic Value Added, Earning Per Share pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagaimana rasio pertumbuhanpada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Bagaimana harga saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa efek Indonesia. 5. Seberapa besar pengaruh rasio likuiditas, profitabilitasnet Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, Economic Value Added, Earning Per Share, dan pertumbuhanterhadap harga saham secara parsial dan simultan pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengelola data dan menganalisis kemudian ditarik kesimpulan, guna memberikan gambaran tentang Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, dan Pertumbuhan terhadap Harga Saham, dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan. Selain itu, untuk membandingkan antara teori yang telah dipelajari oleh penulis di bangku perkuliahan dengan kenyataan yang ditemui di lapangan.

11 1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui rasio likuiditaspada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui rasio profitabilitas berdasarkannet Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, Economic Value Added, Earning Per Share pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui rasio pertumbuhanpada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui harga saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas berdasarkan Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, Economic Value Added, Earning Per Share, dan pertumbuhan terhadap harga saham secara parsial dan simultan pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu secara praktis dan teoritis yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1.4.1 Kegunaan Teoritis Penulis sangat berharap hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sarana penambahan ilmu serta pemahaman mengenai rasio keuangan serta pengaruhnya terhadap harga saham.

12 1.4.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini merupakan suatu hal yang dapat menimbulkan manfaat bagi penulis, bagi perusahaan, maupun bagi pembaca pada umumnya. Adapun manfaat-manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis a. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Bidang Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan mengenai metode penelitian yang menyangkut masalah akuntansi manajemen keuangan pada umumnya, serta perbandingan antara rasio likuiditas, profitabilitas, pertumbuhandan harga saham pada khususnya berdasarkan teori-teori yang diperoleh dari hasil kuliah dan mengaplikasikannya pada kenyataan bisnis. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan yang akan membeli saham untuk mempertimbangkan rasio keuangan lainnya, agar tidak salah langkah dalam menginvestasikan modalnya. 3. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu, berbagi ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruhrasio likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan terhadap harga saham serta untuk menjadikan bahan masukan dan informasi guna melakukan penelitian selanjutnya.

13 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada perusahaanperusahaan yang masuk ke dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data sekunder yang tersedia di Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Bursa Efek Indonesia di Jalan Veteran No.10 Bandung, dan website www.idx.co.id. Waktu penelitian dari bulan Desember 2012 - Februari 2013.