KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN LINDUNG MENJADI KAWASAN BUDIDAYA

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

6 PERTIMBANGAN KAWASAN KARST DALAM PENYUSUNAN ZONASI TNMT

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. berbeda (Riyadi, 2002) dalam Ishak, Marenda 2008.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Kebutuhan tersebut terkait untuk pemenuhan kebutuhan hidup

19 Oktober Ema Umilia

BAB I PENDAHULUAN. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN YANG BERKELANJUTAN DI PULAU BUNAKEN MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sedang digalakkan oleh pemerintah dan merupakan andalan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I. PENDAHULUAN A.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

DAMPAK PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN PAAL DUA MANADO

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu unsur penting yang mendukung kehidupan di alam

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendahuluan 1. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di

BAB I. PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan menyebabkan bertambahnya kebutuhan hidup,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

BAB I PENDAHULUAN. Lahan adalah bagian dari sumber daya alam yang makin terbatas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumberdaya alam yang terdapat di suatu wilayah pada dasarnya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir ini, pariwisata menjadi sebuah kegiatan yang

PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN. Oleh : Dede Sugandi *), Jupri**)

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

WALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

Transkripsi:

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN LINDUNG MENJADI KAWASAN BUDIDAYA (Studi Kasus: Kawasan sekitar Danau Laut Tawar, Aceh Tengah) TUGAS AKHIR Oleh: AGUS SALIM L2D 002 383 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

ABSTRAK Danau Laut Tawar merupakan salah satu danau yang berpotensi untuk dikembangkan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, terletak pada ketinggian 1.500 meter diatas permukaan laut yang terbentang di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Bintang, Kecamatan Kebayakan dan Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. Keberadaan danau tersebut memberikan manfaat dalam hal sebagai sumber air, pembangkit tenaga listrik, irigasi, perikanan, wisata, dan lain sebagainya. Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Danau Laut Tawar Tahun 2004-2013, peruntukan lahan kawasan sekitar Danau Laut Tawar disesuaikan dengan karakteristik fisik kawasan yang terdiri dari kemampuan dan kesesuaian lahan, sehingga direkomendasikan bahwa peruntukan lahan di kawasan sekitar Danau Laut Tawar diklasifikasikan dalam jalur preservasi dan konservasi dengan tujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup dan meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim tumbuhan serta fauna yang ada pada kawasan tersebut. Kawasan sekitar Danau Laut Tawar merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama sebagai lokasi perlindungan terhadap sumber daya alam, sumber daya buatan, dan nilai budaya serta sejarah yang tinggi. Di dalam kawasan ini tidak diperkenankan adanya aktivitas atau kegiatan budidaya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindung kecuali bangunan khusus yang dipergunakan untuk lebih meningkatkan fungsi lindung. Dari Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Tengah tahun 1994 dan Peta Rupa Bumi Indonesia tahun 2004 tercatat bahwa kawasan lindung sekitar Danau Laut Tawar mengalami perubahan penggunaan lahan yang disebabkan oleh adanya perkembangan aktivitas budidaya seperti permukiman, perkebunan, perladangan liar, penebangan hutan, dan pembakaran hutan. Berkembangnya beragam aktivitas terhadap penggunaan lahan kawasan lindung sekitar Danau Laut Tawar tersebut berpengaruh terhadap penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan danau yang langsung maupun tidak langsung akan berdampak kehidupan manusia. Seperti akhir-akhir ini seringnya terjadi Illegal Logging dan pembakaran hutan di sekitar kawasan menyebabkan lahan menjadi kritis sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap menurunnya debit air danau. Tercatat bahwa permukaan air danau dari tahun ke tahun secara konstan bergerak turun, pada tahun 2000 penurunan permukaan air Danau Laut Tawar sudah mencapai 1,5 M (Bapedalda Aceh Tengah, 2000). Disisi lain, rusaknya vegetasi yang berfungsi sebagai penyerap air hujan di sekitar kawasan juga berpengaruh terhadap frekuensi terjadinya erosi dan longsor pada beberapa bagian tanah yang menutupi badan jalan di sekitar Kawasan Danau Laut Tawar tersebut. Melihat fenomena yang terjadi diatas, studi ini bertujuan untuk mengkaji faktor utama yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan kawasan lindung menjdi kawasan budidaya di kawasan sekitar Danau Laut Tawar. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam studi ini digunakan pendekatan analisis super impose peta time series penggunaan lahan untuk mengetahui luas dan distribusi spasial perubahan penggunaan lahan kawasan lindung menjadi kawasan budidaya di kawasan sekitar Danau Laut Tawar selama kurun waktu 10 tahun terakhir (tahun 1994-2004) dan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis korelasi untuk menentukan faktor utama yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan kawasan lindung menjadi kawasan budidaya di kawasan sekitar Danau Laut Tawar. Melalui pendekatan diatas, maka hasil studi yang didapat dalam penelitian ini yaitu distribusi perubahan penggunaan lahan kawasan lindung menjadi kawasan budidaya di Kawasan sekitar Danau Laut Tawar secara periodik dari tahun 1994 sampai tahun 2004 telah mengalami perubahan luas sebesar 2.427 Ha, dimana tingkat perubahan penggunaan lahan terbesar terjadi dari kawasan lindung menjadi kawasan budidaya perkebunan kopi dengan luas perubahan mencapai 1.172 Ha. Distribusi perubahan penggunaan lahan terjadi di 16 desa, Desa Linung Bulen Kecamatan Bintang merupakan desa yang mengalami perubahan penggunaan lahan paling besar dengan luas perubahan mencapai 1.322 Ha. Sedangkan faktor utama yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan kawasan lindung menjadi kawasan budidaya di Kawasan sekitar Danau Laut Tawar yaitu faktor aktivitas perkebunan kopi pada sub variabel luas lahan perkebunan dengan kontribusi tingkat perubahan mencapai 71,06%. Berdasarkan hasil temuan ini nantinya dapat dijadikan sebagai rekomendasi terhadap Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah untuk meningkatkan pengelolaan fungsi kawasan Danau Laut Tawar sebagai kawasan lindung yang berwawasan lingkungan Keywords : Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya, Penggunaan Lahan, Perubahan Pengunaan Lahan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan sekitar danau/ waduk merupakan salah satu kawasan yang harus dilindungi melalui Peraturan Daerah dengan tujuan untuk melindungi danau/ waduk tersebut dari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian fungsi danau/ waduk (Karmisa, 1990). Menurut Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung, pasal 18 menyatakan bahwa kawasan lindung sekitar danau adalah daratan sepanjang tepi danau/ waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/ waduk antara 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Ruang daratan di kawasan danau adalah wadah tempat manusia, flora, fauna hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidup di sepanjang tepi danau yang mempunyai fungsi sebagai daerah tangkapan air dan sebagai daerah pelindung kestabilan eutrofikasi danau. Keberhasilan pelestarian dan pengelolaan sumberdaya alam akan menjadi kunci untuk terpenuhinya harkat hidup seluruh masyarakat (Sugandhy, 1992). Danau Laut Tawar merupakan salah satu danau yang berpotensi untuk dikembangkan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, terletak pada ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut yang terbentang di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Bintang, Kecamatan Kebayakan dan Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. Danau Laut Tawar dengan luas mencapai ± 5.671 Ha merupakan salah satu potensi wisata unggulan dan dalam sistem pembagian kawasan pariwisata yang mengacu pada pertimbangan kesesuaian lahan dan struktur tata ruang Kabupaten Aceh Tengah yang telah ada, ditetapkan sebagai Zona wisata A di Kabupaten Aceh Tengah (RIPP Daerah Kabupaten Aceh Tengah). Keunikan dan keindahan alamnya memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah ini. Selain fungsi wisata, keberadaannya memberikan manfaat dalam hal sebagai sumber air, pembangkit tenaga listrik, irigasi, perikanan, dan lain sebagainya. Berdasarkan Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Tengah Tahun 1994 dan Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 2004 diketahui bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di Kawasan sekitar Danau Laut Tawar telah terjadi perubahan penggunaan lahan dari kawasan lindung menjadi kawasan budidaya yang disebabkan oleh beberapa aktivitas dominan masyarakat seperti; aktivitas permukiman, pertanian, perladangan, dan perkebunan. Disamping itu, munculnya aktivitas pariwisata juga mulai merambah pada Catchment Area di sekitar Kawasan Danau Laut Tawar yang dinilai tidak sesuai dengan zona yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat. 1

2 Melihat perubahan pola penggunaan lahan di Kawasan sekitar Danau Laut Tawar yang tidak terkendali dan perubahan keadaan trofik yang cenderung terus meningkat dengan drastis, sudah memberikan dampak negatif terhadap ekosistem perairan danau. Salah satu upaya pengendalian pemanfaatan lahan dan pelestarian fungsi danau adalah dengan penerapan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Danau Laut Tawar (RDTRK) yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Aceh Tengah sebagai peraturan daerah setempat. Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Danau Laut Tawar Tahun 2004-2013, peruntukan lahan kawasan sekitar Danau Laut Tawar disesuaikan dengan karakteristik fisik kawasan yang terdiri dari kemampuan dan kesesuaian lahan, sehingga direkomendasikan bahwa peruntukan lahan di Kawasan sekitar Danau Laut Tawar diklasifikasikan dalam jalur preservasi 1 dan konservasi 2 dengan tujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup dan meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim tumbuhan serta fauna yang ada pada kawasan tersebut. Kawasan sekitar Danau Laut Tawar merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama sebagai lokasi perlindungan terhadap sumber daya alam, sumber daya buatan, dan nilai budaya serta sejarah yang tinggi. Di dalam kawasan ini tidak diperkenankan adanya aktivitas atau kegiatan budidaya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindung kecuali bangunan khusus yang dipergunakan untuk lebih meningkatkan fungsi lindung. Kawasan sekitar Danau Laut Tawar yang berbukit dan bergunung saat ini telah mengalami berbagai perubahan-perubahan fisik yang ditandai dengan perubahan fungsi lahan. Beberapa hal yang menyebabkan perubahan-perubahan fisik tersebut adalah pembukaan lahan di sekitar kawasan lindung pinggiran danau oleh masyarakat setempat, baik sebagai lahan perkebunan, perladangan maupun sebagai lahan pertanian. Disamping itu, sering terjadinya kebakaran hutan dibeberapa Kawasan di sekitar Danau Laut Tawar akibat ulah dan kelalaian manusia. Jika kondisi ini terus berkembang tanpa sistem kontrol yang tepat, dikhawatirkan sumber daya alam seperti tanah akan hilang oleh erosi 3 dan cadangan air akan menurun. 1 Menurut Johara T. Jayadina (1999) peresvasi yaitu penggunaan tanah yang umumnya digunakan secara alamiah, dan penduduk tidak diperbolehkan mengganggu dan mengubahnya. 2 Konservasi yaitu penggunaan tanah yang dilakukan secara hati-hati dalam kawasan yang luas. 3 Suatu proses atau pristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Dr. Ir. Suripin, M,Eng, 2001)

3 TABEL I.1 LUAS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR DANAU LAUT TAWAR TAHUN 1994-2004 No. Jenis Penggunaan Luas Lahan (ha) Lahan Tahun 1994 Tahun 2004 Perubahan 1994-2004 1. Permukiman 435 600 165 2. Perdangan dan jasa 56 81 25 3. Institusi 67 72 5 4. Kuburan 59 77 18 5. Area rekreasi 136 236 100 6. Kolam 22 279 257 7. Tanah sawah 2.339 1.963 376 8. Tegalan 3.717 3.292 425 9. Kebun campuran 5.418 4.687 731 10. Perkebunan kopi 5.022 8.104 3.082 11. Lahan kosong 2.780 3.087 307 12. Padang rumput 1.299 1.034 265 13. Hutan 37.140 34.978 2.162 Luas Total 58.490 58.490 7.918 Sumber: Peta Penggunaan Lahan Kab. Aceh Tengah Tahun 1994 dan Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 2004 Dari tabel diatas bahwa di Kawasan sekitar Danau Laut Tawar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir perubahan penggunaan lahan yang besar terjadi pada perkebunan kopi yang perubahannya mencapai 3.082 Ha. Sedangkan perubahan lahan tingkat selanjutnya disusul oleh hutan yang mengalami perubahan sebesar 2.162 Ha, kebun campuran dengan tingkat perubahan mencapai 731 Ha, tegalan mengalami perubahan sebesar 425 Ha, tanah sawah mengalami perubahan sebesar 376 Ha, lahan kosong mengalami perubahan sebesar 307 Ha, padang rumput mengalami perubahan sebesar mencapai 265 Ha, kolam mengalami perubahan sebesar 257 Ha, permukiman mengalami perubahan sebesar 165 Ha, area rekreasi mengalami perubahan sebesar 100 Ha, perdagangan dan jasa mengalami perubahan sebesar 25 Ha, kuburan terbangun mengalami perubahan sebesar 195 Ha, 18 dan tingkat perubahan lahan yang paling kecil terjadi pada lahan institusi dengan tingkat perubahan sebesar 5 Ha. Kondisi perubahan penggunaan lahan ini secara langsung berpengaruh terhadap berubahnya vegetasi kawasan, sehingga hal ini dapat mengancam seringnya terjadinya erosi pada Kawasan Danau Laut Tawar. Rentang waktu 10 tahun (1994-2004) prosentase perubahan penggunaan lahan terbesar yang terjadi pada hutan mencapai 60%. Untuk mengetahui prosentase keseluruhan perubahan penggunaan lahan yang terjadi di kawasan sekitar Danau Laut Tawar dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut.