BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2011) telah mengeluarkan suatu. program yang disebut MPOWER, program tersebut meliputi pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

BAB V PEMBAHASAN. asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ). KN yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini ternyata semakin meningkat. Disektor pertanian, herbisida digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan tubuh akibat kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun dan saat ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Umumnya prevalensi abortus sekitar % dari semua. prevalensi masih bervariasi dari yang terendah 2-3% sampai yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saat ini umur harapan hidup di Indonesia sekitar 72 tahun dengan rerata perempuan

Majalah Kedokteran Andalas, Vol.33. No.2. Juli Desember

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. lewat reaksi redoks yang terjadi dalam proses metabolisme dan molekul yang

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LATAR BELAKANG. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat

I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi merupakan salah satu faktor resiko yang membahayakan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi,

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ivo Hofia Nasren, 2013

BAB I PENDAHULUAN. transparansinya. Katarak merupakan penyebab terbanyak gangguan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini terjadi transisi epidemiologi yakni di satu sisi masih tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain mulai meningkatnya penyakit degenerative misalnya jantung, kanker, kencing manis dan lain-lain telah menduduki peringkat pertama di Indonesia sebagai penyebab kematian. Penyakit-penyakit tersebut diatas dapat disebabkan karena beberapa hal salah satunya yaitu karena perubahan pola makan dan adanya senyawa radikal bebas didalam tubuh. Selain itu semakin meningkatnya umur seseorang maka penyakit degenerative muncul dan penyakit kronis mewarnai profil kesehatan penduduk (Handajani, dkk, 2010). Pada keadaan normal tanpa disadari dalam tubuh kita terbentuk radikal bebas secara terus-menerus, baik melalui proses metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi, dan akibat respon terhadap pengaruh dari luar tubuh, seperti polusi lingkungan, ultraviolet (UV), asap rokok dan lain-lain (Winarsi, 2007). Radikal bebas (free radical), oksidan (oxidant) atau sering disebut juga senyawa oksigen reaktif (reactive oxygen species) adalah molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan (unpaired electron) pada orbital terluarnya (Kartikawati, 1999 dalam Irvan, 2007). Radikal bebas dalam upaya memenuhi keganjilan elektronnya, elektron dari radiakal bebas yang tidak berpasangan secara cepat akan menarik elektron makromolekul biologis

2 yang berada disekitarnya seperti protein, asam deoksiribonukleat (DNA), dan asam nukleat, apabila makromulekul tersebut merupakan bagian dari sel akan mengakibatkan kerusakan pada sel tersebut (Halliwell dan Gutteridge, 1990 dalam Irvan, 2007). Keseimbangan oksidan atau radikal bebas dan antioksidan sangat penting karena berkaitan dengan berfungsinya sistem imunitas tubuh. Selama ini masyarakat secara umum sebenarnya sudah menggunakan tumbuhan dan beberapa bahan pangan dari alam sekitar untuk pengobatan. Pengetahuan masyarakat saat ini masih bersifat empiris yaitu informasi ini menyebar dari mulut ke mulut dan secara generasi ke generasi diturunkan secara berkelanjutan. Antioksidan adalah suatu substansi yang mencegah atau menurunkan reaksi-reaksi oksidasi dan berfungsi untuk mencegah dan menghentikan kerusakan akibat adanya radikal bebas (Asikin 2001, dalam Irvan, 2007). Oleh karena itu keseimbangan antara oksidan dan antioksidan harus dipertahankan. Antioksidan dikelompokkan menjadi dua, yaitu antioksidan enzimatis dan antioksidan non- enzimatis. Antioksidan enzimatis seperti Superokside dismutase, katalase, glutation peroksidase. Antioksidan non enzimatis dapat diperoleh dari asupan bahan makanan, seperti vitamin C,E,A, dan β-karoten (Winarsi, 2007). Kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki potensi sebagai penghasil antioksidan alami. Salah satu komponen penting dari kedelai adalah isoflavon. Struktur kimia isoflavon memperlihatkan kemampuan isoflavon untuk berperan sebagai donor ion hidrogen sehingga isoflavon memiliki potensi sebagai penghasil antioksidan. Isoflavon mampu merangsang ekspresi cu-znsod yang dapat melindungi sel dari serangan stress oksidatif, sehingga tidak terbentuk

3 produk peroksidasi lipid yang berkepanjangan (Toda and Shirataki 1999, dalam Harjanto, 2006). Aktivitas antioksidan enzim dapat ditingkatkan melalui nutrisi kedelai dan juga latihan fisik teratur. Menurut Leeuwenburgh (2001) dalam Nurul (2012) menyatakan bahwa latihan fisik teratur (Olahrga) dapat meningkatkan aktivitas antioksidan enzim dan menurunkan produksi oksidan. Beberapa peneiiti juga melaporkan bahwa keadaan kurang gerak dapat menurunkan kapasitas antioksidan jaringan (Kamskova et ai, 2003 dalam Harjanto, 2006) dan meningkatkan kerentanan jaringan terhadap stres oksidatif (Sen 1995 dalam harjanto, 2006). Pemanfaatan nutrisi kedelai dan latihan fisik terutama sebagai antioksidan belum banyak digali dan diteliti. Penelitian ini menggunakan nutrisi kedelai yang dikombinasikan dengan olahraga. Pada penelitian terdahulu menggunakan isoflavon kedelai yang dikombinasikan dengan vitamin E dan Zn sudah cukup efektif menunjukkan profil antioksidan Cu,Zn-SOD terbaik pada jaringan hati tikus. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu melakukan penelitian mengenai Pengaruh Nutrisi Kedelai Dengan Olahraga Teratur Intensitas Sedang Terhadap Peningkatan Superoksida Dismutase di Jaringan Hati Tikus (Rattus novergicus). 1.2 Rumusan Masalah 1. Adakah pengaruh pemberian nutrisi kedelai terhadap peningkatan kadar superoksida dismutase di jaringan hati tikus (Rattus novergicus)

4 2. Apakah ada pengaruh pemberian nutrisi kedelai dengan olahraga teratur intensitas sedang terhadap kadar peningkatan superoksida dismutase di jaringan hati tikus (Rattus novergicus) 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian nutrisi kedelai terhadap kadar peningkatan superoksida dismutase di jaringan hati tikus (Rattus novergicus) 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian nutrisi kedelai dengan olahraga teratur intensitas sedang terhadap kadar peningkatan superoksida dismutase di jaringan hati tikus (Rattus novergicus) 1.4 Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pemanfaatan bahan pangan kedelai sebagai antioksidan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk menjaga status kesehatan dan mencegah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kerusakan sel oleh karena radikal bebas. 1.5 Batasan Masalah 1. Kedelai yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tepung dengan dosis 3,75 mg.

5 2. Tikus yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus novergicus) umur 2 setengah bulan. 3. Jenis olahraga yang digunakan yaitu renang dengan durasi 30-40 menit selama 4-5 kali dalam seminggu. 4. Pengamatan pengaruh pemberian nutrisi kedelai dengan olahraga teratur intensitas sedang terhadap peningkatan superoksida dismutase di jaringan hati tikus (Rattus novergicus) dilakukan dengan melihat aktivitas superoksida dismutase di jaringan hati tikus. 5. Penelitian pengaruh pemberian nutrisi kedelai dengan olahraga teratur intensitas sedang terhadap peningkatan superoksida dismutase di jaringan hati tikus (Rattus novergicus) dilakukan selama satu setengah bulan. 1.6 Definisi Istilah 1. Nutrisi kedelai adalah kandungan dari kedelai yang berupa senyawa isoflavon 2. Olahraga teratur intensitas sedang adalah latihan secara rutin 3-4 kali seminggu dalam bentuk renang dengan lama waktu 30-40 menit. 3. SOD (Superokside dismutase) adalah enzim antioksidan yang berfungsi sebagai katalisator reaksi dismutasi dari anion superokside menjadi hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) dan oksigen (O 2 ).