Anjuran Untuk Shalat Malam

dokumen-dokumen yang mirip
Tata Cara Shalat Malam

Mengangkat Kedua Tangan Saat Qunut

Shalat Isya Di Belakang Imam Yang Shalat Tarawih

Membatalkan Shalat Witir

Waktu Shalat Malam. Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih. Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam. (hal )

Tata Cara Qunut dan Kadarnya

Bacaan dalam Shalat Malam

Qunut dalam Shalat Witir

Pemisah Antara Tarawih dan Qiyam

Doa Setelah Khatam al-qur`an

Apakah Membaca Iftitah Wajib di Setiap Raka at dalam Shalat Atau Cukup Di Awal Saja?

Apa yang Dianjurkan Setelah Selesai Witir

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Hukum Bersiwak Bagi Yang Puasa Setelah Gelincir Matahari

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Sifat Shalat Istisqa (Minta Hujan)

Hukum Mengubah Nazar

Boleh Melaksanakan Shalat Malam dalam Kondisi Duduk

Tata Cara Sujud Tilawah

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

Di Antara Kemungkaran Pakaian Wanita Dalam Pesta Perkawinan

Hukum Meninggalkan Haji Sunnah Untuk Memberikan Kesempatan Kepada Kaum Muslimin

Bid ah Berkumpul Untuk Ta ziyah dan Menghidangkan Makanan Kepada yang Datang

Cara Menyisir Rambut

Tata Cara Shalat dalam Pesawat

Hukum Merokok Dan Menjualnya

Dorongan Untuk Memanfaatkan Berbagai Sarana Informasi dengan Beberapa Syarat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Makna Ayat Hijab. Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh. Disusun oleh : Amin bin Yahya al-wazzan

Hukum Meyakini Bahwa Rasulullah SHALALLHU ALAIHI WA SALLAM Ada Di Setiap Tempat Dan Mengetahui Perkara Gaib

Membuka Wajah Di Hadapan Kerabat Bukan Mahram

Pengobatan Dengan Ruqyah Untuk Penyakit Kejiwaan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Hukum Mandi Hari Jum'at

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Puasa Hari Asyura. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Menggemarkan Shalat Sunnah Rawatib

Kisah Nabi Sulaiman alaihissalam

Apakah Boleh Bekerja di Bank Kovensional?

Memperbaiki Kesalahan dalam Bulan Ramadhan

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

Membalas Kebaikan Orang Lain

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

SHALAT-SHALAT SUNNAH (Ustzh. Dian, S.Ag, M.Ag, Dosen STAI Bina Madani, Tangerang)

Menghormati dan Menghargai Ulama

Lima Syarat Wajib Haji

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Pertama Kali Wahyu Turun

Salaf dan Berbakti Kepada Ibu

ADAB MEMAKAI SANDAL آداب التنعل. Penyusun : Majid bin Su'ud al Usyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Mengobati Rasa Gelisah Dan Sedih

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

PUASA DI BULAN RAJAB

HUKUM MEMOHON KEPADA ALLAH DENGAN KEDUDUKAN DAN KEMULIAAN ORANG SALEH

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

Hukum Hadiah yang Diberikan Oleh Pusat-Pusat Perbelanjaan

DI BULAN SUCI RAMADHAN

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

MERAYAKAN MALAM ISRA DAN MI RAJ

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Syarah Istighfar dan Taubat

Hukum Khitan. Syaikh Muhammad bin Shalih al-'utsaimin - rahimahullah Dan Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa

Oleh : Syaikh Salim bin Ied al-hilali

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Sanggahan Terhadap Pendapat Bahwa Jeddah Adalah Miqat

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

Cara Terbaik Untuk Amar Ma ruf dan Nahi Munkar

Hukum membuka wajah dan Berkhalwah

Panduan Lengkap I tikaf Ramadhan

MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA

Syarat-Syarat Hijab Syar'i

Hukum Memelihara Jenggot

Mengambil Ilmu dan Mendatangi Para Ulama

Riddah: Pengertian, Sebab Dan

: :

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

ADAB MEMINTA IZIN. Penyusun : Majid bin Su'ud al-usyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

IKHLAS BERIBADAH. B e r i l m u S e b e l u m B e r k a t a & B e r a m a l. Booklet Da wah

Salafus Shalih Dan Al-Qur`an

PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH)

PANDUAN I TIKAF RAMADHAN Oleh Nor Kandir ( edisi Ramadhan 1437 H)

SEMUA TENTANG I TIKAF Bersama Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (BAGIAN 1)

Adab Makan. Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Fadhilah Siwak. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal

Salafus Shalih Tidak Suka Ketenaran

Hukum Memakai Celana Panjang yang Lebar

BILA SYA BAN TELAH TIBA

Bisakah Kirim Pahala BISAKAH KIRIM PAHALA

Bukti Cinta Kepada Nabi

Memuji Orang-Orang Shalih dan Mendorong Mereka Agar Terus Berjalan Lurus

Hukum Meletakkan Bunga di Atas Kubur dan Berdiri Sesaat Sambil Diam

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Seorang Bapak Tidak Boleh Memaksa Putrinya Menikah

Transkripsi:

Anjuran Untuk Shalat Malam DR. Muhammad bin Fahd al-furaih Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2012-1433

رشوعية قيام الليل» باللغة الا ندونيسية «د. مد بن فهد بن عبد العز ز الفر ح مقتبسة من كتاب مساي ل قيام الليل : (ص: ١١-١٨) تر ة: مد بال أمحد غزايل مراجعة: أبو ز اد إي و هار انتو 2012-1433

Anjuran Untuk Shalat Malam Al-Qur`an, sunnah dan ijma, semuanya menunjukkan disyari atkan shalat malam. adapun al-qur`an, maka sudah dijelaskan ayat-ayat yang menunjukkan hal itu. Adapun dari sunnah maka sangat banyak, di antaranya: 1. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya melaksanakan shalat malam di masjid di bulan Ramadhan hingga malam ke empat, sebagaimana dalam al-bukhari dan Muslim dari hadits Aisyah radhiyallahu anha. 2. Dalam hadits al-bukhari dan Muslim, dari hadits Mughirah radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam shalat malam hingga bengkak kedua kakinya. Dikatakan kepada beliau: Allah subhanahu wa ta ala sudah mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu dan kemudian. Beliau bersabda: Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang bersyukur. 3. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu bahwa dia shalat malam bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. 3

4. Diriwayatkan bahwa beliau bersabda: Sesungguhnya Abdullah adalah laki-laki yang shalih jika ia shalat malam. Muttafaqun alaih dari hadits Hafshah radhiyallahu anha. 5. Diriwayatkan dalam keistimewaan bulan Ramadhan, sabda beliau shallallahu alaihi wa sallam bersama: Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya diampuni dosanya yang terdahulu. Muttafaqun alaih dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Para ulama menceritakan ijma dan mengutipnya dalam disyari atkan shalat malam, terutama di bulan Ramadhan. Ibnu Abdil Barr berkata: shalat malam bulan Ramadhan adalah sunnah dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah memulainya kemudian meninggalkannya karena khawatir diwajibkan kepada umatnya, dan Umar bin Khathab radhiyallahu anhu mensunnahkannya di hadapan para sahabat, maka tidak ada yang mengingkarinya dan mereka ijma untuk mengamalkannya. 1 1 Al-Kafi hal. 74. 4

An-Nawawi berkata: Shalat Tarawih hukumnya sunnah dengan ijma para ulama. 2 Dan ia berkata: para ulama sepakat mensunnahkannya. 3 Ibnu Rusyd berkata: Mereka (Ulama) ijma bahwa shalat bulan Ramadhan dianjurkan melebihi semua bulan. 4 Melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan secara berjamaah hukumnya sunnah. Al-Baghawi berkata: Shalat malam di bulan Ramadhan secara berjama ah hukumnya sunnah, bukan bid ah. 5 Bahkan as-sarakhsi berkata: Shalat Tarawih adalah sunnah, tidak boleh meninggalkannya. 6 Faidah: Shalat malam di bulan Ramadhan secara berjamaah lebih utama dari pada melakukannya sendirian di rumah. Ibnu Mundzir berkata: Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam: Sesungguhnya apabila seorang laki-laki berdiri (shalat) bersama imam sehingga ia (imam) berpaling niscaya ditulis untuknya malamnya yang tersisa. Merupakan dalil bahwa 2 Al-Majmu 3/363. 3 Syarah Shahih Muslim 6/282. 4 Bidayah Mujtahid 1/287. 5 Syarh Sunnah 4/119. 6 Al-Mabsuth 2/197. 5

shalat dalam jamaah bersama imam di bulan Ramadhan lebih utama dari pada shalat sendirian. 7 An-Nawawi berkata: Mereka berbeda pendapat dalam masalam bahwa yang lebih utama melaksanakan shalatnya sendirian di rumahnya atau berjamaah di masjid. Asy-Syafii, jumhur sahabatnya, Abu Hanifah, Ahmad dan sebagian ulama Maliki dan selain mereka berkata: Yang lebih utama adalah melaksanakannya secara berjamaah, seperti yang dilakukan oleh Umar bin Khathab radhiyallahu anhu dan para sahabat. Perbuatan kaum muslimin terus berlanjut karena ia termasuk syi ar yang nampak, maka ia menyerupai shalat ied. Imam Malik, Abu Yusuf, sebagian ulama Syafii dan selain mereka berkata: Yang lebih utama adalah sendirian di rumah. 8 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: Para ulama berbeda pendapat dalam masalah shalat malam di bulan Ramadhan, apakah melakukannya berjamaah di masjid lebih utama atau di rumah lebih utama? Ada dua pendapat yang masyhur, keduanya adalah dua pendapat bagi imam Syafii dan imam 7 Al-Ausath 5/187. 8 Syarah Shahih Muslim 6/282. 6

ي لا Ahmad. Satu golongan mengutamakan melakukannya di masjid berjamaah, termasuk di antara mereka imam Laits. Dan satu golongan mengutamakan melakukannya di rumah dan berhujjah dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam: ي ل ي ا ل اللا ة قال رسول االله ص االله عليه وسلم: ((ح ا ل م ك ت و ة )) (متفق عليه) بلا ي ت لا لا ب لات لاه ا ا ت ل ي مء ي صة Shalat paling utama adalah shalat seseorang di rumahnya kecuali shalat fardhu. Muttafaqun alaih. Imam Ahmad dan yang lainnya berhujjah dengan sabda beliau shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits Abu Dzarr: لء ا للا قال رسول االله ص االله عليه وسلم: (( ا ي ة ي ت ل ي ا لا ي ي ا ي م ل ي ي كت ي ي ا ه ل )) (واه أمحد) ر ص لا بلا ي اا ق ي ا ي م ت ي م ي ا لالا ي ما لام ىت Apabila seseorang shalat bersama imam sehingga ia berpaling niscaya Allah subhanahu wa ta ala menulis untuknya shalat satu malam. Adapun sabdanya: Shalat paling utama adalah shalat seseorang di rumahnya kecuali shalat fardhu. Maksudnya adalah selama tidak disyari atkan berjamaah, adapun yang disyari atkan berjamaah seperti shalat gerhana (kusuuf) maka melakukannya di masjid lebih utama dengan sunnah Rasulullah 7

shallallahu alaihi wa sallam yang mutawatir dan kesepakatan para ulama. Mereka berkata: Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak mengumpulkan manusia untuk melaksanakan shalat malam karena khawatir menjadi wajib, dan hal ini sudah terhindar dengan wafatnya beliau, maka hal ini sama seperti mengumpulkan al-qur`an dan yang lainnya. Apabila shalat berjamaah disyari atkan padanya maka melaksanakannya berjamaah lebih utama. Adapun ucapan Umar radhiyallahu anhu: Dan yang kamu tidur darinya lebih utama maksudnya adalah akhir malam dan manusia melaksanakan shalat di permulaannya. Ini adalah pendapat yang shahih. Maka sesungguhnya akhir malam lebih utama, sebagaimana shalat isya di permulaannya lebih utama, dan waktu yang tidak utama terkadang ditentukan amal ibadah padanya padahal yang lebih utama adalah di waktu yang lain. Sebagaimana menjama di antara dua shalat di Arafah dan Muzdalifah lebih utama dari pada memisahnya karena suatu sebab yang mengharuskan hal itu. Sekalipun asalnya: bahwa shalat dalam waktunya dan mendinginkan shalat (Zhuhur) di saat cuaca sangat panas lebih utama. Adapun hari Jum at maka shalat setelah gelincir matahari lebih utama dan tidak disunnah ibrad(menunggu agak 8

dingin) di hari Jum at karena hal itu menyusahkan manusia. Dan menunda shalat isya hingga sepertiga malam lebih utama kecuali bila manusia sudah berkumpul dan menunggu menyusahkan mereka, maka melaksanakannya sebelum hal itu lebih utama. Demikian pula berkumpul di bulan Ramadhan di separo malam yang kedua (setelah tengah malam) apabila menyusahkan manusia. Di dalam sunnah, dari Ubay bin Ka ab radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda: Shalat seseorang bersama seorang laki-laki lebih utama dari pada shalatnya sendirian, shalatnya bersama dua orang lakilaki lebih utama dari pada shalatnya bersama satu orang lakilaki, dan yang lebih banyak maka ia lebih dicintai di sisi Allah subhanahu wa ta ala. Karena alasan inilah, imam Ahmad dalam salah satu riwayatnya:disunnahkan melakukan shalat Subuh apabila sudah mulai terang karena lebih banyak jamaah, sekalipun di saat masih gelap (setelah terbit fajar) lebih utama. Berdasarkan nash dan ijma : Sesungguhnya waktu yang tidak utama, terkadang ditentukan melakukan padanya hukumnya lebih utama. 9

Catatan: Apakah disyari atkan berjamaah untuk shalat sunnat di luar bulan Ramadhan? Segolongan ulama menyebutkan bahwa shalat sunnah boleh dilaksanakan berjamaah, dengan syarat bahwa hal itu jangan dijadikan kebiasaan, berdasarkan dalil: 1. Dalam Shahihain, dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam shalat di rumah Ummu Sulaim radhiyallahu anha. Anas berkata: Maka aku shalat di belakang beliau bersama seorang yatim, dan Ummu Sulaim di belakang kami. 2. Hadits Itban bin Malik radhiyallahu anhu saat meminta kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam agar berkunjung ke rumahnya lalu shalat di rumahnya, maka ia menjadikannya sebagai tempat shalat. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkunjung kepadanya, lalu shalat di rumahnya dan para sahabatnya shalat di belakang beliau shallallahu alaihi wa sallam. HR. Al-Bukhari. 3. Hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhu dalam shalatnya bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Muttafaqun alaih. 10

4. Hadits Jabir radhiyallahu anhu dan Jabbar radhiyallahu anhu dalam shalat mereka bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam shalat malam. HR. Muslim. Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa boleh shalat sunnah berjamaah dan al-bukhari menyebutkan satu bab dalam shahihnya: Bab shalat sunnah berjamaah, disebutkan oleh Anas radhiyallahu anhu dan Aisyah radhiyallahu anha dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ibnu Quddamah berkata: Boleh shalat sunnah secara berjamaah dan sendirian, karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam melakukan keduanya, dan sebagian besar shalat beliau adalah sendirian. Beliau shalat dengan Hudzaifah radhiyallahu anhu satu kali, dengan Ibnu Abbas radhiyallahu anhu satu kali, dengan Anas, ibunya dan anak yatim satu kali, shalat bersama sahabatnya di rumah Itban sekali, mengimami mereka di malam-malam bulan Ramadhan tiga kali...dan semuanya shahih dan baik. 9 Akan tetapi hal itu disyaratkan dengan syarat yang sudah disebutkan, yaitu: jangan dijadikan sebagai sunnah 9 Al-Mughni 2/567 dan lihat Fathul Bari karya Ibnu Rajab 2/392. 11

ratibah (terus menerus), agar tidak menyerupai shalat yang disyari atkan berjamaah. Syaikhul Islam berkata: Berkumpul untuk shalat sunnah terkadang termasuk yang disunnahkan berjamaah padanya apabila ia tidak menjadikannya sebagai kebiasaan, demikian pula apabila untuk mashlahat, seperti tidak bisa shalat sendirian atau tidak rajin sendirian, maka jama ah lebih utama bila tidak dijadikan sebagai ratibah, dan melakukannya di rumah lebih utama kecuali untuk mashlahat yang lebih utama. 10 Dan ia berkata: Tidak dimakruhkan shalat sunnah berjamaah, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dan tidak menjadikan hal itu sebagai sunnah ratibah. 11 Shalat sunnah berjamaah ada dua macam: salah satunya: yang disunnahkan berjamaah secara rutin seperti shalat gerhana, istisqa dan shalat bulan Ramadhan, maka ini selalu dilakukan berjamaah, sebagaimana disebutkan dalam sunnah. 10 Mukhtashar Fatawa Mishriyah hal 109. 11 Al-Fatawa 23/112 dan lihat 23/132 12

Kedua, yang tidak disunnahkan berjamaah secara rutin, seperti shalat malam, sunah rawatib, shalat dhuha, tahiyatul masjid dan semisalnya, maka semua ini bila terkadang dilaksanakan berjamaah tidak mengapa. Adapun berjamaah secara rutin dalam hal itu maka tidak disyari atkan, bahkan termasuk bid ah. Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam, sahabat, dan para tabi in tidak membiasakan berkumpul untuk hal itu. Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam terkadang melakukan hal itu dalam jamaah yang sedikit, beliau biasanya shalat malam sendirian. Akan tetapi tatkala Ibnu Abbas radhiyallahu anhu menginap, beliau shallallahu alaihi wa sallam shalat bersamanya. Di malam yang lain beliau shalat bersama Hudzaifah radhiyallahu anhu. Di malam yang lain beliau shalat bersama Ibnu Mas ud radhiyallahu anhu. Demikian pula beliau shalat di sisi Itban bin Malik al-anshari radhiyallahu anhu di satu tempat untuk dijadikan sebagai tempat shalat. Juga beliau shalat bersama Anas radhiyallahu anhu, ibunya, dan anak yatim, dan shalat sunnah beliau secara umum dilakukan sendirian. 12 12 Al-Fatawa 23/413-414. 13

Di dalam syarah al-muntaha 13 : Shalat sunnah secara tersembunyi lebih utama, tidak mengapa berjamaah padanya. Al-Majd dan yang lainnya berkata: kecuali dijadikan sebagai kebiasaan dan sunnah (maka tidak dibolehkan). Syaikhul Islam berkata: Kamu harus mengetahui bahwa bila disunnahkan shalat sunnah mutlak di waktu tertentu dan dibolehkan shalat sunnah berjamaah, tidak berarti boleh shalat sunnah secara berjamaah secara turin yang tidak disyari atkan, bahkan harus dibedakan di antara dua bab. Dan penjelasan hal itu bahwa berkumpul untuk shalat sunnah, atau mendengarkan al-qur`an, atau dzikir kepada Allah subhanahu wa ta ala dan semisal yang demikian itu, apabila hal itu dilakukan sewaktu-waktu maka ini sesuatu yang baik. Diriwayatkan dalam hadits shahih bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam shalat sunnah berjamaah sewaktu-waktu. Beliau shallallahu alaihi wa sallam pernah mendatangi para sahabatnya, dan di tengah mereka ada yang sedang membaca al-qur`an dan yang lain mendengarkan, lalu beliau duduk bersama mereka ikut mendengarkan. Apabila para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkumpul, mereka menyuruh 13 1/541 dan lihat: al-inshaaf 4/203. 14

salah seorang membaca (al-qur`an) dan mereka mendengarkan... hingga ia berkata: adapun menjadikan berkumpul secara rutin yang terus berulang dengan berputarnya minggu atau bulan atau tahun selain berkumpul yang disyari atkan, maka hal itu menyerupai berkumpul untuk shalat lima waktu, shalat Jum at, shalat dua hari raya dan haji, dan hal itu adalah bid ah yang baru. Maka berbeda di antara yang dijadikan sebagai sunnah dan kebiasaan, maka hal itu menyerupai yang disyari atkan. Perbedaan inilah yang disebutkan dari imam Ahmad dan para imam yang lainnya. 14 Imam Ahmad ditanya: Shalat sunnah berjamaah selain bulan Ramadhan? Ia menjawab: Aku tidak pernah mendengar. 15 14 Iqtidha ush shirathil mustaqim 2/139-140. 15 Masa`il Abu Daud hal 90 no. 439. 15