VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS

dokumen-dokumen yang mirip
VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), namun KUHD sendiri tidaklah

COMANDITAIRE VENOOTSCHAP (CV)

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA. Perseroan Terbatas. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 15Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi

BAB 3. Prosedur Mendirikan Perusahaan. Oleh : Edy Sahputra Sitepu, SE, MSi

6. PENGUMPULAN DATA DAN ASPEK HUKUM

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengertian PT atau Perseroan Terbatas

Jenis-jenis Badan Usaha

LEGALITAS USAHA. Dr. David Sukardi Kodrat, MM, CPM Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ciputra

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang

7 Hal Seputar Pendirian Badan Usaha dan Legalitas Yang Harus Diketahui Oleh Startup

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

I. PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk kegiatan ekonomi yang pemaknaannya banyak

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERUSAHAAN MULTINASIONAL: SUATU PERUSAHAAN YANG KEGIATAN POKOKNYA MENCAKUP USAHA-USAHA PENGOLAHAN/MANUFAKTUR ATAU JASA DARI DUA NEGARA ATAU LEBIH.

TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

ekonomi K-13 PELAKU EKONOMI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN K e l a s A. BADAN USAHA a. Pengertian Badan Usaha Tujuan Pembelajaran

Pertemuan /19/2017 Studi Kelayakan Bisnis

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROSEDUR MAJA LABO DAHU IZIN GANGGUAN (HO) KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PEMERINTAH KOTA BIMA WUJUDKAN PELAYANAN PRIMA BEBAS KKN

A. PENDAHULUAN. persekutuan firma terhadap yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu komanditer.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN USAHA BIDANG PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR OLEH BADAN UNTUK UMUM

- 1 - FORMULIR 1 PERMOHONAN PENDAFTARAN PENYELENGGARA

JENIS IZIN DASAR HUKUM PERSYARATAN BIAYA WAKTU MASA BERLAKU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

Surat Permohonan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK)

TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP)

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA

1. CONTOH FORMAT PERMOHONAN IZIN USAHA Nomor : (tanggal bulan tahun) Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Usaha

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013

PERMOHONAN IZIN USAHA INDUSTRI (IUI) KECIL, MENENGAH, BESAR

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DAN IZIN USAHA KAWASAN INDUSTRI

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DAN IZIN USAHA KAWASAN INDUSTRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAH DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 05 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 5 TAHUN 2000 IZIN GANGGUAN

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 03/KPPU/PDPT/II/2013 TENTANG

DAFTAR ISIAN UNTUK PERMINTAAN IZIN USAHA INDUSTRI TANPA MELALUI PERSETUJUAN PRINSIP *) (BARU, RUSAK, HILANG) I. KETERANGAN UMUM

Menelaah Permenkumham no 1/2016 tentang PT Hukum Penanaman Modal Asing serta Peranan Notaris saat ini di Era Pasar Bebas

FORMULIR PERMOHONAN Perseroan Terbatas (PT)

Aspek Hukum Dalam Usaha Makanan. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA LUBUKLINGGAU

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DAFTAR ISIAN UNTUK PERMINTAAN IZIN USAHA INDUSTRI TANPA MELALUI PERSETUJUAN PRINSIP (BARU, RUSAK, HILANG) I. KETERANGAN UMUM : : : : :

LAPORAN LEGAL DUE DILIGENCE/LEGAL AUDIT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN PERDAGANGAN DI KABUPATEN BURU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 bidang pertanian secara transparan, terukur, perlu menetapkan syarat, tata cara, dan standar operasional prosedur dalam pemberian rekomendasi teknis

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

FORMULIR ISIAN REKANAN/PEMBORONG PT PERKEBUNAN NUSANTARA III

Form. Surat Keputusan Pembaharuan IUI

PROSEDUR MENDIRIKAN PERUSAHAAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Programing di Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 05/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 11 JULI 2007

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

FORMULIR PERMOHONAN Persekutuan Komanditer (CV)

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 9 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

I. PENGANTAR. No. Jakarta, HH BB TTTT. Kepada Yang Terhormat : Jl.. Up. :.. Hal : Laporan Hasil Legal Audit

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 93/MPP/Kep/3/2001

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN

Bab 2 Badan usaha dalam kegiatan bisnis. MAN 107- Hukum Bisnis Semester Gasal 2017 Universitas Pembangunan Jaya

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.06/2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS A. ASPEK LINGKUNGAN Limbah merupakan hasil dari proses yang terjadi di dalam industri yang dapat bersifat merugikan ataupun menguntungkan. Pencemaran pada setiap proses produksi tidak dapat dihilangkan atau dihindari tetapi pencamaran dapat dikendalikan sehingga menimbulkan dampak yang seminimal mungkin. Industri katekin dan tanin menghasilkan limbah berupa limbah padat, limbah cair, dan limbah dalam jumah yang relatif kecil dan tidak membahayakan. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan tanin dan katekin yang dilarutkan dalam air yaitu berupa kotoran-kotoran yang terdapat pada bahan baku gambir asalan. Limbah padat ini dapat tidak tergolong limbah berbahaya bagi lingkungan dan pada umumnya dapat terurai secara alami sehingga dapat dibuang langsung ke lingkungan. Selain limbah padat yang dihasilkan dari proses pengolahan, kemasan pun dapat menjadi sumber limbah padat industri. Misalnya kemasan bocor atau rusak maka akan menjadi potensi dihasilkannya limbah padat. Limbah berupa kemasan akan ditampung dan dibuang secara berkala ke tempat pembuangan sampah. Pada industri katekin dan tanin juga dihasilkan limbah cair yang dihasilkan dari proses pencucian peralatan dan limbah domestik dari kegiatan sanitasi (MCK). Limbah yang dihasilkan dari kegiatan pencucian peralatan akan diolah terlebih dahulu pada instalasi pengolahan air limbah, sedangkan limbah domestik akan ditampung dengan menggunakan septic tank. Selain kedua jenis limbah di atas, industri katekin dan tanin ini menghasilkan limbah berupa gas yang berasal dari proses produksi dan kendaraan bermotor. Limbah yang dihasilkan dapat menyebabkan penurunan terhadap kualitas udara dan debu terutama pada proses pengeringan larutan katekin dan tanin menggunakan spray dryer. Udara yang dihembuskan dari cerobong masih mengandung material produk yang dapat mengakibatkan kehilangan sekaligus mengotori udara lingkungan pabrik. Pengelolaan limbah gas difokuskan untuk menjaga kualitas udara dan debu di lokasi pabrik dan sekitarnya agar berada dibawah baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah sekaligus 99

meminimalkan kehilangan produk akibat terbawa udara pengeluaran. Pada penanganan limbah gas, pabrik memanfaatkan penggunaan penyaring dan exhaust fan. Exhaust fan berfungsi untuk membuang limbah gas ke udara bebas sehingga limbah gas yang terlepas dapat terurai diudara bebas. B. ASPEK LEGALITAS Suatu industri yang didirikan perlu mendapatkan legalitas dari pihak terkait, dalam hal ini pemerintah. Hal ini betujuan untuk mengetahui keberadaan indutri tersebut dan memberikan kemudahan dalam perjalanan melakukan kegiatan usaha, mendapatkan dukungan serta terikat pada kebijakan yang berlaku pada daerah tertentu. Untuk melegalisasi pendirian dan pengoperasian industri katekin dan tanin perlu dibentuk menjadi badan usaha. a. Badan Usaha Bentuk badan usaha dari industri katekin dan tanin tersebut adalah perseroan terbatas (PT). Perseroan terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta Peraturan pelaksanaannya (Undang-Undang Nomor 40, 2007). Pemilihan bentuk badan usaha berupa perseroan terbatas adalah karena Perusahaan yang akan didirikan adalah anak perusahaan dari PT. Agro Farmaka Nusantara (AFN) yang telah berdiri sejak tahun 2005. Selain itu bentuk badan usaha perseroan terbatas memiliki beberapa keuntungan yaitu sebagai berikut: 1. Kewajiban terbatas Tidak seperti Partnership, pemegang saham sebuah perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan. Akibatnya kehilangan potensial yang terbatas tidak dapat melebihi dari jumlah yang mereka bayarkan terhadap saham. Tidak hanya ini mengizinkan perusahaan untuk melaksanakan dalam usaha yang beresiko, tetapi kewajiban terbatas juga membentuk dasar untuk perdagangan di saham perusahaan. 100

2. Masa hidup abadi Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari pemegang sahamnya, pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas modal, yang dapat menjadi investasi dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih panjang dari aset perusahaan tetap dapat menjadi subyek disolusi dan penyebaran. Kelebihan ini juga sangat penting dalam periode pertengahan. 3. Efisiensi manajemen Manajemen dan spesialisasi memungkinkan pengelolaan modal yang efisien sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi. Dan dengan menempatkan orang yang tepat, efisiensi maksimum dari modal yang ada. Dan juga adanya pemisahan antara pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat tugas pokok dan fungsi masing-masing. 4. Adanya pemisahan fungsi antara pemegang saham dan pengurus atau direksi. 5. Memiliki komisaris yang bertanggungjawab sebagai pengawas. Perusahaan katekin dan tanin yang akan didirikan diberi nama PT. Gambir Agro Farmaka. PT. Agro Farmaka Nusantara yang merupakan induk perusahaan katekin dan tanin bergerak di bidang pertanian, industri, dan perdagangan. Direktur utama PT. Agro Farmaka Nusantara saat ini adalah Ir. Ike Muttaqin. Profil lengkap dari induk perusahaan yakni PT. Agro Farmaka Nusantara dijelaskan berikut ini. 1. Pendirian perusahaan PT. Agro Farmaka Nusantara (perusahaan) didirikan berdasarkan akta nomor 9 tanggal 5 April 2005 dari Ny. Djumini Setyoadi, SH., notaries di Jakarta. Akta pendirian telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 14 April 2005. Surat Keputusan No. C- 10138 HT.01.01.TH.2005 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 75 tanggal 20 September 2005. Akta tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No.23 tanggal 13 Agustus 2008 dari Ny. Djumini Setyoadi, SH, MKn., notaris di Jakarta guna menyesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. PT. 101

Agro Farmaka Nusantara (AFN) beroperasi di Jakarta, beralamat di Jalan Mesjid 1 No. 7 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. 2. Maksud dan tujuan perusahaan Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan Pasal 3 ayat 1 dan 2, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan adalah berusaha dalam bidang pertanian, perindustrian dan perdagangan. Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut; a. Menjalankan usaha dalam bidang pertanian, agroindustri yang meliputi budidaya dan pengolahan pasca panen, pembibitan (hatchery), industri pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan, serta kehutanan. b. Menjalankan usaha dalam bidang industri antara lain industri makanan dan minuman, industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, industri farmasi, dan industri obat-obatan. c. Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan termasuk pula perdagangan ekspor, impor, lokal serta antar pulau (interinsulair) baik untuk perhitungan sendiri maupun secara komisi atas perhitungan pihak lain, demikian pula usaha-usaha perdagangan secara leveransir (supplier), grosir, distributor dan sebagai perwakilan dari perusahaan-perusahaan lain baik dari dalam maupun luar negeri terutama perdagangan yang berhubungan dengan hasil pertanian dan hasil industri. 3. Visi, Misi, dan Kebijakan Strategis a. Visi perusahaan Menjadi perusahaan agrobisnis terpadu yang terkemuka dan memberi manfaat maksimal bagi stakeholder. b. Misi perusahaan 1. Mengembangkan potensi usaha perusahaan dalam bidang agrobisnis,agroindustri, dan agrotourism. 2. Dalam jangka panjang, perusahaan berupaya membangun industri pengolahan makanan, minuman, dan tanaman obat serta wisata alam dengan memanfaatkan potensi kekayaan alam Indonesia yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah dan kualitas produk. 102

3. Berperan aktif meningkatkan daya saing produk agroindustri Indonesia di pasar global sehingga dapat memberikan kontribusi pada devisa negara dan perekonomian nasional serta kesejahteraan masyarakat sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab perusahaan. c. Kebijakan strategis perusahaan 1. Membangun kemitraan dengan berbagai pihak di bidang agrobisnis, agroindustri, dan agrotourism berdasarkan prinsip kehati-hatian (prudent) dan saling menguntungkan. 2. Melakukan konsolidasi dengan kelompok usaha perusahaan untuk pengembangan aktivitas usaha perusahaan. 3. Menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian untuk pengembangan agrobisnis Indonesia antara lain dalam pembudidayaan pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan Indonesia. 4. Mengelola usaha secara professional dilandasi dengan kejujuran dan tanggung jawab. PT. Gambir Agro farmaka yang akan didirikan merupakan salah satu langkah pengembangan misi perusahaan yaitu mendirikan anak perusahaan yang bergerak di bidang industri farmaka yang berbasis bahan baku lokal yang potensial dikembangkan yaitu gambir. Langkah ini sekaligus memenuhi target perusahaan melakukan kegiatan perdagangan ekspor dan lokal produk katekin dan tanin yang dihasilkan. Anak perusahaan dibentuk dengan tujuan untuk menjadi profit center dan merupakan penyumbang pendapatan bagi perusahaan tersebut. Namun secara Hukum, anak perusahaan tidak ada kaitannya dengan hak dan kewajiban keluar dari perusahaan satu sama lain, disebabkan karena dari segi yuridis masing-masing perusahaan mempunyai karakteristik tersendiri yaitu masing-masing perusahaan dalam suatu kelompok perusahaan adalah merupakan badan hukum yang berdiri sendiri. Namun apabila anak perusahaan berhutang kepada pihak ketiga maka keterkaitan secara yuridis dari induk perusahaan dapat muncul dan ikut serta bertanggung jawab dalam pelunasan hutang tersebut. Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) menyiratkan bahwa terhadap pelaku bisnis telah dibuat rambu-rambu yang jelas 103

agar tidak dilanggar serta berdampak pada pihak luar (pihak ketiga) dalam mengantisipasi dampak dari ekses negatif jalannya perusahaan (Badan Hukum) tersebut, terutama akibat perbuatan badan hukum yang dapat menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Secara hukum perusahaan anggota group tidak ada kaitannya dengan hak dan kewajiban keluar dari perusahaan satu sama lain, akan tetapi perusahaan-perusahaan yang berada dalam perusahaan group dimiliki oleh pemilik modal yang sama sehingga dapat dikatakan sebagai satu kesatuan kelompok kegiatan ekonomi. b. Perizinan Dalam mendirikan PT. Gambir Agro Farmaka diperlukan beberapa langkah perizinan yaitu dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat oleh notaris ) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Syarat-syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai berikut: 1. Pendiri minimal dua orang atau lebih (pasal 7 ayat 1) 2. Akta notaris yang berbahasa Indonesia 3. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan (pasal 7 ayat 2 dan ayat 3). 4. Akta pendirian harus disahkan oleh menteri kehakiman dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (pasal 7 ayat 4). 5. Modal dasar minimal Rp. 50.000.000,00 dan modal disetor minimal 25% dari modal dasar (pasal 32 dan pasal 33) 6. Minimal satu orang direktur dan satu orang komisaris ( pasal 92 ayat 3 dan pasal 108 ayat 3) 7. Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia kecuali PT. Penanaman Modal asing. Persyaratan material yang harus dipenuhi berupa kelengkapan dokumen yang harus disampaikan kepada Notaris pada saat penanda-tanganan akta pendirian adalah sebagai berikut: 1. KTP dari para Pendiri (minimal dua orang dan bukan suami isteri). Kalau pendirinya cuma suami isteri (dan tidak pisah harta) maka, 104

harus ada satu orang lain lagi yang bertindak sebagai pendiri/ pemegang saham 2. Modal dasar dan modal disetor 3. Jumlah saham yang diambil oleh masing-masing pendiri 4. Susunan Direksi dan komisaris serta jumlah Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Sedangkan untuk izin-izin perusahaan berupa surat keterangan domisili Perusahaan, NPWP perusahaan, SIUP, TDP/WDP dan PKP, maka dokumendokumen pelengkap yang diperlukan adalah sebagai berikut: 1. Kartu Keluarga Direktur Utama 2. NPWP Direksi 3. Copy Perjanjian Sewa Gedung berikut surat keterangan domisili dari pengelola gedung (apabila kantornya berstatus sewa) sedangkan apabila berstatus milik sendiri, maka diperlukancopy sertifikat tanah dan copy PBB terakhir berikut bukti lunasnya. 4. Pas photo Direktur Utama/penanggung jawab ukuran 3 x 4 sebanyak dua lembar 5. Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja, kursi, komputer berikut satu hingga dua orang pegawainya). Biasanya ini dilakukan untuk mempermudah pada waktu survey lokasi untuk PKP atau SIUP. 6. Stempel perusahaan. C. PAJAK Industri katekin dan tanin tidak terlepas dari kewajiban pajak yang dibebankan, sesuai dengan Undang-Undang No. 17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi subjek pajak adalah badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Perseroan atau perkumpulan lainnya, Firma, Kongsi, Koperasi, yayasan atau lembaga untuk usaha tetap. 105

Penentuan besar pajak penghasilan yang dilakukan berdasarkan Undang- Undang Perpajakan No. 36 tahun 2008 pasal 17 ayat 1b yang menyatakan bahwa pajak penghasilan untuk suatu badan dalam negeri dan bentuk badan usaha adalah sebesar 28%. 106