BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENDEKATAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN TARIF SEWA KAMAR PADA HOTEL KUTA PURI BUNGALOWS DI KUTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya dalam arti sempit dapat diartikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Hal itu, dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sendiri digunakan di semua organisasi: manufacturing, merchandising and service (Hansen, Mowen, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Rolimex Kimia Nusa Mas adalah perusahaan yang memproduksi

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan.

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka akan semakin baik. diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan secara otomatis (terkomputerisasi). Sekarang tidak hanya diimplementasikan pada

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

BAB I PENDAHULUAN. Langkah ini dilakukan setelah pada tingkat regional, ASEAN telah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha semakin berkembang dari hari ke hari, akibatnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan timbulnya persaingan di dalam perkembangan dunia usaha. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya persaingan yang ketat khususnya dalam sektor ekonomi. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 5

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan industri perhotelan yang semakin kompetitif, organisasi

Analisis Perbandingan Penentuan Harga Pokok pissn : X Kamar Hotel Antara Full Costing Dengan pissn :

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

NRP : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Moses Laksono Singgih, M.Sc, M.Reg.Sc

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan penentuan harga jual merupakan hal penting untuk

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Kekayaan yang diperoleh dapat berupa kekayaan material (material

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Surakarta, pada saat ini perkembangan perusahaan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB II LANDASAN TEORI

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini arus globalisasi semakin mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia, khususnya di bidang ekonomi dan sektor bisnis. Dengan adanya arus globalisasi yang selalu diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan baru yang terus diselaraskan dengan tuntutan jaman. Konsekuensi dunia bisnis dihadapkan pada kecenderungan persaingan ketat, dimana semuanya itu ditentukan oleh kematangan seorang manajer dalam menganalisis dan menindaklanjuti situasi yang terjadi. Agar perusahaan tetap mampu bersaing, maka manajemen harus dapat menggunakan strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk memperoleh laba semaksimal mungkin, mampu memberikan kesejahteraan kepada karyawan serta mampu menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Keberhasilan tersebut sangat tergantung pada kondisi yang ada di luar perusahaan seperti keadaan perekonomian, persaingan dan daya beli masyarakat. Dalam memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan suatu perusahaan terlebih dahulu harus mengetahui harga pokok dari produk atau jasa yang akan 1

2 dijual. Pengalokasian biaya, untuk menentukan harga pokok, sistem perhitungan biaya yang selama ini banyak diterapkan oleh perusahaan adalah metode tradisional atau yang biasa disebut metode konvensional. Metode konvensional ini didesain untuk perusahaan manufaktur dan hanya berfokus pada biaya produk. Dalam metode konvensional untuk manufaktur biaya produk terdiri atas tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya langsung sehingga tidak menimbulkan masalah pembebanan pada produk, pembebanan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dapat dilakukan secara akurat dengan melakukan pelacakan langsung atau pelacakan driver. Namun dalam pembebanan biaya overhead terdapat suatu kesulitan karena biaya overhead tidak memiliki hubungan input-output yang dapat diobservasi secara fisik dan hal ini akan berdampak pada alokasi biaya overhead yang kurang tepat dan akurat kepada produk. Sedangkan pada perusahaan jasa seperti rumah sakit dan hotel, dalam menentukan harga pokok untuk produk yang dihasilkan perusahaan menggunakan metode konvensional dengan metode perhitungan unit cost yang menggunakan hanya satu cost driver untuk menentukan jumlah output dalam membebankan biaya-biaya kepada produknya (Bagian Akuntansi & verifikasi RSUP Sanglah, 2008). Hal ini dilakukan karena perusahaan tidak dapat melakukan pembebanan langsung dari biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka menghasilkan produknya, seperti halnya perusahaan manufaktur yang dapat membebankan secara langsung biaya bahan baku dan biaya tenaga

3 kerja langsung kepada produk yang dihasilkan. Karena sedikitnya pemicu biaya (cost driver) yang digunakan maka akan berakibat pada ketidaktepatan dalam pembebanan biaya. Pembebanan biaya yang kurang tepat dan akurat akan menimbulkan distorsi pembebanan biaya. Distorsi biaya akan menyebabkan pembebanan biaya terlalu tinggi (overcost) atau pembebanan biaya terlalu rendah (undercost). Distorsi biaya akan mengakibatkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian. Dengan kelemahan ini maka sistem biaya konvensional dinilai sudah tidak relevan lagi digunakan untuk berkompetisi. Seiring dengan perkembangan teknologi, akuntansi manajemen sebagai alat perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan juga mengalami perkembangan. Dampak dari perkembangan tersebut menjadikan perhitungan biaya yang berhubungan langsung dengan harga pokok menjadi sangat penting. Dalam perkembangannya akuntansi manajemen memperkenalkan konsep Activity Based Costing System. Perusahaan hendaknya menerapkan pendekatan Activity Based Costing System secara dini dalam menentukan harga pokok karena metode Activity Based Costing System ini didesain untuk berbagai tipe perusahaan seperti manufaktur, dagang dan jasa, metode ini juga menggunakan aktivitas sebagai basis untuk mengukur, mengklasifikasikan, mencatat dan menyediakan data biaya sehingga perhitungan biaya yang berhubungan langsung dengan harga pokok menjadi lebih akurat dan dapat diterapkan pada berbagai tipe perusahaan baik manufaktur, dagang maupun pada perusahaan jasa (Mulyadi, 2003 : 49).

4 Hotel adalah sebuah perusahaan jasa yang menyediakan akomodasi dan pelayanan. Menurut SK Menparpostel No.KM.34/HK.103/MPPT-87, definisi hotel adalah suatu jenis akkomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan pemerintah (Abd. Rachman Arief, 2005 : 11). Dalam memberikan jasa, hotel memperoleh penghasilan dari pendapatan jasa dan fasilitas yang diberikan. Industri perhotelan semakin berkembang sejalan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali. Berikut ini adalah data mengenai perkembangan usaha akomodasi di Provinsi Bali tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1 Perkembangan Usaha Akomodasi Di Provinsi Bali Tahun 2004 2008 Tahun HOTEL BINTANG KAMAR HOTEL MELATI KAMAR PONDOK WISATA KAMAR Total Hotel Total Kamar 2004 143 19812 721 14408 425 2012 1289 36232 2005 148 19940 849 15332 440 2099 1437 37371 2006 152 20293 943 16797 922 4289 2017 41379 2007 153 20499 961 17772 859 4063 1973 42334 2008 155 20719 999 19917 925 4212 2079 44848 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali

5 Kuta Puri Bungalows merupakan hotel melati III yang berlokasi di Jalan Poppies Lane I Kuta-Bali. Hotel ini memiliki 60 unit kamar dengan berbagai tipe yang bisa dilihat pada tabel 2 berikut : Tabel 2 Jenis dan Jumlah Kamar Hotel Kuta Puri Bungalows No Jenis Kamar Jumlah 1 Standard Cottage 26 2 Deluxe Cottage 16 3 Standard Bungalow 4 4 Balinese Bungalow 9 5 Luxury Balinese Bungalow 5 Sumber : Hotel Kuta Puri Bungalow Dalam perhitungan biaya pada kamar hotel Kuta Puri Bungalows masih menggunakan sistem akuntansi biaya konvensional sehingga dalam mengukur efesiensi dan produktifitas perusahaan merasa kurang memuaskan, karena hasil laporan yang kurang akurat. Karena pentingnya perhitungan biaya ini bagi perusahaan, maka pihak perusahaan berupaya menyajikan hasil laporan yang lebih cermat dan akurat yang nantinya akan diperlukan oleh pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan. Metode Activity Based Costing System adalah metode yang dapat dimanfaatkan oleh semua jenis perusahaan yaitu manufaktur, dagang dan jasa, karena metode ini tidak berfokus hanya pada biaya produk pada metode konvensional namun Activity Based Costing System didesain untuk berbagai tipe perusahaan dan menggunakan berbagai aktivitas sebagai basis untuk mengukur, mengklasifikasikan, mencatat dan menyediakan data biaya

6 sehingga pembebanan biaya ke tiap tipe kamar dengan metode Activity Based Costing System dinilai lebih akurat sehingga dapat meningkatkan mutu pengambilan keputusan dan perencanaan strategis oleh pihak manajemen dan hal ini sangat erat hubunganya dengan pencapaian tujuan perusahaan. Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kamar hotel pada Kuta Puri Bungalows pada tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 3 berikut : Tabel 3 Biaya Departemen Kamar Hotel Kuta Puri Bungalow Tahun 2008 No. Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1 Biaya gaji karyawan 278.200.000 2 Biaya pelayanan kamar 32.850.000 3 Biaya stationary 6.450.000 4 Biaya laundry & dry cleaning 42.780.000 5 Biaya kebersihan 6.570.000 6 Biaya dekorasi 3.450.000 7 Biaya reparasi dan pemeliharaan 16.563.000 8 Biaya telepon dan internet 36.000.000 9 Biaya listrik 65.400.000 10 Biaya air 1.860.000 11 Biaya depresiasi bangunan 82.500.000 12 Biaya depresiasi fasilitas 19.800.000 13 Biaya majalah dan koran 1.590.000 TOTAL 594.013.000 Sumber : Kuta Puri Bungalow

7 D. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Berapakah tarif sewa kamar Standard Cottage, Deluxe Cottage, Standard Bungalow, Balinese Bungalow dan Luxury Balinese Bungalow pada Hotel Kuta Puri Bungalows dengan menggunakan metode konvensional. 2. Berapakah tarif sewa kamar Standard Cottage, Deluxe Cottage, Standard Bungalow, Balinese Bungalow dan Luxury Balinese Bungalow pada Hotel Kuta Puri Bungalows dengan menggunakan Activity Based Costing System. 3. Berapakah Perbedaan jumlah Tarif Sewa Kamar antara Metode Konvensional & Metode Activity Based Costing System. B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk menganalisis tarif sewa kamar Standard Cottage, Deluxe Cottage, Standard Bungalow, Balinese Bungalow dan Luxury Balinese Bungalow pada Hotel Kuta Puri Bungalow dengan menggunakan metode konvensional. b. Untuk menganalis tarif sewa kamar Standard Cottage, Deluxe Cottage, Standard Bungalow, Balinese Bungalow dan Luxury Balinese

8 Bungalow pada Hotel Kuta Puri Bungalow dengan menggunakan Activity Based Costing System. c. Untuk mengetahui berapakah perbedaan jumlah tarif sewa kamar antara metode konvensional dan metode Activity Based Costing System 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi mahasiswa Untuk mengetahui bagaimana penerapan teori yang terdapat di dalam mata kuliah akuntansi biaya dan manajemen akuntansi yaitu metode konvensional dan ABC (Activity Based Costing System) dalam kenyataan yang ada dan sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa. b. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan bagi pihak perusahaan untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan dalam pengendalian biaya dan menentukan tarif kamar karena ABC (Activity Based Cost System) menghasilkan perhitungan yang lebih akurat. c. Bagi Fakultas dan Universitas Hasil penelitian ini merupakan sumbangan/tambahan kepustakaan dalam koleksi bacaaan ilmiah serta referensi bagi mahasiswa yang akan meneliti lebih lanjut terhadap masalah yang terkait.

9 C. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang landasan teoritis, publikasi penelitian sebelumnya, dan kerangka penelitian BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraiakan tentang tempat dan objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknis analisis data. BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang gambaran umum tempat penelitian, berisi penjelasan mengenai sejarah singkat berdirinya perusahaan, struktur organisasi dengan uraian tugasnya BAB V DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang deskripsi data, analisis data dan pembahasan. BAB VI PENUTUP Merupakan bab yang menguraikan tentang kesimpulan akhir yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran bagi pihak-pihak yang berkepentingan.