PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL, PROPIFENAZON DAN KAFEIN DARI SEDIAAN TABLET DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) DENSITOMETRI

APRIALIA RIESIANE HARIYANTO

PRASILIA NOERICA

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VALIDASI METODE IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SILDENAFIL SITRAT DALAM SEDIAAN PERMEN KARET CINTA SECARA KLT-DENSITOMETRI YULIANI SO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DAN TRAMADOL DALAM TABLET ANTI NYERI DENGAN Thin Layer Chromatography (TLC)- SPEKTROFOTODENSITOMETRI ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENETAPAN KADAR PARASETAMOL, KAFEIN DAN ASETOSAL DALAM SEDIAAN ORAL SECARA SIMULTAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

VALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI

FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

VALIDASI METODE IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SIBUTRAMIN HCl DALAM KAPSUL HERBAL PELANGSING SECARA KLT-DENSITOMETRI ANGELINA FAUSTINE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hayun, Nelly D. Leswara dan Camelia D.P. Masrijal Departemen Farmasi FMIPA-UI, Kampus UI Depok, ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR NISTATIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN SALEP SKRIPSI

IDENTIFIKASI ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH PIPI DAN EYE SHADOW DENGAN METODE KLT DAN KCKT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

ABSTRAK ABSTRACT

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

PENETAPAN KADAR PIRANTEL PAMOAT DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET SKRIPSI OLEH : NIKI AGUSTINA NIM

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS PARASETAMOL PADA JAMU PEGAL LINU YANG BEREDAR DI SURAKARTA DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI TUGAS AKHIR

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR RESORSINOL DALAM SEDIAAN KRIM WAJAH SECARA KLT-DENSITOMETRI

PENGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR GLIBENKLAMID DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KADAR AKRILAMIDA DALAM KENTANG GORENG SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: ZULHAMIDAH NIM

VALIDASI METODE ANALISA PENETAPAN KADAR EPIGALOKATEKIN GALAT DENGAN KLT DENSITOMETRI

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB III METODE PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi alam tropis Indonesia sangat menunjang pertumbuhan

VALIDASI METODE IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR TADALAFIL DALAM SEDIAAN PERMEN KARET CINTA SECARA KLT-DENSITOMETRI

OPTIMASI KONSENTRASI PELARUT EKSTRAKSI EUGENOL. DARI RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L. Willd) TUGAS AKHIR

RINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Gates dan George Soros, sehingga terbentuk GF ATM (global fund against

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

PENGEMBANGAN METODE REFLUKS UNTUK EKSTRAKSI ANDROGRAFOLID DARI HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees)

YANTI TANUWIJAYA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS ANTIOKSIDAN BHA, BHT, DAN TBHQ DALAM MIE INSTAN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

IDENTIFIKASI SILDENAFIL SITRAT DALAM KOPI GRENG DAN MINUMAN HERBAL PENAMBAH STAMINA DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Harrizul Rivai 1*, Mia Larasaky 2, Zikra Azizah 2. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017) s58

PENENTUAN KADAR SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE LIQUID PHASE MICROEXTRACTION HPLC UV-VIS SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

APLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI

Ibeni Hawa 1, Aditya Maulana Perdana Putra 2, Siska Musiam 3

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI

STABILITAS DAN KADAR LAMIVUDIN DALAM SEDIAAN RACIKAN PUYER PADA BERBAGAI WAKTU PENYIMPANAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

III. BAHAN DAN METODE

BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul. Pengembangan Metode Standardisasi Tablet Ekstrak Kurkumin Dengan

BAB I PENDAHULUAN. analgetik dan antipiretik disamping jenis obat lainnya. Jenis obat tersebut banyak

OLEH: RISCA MAHARANI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

Transkripsi:

PENETAPAN KADAR SENYAWA METAMPIRON DAN DIAZEPAM DALAM SEDIAAN KOMBINASI OBAT MENGGUNAKAN METODE KLT VIDEO DENSITOMETRI DETERMINATION OF METHAMPYRON AND DIAZEPAM IN COMBINATION DOSAGE FORMS USING TLC VIDEO DENSITOMETRY METHOD Fauzan Zein Muttaqin 1, Anne Yuliantini 1, Astri Fitriawati 1, Aiyi Asnawi 2 1 Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, Jl. Soekarno Hatta No. 754 Cibiru, Bandung 2 Sekolah Farmasi, ITB, Jl. Ganesha No. 10 Bandung Email: fauzanzein@gmail.com ABSTRAK Sediaan farmasi yang beredar di perdagangan seringkali berbentuk kombinasi campuran berbagai zat berkhasiat, seperti metampiron dan diazepam. Meningkatnya produksi obat-obat ini perlu diimbangi dengan peningkatan pengawasan mutu, agar obat yang beredar tersebut dapat dijamin keamanan dan khasiatnya. Oleh sebab itu diperlukan metode analisis yang akurat, jika memungkinkan sederhana dan murah, untuk menganalisis kandungan sediaan kombinasi metampiron dan diazepam tersebut. Salah satu metode analisis yang murah dan sederhana adalah KLT video densitometri. Tujuan dari penelitian ini untuk memvalidasi metode KLT video densitometri dalam penetapan kadar sediaan kombinasi tablet metampiron dan diazepam. Pengujian pemisahan menggunakan plat KLT GF 254, plat ditotol senyawa aktif dan dikembangkan menggunakan fase gerak metanol:n-butanol (1:5, V / V) dengan penambahan amonia sebanyak 3 tetes. Visualisasi, perekaman bercak dan analisis kromatogram menggunakan seperangkat alat video densitometri. Hasil pengujian uji kesesuaian sistem diperoleh nilai Rf metampiron dan diazepam berturut-turut adalah 0,3 dan 0,8. Pembuatan sampel simulasi dilakukan dengan memvariasikan kadar metampiron dan diazepam. Nilai-nilai parameter dari validasi metode analisis yang dikembangkan yaitu untuk metampiron dengan rentang 90-115 bpj diperoleh nilai koefisien korelasi (r)=0,998; BD dan BK=1,755 dan 5,849 bpj; % recovery 100,203; 99,392 dan 100,649%, RSD (interday) 100%=1,031%. Sedangkan nilai parameter untuk diazepam dengan rentang 80 105 bpj, diperoleh nilai koefisien korelasi (r)=0,998; BD dan BK=2,102 bpj dan 7,006 bpj; % recovery 100,261; 99,622; dan 100,409%, RSD (interday) 100%=1,517%. Diperoleh hasil penetapan kadar yaitu metampiron dan diazepam berturut-turut adalah sebesar 100,358 dan 100,918%. Nilai-nilai parameter validasi tersebut memenuhi syarat yang telah ditetapkan sehingga metode KLT video densitometri layak digunakan untuk penetapan kadar metampiron dan diazepam. Kata kunci: diazepam, KLT video densitometri, metampiron, penetapan kadar, validasi metode. 127

ABSTRACT Pharmaceutical dosage forms that circulate in the trade are often a mixture of different combination of active substances. Due to increasing production of these drugs need to be offset by increasing the quality control, so that the drug circulation can be guaranted safely and effectively. It therefore requires both an accurate analysis method and simple and cheap to analyze the contents in combination of methampyron and diazepam. One of the simple and cheap methods is TLC video densitometry. The aim of the research was validating TLC video densitometry in determinating content of combination of methampyron and diazepam. The separation was performed by using a TLC plate GF 254, the plate that were apllied and developed with active compounds using a mobile phase of methanol:n-butanol (1:5, V / V ) and 3 drops of ammonia. The spot was visualized, recorded spotting and chromatogram analyzed by using a set of densitometry video tools. The conformance system results showed that the value of R f for methampyron and diazepam of 0.3 and 0.8, respectively. Formulation of sample simulation was carried out by varying concentrations of methampyron and diazepam. The parameters of the developed analytical validation methods in the range of 90-115 ppm of methampyron obtained correlation coefficient (r) of 0.998; limit of detection and limit of quantity of 1.755 and 5.849 ppm, respectively; % recovery of 100.203; 99.392; and 100.649%; % of RSD (interday) 100% of 1.031%, while the parameter for diazepam with a range of 80-105 ppm, the value of the correlation coefficient (r) of 0.998; limit of detection and limit of quantity of 2.102 and 7.006 ppm, respectively; % recovery were 100.26; 99.622, and 100.409%, % of RSD (interday) 100% of 1.517. The result showed that the content of methampyron and diazepam were 100.358 and 100.918%, respectively. It showed that the values of the parameter validation are eligible, so that TLC video densitometry method was feasible to use for determination of methampyron and diazepam. Key words: diazepam, TLC video densitometry, methampyron, assay sample, method validation. 128

Pendahuluan Sediaan kombinasi bertujuan untuk meningkatkan efek terapi dan kemudahan dalam pemakaian (Damayanti dkk., 2003). Salah satu sediaan yang umum digunakan untuk obat nyeri dan kejang saat ini adalah kombinasi metampiron yang merupakan golongan obat Non Steroid Anti Inflamantory Drugs (NSAID) dan diazepam yang merupakan golongan obat antikonvulsi turunan benzodiazepine. Banyak sediaan kombinasi tidak memenuhi persyaratan terapi rasional dan tak tepat sasaran (Mutschler, 1999). Menyadari hal tersebut, bahwa kadar zat aktif yang tidak memenuhi persyaratan dapat membahayakan para konsumen. Untuk itu diperlukan suatu analisis untuk penentuan kadar menggunakan metode analisis kimia yang akurat. Pertimbangan metode analisis yang dipilih adalah yang mudah dan hasil lebih baik. Metode analisis yang dapat digunakan untuk pemisahan senyawa metampiron dan diazepam antara lain kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan spektrofotometri UV (Clarke, 2005). Penetapan kadar sediaan farmasi yang mengandung dua atau lebih zat aktif menggunakan spektrofotometri UV umumnya memerlukan proses pemisahan terlebih dahulu misalnya dengan ekstraksi yang tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama. Metode yang saat ini banyak digunakan adalah KCKT yang dapat menganalisis berbagai sediaan multi komponen dengan hasil yang baik dalam kondisi analitik yang optimum (Damayanti dkk., 2003), tetapi peralatannya memiliki harga yang mahal. Penelitian ini menggunakan metode KLT video densitometri. Metode ini dapat dikembangkan sebagai metode alternatif dari metode KCKT dan menjadi alternatif bagi keterbatasan spektrofotometri UV. KLT densitometri merupakan bentuk yang modern dari KLT biasa. KLT video densitometri merupakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang berdasarkan analisis gambar. Metode Penelitian Kerangka utama dari penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu uji kesesuaian sistem, validasi metode, dan penetapan kadar campuran metampiron dan diazepam dalam sediaan kombinasi yang beredar di pasaran. Parameter yang digunakan dalam uji kesesuaian sistem 129

menggunakan metode KLT adalah Rf. Nilai Rf diusahakan sedemikian rupa sehingga diperoleh nilai antara 0 2-0 8 dengan cara memvariasikan kombinasi dan komposisi fase gerak. Visualisasi bercak pada KLT dilakukan menggunakan lampu UV 254 nm. Selanjutnya, bercak pada plat KLT silika gel GF 254 yang sudah berfluorisensi direkam/video mengunakan kamera mirrorless. Gambar hasil perekaman selanjutnya dianalisis menggunakan software TLC Analyzer (Hess, 2007). Setelah didapatkan uji kesesuaian sistem, selanjutnya dilakukan validasi metode analisis. Pengukuran menggunakan metode KLT video densitometri akan dibandingkan dengan nilai yang tertera pada etiket dan akan diuji secara statistik. Hasil dan Pembahasan Prinsip video densitometri adalah pemindaian optik berlangsung secara elektronik. Pemindaian ini menggunakan komputer dengan video digitial, sumber cahaya, monokromator dan optik yang tepat untuk menerangi plat dan fokus gambar ke perangkat charge-coupled (CCD) kamera video (Fried, 1999; Poole, 2000). Pemeriksaan Bahan Sampel kombinasi obat diperoleh dari Rumah Sakit Pindad Bandung, yang diproduksi oleh PT. Meprofarm dan untuk baku pembanding diperoleh dari PT. Kimia Farma, Bandung yang disertai dengan sertifikat analisis dari SUPELCO Analytical. Uji Kesesuaian Sistem Uji kesesuaian sistem dilakukan dengan mengorientasi fase gerak dalam mengatur resolusi dari bercak metampiron dan diazepam pada plat silika gel GF 254. Parameter yang digunakan dalam uji kesesuaian sistem adalah nilai RF dari baku pembanding metampiron dan diazepam. Rentang nilai Rf yang baik adalah 0,2-0,8 karena jika nilai Rf di bawah atau di atas rentang tersebut akan ada gangguan terhadap visualisasi bercak yang berasal dari pelarut. Setelah dicoba berbagai kombinasi fase gerak yang berada pada literatur (Clarke, 2005), diperoleh fase gerak yang baik yang sesuai dengan rentang nilai Rf yaitu kombinasi fase gerak metanol:n-butanol (1:5, V / V) dan amonia sebanyak 3 tetes (sistem TAF) (Gambar 1) (Clarke, 2005). Hasil KLT dari baku pembanding didapatkan dua bercak dengan Rf metampiron 0,3 dan 130

diazepam 0,8 dengan volume penotolan 5 µl. Gambar 1. Visualisasi bercak bercak diazepam 1.000 bpj (A) dan metampiron 1.000 bpj (B); volume penotolan 5 µl; dan fg: sistem TAF. Validasi Metode Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004). 1. Selektivitas Parameter selektifitas dilakukan dengan membandingkan Rf baku terhadap Rf sampelnya. Didapatkan hasil Rf dari baku dan sampel yang sejajar (Gambar 2) baik untuk senyawa metampiron (Rf=0,3) maupun diazepam (Rf=0,8) maka dapat disimpulkan baku dan sampel ini adalah senyawa metampiron dan diazepam. Untuk mendapatkan respon software (Gambar 2) dalam mengkonversi densitas bercak menjadi luasan puncak di bawah kurva maka dilakukan dengan memvariasikan berbagai konsentrasi penotolan sehingga diperoleh nilai minimum konsentrasi diazepam dan metampiron yang masih mampu diberi respon membaca luasan puncak yang baik oleh software. Setelah dilakukan analisis bercak menggunakan software TLC Analyzer, kromatogram yang dipilih adalah baseline yang berwarna hijau karena menghasilkan bentuk dan respon 131

puncak yang paling baik. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai luas area dengan menggunakan Microsoft Excel. Konsentrasi minimum penotolan diazepam dan metampiron berturut-turut adalah 0,4 µg/spot dan 0,45 µg/spot. Setelah parameter selektifitas dan konsentrasi minimum penotolan diperoleh maka analisis ini dapat diteruskan ke validasi selanjutnya. Gambar 2. Hasil uji selektivitas. Titik totol: baku tunggal metampiron (A.1), baku tunggal diazepam (B.2), pengenceran sampel metampiron (C.3), sampel (D.4), Rf metampiron 0,3 Rf diazepam 0,8. Gambar 3. Respon luas area puncak terhadap densitas bercak diazepam 1.000 bpj (A) dan metampiron 1.000 bpj (B) dan volume penotolan 5 µl; dan fg: sistem TAF.. 132

2. Linieritas Linieritas adalah kemampuan metode untuk memperoleh hasilhasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan. Linearitas diperoleh dengan cara membuat kurva kalibrasi hasil plot serangkaian konsentrasi terhadap respon puncak. Uji ini dilakukan dengan mengukur enam konsentrasi larutan baku (diazepam dan metampiron), dengan volume penotolan 5 µl (Tabel 1). Tabel 1. Respon luas puncak (AUC) terhadap serangkaian konsentrasi metampiron dan diazepam. Konsentrasi Metampiron Konsentrasi Diazepam AUC Bpj µg/spot Bpj µg/spot AUC 90 0,450 444,983 80 0,400 2205,427 95 0,475 541,827 85 0,425 2470,009 100 0,500 645,670 90 0,450 2603,012 105 0,525 774,426 95 0,475 2830,117 110 0,550 853,852 100 0,500 3030,914 115 0,575 987,307 105 0,525 3211,357 Persamaan regrasi linier: Persamaan regrasi linier: Y= 21,580 X 1503,910 Y= 39,654 X 942,86 Regresi linier merupakan persamaan yang menghubungkan nilai pada sumbu X terhadap nilai pada sumbu Y. Korelasi dari kedua nilai dari sumbu X dan Y terhadap persamaan regresi linier dinyatakan sebagai koefisien korelasi (r). Jika nilai r=1 maka nilai regresi linier sama dengan nilai percobaan. Parameter linieritas suatu metode dikatakan baik apabila koefisien korelasinya (r) mendekati satu dikarenakan nilainya mendekati kenyataan (hasil percobaan). Dari hasil perhitungan persamaan regresi linier untuk metampiron dan diazepam diperoleh nilai r dan koefisien variansi fungsi (v 0) berturut-turut adalah sebesar 0,998 (0,006%) dan 0,998 (0,008%). Hal ini menunjukkan bahwa metode KLT video densitometri ini telah memenuhi persyaratan parameter linearitas yaitu dengan nilai koefisien determinasi mendekati satu dan koefisien variasi fungsi (v 0) kurang dari 2%. 133

3. Batas deteksi dan batas kuantisasi Persamaan garis regresi linear yang diperoleh juga digunakan untuk menghitung Batas Deteksi (BD) dan Batas Kuantitasi (BK). Nilai BK adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi sedangkan nilai BK adalah jumlah analit terkecil dalam sampel yang dapat ditentukan secara kuantitatif pada tingkat akurasi dan presisi yang baik. Didapatkan nilai BD dan BK untuk metampiron secara berturutturut adalah 1,755 dan 5,849 bpj. Sedangkan untuk diazepam diperoleh nilai BD dan BK secara berturut-turut adalah 2,102 dan 7,006 bpj. 4. Akurasi Uji akurasi metode diperoleh dengan mengukur uji perolehan kembali yang dilakukan terhadap sampel simulasi pada konsentrasi 80, 100, dan 120% dari konsentrasi aktual metampiron dan diazepam dalam sampel. Hasil perhitungan uji akurasi dinyatakan dalam % perolehan kembali (% recovery). Sampel simulasi menggunakan komposisi zat aktif, laktosa, amilum, dan talkum. Didapatkan nilai akurasi dengan nilai rata-rata (% recovery) untuk konsentrasi sampel simulasi metampiron 80, 100, dan 120% secara berturut-turut adalah 100,203; 99,392; dan 100,649%. Nilai rata-rata % recovery untuk diazepam secara berturut-turut adalah 100,261; 99,622; dan 100,409%. 5. Presisi Presisi diukur sebagai simpangan baku relatif (RSD) dan koefisien variasi (KV). Pada uji presisi dilakukan menggunakan metode sampel simulasi 100% secara intraday dan interday. Dibuat sampel simulasi metampiron dan diazepam dengan konsentrasi yang sama metampiron 107 bpj dan diazepam 100 bpj dan diukur nilai respon luas puncak (AUC). Didapatkan nilai presisi dinyatakan dengan nilai % RSD (selama tiga hari) untuk metampiron dan diazepam berturut-turut adalah 1,031 dan 1,517%. Penetapan Kadar Sampel Setelah dilakukan validasi metode dan semua parameternya memenuhi persyaratan maka selanjutnya metode yang telah dikembangkan digunakan untuk penetapan kadar campuran metampiron dan diazepam dalam sediaan. Sediaan kombinasi yang digunakan berupa sediaan tablet. Komposisi pada etiket 134

per satu tablet mengandung sebanyak metampiron 500 mg dan diazepam 2 mg. Digunakan 25 tablet kombinasi obat ini dikarenakan kandungan metampiron dan diazepam sangat jauh rentangnya sehingga digunakan tablet kombinasi obat yang cukup banyak dengan tujuan agar diazepam masih dapat terdeteksi bercak dan puncaknya dengan TLC Analyzer. Konsentrasi metampiron dan diazepam dibuat sama yaitu 100 bpj untuk memenuhi rentang linearitas. Selanjutnya, konsentrasi metampiron dilakukan sebanyak 1250 pengenceran dan pengenceran untuk konsentrasi diazepam sebanyak 5. Pengukuran kadar metampiron dan diazepam dalam sediaan tablet ini diberikan perlakuan yang sama dengan perlakuan pada sampel simulasi tablet. Penotolan sampel pada plat KLT dilakukan secara triplo kemudian diukur AUC dari bercak dan dilakukan rataan AUC. Setelah dilakukan analisis menggunakan software TLC Analyzer, kromatogram yang dipilih adalah baseline yang berwarna hijau karena menghasilkan bentuk puncak yang paling baik. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai luas area dengan menggunakan Microsoft Excel sehingga diperoleh ratarata nilai AUC untuk metampiron dan diazepam berturut-turut adalah 661,823 dan 3058,906. Nilai ini selanjutnya dikonversikan dan dibandingkan dengan nilai yang tertera pada etiket maka diperoleh nilai % per satu tablet mengandung kadar metampiron dan diazepam berturut-turut adalah sebesar 100,358 dan 100,918%. Nilai kadar yang diperoleh memenuhi persyaratan yang tertera pada Farmakope Edisi V dimana metampiron mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% dari jumlah yang tertera pada etiket dan diazepam mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai-nilai parameter validasi untuk pengembangan metode KLT video densitometri ini memenuhi syarat yang telah ditetapkan sehingga layak untuk digunakan untuk penetapan kadar campuran metampiron dan diazepam dalam sediaan kombinasi. Daftar Pustaka Clarke. 2005. (Software) Clarke s Analysis. Cambridge: Pharmaceutical Press. 135

Damayanti, S., Slamet, I., Kurnia, F., dan Daryono, H. 2003. Simultaneous determination of paracetamol and ibuprofene mixtures by high performance liquid chromatography. Indonesian Journal of Chemistry, 3(1):9-13. Depkes. 2013. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Fried. 1999. Bab 10: In Situ Densitometry. Page. 200-218. Harmita. 2004. Petunjuk pelaksanaan validasi metode dan cara perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, I(3):117 135. Hess, A.V.I. 2007. Digitally-enhanced thin-layer chromatography: an inexpensive, new technique for qualitative and quantitative analysis. J. Chem. Educ., 84(5):842-847. Mutschler, E. 1999. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. Edisi 5. Bandung: Penerbit ITB. Poole, P.E. 2000. Chromatography: Thinlayer (planar)/ Densitometry and Image Analysis. Merck limited, Poole, Dorset, UK: Academic press. 136