BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari sekolah, selain mengembangkan pribadinya. Pemberian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan. Kesempurnaan, kemuliaan, serta kebahagiaan tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan prasarana sekolah yang dimiliki saat ini kurang memadai. Cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena dengan pendidikan dapat membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut mata pelajaran agama

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Dalam ajaran Islam, pendidikan adalah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengartikan pendidikan tertulis the education is the development of knowledge, skill,

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. merupakan perwujudan tanggung jawab orang tua dalam membina anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. jalan bagi pertumbuhannya dalam segala aspek spritual, imajinatif (kreativitas),

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Sekolah merupakan pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah kedua bagi anak didik, yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada anak didiknya. Menurut Muzayyim Arifin kata didik, diberi awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran). 1 Jadi yang dimaksud didik di sini adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai lembaga pendidikan yang setiap hari anak datang tentu saja mempunyai dampak yang besar bagi anak didik. Kenyamanan dan ketenangan anak didik dalam belajar akan ditentukan sampai sejauh mana kondisi dan situasi sekolah dalam menyediakan lingkungan. Lingkungan merupakan tempat tinggal anak didik, dalam lingkungan anak didik hidup dan berinteraksi sehingga diperlukan lingkungan sekolah yang baik. Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan sekolah yang di dalamnya dihiasi tanaman pepohonan yang dipelihara dengan baik dan tersusun dengan rapi sebagai laboratorium alam bagi anak didik, dan sejumlah kursi dan 1 Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h.18. 1

2 meja belajar yang teratur rapi. 2 Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga Negara Indonesia, sebagaimana yang telah tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada bab I pasal I sebagai berikut: Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan mahluk lainnya. 3 Demikian pula adanya pengaruh dari lingkungan terhadap suatu tingkah laku, juga tidak menimbulkan pertentangan yang berarti. Proses yang terjadi dari dalam diri pribadi anak, dan tingkah laku anak jelas merupakan pengaruh yang timbul dari lingkungan. Selain sebagai manusia dalam keseharian hidupnya akan selalu berinteraksi dengan manusia lain sebagai mahluk hidup dan bahkan dengan benda mati. Mahluk hidup tersebut antara lain adalah sebagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air dan tanah. Dalam konteks pembelajaran semua yang dapat kita manfatkan seperti yang dikaji dalam Q.S. Ad-Dukhaan ayat 38, sebagai berikut. و م ا خ ل ق ن ا الس م او ات و الا ر ض و م ا ب ی ن ھ م ا لاع ب ین Bedasarkan ayat tersebut menegaskan bahwa Allah menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada diantara keduanya semuanya dengan benar, tidak sia-sia, semuanya bermanfaat dan mengandung hikmah bagi manusia. Manusia dan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu bangunan yang seharusnya saling 2 Syaiful Bahri Djamarah, Pisikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.144. 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomur 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan, (Bandung: Citra Utama, 2009), h.2.

3 menguatkan karena manusia amat bergantung pada lingkungan. Lingkungan merupakan tempat atau ruangan yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Tempat dan ruangan yang dirancang khusus misanya: bangunan sekolah, ruangan Perpustakaan, ruangan Laboratorium, Auditorium, dan ruangan Micro teaching. 4 Karena lingkungan amat bergantung pada aktivitas manusia. Manusia adalah mahluk yang diciptakan oleh Allah Swt yang keberadaan hidupnya tidak dapat menyediri, ia dan alam semesta bukan terjadi sendirinya, tetapi dijadikan Allah Swt. Oleh karena itu kebersihan lingkungan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Dalam hadits Rasulullah Saw menjelaskan pentingnya kebersihan, yang berbunyi sebagai berikut: ا لا س لا م ن ظ ی ف ف ت ن ظ ف و ا ف ا ن ھ لا ی د خ ل ال ج ن ة ا لا ن ظ ی ف رواه البیھقى Dalam hadits tersebut menegaskan bahwa agama islam agama yang bersih yang mengajarkan kita untuk menjaga kebersihan, kebersihan yang dimaksud di sini adalah kebersihan makan, kebersihan minum, kebersihan rumah, kebersihan sumber air, pekarangan dan jalan karena kebersihan didalam islam adalah iman. Seperti yang tercantum dalam hadits yang berbunyi dibawah ini: ) ا لط ھ و ر ش ت ر الا ی م ان (رواه مسلم Bedasarkan hadits tersebut mengajarkan kita untuk menjaga kebersihan jasmani dan rohani dalam berbagai aspek kehidupan serta melakukan kebersihan 4 Sudiman N & A. Rusyan Tabrani, DKK, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1987), h.204.

4 masyarakat dan lingkungan tempat manusia itu sendiri tinggal. Wajibnya kebersihan dalam kehidupan diri dan lingkungan serta masyarakat di mana kita hidup dan bertempat tinggal. Dalam hubungan ini umat beragama dan masyarakat sekitar mutlak diperlukan dalam menciptakan lingkungan masyarakat bersih dan sehat. Kondisi bersih sangat mendukung kenyamanan untuk bertempat tinggal. Namun jika dilihat dari manusia maka lingkungan adalah sesuatu yang positif sedangkan manusia aktif, sehingga kualitas lingkungan sangat bergantung pada kualitas manusia, sayang pada kondisi saat ini manusia sering lupa bahwa lingkungan yang berkualitas buruk akan berpengaruh pada kualitas kehidupannya juga, di sini jelas bahwa subjek kehidupan manusia dan kondisi lingkungan pada dasarnya adalah manusia itu sendiri. Manusia yang baik akan lebih baik pula kualitas kehidupan dan lingkungannya, sedangkan manusia yang buruk tentu akan lebih buruk pula kualitas kehidupan dan lingkungannya. Oleh karena itu kualitas kehidupan ditentukan oleh sikap dan perilaku budaya manusia itu sendiri. 5 Kebersihan di lingkungan sekolah adalah salah satu faktor yang mendorong kita untuk lebih semangat lagi dalam kegiatan belajar, oleh karena itu kebersihan harus dijaga sejak dini, menjaga kebersihan lingkungan sekolah merupakan tugas guru untuk membimbing siswa-nya untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan baik di luar kelas maupun di dalam kelas, dengan menjaga lingkungan yang bersih suasana belajar pun akan menjadi lebih nyaman dan mempengaruhi para siswa dalam kegiatan belajar di ruangan kelas, dengan menjaga kebersihan di ruangan kelas akan mampu membawa perubahan dalam 5 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2010), h.12.

5 pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap dalam diri anak. Aktifitas guru dalam mendidik siswa menjaga lingkungan sekolah akan menambah atau membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar di sekolah, oleh karena itu agar dapat menumbuhkan suasana belajar yang mengairahkan haruslah ditunjukan kemampuan guru dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah antara lain; membagi piket kebersihan kelas, menyediakan bak sampah, dan larangan-larangan jika ada siswa yang membuang sampah sembarang baik di dalam maupun di luar kelas. Siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan yang diciptakan ilmiah. Belajar yang diharapkan pada siswa Madrasah Ibtidayah Hayatuddiniah Jambu Burung akan lebih bermakna. Belajar bermakna maksudnya jika anak mengetahui, memahami apa yang terjadi, apa yang dipelajari secara langsung. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan. 6 Lingkungan merupakan salah satu tempat atau wahana yang paling umum digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar di sekolah. Lingkungan sekolah yang dianggap dapat menumbuhkan minat dan merangsang anak didik untuk berbuat dan membuktikan hasil pembelajaraan yang diterima, khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam sehingga membuat siswa akan semakin terlihat dan apresiatif terhadap lingkungan yang dipelajari sebenarnya sangat dekat, bahkan berinteraksi secara langsung dengan pengalaman keseharian 6 Ibid, h.19.

6 mereka. Berinteraksi secara langsung dimaksud di sini adalah pengalaman dengan penuh makna dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap kebersihan lingkungan di sekitar sekolah. Pendidikan Lingkungan sekarang ini banyak diajarkan oleh guru-guru di sekolah dengan program-program yang diintergrasikan dalam pelajaran. Biasanya sekolah ada kebiasaan piket pagi secara bergiliran, jumat bersih kerja bakti dan lain-lain. Selain itu menjaga kebersihan lingkungan sekolah yang ada di dalam kelas maupun di luar, tidak lepas dari berbagai kendala, sehingga perkembangan terasa lambat. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah terkesan banyak menyita waktu, tidak serius dan ada juga berpandangan bahwa menjaga kebersihan lingkungan sekolah sia-sia karena dilihat keadaan dan suasana yang ada di MI Hayatuddiniah tidak mendukung. Pandangan-pandangan ini harus diubah karena sangat merugikan kelangsungan proses pembelajaran. Untuk mengatasi kendala menjaga kebersihan lingkungan sekolah, maka diformulasikan keterpaduan antara kegiatan intra dan ekstra. Jadi, dalam hal ini yang berperan penting adalah guru. Kemampuan guru yang berkualitas dan profesional dalam bidangnya memiliki kriteria dan kompetensi yang memenuhi standar dan ikut menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Seorang akan dapat dikatakan guru efektif bila dapat mendayagunakan waktu, tenaga demi mencapai tujuan. 7 Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, dengan menjaga kebersihan lingkungan sekolah akan 7 Erma Afriyani, Upaya Mengoptimalkan Pemahaman Konsep Ekosistem, (Banjarmasin: FKIP Unlam, 2006), h.19.

7 memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Mengingat di lingkungan sekitar sekolah MI Hayatuddiniah Jambu Burung memiliki lingkungan yang harus dijaga dan dipelihara, tentunya sangatlah diterapkan sekali pola hidup bersih, hidup sehat, hidup damai, khususnya di dalam sekolah karena di dalam sekolah tersebut merupakan sebuah tempat di mana seseorang dididik, dilatih dalam segala asfek kepribadiannya, contoh kecilnya menjaga lingkungan sekolah agar bisa tetap bersih, sehat, alami dan subur. Dari hasil penjajakan awal yang penulis lakukan di Madrasah Ibtidayah Hayatuddiniah Jambu Burung, adanya penanaman nilai-nilai kebersihan lingkungan sekitar sekolah oleh guru di MI Hayatuddiniah seperti membagi piket kebersihan kelas, menyediakan bak sampah, dan larangan-larangan jika ada siswa yang membuang sampah sembarangan baik di dalam maupun di luar kelas. Guru adalah salah satu faktor yang memegang peranan yang penting dalam proses pendidikan khususnya dalam menjaga kebersihan yang ada di MI Hayatuddiniah Jambu Burung. Gurulah yang bertanggung jawab dalam mentransfer nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh lembaga pedidik agar selanjutnya nilai-nilai itu dimiliki oleh para peserta didik. Keberhasilan aktivitas pendidikan banyak tergantung pada keberhasilan para pendidiknya dalam mengembangkan misi-misi pendidikan. Ketetapan seorang guru dalam menjaga kebersihan lingkungan yang ada di MI Hayatuddiniah Jambu Burung dalam suatu kegiatan kebersihan akan dapat menghasilkan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman. Bedasarkan penjajakan awal di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih jauh dengan mengangkat judul: Penanaman Nilai-Nilai

8 Kebersihan Lingkungan oleh Guru di MI Hayatuddiniah Jambu Burung Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. B. Penegasan Judul Dari latar belakang di atas maka penulis di sini perlu menegaskan judul, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan permasalahan yang akan penulis angkat sebagai berikut: 1. Penanaman, menurut kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata tanam kemudian dibubuhi dengan awalan pe-an yang berarti proses, cara, pembuatan, menanam atau menanamkan. 8 Jadi penanaman adalah suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. 2. Nilai, dapat diartikan sebagai objek kegiatan, mempunyai kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap menyetujui atau mempunyai nilai tertentu, jadi nilai memiliki peran yang sangat penting yang memiliki sifat-sifat atau hal-hal yang sangat berguna bagi manusia dalam menilai kehidupannya untuk menjadi lebih baik lagi. Yang dimaksud nilai di sini adalah segala sesuatu yang penting yang harus ditaati, diikuti dan bersifat positif (baik), yang harus dipercaya, dijalankan, dan ditaati demi tercapainya kebaikan dalam menjalani kehidupan di lingkungan sekolah yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai kebersihan lingkungan oleh guru yang ada di Madrasah Ibtidayah Hayatuddiniah Jambu Burung. 8 Tim penyusun Kamus Pusat Bahsa, Kamus Besar Bahsa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.1134.

9 3. Kebersihan, adalah penanaman budaya hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari, khususnya terkait dengan menjaga kebersihan ruangan kelas IV dan kelas V di MI Hayatuddiniah Jambu Burung, dengan menjaga kebersihan anak dapat mengenal dan menjaga kebersihan yang ada di lingkungan sekolah. 4. Lingkungan., adalah lingkungan yang dipelihara, dijaga, dan dilestarikan. Jadi pada hakikatnya lingkungan menjadi sangat penting dalam interaksi belajar mengajar di Madrasah Ibtidayah, karena dengan lingkungan anak dapat mengenal dan menjaga alam di sekitar lingkungan sekolah. Yang dimaksud lingkungan di sini adalah lingkungan yang berada di kelas IV dan kelas V di MI Hayatuddiniah Jambu Burung. 5. Guru, adalah pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik dan pendidikan menengah. Yang dimaksud dengan guru pada penelitian ini adalah guru kelas IV dan kelas V yang ada di MI Hayatuddiniah Jambu Burung Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar dalam menanamkan nilai-nilai kebersihan lingkungan yang ada di sekolah. Maksud dari judul di atas adalah suatu penelitian yang mengambarkan usaha guru kelas dalam menanamkan nilai-nilai kebersihan lingkungan sekolah yang ada di MI Hayatuddiniah Jambu Burung kelas IV dan kelas V untuk menciptakan lingkungan yang bersih, indah dan nyaman yang ada di Madrasah Ibtidayah Hayatuddiniah Jambu Burung.

10 C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penanaman nilai-nilai kebersihan lingkungan di MI Hayatuddiniah Jambu Burung? 2. Bagaimana keadaan kebersihan lingkungan di MI Hayatuddiniah Jambu Burung? D. Alasan Memilih Judul Alasan yang dapat penulis kemukakan tentang penanaman nilai-nilai kebersihan lingkungan oleh Guru di MI Hayatuddiniah Jambu Burung Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar adalah sebagai berikut: 1. Mengingat pentingnya kebersihan lingkungan sejak dini dalam membentuk manusia yang berkepribadian mulia. Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan ini tidak hanya dilakukan di lingkungan rumah, akan tetapi di lingkungan sekolah sangat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar, maka yang berperan di sini adalah guru sebagai tenaga pendidik dalam menjaga lingkungan sekolah. 2. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah membantu mengembangkan kreativitas guru sebagai pendidik, oleh karena itu guru dituntut untuk mengetahui, memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar sekolah dengan baik.

11 3. Penanaman nilai-nilai kebersihan lingkungan harus diterapkan sejak dini kedalam pribadi siswa, sehingga mendarah daging dan secara timbal balik dapat memberikan kontribusi dalam kehidupan siswa. 4. Dengan adanya penanaman nilai-nilai kebersihan lingkungan di MI Hayatuddiniah Jambu Burung, guru dapat berperan penting dalam membimbing siswa menjaga kebersihan kelas IV dan kelas V sehingga siswa dapat meniru sikap guru dalam menjaga kebersihan di sekolah. 5. Meningkatkan pentingnya bimbingan guru dalam menanamkan nilai-nilai kebersihan lingkungan sekolah, maka diperlukan pengarahan dan bantuan dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengetahui lebih mendalam lagi, tentang penanaman nilai-nilai kebersihan lingkungan di MI Hayatuddiniah Jambu Burung. 6. Dengan penanaman nilai-nilai kebersihan lingkungan sekolah guru dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan kebersihan lingkungan sekolah khusunya kelas IV dan kelas V. 7. Untuk mempermudahkan penelitian di sini peneliti memilih kelas IV dan kelas V karena dengan meneliti kelas tinggi sudah terlihat penanaman nilai-nilai kebersihan lingkungan di MI Hayatuddiniah Jambu Burung dan menjadi contoh bagi kelas-kelas rendah khususnya di kelas I sebagai permula. E. Tujuan Penelitian

12 Bedasarkan permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui penanaman nilai-nilai kebersihan sekolah di Madrasah Ibtidayah Hayatuddiniah Jambu Burung. 2. Mengetahui keadaan kebersihan lingkungan sekolah di Madrasah Ibtidayah Hayatuddiniah Jambu Burung. F. Signifikansi Penelitian Dari penelitian ini penulis mengharapkan agar berguna sebagai: 1. Sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan Islam pada khususnya, karena menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman. 2. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan untuk mempersiapkan diri terjun ke dunia pendidikan. 3. Untuk mendapatkan hasil yang dapat digunakan oleh pendidik dan siswa serta berkesinambungan dalam dunia pendidikan. 4. Memmberikan pengetahuan dan kajian mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar sekolah. 5. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi penulis dan peneliti lain dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan.

13 6. Sebagai bentuk sumbangan penulis bagi perpustakaan IAIN Antasari pada umumnya dan bagi perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin pada khususnya. G. Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab yang dapat diuraikan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah dan penegasan judul, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori yang terdiri dari pengertian kebersihan lingkungan, lingkungan pendidikan, manfaat lingkungan sekitar sekolah, cara melestarikan lingkungan sekitar. Bab III Metode Penelitian yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, objek dan subjek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data serta prosedur penelitian. Bab IV Laporan Hasil Penelitian yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, penyajian dan analisis data. Bab V Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.