BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 yang mengatur tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada pemerintah pusat maupun pada pemerintah daerah dengan ditetapkannya paket undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkannya paket undangundang bidang keuangan negara, yaitu undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BAB I PENDAHULUAN. program yang dapat melahirkan mahasiswa mahasiswa yang terampil,

BAB I PENDAHULUAN. anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksana Pengelolaan Keuangan Daerah dan Penatausahaan

BAB I PENDAHULUAN. dialami lulusan lulusan perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena adanya ketimpangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintahan daerah dan DPRD

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah daerah sepenuhnya dilaksanakan oleh daerah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dituntut kerjasama dari semua pihak khususnya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan

atas bukti pengeluaran anggaran tersebut sebelum dilakukan pembayaran. Menurut Dr.Islahuzzman, SE, Msi dalam bukunya Istilah-Istilah Akuntansi dan

BAB I PENDAHULUAN. pagu anggaran yang dapat direalisasikan dapat mencerminkan berjalannya fungsi-fungsi

BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dibidang perencanaan pembangunan di daerah serta penilaian dan. pembangunan, khususnya di Bidang Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan daerah semua sumber keuangan yang akan digunakan oleh daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paket undang-undang bidang keuangan negara, yaitu undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah diberikan wewenang untuk

pembangunan. Oleh sebab itu, untuk mengelola keuangan yang baik maka dibutuhkan pemahaman dan praktek yang baik dalam melaksanakan peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Kementerian Daerah yang mempunyai kewenangan dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, tiap daerah-daerah yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana. merupakan rencana kerja tahunan untuk mewujudkan kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan yang cukup kepada daerah. Semua sumber keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bergulirnya otonomi daerah, terjadi perubahan paradigma

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan majunya perkembangan yang sedang dilakukan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan terkadang dominan dalam berbagai kegiatan. Hal tersebut erat kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah penyediaan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN), disamping barang-barang inventaris kekayaan negara

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok dan/atau masyarakat. Sifat bantuan ini, tidak secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan oleh setiap instansi. Humas mengambil bagian penting dalam proses penetapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber Daya Manusia merupakan aset yang penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar, tujuan, dan pedomannya (UUD 1945 alinea ke-empat). Dari amanat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam suatu organisasi pemerintahan.

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, pemerintah daerah harus dapat melakukan optimalisasi sumbersumber. pemasukan yang potensial bagi kas daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Magang atau disebut kerja praktek bagi mahasiswa di perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Andalas sebagai salah satu penghasil

BAB I PENDAHULUAN. turunan undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,telah

BAB I P E N D A H U L U A N

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Bagian Pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini

BAB I PENDAHULUAN. Desentralisasi telah membawa tantangan besar bagi pemerintah daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan otonomi daerah merupakan salah satu agenda reformasi, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi di berbagai bidang yang sedang berlangsung di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan fenomena yang selalu hidup dan berkembang dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyusunannya berupa pendekatan penganggaran terpadu (Unified Budget),

BAB I PENDAHULUAN. cukup signifikan dalam pelaksanaan APBN di Indonesia. Perubahan tersebut ditandai

I. PENDAHULUAN. keluar beberapa peraturan pemerintah yaitu undang undang 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah, Undang Undang 33 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Bersih dan Bebas dari KKN. (Meidyah Indreswari, 2011). Salah satu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak era globalisasi ini, pertumbuhan dunia bisnis semakin pesat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam sektor perekonomian teknologi yang semakin maju mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perkembangan perekonomian Indonesia yang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan juga semakin rumit terutama dalam penyajian laporan keuangan. Di dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Nama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional

SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA PADANG. Bidang Studi Keuangan Negara dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. sebagai semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan saat ini masyarakat dituntut dengan berbagai kebutuhan hidup

BAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN ANGGARAN 2011

BAB I PENDAHULUAN. aspek, salah satunya yaitu manajemen keuangan. semakin kompetitif, Manajer keuangan dituntut dapat mengatur dan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 Alinea ke-iv, yakni melindungi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu manajemen diperlukan dalam pengelolaan setiap organisasi, baik organisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. data kuantitatif, terutama mempunyai suatu sifat keuangan dari suatu. bidang terutama sekali bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pola pikir masyarakat juga ikut berkembang,

Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

BUPATI DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEARAH (RPJMD) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. rangka membantu pemerintah daerah melaksanakan pembangunan, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. dari benda bergerak dan benda tidak bergerak baik yang berwujud maupun yang

BAB I PENDAHULUAN. administratif diserahkan kepada Kementerian Negara/Lembaga (K/L), dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sistem yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Dengan bertambah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, untuk itu diperlukan adanya pengendalian intern yang dapat

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB I PENDAHULUAN. awalnya hanya didasarkan pada Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 23.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan keuangan daerah dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 yang mengatur tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk penatausahaan keuangan daerah diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008. Keuangan daerah dikelola melalui Manajemen Keuangan Daerah. Penatausahaan keuangan daerah di Indonesia telah banyak mengalami perubahan seiring dengan semangat reformasi manajemen keuangan pemerintah untuk mencapai keberhasilan otonomi daerah. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya paket peraturan perundangan di bidang keuangan negara beserta peraturan-peraturan turunannya yang juga telah banyak mengalami revisi dan penyempurnaan. Dalam permendagri nomor 13 tahun 2006 pengelolaan keuangan daerah yang telah dirubah ke permendagri nomor 21 tahun 2011 diatur meliputi penyusunan rancangan APBD, penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang belum memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas, penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD. Dalam penatausahaan keuangan daerah, secara rinci sistem dan prosedur ditetapkan oleh masing-masing daerah. Perbedaan dimungkinkan terjadi sepanjang hal tersebut tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah. Dengan upaya tersebut, diharapkan daerah didorong untuk lebih tanggap, kreatif dan mampu mengambil inisiatif dalam perbaikan dan pembaharuan dalam sistem dan prosedurnya serta meninjau kembali sistem tersebut secara terus-menerus

berdasarkan keadaan, kebutuhan dan kemampuan setempat. Dalam penatausahaan pengelolaan keuangan daerah, pemerintah daerah dapat menggunakan sistem yang disarankan oleh pemerintah sesuai kebutuhan dan kondisinya, dengan tetap memperhatikan standar dan pedoman yang ditetapkan. Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006, sekurang kurangnya dalam prosedur penatausahaan pengelolaan keuangan daerah pada bendahara penerimaan meliputi : 1. Sistem dan prosedur penatausahaan bendahara penerimaan 2. Sumber sumber yang menjadi penerimaan keuangan daerah Berdasarkan uraian di atas untuk mengetahui pelaksanaan anggaran pada SKPD khususnya di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Padang, yang pada dasarnya mengarah kepada penatausahaan penerimaan daerah di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dikelola oleh satu orang bendahara penerimaan dan satu orang bendahara pengeluaran serta dibantu oleh beberapa orang yang bertanggungjawab atas penerimaan dan pengeluaran SKPD. Maka dari itu penulis tertarik untuk membahas tentang PROSEDUR PENGELOLAAN DAN PENATAUSAHAANPENERIMAAN PENDAPATAN DAERAH PADA BENDAHARA PENERIMAAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET (BPKA) KOTA PADANG Alasan penulis memilih topik ini yaitu karena penulis ingin mengetahui tata cara pengelolaan dan penatausahaan keuangan daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang. Dengan dibahasnya topik ini diharapkan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang dapat bekerja sama dengan penulis dalam membuat laporan magang dengan tujuan agar penulis dapat mengerti dan menguasai dengan jelas sistematika pelaksanaan

anggaran di SKPD khususnya mengenai prosedur pengelolaan dan penatausahaan keuangan daerah pada instansi terkait. 1.2 Rumusan Masalah Dalam pengelolaan keuangan diperlukan adanya sinkronisasi antara peraturan menteri dalam negeri yang mengatur pengelolaan keuangan daerah dengan proses penatausahaan dan akuntansi yang ada di daerah, sehingga dapat memberikan kejelasan dan manfaat bagi pelaku ekonomi yang berkaitan dengan penatausahaan keuangan yang ada di daerah, maka permasalahan penelitian yang diajukan sebagai berikut : 1.2.1 Bagaimanakah prosedur penatausahaan keuangan daerah pada bendahara penerimanaan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Padang? 1.2.2 Bagaimana proses pengelolaan pendapatan daerah serta pertanggungjawabannya melalui bendahara penerimaan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Padang? 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : a. Untuk melengkapi satuan kredit semester (SKS) sesuai yang ditetapkan sebagai syarat kelulusan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. b. Untuk mempraktekkan ilmu teori yang telah didapat dari perkuliahan ke lapangan (instansi pemerintah) yangs sesuai dengan jurusan penulis yaitu Keuangan Negara dan Daerah. c. Untuk mengetahui, menguasai dan memahami prosedur penatausahaan pengelolaan keuangan daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang.

d. Untuk mengetahui bagaimana menghadapi dunia kerja pada instansi pemerintahan. e. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) pada Universitas Andalas Fakultas Ekonomi Program Diploma III. Sedangkan manfaat dari penulisan ini adalah antara lain : 1. Bagi Peserta Magang Menambah ilmu pengetahuan dalam memahami prosedur penatausahaan pengelolaan keuangan pada instansi pemerintahan khususnya di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang. Dapat melihat perbandingan penetapan teori tentang penatausahaan keuangan yang didapat selama perkuliahan dengan penerapan praktek selama magang berlangsung. Menjadikan mahasiswa yang kreatif, cekatan, memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan yang diberikan serta memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan. Untuk menjadikan perbandingan antara teori dan praktek dalam pelaksanaan prosedur penatausahaan keuangan. 2. Bagi Universitas Mahasiswa dapat menyelesaikan kewajibanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, agar kampus dapat melahirkan mahasiswa yang mampu bersaing dalam dunia kerja nantinya. Untuk menciptakan mahasiswa yang kreatif, cekatan, rasa tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan yang diberikan.

Terciptanya link kerja dengan mahasiswa magang yang memiliki skill dan wawasan agar bekerja sama dengan perusahaan atau instansi terkait untuk mendapatkan karyawan atau pegawai dari Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. 3. Bagi Instansi Dengan adanya mahasiswa magang dapat membantu meringankan pekerjaan karyawan. Terwujudnya kerja sama yang baik antara instansi pendidikan dengan instansi tempat magang yaitu Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang.. 1.4 Cara Pencapaian Tujuan Agar tujuan magang tercapai, maka penulis berupaya melakukan berbagai kegiatan dlam pelaksanaan kegiatan magang antara lain sebagai berikut : a. Membaca teori teori yang terkait dengan kegiatan magang sebelum kegiatan magang dilaksanankan. b. Mengetahui struktur organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang. c. Mempelajari prosedur penatausahaan keuangan daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang. d. Sosialisasi dengan lingkungan tempat magang.

1.5 Metodologi Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan magang tentang Prosedur Pengelolaan dan Penatausahaan Penerimaan Pendapatan Daerah Pada Bendahara Penerimaan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang a. Studi Lapangan Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung atau pengamatan langsung ke subjek penelitian, meminta dan wawancara dengan pegawai Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang. b. Studi Pustaka Studi ini dilakukan untuk memperoleh landasan-landasan teori dari buku-buku, majalah dan publikasi berupa bahan-bahan kuliah dan artikel lainnya yang berhubungan dengan pembahasan laporan magang ini. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan laporan magang mengenai prosedur penatausahaan pengelolaan keuangan daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang ini terdiri dari lima BAB, yang sistematika penulisannya adalah sebagai berikut : BAB I Merupakan pendahuluan, pada bab ini diuraikan secara ringkas latar belakang, perumusan masalah, tujuan kegiatan magang, manfaat kegiatan magang, rencana kegiatan magang,metodologi penulisana, tempat dan waktu magang dan yang terakhir mengenai sistematika penulisan.

BAB II Merupakan landasan teori terdiri dari pengertian tata usaha, prosedur penatausahaan keuangan daerah, asas umum pengelolaan keuangan daerah, dan dokumen penatausahaan. BAB III Bab ini berisikan tentang gambaran umum Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang yang meliputi gambaran umum, sejarah dan perkembangan, landasan hukum, visi dan misi, struktur organisasi, tugas dan fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang. BAB IV Pembahasan mengenai penatausahaan keuangan daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang, yang terdiri dari bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penatausahaan keuangan. BAB V Merupakan bab penutup yang memberikan suatu kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan penulisan laporan bagi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang