PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN LAHAN PERTAMBAKAN DI WILAYAH TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN DAN TELEKOMUNIKASI DI KOTA TARAKAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG LEGES DAN BIAYA ADMINISTRASI DALAM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN PRAKTEK TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LOGAM TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV NAMA, OBJEK, SUBJEK DAN JENIS RETRIBUSI Pasal 4

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA BUDIDAYA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETERTIBAN DALAM KAWASAN PELABUHAN PEMERINTAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG LARANGAN DAN PENGAWASAN HUTAN MANGROVE DI KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 74 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 37 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PEREDARAN DAN PENERTIBAN HASIL HUTAN KAYU DI KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 75 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2001 TENTANG TATA NIAGA BESI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN USAHA DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG KETENTUAN TEMPAT PENUMPUKAN BARANG DAN BAHAN BANGUNAN DALAM KOTA BONTANG

b. bahwa untuk melaksanakan pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, perlu diatur dengan Peraturan Daerah.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 5 Tahun 2006 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA HUTAN RAKYAT DAN PADA TANAH MILIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 36 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PEREDARAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN BANGUNAN DI KAWASAN PANTAI TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PERLINDUNGAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 14 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

1 of 5 02/09/09 11:45

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG LARANGAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN MALINAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENEBANGAN POHON PADA PERKEBUNAN BESAR DI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN REKLAME

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI PENGUMPULAN KAYU RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 17 TAHUN 2002 TENTANG TEMPAT PELELANGAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 1 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 1

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG NOMOR : 3 TAHUN : 2006 SERI : C NO.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK ANGKUTAN DARAT DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G PEMBERIAN IZIN UNDIAN (PROMOSI PRODUK BARANG/JASA)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DAN / ATAU IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 09 TAHUN 2006 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 76 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 41 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN IZIN USAHA PERDAGANGAN DAN INDUSTRI

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR : 23 TAHUN 2000 TENTANG LARANGAN, PENGAWASAN, PENGENDALIAN PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2002 TENTANG RUMAH SUSUN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN HAK DI KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGGILINGAN PADI, HULLER DAN PENYOSOHAN BERAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 81 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 44 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAN TEMPAT BERJUALAN PEDAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 30 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 08 TAHUN 2001 T E N T A N G PENGENDALIAN PENEBANGAN DAN PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA BUPATI LAMPUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

RETRIBUSI WISMA/PESANGGRAHAN/VILLA

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU LINTAS KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI USAHA RUMAH MAKAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG IZIN GANGGUAN

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG PERIJINAN TEMPAT PENYIMPANAN DAN PENIMBUNAN KAYU SERTA BAHAN BANGUNAN LAINNYA DALAM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka pengawasan dan penertiban perlu diatur perijinan tempat penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya dalam wilayah Kota Tarakan; b. bahwa untuk maksud pada huruf a diatas, perlu diatur tentang perijinan tempat penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya dalam Kota Tarakan dengan Peraturan Daerah. : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 5. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1970 tentang Perencanaan Hutan; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1998 tentang Provisi Sumber Daya Hutan: 9. Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 1998 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan dibidang Kehutanan Kepada Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undangundang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak lingkungan Hidup; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun; 14. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kota Tarakan Tahun 1999 Nomor 11 Seri C-01) Jo. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 26 Tahun 2001 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 17 Tahun1999

tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kota Tarakan Tahun 2001 Nomor 26 Seri D-09); 15. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 22 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Tarakan Tahun 2000 Nomor 21 Seri-D); 16. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 15 Tahun 2001 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tarakan Tahun 2000-2010 (Lembaran Daerah Kota Tarakan Tahun 2001 Nomor 15 Seri-C); 17. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 03 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Kota Tarakan Tahun 2002 Nomor 03 Seri E-01). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TARAKAN, MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN TENTANG PERIJINAN TEMPAT PENYIMPANAN DAN PENIMBUNAN KAYU SERTA BAHAN BANGUNAN LAINNYA DALAM KOTA TARAKAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Tarakan; 2. Pemerintah Kota adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai badan ekskutif Daerah; 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut DPRD adalah badan legislatif Daerah; 4. Kepala Daerah adalah Walikota Tarakan; 5. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Tarakan; 6. Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Tanaman Pangan adalah Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Tanaman Pangan Kota Tarakan; 7. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tarakan; 8. Bendaharawan Khusus Penerima adalah Bendaharawan Khusus Penerima pada Dinas Pendapatan Kota Tarakan; 9. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kota Tarakan; 10. Instansi terkait adalah Instansi baik Vertikal maupun Dinas yang terkait/ berhubungan langsung dalam penanganan tempat penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya; 11. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan atau tidak melakukan yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lainnya; 12. Ijin tempat penyimpanan dan penimbunan adalah pemberian ijin tempat penimbunan kepada orang pribadi atau badan yang menimbun kayu dan bahan bangunan lainnya dalam wilayah Kota Tarakan; 13. Pemegang Ijin adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercantum dalam surat ijin tersebut dan tidak dapat dipindah tangankan dan atau diserahkan kepada orang lain; 14. Tempat penyimpanan dan penimbunan adalah tempat penyimpanan kayu dan bahan bangunan lainnya; 15. Penyimpanan dan Penimbunan adalah perbuatan mengumpulkan untuk menyimpan dan menimbun kayu serta bahan bangunan lainnnya; 16. Kayu adalah sebatang pohon yang telah ditebang setelah dikeluarkan atau dipotong cabang ranting, dahan dan pucuk, serta kulitnya telah dibersihkan; 17. Bahan Baku Serpih (BBS) adalah kayu bulat dari segala jenis dan ukuran yang akan diolah menjadi serpih;

18. Kayu Sortimen Khusus adalah kayu-kayu yang biasa dipergunakan untuk cerucuk, tiang jermal, tiang pancang, kayu bahan, bahan arang, gelagar rel lori dan lain-lain dengan ukuran diameter tidak lebih dari 30 cm dan panjang disesuaikan dengan penggunaannya; 19. Kayu Olahan adalah hasil pengolahan kayu bulat dan atau kayu bulat kecil dan atau bahan baku serpih dan atau limbah pembalokan menjadi Veneer, kayu lapis/panel kayu, kayu gergajian dan serpih/ chip melalui proses penggunaan mekanis; 20. Kayu Bulat (KB) adalah bagian dari pohon yang dipotong menjadi batangan atau batang-batang bebas cabang atau ranting, mempunyai ukuran diameter 30 cm keatas dan ukuran panjang 120 cm keatas; 21. Kayu Bulat kecil (KBK) adalah kayu hasil produksi dari areal tebang habis termasuk kayu yang dihasilkan dari hasil penjarangan hutan tanaman, tanah milik rakyat dan perkebunan dengan ukuran diameter kurang dari 30 cm dengan panjang tidak dibatasi atau diameter kurang dari 30 cm dengan panjang kurang 120 cm, yang akan digunakan untuk keperluan industri pulp atau keperluan lain, tidak termasuk kelompok kayu merah dan indah; 22. Log Pond adalah tempat penimbunan kayu di air; 23. Log Yard adalah tempat penimbunan kayu di darat dan atau pengaliran kayu di sungai/ danau dalam hutan; 24. Bahan Bangunan adalah segala macam jenis bentuk bahan-bahan yang dapat digunakan untuk suatu bangunan seperti besi/baja, pipa, balok, papan, kayu, batu, kerikil, pasir, batu bata dan lain sebagainya. BAB II SUBYEK DAN OBYEK Pasal 2 (1) Subyek ijin tempat penyimpanan dan penimbunan adalah setiap orang atau badan yang bergerak dibidang penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya; (2) Obyek ijin tempat penyimpanan dan penimbunan adalah setiap kegiatan penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya dengan tujuan untuk diperdagangkan. BAB III KETENTUAN PERIJINAN Pasal 3 (1) Setiap orang pribadi atau badan yang menyimpan dan menimbun kayu serta bahan bangunan lainnya dengan tujuan untuk diperdagangkan wajib memiliki ijin tempat penyimpanan dan penimbunan dari Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk; (2) Setiap orang atau badan yang mengajukan permohonan untuk memperoleh ijin penyimpanan dan penimbunan wajib membayar biaya perijinan; (3) Tata cara dan syarat-syarat untuk memperoleh ijin serta besarnya biaya perijinan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini, diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk. Pasal 4 (1) Ijin tempat penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya, yang telah dikeluarkan berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun;

(2) Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu berlakunya ijin, pemegang ijin wajib mengajukan permohonan baru untuk perpanjangan; (3) Pemegang ijin bertanggung jawab atas pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kebersihan di tempat penyimpanan dan penimbunan; (4) Papan nama pemegang ijin harus diletakkan pada tempat yang mudah terlihat. Pasal 5 Ijin dapat dicabut apabila : 1. Atas permintaan secara tertulis oleh pemegang ijin; 2. Masa berlakunya telah jatuh tempo; 3. Dicabut karena melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku; BAB IV L A R A N G A N Pasal 6 Dilarang melakukan penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnnya ditempat, antara lain : 1. Dalam radius 3 (tiga) meter dari parit gorong-gorong bagian diluar pada badan jalan umum/ jalan raya/ daerah simpang jalan; 2. Tempat peribadatan; 3. Rumah Sakit/ Puskemas; 4. Daerah pasar; 5. Daerah trotoar jalan/ tempat pejalan kaki; 6. Daerah rekreasi/ wisata; 7. Daerah Terminal; 8. dan daerah-daerah yang akan ditetapkan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 7 (1) Pembinaan teknis dalam pelaksanaan Peraturan Daerah ini, dilaksanakan oleh instansi yang berwenang; (2) Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini, dilaksanakan secara Instansional dibawah koordinasi Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk; (3) Bila dipandang perlu Kepala Daerah dapat membentuk Tim Pengawas Terpadu; (4) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan Pemerintah Kota sewaktu-waktu dapat melakukan pemeriksaan terhadap lokasi suatu kegiatan usaha; (5) Pelaksanaan pemeriksaan terhadap lokasi sebagaimana dimaksud ayat (4) Pasal ini, diatur lebih lanjut dalam Keputusan Kepala Daerah.

BAB VI SANKSI ADMINISTRASI Pasal 8 Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini, dapat dikenakan sanksi administrasi berupa : 1. Peringatan secara tertulis; 2. Penahanan ijin (Surat/ Dokumen) untuk sementara; 3. Pencabutan ijin (Surat/ Dokumen) si pemilik disertai alasan pencabutan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 9 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (3), Pasal 4 ayat (2), Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) dalam Peraturan Daerah ini, diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah); (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, adalah Pelanggaran; (3) Dengan tidak mengurangi arti ketentuan ancaman pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, terhadap pemegang ijin dapat dikenakan sanksi administrasi. BAB VIII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 10 (1) Selain oleh penyidik POLRI, penyidikan atas tindak pidana pelanggaran dalam Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Kota yang pengangkatannya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, adalah: a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang perijinan tempat penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perijinan tempat penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya; c. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi dan atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perijinan tempat penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perijinan tempat penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang perijinan tempat penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya; g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perijinan tempat penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perijinan tempat penyimpanan dan penimbunan kayu serta bahan bangunan lainnya menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11 (1) Ijin yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, tetap berlaku sepanjang masa berlakunya belum berakhir; (2) Terhadap ijin baru dan perpanjangan ijin sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini, harus disesuaikan dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam Keputusan Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD. Pasal 13 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Tarakan. Ditetapkan di Tarakan pada tanggal 28 Nopember 2002 WALIKOTA TARAKAN, ttd dr. H. JUSUF, S.K Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Tarakan Tahun 2002 Nomor 19 Seri E-13 Tanggal 2 Desember 2002 SEKRETARIS DAERAH, ttd. Drs. H. BAHARUDDIN BARAQ, M.Ed Pembina Utama Muda Nip. 550 004 607