banyak Rp 1 miliar per tahun.

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB II LANDASAN TEORI. Kata kewirausahaan diambil dari kata wirausaha. Sebagian orang ada

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

Entrepreneurship and Inovation Management

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN:

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Objek

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata

PERTEMUAN 6 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum memahami perilaku kewirausahaan, terlebih dahulu harus

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permodalan operasinya (Suryana, 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut akan menimbulkan kesenangan. karena obyek tersebut menyenangkan.

KEWIRAUSAHAAN (Pengetahuan dan Keterampilan bagi Wira-Usaha Baru)

Ciri dan Watak Wirausaha

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

BAB II URAIAN TEORITIS

PENULISAN ILMIAH. Kewirausahaan dan Etika Bisnis MOHAMAD DARIEN HERMAWAN

MAKALAH HUKUM KEWIRAUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. 1. Variabel independen yang diteliti meliputi :

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

ENTREPRENEURSHIP & CIRI KHAS & NILAI KEWIRAUSAHAAN KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN DIRI. b. Kebebasan (lebih menyukai pekerjaan yang berdiri sendiri /

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB V KESIMPULAN. 1. Bagaimana Hasil belajar kursus yang diperoleh lulusan, selama. mengikuti kegiatan kursus tata rias rambut dan wajah di lembaga

KEWIRAUSAHAAN I. Pengertian Kewirausahawan. M. Rizal Situru, S.H.,M.B.L. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pembuatan stempel kini merupakan salah satu pekerjaan yang banyak

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK MELALUI USAHA KERUPUK LIDAH BUAYA DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR PUSTAKA... xvi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk

HUBUNGAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA DENGAN KINERJA INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR MAYANG NURHASANAH PRATIWI RAHAYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

Karakteristik dan Nilai-nilai Kewirausahaan MAKALAH

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

KARAKTERISTIK DAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEWIRAUSAHAAN-I RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Informatika

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1

Konsepsi Dasar Kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

Pengertian Prakarya dan Kewirausahaan. 1. Prakarya

BAB II LANDASAN TEORI. A. Minat Wirausaha. untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung

BAB II URAIAN TEORITIS. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ranto (2007), dengan judul

Dr. Sri wahyu Lelly Hana Setyanti, SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wirausaha 2.2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Agribisnis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemampuan dan atau kemauan sendiri (Saiman, 2009:43).

BAB V PENUTUP. khas minang di kota Padang dengan menguji hubungan antara entrepreneurial

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA NILAI NILAI RELIGI DALAM PENGHAYATAN IMAN DENGAN CIRI-CIRI ENTREPRENEURSHIP PADA ENTREPRENEUR DI WILAYAH JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan pasar terbesar otomotif di kawasan Asia. Setelah tahun lalu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dalam kesehariannya untuk menjaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang

ENTERPRENEURSHIP BOBOT : 3 SKS PENILAIAN : 1. KEHADIRAN = 5 % ( 80%) 2. TUGAS = 45 % 3. PROPOSAL BISNIS = 50 %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pembahasan ini menjadi panduan dalam memahami dan memecahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global telah memberikan dampak perekonomian negatif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau

Transkripsi:

10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Industri Kecil Menurut BPS (2013) b,klasifikasi usaha dapat didasarkan pada jumlah tenaga kerja, jika tenaga kerjanya 5 sampai 19 orang maka termasuk usaha kecil, sedangkan jika tenaga kerjanya terdiri dari 20 sampai 99 orang maka termasuk usaha menengah. Menurut UU No. 9 Tahun 1995, kriteria usaha kecil adalah memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 1 miliar per tahun. Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, batasan Industri Kecil dan Menengah didefinisikan sebagai : (a) Industri Kecil adalah kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha

11 Menengah atau Usaha Besar, yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). (b) Industri Menengah adalah kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari Usaha Kecil atau Usaha Besar, yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

12 2. Deskripsi Kemplang Kemplang adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari ikan. Makanan ini diolah sedemikian rupa sebagai camilan. Kemplang adalah makanan ringan yang dikenal sebagai oleh-oleh dari daerah Lampung atau kota lain di wilayah Sumatera dan merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diminati dan memiliki citra tersendiri oleh publik Indonesia. Karena memiliki rasa yang unik dan dengan harga yang terjangkau, maka kemplang menjadi pilihan utama sebagian masyarakat sebagai makanan ringan untuk oleh-oleh atau makanan ringan setiap hari (Wikipedia, 2012). Kemplang dibuat dari tapioka, ikan berdaging putih, dan bumbubumbu lainnya. Cara pembuatan kemplang cukup sederhana. Daging putih dari ikan digiling, dicampur dengan sedikit air dan bumbu, kemudian diaduk sampai rata dan khalis. Adonan yang dihasilkan dicetak, dikukus, dijemur dan dipanggang. Kerupuk kemplang terkenal unik dengan teksturnya yang agak keras karena dipanggang (Ristek, 2001). 3. Pengertian Kewirausahaan Kata kewirausahaan (entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis, yakni entreprendre yang berarti melakukan (to under take) dalam artian bahwa wirausahawan adalah seorang yang melakukan kegiatan mengorganisasikan dan mengatur.

13 Secara harfiah kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ke dan akhiran an, sehingga dapat diartikan bahwa kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan wirausaha, sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial atau non-komersial, dengan demikian kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis. Menurut Zimmerer (2005), kewirausahaan merupakan suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Artinya, untuk menciptakan sesuatu, diperlukan suatu kreatifitas dan jiwa inovator yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreatifitas dan jiwa inovator tentu berpikir untuk mencari atau menciptakan peluang yang baru agar lebih baik dari sebelumnya. Menurut Ducker (1994) dalam Suryana (2003), kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha diikuti penggunaan uang, fisik, resiko, dan kemudian menghasilkan jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

14 Menurut Suryana (2003), kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Dari pandangan ahli, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu kemampuan berfikir kreatif dan inovatif seseorang dalam menciptakan peluang dan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menghasilkan keuntungan dalam menghadapi risiko dan tantangan hidup. 4. Pengertian Wirausaha Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha. Oleh sebab itu, wirausaha adalah orang yang memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang itu (Bygrave 1995, dalam Suryana, 2003). Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

15 Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan (Kasmir, 2006). Menurut Schumpeter (1934) dalam Suryana (2003), entrepreneur merupakan pengusaha yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru dalam bidang teknik dan komersial ke dalam bentuk praktik. Inti dari fungsi pengusaha adalah pengenalan dan pelaksanaan kemungkinan kemungkinan baru dalam perekonomian. Menurut Prawirokusumo (1997) dalam Suryana (2003), wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang, sedangkan menurut Suryana (2003), wirausaha adalah pelopor bisnis, inovator, penanggung risiko, yang mempunyai visi ke depan, dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha. Dari penjelasan beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa, wirausaha adalah seorang pelopor bisnis yang memiliki jiwa pemberani dalam memulai usaha dan menanggung risiko serta memiliki ide atau pemikiran yang jauh ke depan dalam menciptakan suatu peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan.

16 Menurut Cantillon dalam Astamoen (2005), enterpreneur memiliki fungsi unik sebagai penanggung resiko. Jadi cakupan dalam diri enterpreneur adalah: a. Sebagai manusia yang mempunyai sikap mental, wawasan, kretifitas, inovasi, ide motivasi, dan cita-cita. b. Berusaha atau berproses untuk mengisi peluang dalam usaha jasa atau barang untuk tujuan ekonomi. c. Untuk mendapatkan laba dan pertumbuhan usaha. d. Berhubungan dengan pembeli atau pelanggan yang membutuhkan jasa atau barang yang dijualnya dengan selalu memberikan kepuasan. e. Berani menghadapi segala resiko sebagai risk taker tetapi resiko tersebut sudah diperhitungkan. 5. Karakteristik Wirausahawan Karakteristik wirausaha dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan ciri khas, watak, perilaku, tabiat, serta sikap orang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Karakteristik wirausaha pada umumnya terlihat pada waktu ia berkomunikasi dalam rangka mengumpulkan informasi saat menjalin hubungan dengan para relasi bisnisnya (Suryana, 2003).

17 Menurut Meredith (1996) dalam Suryana (2003), ciri-ciri profil wirausaha adalah : a. Percaya diri Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidak ketergantungan terhadap orang lain, individualisme dan optimisme. b. Berorientasikan tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, dan inisiatif. c. Berani mengambil resiko Kemampuan mengambil resiko yang wajar. d. Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik. e. Keorisinilan Inovatif, kreatif, dan fleksibel. f. Berorientasi masa depan Memiliki perspektif pandangan terhadap masa depan. Menurut Astamoen (2005), ciri orang yang berjiwa enterpreneur antara lain: a. Mempunyai visi, pandangan jauh ke depan sebagi sasaran. b. Kreatif dan inovatif. Para enterpreneur harus selalu kreatif dan inovatif sehingga akan selalu mempunyai gagasan atau ide baik

18 dalam bentuk produk, jasa, proses, pola,cara, dan sebagainya, untuk selalu memajukan bisnisnya. c. Mampu melihat peluang. Peluang selalu menjadi sasaran usaha para enterpreneur, karena melalui peluang itulah ia bisa menjalankan usahanya dengan cara menciptakan pasar atau mengisi pasar. d. Orientasi pada kepuasan konsumen atau pelanggan. Kepuasan pelanggan harus selalu dijaga agar mereka tidak lari kepada pesaingnya. e. Orientasi pada laba dan pertumbuhan, semakin besar suatu usaha maka akan semakin dipercaya dan semakin besar lagi usaha itu dapat dikembangkan. f. Berani menanggung resiko. Resiko dihadapi dengan sadar dan bertanggung jawab. g. Berjiwa kompetisi. Harus mampu berkompetisi dengan menjual produk dan layanan yang terbaik. h. Cepat tanggap dan gerak cepat, sadar bahwa kehidupan penuh dinamika, setiap saat segalanya bisa berubah. i. Berjiwa sosial dengan menjadi dermawan dan berjiwa alturis. Zimmerer ( 1993) dalam Suryana (2003), mengemukakan delapan karakteristik wirausahawan, yang meliputi : a. Desire for responsibility, yaitu memiliki tanggung jawab atas usaha yang dilakukan.

19 b. Preference for moderate risk, yaitu memiliki risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko, baik risiko yang rendah maupun tinggi. c. Confidence in their ability to succes, yaitu percaya akan kemampuan diri akan berhasil. d. Desire for immediate feedback, yaitu menginginkan umpan balik segera. e. High level of energy, yaitu memiliki semangat kerja keras untuk mewujudkan keinginan demi masa depan. f. Future orientation, yaitu berorientasi terhadap masa depan. g. Skill at organizing, yaitu keterampilan organisasi untuk menciptakan nilai tambah. h. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang. 6. Keberhasilan Usaha Menurut Noor (2007) dalam Lestari (2012), keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya. Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan, dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan. Menurut Dalimunthe (2002) dalam Noersasongko (2005), keberhasilan usaha dapat dianalisis dengan mengetahui kinerja

20 suatu perusahaan yang dapat dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Kinerja perusahaan adalah output dari berbagai faktor usaha, sehingga perlu dihubungkan dengan target perusahaan yang ditentukan oleh pemilik usaha. Kinerja usaha juga merupakan tolak ukur untuk menilai seberapa besar tingkat pencapaian suatu target atau tujuan usaha. Menurut Suryana (2003), untuk menjadi wirausaha yang sukses, pertama-tama harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang. Agar usahanya berhasil, selain kerja keras, wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitrausahanya sesuai kepentingan perusahaan. Selain itu Suryana juga mengemukakan bahwa indikator keberhasilan usaha antara lain adalah modal, jumlah pendapatan, volume penjualan, output produksi dan tenaga kerja. Tambunan (2002) dalam Darmawan (2004), mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha kecil dapat diukur dengan indikator ketahanan usaha, pertumbuhan tenaga kerja, dan pertumbuhan penjualan. Indikator-indikator dari keberhasilan usaha antara lain :

21 a. Ketahanan Usaha Ketahanan usaha menunjukkan berapa lama suatu usaha bisa bertahan (survival) sebagai salah satu faktor ukuran kesuksesan usaha kecil. Ketahanan usaha diukur dengan indikator usia usaha sejak tahun berdiri hingga tahun saat ini. b. Pertumbuhan Tenaga Kerja Penentu keberhasilan usaha salah satunya dapat dilihat dari adanya perkembangan jumlah tenaga kerja. c. Pertumbuhan Penjualan Seberapa besar tingkat penjualan yang telah dicapai perusahaan dalam perkembangan usahanya. 7. Hubungan karakteristik wirausahawan dan keberhasilan usaha Menurut Longenecker (2001), karakteristik wirausaha terdiri dari kebutuhan akan keberhasilan, keinginan untuk mengambil risiko, percaya diri, dan keinginan untuk berbisnis, sedangkan menurut Kasmir (2007), karakteristik wirausaha yang berhasil adalah memiliki visi dan tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani mengambil risiko, kerja keras, bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankan, komitmen pada berbagai pihak, mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak.

22 Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2003), keberhasilan wirausaha tergantung dari kemampuan pribadi wirausaha itu sendiri (karaktersitik wirausahawan), dimana faktor-faktor keberhasilan tersebut adalah : a. Mempunyai ide atau visi bisnis yang jelas b. Mempunyai kemauan dan kemampuan menghadapi risiko, baik waktu maupun uang. c. Mempunyai semangat dan kerja keras dalam membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankan. d. Mempunyai loyalitas dan tanggung jawab terhadap pihak-pihak terkait Dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, dapat terlihat bahwa karakteristik wirausahawan berhubungan erat dengan keberhasilan usaha. Jadi, untuk mencapai keberhasilan usaha tergantung dari bagaimana pribadi wirausahawan dalam menjalankan usahanya. B. Kajian Penelitian Terdahulu Ochtaviana (2012), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan dan Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra UKM Boneka Kain di Sukamulya Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan analisis korelasi dan determinasi.

23 Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik kewirausahaan dan motivasi secara bersama-sama memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 74,1 persen terhadap keberhasilan usaha para pengusaha boneka kain di Kecamatan Sukajadi Bandung. Wijayanto (2013), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Karakteristik Wirausahawan terhadap Tingkat Keberhasilan Usaha Studi Pada Sentra Usaha Kecil Pengasapan Ikan di Krobokan Semarang. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial. Analisis inferensial menggunakan multiple linear regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kecakapan pribadi dan kecakapan sosial secara simultan maupun parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel keberhasilan usaha dan variabel ketrampilan sosial berpengaruh dominan terhadap keberhasilan usaha. Firmansyah (2010), melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara perilaku inovatif wirausaha dengan keberhasilan usaha kecil. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis verifikatif dengan uji Correlation Product Moment dari Pearson. Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perilaku inovatif dengan keberhasilan usaha kecil. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara perilaku inovatif wirausaha dengan keberhasilan usaha kecil. Artinya semakin tinggi perilaku inovatif seorang wirausaha maka akan semakin tinggi tingkat keberhasilan usaha

24 kecil, sebaliknya semakin rendah perilaku inovatif seorang wirausaha maka akan semakin rendah tingkat keberhasilan usaha kecil. Hardian (2011), melakukan penelitian dengan judul Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif, dengan menggunakan alat analisis korelasi Rank Spearman dan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengetahuan sebagian besar pedagang masih berada dalam kategori sangat tinggi, sedangkan sikap berada pada kategori tinggi, keterampilan berada dalam kategori rendah, dan perilaku wirausaha berada dalam kategori tinggi. Unsur-unsur perilaku wirausaha yang dominan terhadap perilaku wirausaha pedagang adalah pengetahuan dan sikap wirausaha pedagang martabak itu sendiri. C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang, perjalanan usaha wirausahawan industri kemplang di Kampung Sekip Rahayu dihadapkan berbagai masalah, permasalahan yang paling menonjol adalah dalam persaingan usaha. Dalam persaingan usaha ini terlihat adanya perbedaan perkembangan usaha wirausahawan satu dengan lainnya. Dalam setiap usahanya wirausahawan dituntut untuk selalu memiliki orientasi ke depan dan naluri usaha yang tajam, untuk menghadapi dunia bisnis yang semakin lama semakin menuntut wirausahawan untuk maju dan terus kompetitif.

25 Untuk melihat bagaimana seorang wirausahawan siap dalam menjalankan usahanya, maka hal tersebut dapat dilihat dari karakteristik seorang wirausahawan. Karakteristik wirausahawan dapat berpengaruh dalam perkembangan usaha. Menurut Meredith (1996) dalam Suryana (2003), karakteristik wirausahawan dapat dipahami melalui ciri-ciri dan watak kewirausahaan yang meliputi percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko dan suka tantangan, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan. Kasmir (2006) menyatakan bahwa, ciri-ciri wirausaha yang berhasil adalah memiliki visi dan tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani mengambil resiko, kerja keras, bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, komitmen pada berbagai pihak, mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak. Dari pendapat menurut ahli mengenai karakteristik kewirausahaan, maka peneliti tertarik untuk menggabungkan dua pendapat ahli dengan tetap mempertimbangkan situasi dari objek penelitian yang digunakan. Untuk itu dalam penelitian ini karakteristik wirausahawan yang digunakan sebagai variabel penelitian hanya percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani mengambil risiko, orientasi masa depan, dan kerja keras, tanpa menambahkan karakteristik yang tersisa karena keterbatasan peneliti.

26 Dengan adanya karakteristik wirausahawan yang dimiliki oleh pelaku usaha, maka diharapkan dapat tercapainya keberhasilan usaha yang dijalankan. Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha mengalami peningkatan dari hasil yang sebelumnya. Menurut Noor (2007) dalam Lestari (2012), keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya. Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan, dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan. Berhasil atau tidaknya seorang wirausahawan tergantung dari kepribadian dalam mengelola usahanya. Tambunan (2002) dalam Darmawan (2004), mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha kecil dapat diukur oleh dengan dimensi ketahanan usaha, jumlah tenaga kerja, dan volume penjualan. Ketahanan usaha menunjukkan berapa lama suatu usaha bisa bertahan (survival) sebagai salah satu faktor ukuran kesuksesan usaha kecil. Ketahanan usaha diukur dengan indikator usia usaha sejak tahun berdiri hingga tahun saat ini. Selain itu peneliti juga menambahkan dimensi jumlah pendapatan menurut Suryana (2003) sebagai salah satu dimensi keberhasilan usaha dengan indikatornya adalah jumlah pendapatan dalam satu tahun. Pendapatan merupakan salah satu aspek yang dilihat untuk mengetahui hasil dari keberhasilan usaha. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik wirausahawan dihubungkan melalui kemampuan dan kepribadian

27 masing-masing wiarausahawan yang berbeda dan relevan serta dapat membantu memberikan kontribusi besar dalam keberhasilan suatu usaha. Untuk itu perlu kajian mengenai hubungan antara karakteristik wirausahawan dengan keberhasilan usaha. Kerangka pemikiran dibuat secara skematis seperti Gambar 1. D. Hipotesis Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah : Diduga karakteristik wirausahawan (percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani mengambil risiko, orientasi masa depan, dan kerja keras) memiliki hubungan dengan keberhasilan usaha.

28 Peran industri kecil terhadap perekonomian Industri kecil kemplang Karakteristik wirausahawan Percaya diri (X1) Berorientasi tugas dan hasil (X2) Berani mengambil risiko (X3) Orientasi masa depan (X4) Kerja keras (X5) Keberhasilan Usaha (Y) a. Jumlah tenaga kerja b. Jumlah penjualan c. Ketahanan usaha d. Pendapatan Gambar 1. Paradigma hubungan antara karakteristik wirausahawan dengan keberhasilan usaha industri kemplang Kampung Sekip Rahayu, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung.