BAB IV ANALISIS MANAJEMEN ZAKAT PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MUSTAHIQ. A. Manajemen Zakat Produktif di Lembaga Amil Zakat Masjid Al-Akbar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KECAMATAN PEDURUNGAN

BAB III PENYAJIAN DATA. A.Sistem Pengelolaan Zakat pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau

BAB IV ANALISIS FAKTOR MINAT MASYARAKAT MENJADI MUZAKKI DI LAZ MASJID AL AKBAR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. (Nurhayati, 2014)

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS)

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

ANALISIS TENTANG STRATEGI PEMASARAN PENGHIMPUNAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH PADA BAZDA KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF LAZ DOMPET DHUAFA PADA PROGRAM SOCIAL TRUST FUND (STF) DI SURABAYA

BAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban dan tanggung jawab moral umat Islam dalam upaya menghapus

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BAB IV PEMBAHASAN. dan berorientasi pada masa depan untuk berinteraksi pada suatu. tujuan, karena dengan adanya strategi yang dibuat atau

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB II PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI MUSTAH{IQ. pemberdayaan melalui berbagai program yang berdampak positif (mas}lahat)

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini makin sering terdengar ungkapan ya ng mengatakan. bahwa dunia moder n sudah memasuki era informasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membantu pemerintah daerah dalam mensejahterakan masyarakat. pendistribusian dana zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS).

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH WALIKOTA BANDA ACEH,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam mengumpulkan zakat sehingga jumlah zakat yang terkumpul. dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

Artinya: Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. 1

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah Dalam Pengembangan Usaha. Mikro di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB V PENUTUP. dihadapi LAZ Sidogiri. Dapat disimpulkan bahwa LAZ Sidogiri dalam manajemen

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB VI PENUTUP. 1. Pengelolaan zakat mal di BAZIS desa Slumbung dan LAZ Desa Bedug.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. oleh peneliti maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu:

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 05 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB IV ANALISIS DATA. A. Implementasi Manajemen Mutu Pengelolaan Zakat di Yayasan Dana Sosial

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

BAB I PENDAHULUAN. dengan ekonomi dan sosial yang baik tanpa bergantung kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu

BAB III PENYAJIAN DATA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul. Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Yayasan Dana Sosial Al-Falah sebagai lembaga pendayagunaan dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA MASJID NUR HIDAYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB V PEMBAHASAN. A. Konsep Strategi Peningkatan Pengumpulan ZIS di BAZNAS Kabupaten

PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 258 / /2010 TENTANG

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

3. Bagaimana prosedur dan kebijakan pendistribusian dana zakat danimplementasinya?

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 11 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 KEPUTUSAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG

BAB II HASIL SURVEY. : Yayasan Dana Sosial Al - Falah Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN ZAKAT PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MUSTAHIQ A. Manajemen Zakat Produktif di Lembaga Amil Zakat Masjid Al-Akbar Surabaya Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna selain untuk menelaah semua data yang diperoleh juga untuk mengecek kebenaran dari setiap data yang diperoleh. Selain itu analisis data juga merupakan implementasi usaha peneliti untuk mengatur urutan data kemudian mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Penulis akan menganalisa secara singkat manajemen zakat produktif Lembaga Amil Zakat Masjid Al-Akbar Surabaya sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah (1) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan (2) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 1 Fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari berbagai alternatife tujuan, kebijaksanaan, prosedur, dan program mendapat penjelasan lebih lanjut. Sebelum lembaga dapat mengorganisasi, mengarahkan, dan mengawasi,lembaga harus membuat sesuatu rencana dan program-program yang telah dibuat untuk mencapai tujuan itu. 1 Terry, R, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991) 66. 87

88 Perencanaan yang diterapkan oleh LAZ MAS diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan pengurus terkait pemilihan atau penetapan tujuan organisasi adalah mengubah status seorang penerima zakat menjadi pemberi zakat dengan adanya pemberdayaan zakat produktif yang dikelola oleh pengurus LAZ MAS. Adapun hal-hal yang diterapkan oleh pengurus dalam mencapai tujuan tersebut sebagai berikut: 1. Perencanaan program zakat produktif antara 1-3x dalam setahun berdasarkan pada besar kecilnya dana tahunan yang dialokasikan untuk pendayagunaan zakat prduktif. Hal tersebut bertujuan untuk menentukan jumlah calon penerima zakat produktif. 2. Pemetaan strategi, kebijakan, prosedur, metode, sistem dan standar yang diperlukanuntuk mencapai tujuan dalam pendayagunaan zakat produktif. Implementasi dari hal-hal tersebut di atas ditempuh oleh pengurus LAZ MAS.Berdasarkan hasil wawancarakapada ketua pengurus LAZ MAS penyampaiaan informasi terkait zakat produktif melalui beberapa media diantaranya melalui media elektronik, radio, internet, sms center, website, bulletin, majalah, dan brosur. Selain itu adanya penyeleksian calon penerima zakat produktif oleh pihak-pihak yang ditunjuk jajaran pengurus LAZ MAS. Kegaiatan lain yang dilakukan anatara lain; 1.Penempatan kotak infaq pada tempat usaha calon penerima. 2.Pengecekan kotak infaq di tiap-tiap tempat usaha calon penerima zakat produktif oleh pengurus LAZ MAS dan disertai dengan surat tugas yang ditandatangani oleh direksi pengurus LAZ MAS. Para pengurus tersebut

89 tidak hanya bertugas mengambil kotak infaq tetapi juga mengontrol perkembangan usaha dari penerima zakat produktif dalam bentuk laporan tertulis yang kemudian diserahkan pada pengurus LAZ MAS untuk diolah menjadi sebuah laporan resmi dalam bentuk bulletin atau pun majalah. Buletin atau majalah tersebut berfungsi sebagai bukti laporan pendayagunaan zakat produktif dan selanjutnya diberikan kepada para penyumbang dana zakat atau anggota tetap atau donator Masjid Al-Akbar Surabaya. Adapun kriteria calon penerima zakat produktif didasarkan pada tingkat perekonomian, yaitu delapan asnaf yangmemiliki usaha dan berpotensi untuk di jadikan sebagai calon penerima yang amanah. b. Pengorganisasian (organizing) Fungsi dari organisasi adalah pedoman bagi kegiatan. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja yang memungkinkan sinergi terjadi. Di dalam sebuah organisasi, pembagian kerja adalah keharusan mutlak, tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih menjadi amat besar. Dalam pembagian kerja, susunan organisasi (struktur organisasi), tugas, dan fungsi serta wewenang masing-masing dalam suatu organisasi ditetapkan sekaligus. Apabila ketiga hal tersebut jelas maka tujuan organisasi dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Pengorganisasian LAZ MAS dilakukan sesuai dengan bidang masingmasing, sehingga wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan perincian tugas yang dapat mencapai tujuan. Adapun pengorganisasian yang diterapkan oleh LAZ MAS adalah sebagai berikut:

90 1. Fokormas, remas, takmir masjid yang berfungsi sebagai tim penyeleksi calon penerima zakat produktif. 2. Juru Penerang (Jupen) bertugas memberi penjelasan/ peresensi/ sosialisasi kepada donatur tentang hikmah infaq dan shodaqoh serta program LAZ MAS. Kegiatan yang dilakukan adalah membuat brosur dan selebaran ajakan berzakat, menjelaskan tentang dasar disyariatkannya ber-zis, menanamkan, dan menumbuhkan kesadaran ber- ZIS. 3. Juru Pungut bertugas melaksanakan tugas mengambil besarnya ZIS dari donatur atas petunjuk dari juru penerang. Kegiatan yang dilakukan adalah mendatangi para Muzakki dan donatur lengkap dengan identitas, surat tugas dan uniform. 4. Bendahara yang berfungsi sebagai pencatat keuangan hasil pendayagunaan zakat produktif (pemasukan yang diperoleh dari kotak amal yang ditempatkan di usaha-usaha mustahiq). 5. Publikasi bertugas mengubah informasi/data baik yang bersifat financial (keuangan) atau kondisi factual (perkembangan financial yang tampak pada penerima zakat produktif) untuk dijadikan sebuah majalah atau bulletin. c. Penggerak (actuating) Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dan aktivitas tersebut, maka ketua mengambil tindakan kearah itu. Tindakan-tindakan yang dialakukan anatara lain: leadership (kepemimpinan), perintah, intruksi, communication (hubungmenghubungi) dan konseling (nasehat). Ketua LAZ MAS harus bisa memberikan

91 tindakan-tindakan kepada pengurus dalam pengambil kotak infaq, yaitu dengan memerintahkan dan mengarahkan dana hasil pengambilan dengan sebaik mungkin dan dibuat untuk biaya program zakat produktif selanjutnya. d. Pengawasan (controling) Pengawasan bisa diartikan sebagai suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, kemudian dinilai, dan dikoreksi. Hal itu bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Oleh karenanya agar sistem pengawasan itu benar-benar efektif artinya dapat meralisasi tujuan-tujuan, maka suatu sistem pengawasan setidaknya harus dapat dengan segera melaporkan jika terdapat penyimpangan dari rencana. Suatu sistem pengawasan efektif bilamana sistem pengawasan itu memenuhi prinsip fleksibilitas. Hal itu berarti sistem pengawasan itu tetap dapat dilakukan, meskipun terjadi perubahan-perubahan terhadap rencana di luar dugaan. Teknik-teknik yang digunakan dalam pengawasan yaitu: 1. Pengamatan 2. Inpeksi teratur dan langsung 3. Pelaporan lisan dan tertulis 4. Evaluasi pelaksanaan 5. Diskusi untuk para manajer dan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan.

92 Bentuk pengawasan LAS MAS meliputi: (1) Penijauan Pribadi, (2) Pengawasan Melalui Laporan Tertulis, dan (3) Pengawasan Melalui Laporan Lisan. B. Relasi antara Manajemen Zakat Produktif dengan Pendapatan Mustahiq Berdasarkan dari observasi dan wawancara, baik terhadap pengurus maupun penerima hasil bahwa zakat produktif sangat membantu mustahiq dalam mengembangkan usahanya meskipun tidak semua mustahiq memahami dan mengerti kaidah dari zakat produktif. Hal tersebut merupakan informasi dari para pengurus yang memberitahukan bahwa dari 20 penerima zakat produktif ada 2 penerima zakat produktif yang perkembangan usahanya tidak mengalami kemajuan. Pengurus tidak menjelaskan lebih lanjut sebab dan akibat kurang berkembangnnya usaha mereka. Berdasarkan pengamatan dan analisis penulis, tidak berkembangnya usaha penerima zakat produktif disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Faktor kurang akuratnya informasi yang didapatkan oleh panitia dari data yang diajukan oleh fokormas, remas, dan takmir masjid setempat. Ketidakakuratan informasi yang diterima panitia disertai dengan ketidaktelitian panitia dalam menyeleksi calon penerima zakat produktif dapat mengakibatkan kurangnya sikap tanggungjawab dan amanah yang dimiliki oleh calon penerima zakat produktif. Hal tersebut di atas memicu tidak berjalannya rencana manajemen zakat produktif yang diterapkan oleh pihak panitia LAZ MAS. 2. Pola manajemen yang diterapkan LAZ MAS terkait perputaran zakat produktif melalui kotak infaq tanpa adanya batasan minimal infaq yaitu seikhlasnya/suka

93 rela dinilai kurang tepat sasaran. Pola manajemen tersebut dinilai dari sudut pandang hukum timbal balik kurang tepat sasaran karena beracuan pada tingkat kepercayaan/faktor keamanahan. Faktor kepercayaan/amanah yang di terapkan oleh panitia LAZ MAS tidak mewajibkan atau menetapkan standar besar kecilnya jumlah infaq yang diserahkan oleh penerima zakat produktif melalui kotak infaq. Hal tersebut dinilai dapat memicu sifat kurang tanggungjawab dan amanah terhadap para penerima zakat. Hal itu disebabkan mereka merasa tidak wajib untuk mengisi kotak infaq yang disediakan oleh pengurus LAZ MAS. Melihat rasio keberhasilan zakat produktif dapat meningkatkan perekonomian mustahiq bisa dikatakan bahwa program zakat produktif yang dikelola oleh LAZ MAS berjalan sesuai dengan sistem manajemen yang diterapkan, meskipun ada beberapa hal yang perlu direvisi atau ditingkatkan. Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan penulis berpendapat bahwa adanya program zakat produktif yang dikelola LAZ MAS dapat membantu mereka dalam mengembangkan usaha mereka dan juga membantu mereka untuk beramal/bershodaqah sesuai dengan tuntunan syariah Islam. Perkembangan yang tampak dari usaha dagang para mustahiq penerima zakat produktif berdasarkan observasi yang dilakukan penulis adalah banyaknya barang dagangan yang dijajakan oleh para penerima zakat produktif. Disamping itu, perkembangan lain yang tampak dapat dilihat dari adanya perubahan positif tempat usaha dari para penerima zakat produktif. Perubahan positif yang dimaksudkan adalah bentuk tempat usaha (rombong) yang semakin terlihat rapi dan menarik para pembeli. Berdasarkan perkembangan di atas, dapat disimpulkan

94 bahwa: setelah mendapatkan zakat produktif, omset pendapatan mereka perlahan mengalami peningkatan. Dampak lain yang dirasakan oleh para mustahiq melalui program zakat produktif adalah mampu mendorong dan mengarahkan mereka untuk berinfaq melalui kotak infaq yang didistribusikan oleh panitia LAZ MAS. Hal tersebut di kemukakan oleh para mustahiq yang berhasil mengelola usaha mereka dengan baik. Mereka mengakui bahwa sebelum mendapatkan bantuan zakat produktif, sulit bagi mereka untuk berinfaq/bershadaqah. Keadaan tersebut berubah ketika setelah menerima dana bantuan zakat produktif yang diberikan oleh LAZ MAS. Mereka merasa bahwa kotak infaq tersebut bukan sebuah beban melainkan sebuah amanah yang dititipkan Allah Swt kepeda mereka untuk dijaga dan dilaksanakan sesuai dengan kemampuan mereka.