BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Sistem Pendidikan nasional. Edgar Dalle ( Reigeluth, 2013 : 7 )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nelly Fitriani, 2013

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. motivasi belajar. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan. bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan individu yang cerdas, sehat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa inggris Natural Sains secara singkat sering disebut Science. Natural

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makna umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Jalur yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I akan dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah,

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan menuntut belajar tidak hanya dilakukan di dalam ruangan akan tetapi disesuaikan dengan cara belajar siswa itu sendiri sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Bab 1 pasal 1 ayat 1). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pernyataan ketentuan tersebut memperjelas bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karaketer manusia (peserta didik) yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Bab 1 pasal 1 ayat 20). Ketentuan pengertian pembelajaran tersebut memperkuat bahwa pentingnya suatu pembelajaran didalam pendidikan khususnya pada peserta didik. Sesuai dengan adanya proses pembelajaran, pendidikan nasional juga berusaha mendorong peserta didik dan memberi fasilitas dalam kegiatan proses belajar mereka. Kegiatan belajar merupakan proses kegiatan inti dalam keseluruhan pendidikan yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidup. Oleh Karena itu belajar dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja, baik 1

2 pendidikan yang bersifat formal maupun pendidikan yang bersifat nonformal. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pada pendidikan sekolah dasar memuat berbagai mata pelajaran salah satunya yaitu mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Tujuan pengajaran IPA di sekolah dasar pada dasarnya dapat mengembangkan pengetahuan, rasa ingin tahu, dan pemahaman konsep-konsep yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar tercapai tujuan tersebut dan dapat bermakna bagi peserta didik, maka diperlukan upaya dari guru. Guru berperan sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran, oleh karena itu guru dituntut lebih kreatif dalam memilih media atau sumber belajar yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas maupun diluar kelas, sehingga dalam pikiran peserta didik akan muncul perasaan senang dan tertarik pada pembelajaran. Sehingga mereka tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang hanya berpusat pada guru.

3 Sanjaya (2008:28) menyatakan bahwa Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Sumber belajar dalam pembelajaran sangatlah penting untuk menunjang belajar siswa, dibutuhkan sumber belajar yang semenarik mungkin untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Sumber belajar bisa berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Penggunaan sumber belajar juga tidak boleh asal-asalan karena dapat berpengaruh pada tujuan dan hasil yang diperoleh. Sedangkan guru didalam pembelajaran masih jarang menggunakan sumber belajar yang dapat menarik perhatian siswa, dikarenakan berbagai macam alasan. Sumber belajar bukan hanya berupa guru atau buku saja, tetapi lingkungan juga merupakan salah satu sumber belajar yang dapat membantu dalam proses pembelajaran. Menggunakan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan, seperti obervasi, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Kurangnya media dan sumber belajar menjadikan alasan untuk menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar. Dengan memanfaatkan sumber-sumber dari alam sekitar dalam kegiatan belajar dan mengajar, dimungkinkan anak akan lebih menghargai, mencintai, dan melestarikan lingkungan alam sekitar sebagai sumber kehidupannya (Sagala,2009:181). Lingkungan sekolah dapat dijadikan suatu sumber belajar

4 didalam pembelajaran. Lingkungan sekolah adalah keadaan yang ada disekitar sekolah misalnya halaman sekolah dan lain sebagainya. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam mata pelajaran IPA, maka diharapkan dapat membantu dalam peningkatan mutu pembelajaran peserta didik dalam proses pembelajaran. Penggunaan sumber belajar dalam pembelajaran IPA tidak perlu menggunakan biaya yang berlebihan. Salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan tanpa mengeluarkan biaya dan tidak susah dalam penggunaanya adalah lingkungan. Lingkungan sekolah dapat dijadikan suatu sumber belajar dalam pembelajaran IPA yang pada hakikatnya IPA merupakan suatu pengetahuan yang diuji melalui metode ilmiah. Oleh karena itu pentingnya memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar adalah untuk membawa peserta didik untuk belajar diluar kelas (out door education) yang bertujuan peserta didik dapat mendapatkan pengalaman dan wawasan yang baru, dengan melihat keadaan sekitar lingkungan secara nyata. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar didalam pembelajaran IPA sangat memberikan motivasi bagi peserta didik, pentingnya lingkungan untuk di manfaatkan sebagai sumber belajar adalah untuk menjadi salah satu solusi bagi guru dalam pembelajaran agar peserta didik lebih tertarik dalam pembelajaran IPA, karena pada umumnya selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah. Pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat mengembangkan kebiasaan dalam menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara bijaksana dengan memahami faktor ekonomis, sosial-budaya, ekologis, mengembangkan sikap dan perilaku peduli, mencintai lingkungan, mengembangkan keterampilan untuk meneliti lingkungan (Sapriati,2011:219).

5 Pada sekolah SDN Temas 02 Batu menggunakan sumber belajar lingkungan sekolah sebagai pembelajaran. Berdasarkan observasi awal pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah pernah digunakan dengan menggunakan halaman sekolah dan kebun sekolah yang menjadi sumber belajar pada pembelajaran IPA, disana guru juga sangat tertarik dengan sumber belajar lingkungan sekolah karena keadaan lingkungan sekolah yang mendukung, selain itu harapan guru dengan menggunakan sumber belajar tersebut peserta didik dapat belajar diluar kelas dan dapat melihat secara nyata dari keadaan yang sebenarnya. Perlakuan guru dalam mengajar yang pertama melalui ceramah serta tanya jawab kemudian setelah menjelaskan materi, guru mengajak keluar kelas dan terjadi proses pembelajaran. Upaya dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, materi yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dan soal yang diberikan kepada peserta didik juga disesuaikan dengan kompetensi yang akan dicapai. Menurut guru kelas III di SDN Temas 02 Batu, adanya sumber belajar lingkungan sekolah sangat positif dalam pembelajaran karena dengan sumber belajar tersebut guru dapat mudah menyampaikan materi pada peserta didik, kemudian perilaku peserta didik juga positif dalam penggunaan sumber belajar pada pembelajaran khususnya sumber belajar lingkungan sekolah, hal ini dikarenakan peserta didik dapat bermain dan belajar diluar kelas. Hasil wawancara tidak struktur tersebut menyimpulkan bahwa sumber belajar sangat membantu dalam pembelajaran. Hal ini menyatakan bahwa sumber belajar lingkungan sekolah pembelajaran akan lebih terlihat menyenangkan dibandingkan guru hanya ceramah atau diskusi didalam kelas,

6 karena peserta didik dapat secara konkrit melihat, memegang, dan mendiskusikan objek yang sedang dipelajari. Berdasarkan latar belakang yang ditemukan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah mempunyai suatu peranan yang sangat penting didalam pembelajaran, sehingga penelitian ini akan membahas dan menganalisis pemanfaatan sumber belajar yaitu lingkungan sekolah dalam pembelajaran. Judul yang sesuai dalam penelitian ini adalah Analisis Pemanfaatan Sumber Belajar Lingkungan Sekolah pada Pembelajaran IPA kelas III SDN Temas 02 Batu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah dalam pembelajaran IPA kelas III SDN Temas 02 Batu? 2. Bagaimana pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah dalam pembelajaran IPA kelas III SDN Temas 02 Batu? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan perencanaan pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah dalam pembelajaran IPA kelas III SDN Temas 02 Batu. 2. Mendeskripsikan pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah dalam pembelajaran IPA kelas III SDN Temas 02 Batu.

7 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dibagi menjadi 2 yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Peneltian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai saran atau masukan dalam melaksanakan pemanfaatan sumber belajar. Selain itu penelitian ini juga dapat digunakan sekolah dalam pengembangan kurikulum khususnya dalam pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 2. Manfaat Praktis 1. Bagi Guru Dapat memperoleh solusi terbaik dalam merancang suatu pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. 2. Bagi Siswa Dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan peserta didik tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Sehingga bermanfaat bagi peserta didik dalam pembelajaran IPA dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. 3. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan peneliti dalam pelaksanaan pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah didalam suatu pembelajaran. Selain itu hasil penelitian diharapkan bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

8 F. Definisi Istilah 1. Analisis adalah proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman diri sendiri mengenai materi-materi tersebut (Emzir,2012:85) 2. Sumber Belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar (Sanjaya,2008:28). Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud sumber belajar dalam penelitian ini adalah berbagai macam bentuk yang yang terdapat di lingkungan yang sedang terjadinya proses belajar mengajar dengan tujuan dapat merangsang siswa untuk mempercepat penguasaan pemahaman dan penguasaan terhadap suatu materi. 2. Lingkungan sekolah adalah daerah yang di dalamnya ada tapak sekolah tersebut (Bafadal,2008:4), dan Lingkungan sekolah adalah segala sesuatu agar dapat menciptakan suasana yang mendukung atau menghambat kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut (Bafadal,2009:23). 3. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan isinya (Trianto,2007:100), sedangkan menurut Haryono (2013:42) menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Berdasarkan pengertian tersebut yang di maksud IPA dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang dilakukan oleh peserta didik di jenjang sekolah dasar.