MODEL PENDIDIKAN UNTUK MENCINTAI TANAH AIR Educare, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM KAITAN DENGAN WAWASAN KEBANGSAAN 1 Paul Suparno, S.J.

PEMBANGUNAN KARAKTER DAN PEMBENTUKAN BANGSA: APLIKASINYA DALAM SEKOLAH 1 Paul Suparno Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

IMPLEMENTASI SEMANGAT TAREKAT PADA PENDIDIKAN SEKOLAH Pertemuan Koptari, Syantikara, 13 Januari 2017 Paul Suparno, S.J.

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER SECARA HOLISTIK

SERATUS PERSEN RELIGIUS DAN SERATUS PERSEN INDONESIA Rohani, Agustus 2012, hal Paul Suparno, S.J.

OPTIMALISASI PPR UNTUK PENGEMBANGAN KECERDASAN DAN PEMBINAAN KARAKTER 1

PENGEMBANGAN KARAKTER UNTUK ANAK ZAMAN SEKARANG 1

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PANCASILA

PENGANTAR TUGAS PEMERINTAH

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENGAJARAN FISIKA Paul Suparno Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

METODOLOGI PENDIDIKAN/PEMBELAJARAN YANG MEMBANGKITKAN NASIONALISME KEINDONESIAAN 1

BE AMAZING TEACHERS. Lokakarya Yayasan Suaka Insan Suster SPC Jl. Danau Agung 13, Sunter, Jakarta, 22 Juli 2015 Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELASI GURU-MURID-BIDANG STUDI BAGI GURU SEJATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

GOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKSI (PPR) DI SEKOLAH Serviam, educating, enhacing and caring, Januari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

MEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN DAN MENYEHATKAN Rohani, Agustus 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

PERAN PERGURUAN TINGGI DAN ILMUWAN PADA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN INDONESIA KE DEPAN 1 Paul Suparno, S.J. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

BELAJAR DAYA TAHAN SEJAK FORMASI AWAL Rohani, Maret 2013, hal Paul Suparno, S.J.

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

PENANAMAN KARAKTER PATRIOTISME PADA SISWA TUNAGRAHITA (Studi Kasus di SMPLB Bina Karya Insani Cangakan Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014)

INTEGRASI PPR DALAM KURIKULUM 2013

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J.

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran

PEMANFAATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN Yuni Wibowo, S.Pd.

PENDIDIKAN PANCASILA

Sambutan Presiden RI pada Silaturahim dengan Para Teladan Nasional, Jakarta, 14 Agustus 2012 Selasa, 14 Agustus 2012

FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN NASIONAL 1 Paul Suparno

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAGIAN 1. PRINSIP-PRINSIP PEDAGOGI IGNATIAN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan dan kesenian tradisionalnya.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

KUESIONER PENELITIAN Nomor:..

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara UPACARA BENDERA 17 DESEMBER 2013 TINGKAT KABUPATEN KULON PROGO Wates, 17 Desember 2013

KADO NATAL DI BIARA Rohani, Desember 2011, hal Paul Suparno, S.J.

SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KUESIONER PENELITIAN Nomor:..

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi gaya hidup manusia baik positif maupun negatif. Di sisi lain kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UKBM PPKN-1.2/2.2/3.2/4.2/1/2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas

PERTEMUAN III KEBHINEKAAN DALAM MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Oleh HY. Agus Murdiyastomo.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

PIKIRAN KRISTUS BAHAN KOTBAH DI RRI SELASA 20 SEPT 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI LINGKUNGAN KELUARGA. Maria Purnama Nduru Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Flores

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dari Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MENGAPA SULIT TERUS TERANG DALAM FORMASI? Rohani, April 2013, hal Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

Transkripsi:

1 MODEL PENDIDIKAN UNTUK MENCINTAI TANAH AIR Educare, Mei 2013, hal 26-28 Paul Suparno, S.J. Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah membantu anak didik agar menjadi warganerga yang demokratis serta bertanggungjawab (Sisdiknas, ps 3). Sebagai warganegara yang bertanggungjawab berarti kita diharapkan dapat mencintai tanah air kita dan ikut terlibat mengembangkan kemajuan bangsa ini. Persoalannya, bagaimana tugas membantu ini dapat dilakukan dalam pendidikan di sekolah-sekolah kita? Sering kita mengalami bahwa siswa kita memang belajar banyak tentang ilmu pengetahuan, mereka menjadi pandai dalam banyak hal, tetapi dalam kerangka cinta dan kepekaan pada tanah air, kurang kentara bahkan setelah lulus mereka menjadi perusak tanah air ini. Bila ini terjadi, jelas bahwa bantuan kita kepada mereka dalam hal mencintai tanah air, kurang kena sasaran atau tidak tepat. Tiga segi pendidikan cinta tanah air Seperti pendidikan bidang ilmu dan ketrampilan, pendidikan cinta tanah air pun memuat 3 segi yang perlu diperhatikan dalam membantu siswa semakin mencintai tanah air ini. Ketiga segi itu adalah: (1) segi pemahaman atau pengetahuan; (2) segi afeksi, yang menyangkut rasa senang dan empati; dan (3) segi tindakan, yaitu melakukan sesuatu. 1. Segi pengetahuan atau pemahaman Dalam segi ini, siswa perlu dibantu untuk mengerti dan memahami bahwa dirinya adalah termasuk bagian tanah air Indonesia. Mereka merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tanah air dan bangsa ini. Mereka dibantu untuk menyadari dan mengerti tentang keindahan, budaya, kekayaan, keadaan, dan persoalan tanah air kita, sehingga mereka bangga dan menjadi semakin peka serta mencintai tanah air ini. Pemahaman akan tanah air dapat melingkupi antara lain: Pemahaman tentang siapa aku di tanah air ini; kesadaran bahwa kita dilahirkan di tanah air ini dengan segala situasinya;

2 Pemahaman tentang situasi tanah air: keindahan alam, kekayaan alam, banyaknya pulaupulau, variasi kota-kotanya, dan ciri-cirinya.; Pengenalan tentang suku, etnis, budaya, seni, nyanyian, tarian; Pemahaman tentang sejarah perjuangan tanah air dan kemerdekaan bangsa ini; 2. Segi afeksi, segi perasaan Cinta baru akan semakin mendalam bila ada perasaannya, ada hati yang terkait. Siswa perlu dibantu agar punya perasaan tentang tanah air dan orang-orang bangsa ini. Perasaan peka, empati, senang, jengkel, marah, gembira, semuanya perlu diekpresikan sehingga semakin mendalam. Beberapa model bantuan dalam meningkatkan afeksi pada tanah air antara lain sebagai berikut: Menggali perasaan siswa terhadap desa, kota, tempat tinggalnya; Menggali perasaan terhadap teman sedesa, sekota, sesekolah, se tanah air; Menggali perasaan terhadap kerusakan lingkungan, situasi ketidakteraturan, korupsi, konflik, dll.; Menggali perasaan terhadap anak miskin, anak cacat, anak yang tidak dapat sekolah, dll; Menggali perasaan siswa waktu upacara membawa bendera. 3. Segi tindakan, psikomotik Cinta pada tanah air yang mendalam akhirnya harus diwujudkan dengan suatu tindakan. Dalam membantu siswa belajar cinta tanah air, siswa perlu dibantu untuk melakukan sesuatu, didorong untuk melakukan sesuatu bagi perkembangan tanah airnya. Tentu ini disesuaikan dengan tingkat siswa dan juga level pengertian siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran sering langkahnya dibalik, yaitu mulai dengan melakukan sesuatu tindakan atau mengalami sesuatu, lalu baru direfleksikan dan dicari maknanya. Beberapa cara dapat dilakukan seperti: Melakukan kunjungan daerah wisata tanah air yang menarik;

3 Melakukan pendakian gunung dan melihat pemandangan yang indah, lalu membuat tulisan dan ungkapan; Melakukan kerja bakti bersih lingkungan, program penghijauan lingkungan, dll; Kunjungan pada anak yatim piatu, anak-anak disable, anak-anak berkebutuhan khusus; Ikut upacara bendera dengan aktif; Pentas budaya; Penelitian tentang alam, sejarah bangsa, budaya, suku, dll, lalu mempresentasikan di kelas atau membuat publikasi sekolah. Metode pendekatan pengalaman Untuk pendidikan cinta tanah air, seperti pendidikan nilai, segi tindakan dan pengalaman menjadi sangat penting karena segi itu yang bagi anak lebih mengubah tingkah laku. Tetapi siswa tidak hanya dibiarkan mengalami sesuatu, melainkan diajak merefleksikan pengalaman nya dan mengambil makna dari pengalaman itu. Dengan demikian pelan-pelan pengalaman yang telah direfleksikan itu dapat berubah menjadi kebiasaan bertindak, menjadi habitus dalam hidup mereka. Dengan model pengalaman, nilai itu mereka rasakan dan alami, sulit lupa, dan mendalam. Beberapa contoh pendekatan pengalaman: Pengalaman Refleksi Yang didapatkan 1. Piknik ke pantai, alam yg 1. Bagaimana perasaanku? indah, pegunungan dll. Apa yang aku peroleh dari piknik? Apa yang berguna bagiku dan orang lain? 2. Pentas aneka budaya 2. Bagaimana perasaanku? nusantara: pakaian, tarian, Apa yang kualami? Apa nyanyian, makanan, gaya manfaatnya bagiku? hidup dll. Rasa senang dengan tanah air Ingin melestarikan keindahan tanah air Bangga akan tanah air Pemahaman akan kekayaaan budaya tanah air; Bangga akan kekayaan budaya tanah air

4 Merasakan keindahan kekayaan budaya Ingin mengembangkan budaya yang ada. 3. Dalam kelompok mencari 3. Apa yang ditemukan? Pengertian dan kesadaran bagaimana perjuangan Perasaan apa yang akan bangsa kemerdekaan bangsa ini muncul? Apa kegunaannya Cinta pada bangsa dan (lewat pustaka, film, bagiku? tidak akan merusak bangsa internet dll.) Persaudaraan dan kesatuan dalam kelompok kecil. 4. Pengalaman aktif ikut 4. Apa yang didapatkan? Apa Merasakan kebanggaan upacara bendera yang kurasakan dalam sebagai bangsa hatiku? Hati tergetar karena lagulagu kebangsaan. 5. Melakukan proyek 5. Apa yang didapatkan? Apa Kesadaran akan penghijauan, bersih yang dirasakan? Apa yang pentingnya lingkungan lingkungan ingin dilakukan hidup yg bersih selanjutnya terhadap Kesadaran untuk menjaga lingkunganku? lingkungan. Proyek bersih lingkungan di rumah, di sekolah dll. 6. Bermain pulau-pulau 6. Apa yang dirasakan? Apa Kesadaran akan Indonesia yang didapatkan? banyaknya pulau Kesadaran akan kesatuan dalam perbedaan 7. Melihat film kejadian 7. Apa yang dirasakan? Apa Sadar akan kerusakan dan kerusuhan, demo, yang berguna bagi diriku kerugian yang disebabkan kejahatan dan sesama? Apa yang kejahatan itu. ingin dikembangkan dalam Kritis terhadap tindak

5 hidupku? kejahatan Kesadaran untuk tidak melakukan kejahatan 8. Kunjungan pada yatim 8. Bagaimana perasaanku? Kepekaan pada orang piatu, pendidikan Apa yang bernilai bagiku? kecil; berkebutuhan khusus, dll. Apa yang ingin aku Kesadaran bahwa masih lakukan selanjutnya? banyak sesame yang kekurangan; Kerelaan membantu teman-teman yang miskin. Catatan umum Yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap anak perlu mengalami semua hal itu, sehingga memang setiap anak mengalami proses pemahaman, afeksi, dan juga tindakan. Kadang terjadi bahwa hanya beberapa siswa yang mengalami atau melakukan tindakan, sehingga banyak siswa tidak mengalami dan kurang mendapatkan manfaat dari pendidikan itu. Perlunya teladan dari guru Anak dapat juga belajar cinta tanah air dari gurunya. Kalau gurunya memang mempunyai cinta pada tanah air seperti terlihat dalam tindakannya: aktif dalam upacara bendera, dalam gerak cinta lingkungan, dalam perhatian terhadap peristiwa-peritiwa penting bangsa ini, dalam menghargai pribadi orang-orang lain, dalam keterlibatan mengembangkan kemajuan sekolah, cinta pada orang yang kekurangan, bangga pada tanah air Indonesia; maka siswa akan meniru. Maka sangat penting guru sendiri memang mencintai tanah air ini secara nyata dalam hidupnya sehari-hari bersama anak-anak. Mari kita bantu anak-anak kita menjadi bangga dan mencintai tanah air kita ini! Paul Suparno, S.J., dosen USD, Yogyakarta