BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

: Sempat mati orang. Kita periksa dulu, mungkin dia butuh bantuan kita sekarang. Ayo!!

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

KD Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berwujud bahasa. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur. Dalam bertindak tutur manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, dan emosi secara langsung. Tindak tutur merupakan perwujudan konkret fungsifungsi bahasa, yang merupakan pijakan analisis pragmatik. Karena itu tiap telaah struktur bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak tutur (Rahardi,2005). Dari sudut penutur, bahasa itu berfungsi personal atau pribadi (fungsi emotif). Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini, pihak si pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedih, marah, atau gembira (Abdul Chaer, 2004:15). Dari segi pendengar atau mitra tutur, bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Dalam hal ini, bahasa tidak hanya membuat pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan sesuai dengan yang diinginkan oleh si pembicara. Hal ini dapat dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan perintah, himbauan, permintaan, maupun rayuan (Abdul Chaer, 2004:15-16). Jika dikaitkan antara penutur dan mitra tutur, akan terbentuk suatu tindak tutur dan peristiwa tutur. Peristiwa tutur ini pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang terorganisasikan untuk mencapai satu tujuan, yaitu memahami isi pembicaraan. Dalam penerapannya, tindak tutur digunakan oleh beberapa disiplin ilmu. Tindak tutur atau

pertuturan / speech act, speech event (istilah Kridalaksana) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan agar suatu maksud dari pembicara dapat diketahui oleh pendengar (Kridalaksana, 1984:154). Bahasa yang digunakan manusia salah satunya adalah sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manu sia dapat diekspresikan dalam berbagai media baik media lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, tuturan yang berlaku antara penutur atau pembicara dan mitra tuturnya atau pendengar. Berbeda dengan media tulisan, tuturan dinyatakan oleh penulis atau penutur kepada mitra tuturnya, yaitu pembaca. Tuturan melalui media lisan dapat disampaikan melalui media elektronik seperti televisi, radio dan media online. Melalui media tulisan tuturan dapat disampaikan lewat majalah, surat kabar, dan naskah drama. Tuturan dalam bentuk tulisan melibatkan penutur dan mitra tutur. Tuturan tulis antara lain dapat dilihat dalam bentuk novel, naskah drama, dan lain-lain. Dalam sebuah naskah drama sudahlah tentu terjadi tuturan antara penutur dan mitra tutur dalam bentuk dialog. Naskah drama adalah suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang belum diterbitkan (dipentaskan), misalnya kumpulan naskah drama Raja Tebalek. Raja Tebalek merupakan kumpulan dari naskah drama karya Yusrianto Nasution, Yulhasni, Mukhlis Win Aryoga, dan M. Ramadhan Batubara. Naskah drama ini memiliki sepuluh naskah drama, yaitu Raja Tebalek (RT), Sayembara Bohong (SB), Gara-Gara (GG), Hikayat Pangeran Jongkok (HPJ), Tukang Sapu dan Pengantar Koran (TSPK), Loker (LK), Juru Runding (JR), Amuk Aceh (AA), Tarian Terakhir (TT), dan Lena Tak Pulang (LTP).

Keempat penulis ini merupakan sastrawan muda yang telah dibesarkan di Fakuktas Sastra USU. Mereka telah berhasil mengambil peran masing-masing di dunia sastra. Naskah yang telah mereka tulis ini telah mendapatkan ISBN (Internasional Standart Book Number). Fungsi ISBN itu adalah sebagai pemberi identifikasi unik terhadap satu judul yang diterbitkan. Kita bisa menganalogikan ISBN itu seperti sidik jari yang berbeda antara satu manusia dengan manusia lainnya. Kita bisa berkata ISBN adalah sidik jari buku. Naskah yang sudah memiliki nomor ISBN maka datanya akan tercatat di arsip nasional selama 50 tahun ke depan. Dalam penelitian ini, penulis mengarah pada naskah drama Raja Tebalek yang terdiri atas sepuluh naskah. Fokus dalam kajian ini hanya terbatas pada tindak tutur direktif, komisif, dan ekspresif. Alasan utama penulis menjadikan naskah drama ini sebagai objek penelitian karena dalam dialog naskah drama Raja Tebalek banyak terdapat tindak tutur. Penulis akan meneliti dialog-dialog pada naskah drama Raja Tebalek yang menekankan pada penggunaan tindak tutur direktif seperti: meminta, bertanya, menginstruksikan, melarang, menyetujui, dan menasehati. Tindak tutur komisif seperti; berjanji, bersumpah, mengancam, dan menyatakan kesanggupan. Tindak tutur ekspresif seperti; memuji, mengucapkan terima kasih, mengeluh, menyalahkan, mengungkapkan rasa takut, mengucapkan selamat, marah, dsb. Ketiga bentuk tindak tutur ini akan banyak ditemukan dalam kumpulan naskah drama Raja Tebalek. Inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengkaji tindak tutur yang ada dalam naskah tersebut. Penelitian ini dikaji dengan tinjauan pragmatik karena segi kebahasaan yang terdapat dalam naskah drama Raja Tebalek banyak kaitannya dengan unsur-unsur yang menjadi ciri khas dari ilmu pragmatik. Bentuk tuturan yang menunjukkan tindak tutur direktif dalam dialog kumpulan naskah drama Raja Tebalek adalah berikut ini.

Bentuk tuturan: Emak : Pokoknya aku nggak setuju! Ngapai dia ke sana, dia itu masih kecil Bang. Ayah : Justru karena dia masih kecillah. Bak kata peribahasa, kecil menabung tua kaya raya. Tujuan sekolah kan bekerja, nah sekarang ada pekerjaan, berarti buat apa sekolah. Ini kan namanya dapat mendapat durian runtuh. Repot kali cara berpikir kau. (RT/14) Analisis tuturan Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif melarang. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu emak kepada ayah. Tuturan ini terjadi di dalam rumah, dengan situasi psikologis pembicaraan emak merasa kesal dan menentang keputusan ayah untuk mempekerjakan Mona di luar negeri. Emak melarang Mona bekerja di sana karena Mona masih kecil dan masih sekolah. Kata nggak dalam tuturan pokoknya aku nggak setuju! merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif melarang. Bentuk tuturan yang menunjukkan tindak tutur komisif dalam dialog kumpulan naskah drama Raja Tebalek adalah berikut ini. Bentuk tuturan Datuk Menko : Paduka Yang Mulia, nyawa saya taruhannya, saya akan menangkapnya. Saya berjanji akan mencarinya sampai ke lubang semut sekalipun, bila perlu saya masuk ke liang kubur.

Raja : Percuma! Percuma! Lambat dan terlalu teoritis!. Saya tidak mau tahu, cari dia sampai ke ujung dunia sekalipun. Bila perlu gusur, kerahkan semua traktor dan buldozer, ratakan tempat persembunyiannya. (SB/30) Analisis tuturan Bentuk tindak tutur diatas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur komisif berjanji. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu datuk menko kepada raja. Tuturan ini terjadi di dalam istana, dengan situasi psikologis pembicaraan datuk menko berjanji pada raja akan menangkap pemuda yang menjadi buronan istana. Untuk menangkap pemuda itu datuk menko mempertaruhkan nyawanya. Hal itu ditandai dengan tuturan Paduka Yang Mulia, nyawa saya taruhannya, saya akan menangkapnya. Kata berjanji dalam tuturan saya berjanji akan mencarinya sampai ke lubang semut sekalipun merupakan penanda lingual tindak tutur komisif berjanji. Bentuk tuturan yang menunjukkan tindak tutur ekspresif dalam dialog kumpulan naskah drama Raja Tebalek adalah berikut ini. Bentuk Tuturan Suami II : Hei bangsat!!! Bangsaaaaaatttt!!!! Suami I : (Terkejut) Bukan!!...Bukan bangsat. Bang Sat sudah pindah, saya bang Ma in, tetangga sebelah, lupa ya?? Suami II : Bajingan! Mengintip istri orang!!! (GG/55)

Analisis tuturan Bentuk tindak tutur diatas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur ekspresif marah. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu suami II kepada suami I. Tuturan ini terjadi di halaman belakang rumah depan kamar mandi, dengan situasi psikologis pembicaraan suami II merasa marah karena suami I telah mengintip istrinya mandi. Kata bangsat dan bajingan yang diucapkan dengan nada keras dapat ditandai dengan penggunaan tanda seru mengungkapkan kemarahan yang luar biasa. Suami II makin marah karena suami I tidak mengakui perbuatannya. Suami I malah mengalihkan pembicaraan suami II. Kata bangsat!!! dan bajingan dalam tuturan hei bangsat!!! Bangsaaaaaatttt!!!! Bajingan! Mengintip istri orang!!! merupakan penanda lingual tindak tutur ekspresif marah. 1.2. Masalah Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam pengkajian tindak tutur terhadap kumpulan naskah drama Raja Tebalek adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah bentuk tindak tutur direktif, komisif, dan ekspresif dalam kumpulan naskah drama Raja Tebalek? 2. Tindak tutur mana yang paling dominan muncul dalam kumpulan naskah drama Raja Tebalek? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1.Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah dalam penelitian, tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif, komisif, dan eksprsif dalam kumpulan naskah drama Raja Tebalek. 2. Mendeskripsikan tindak tutur yang dominan muncul dalam kumpulan naskah drama Raja Tebalek. 1.3.2. Manfaat Penelitian Manfaat umum yang diperoleh dari penilitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.2.1. Manfaat teoritis 1) Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan teori-teori dan penerapannya pada kajian ilmu pragmatik terutama dalam naskah drama. 2) Dengan adanya penelitian ini dapat menambah kajian analisis pragmatik khususnya pemakaian tindak tutur direktif, komisif, dan ekspresif dengan objek naskah drama. 1.3.2.2. Manfaat praktis 1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan yang berarti dalam pemahaman naskah drama Raja Tebalek karya Yusrianto Nasution, Yulhasni, Mukhlis Win Aryoga, dan M. Ramadhan Batubara, terutama dalam hal memahami tindak tutur direktif, komisif, dan ekspresif.