The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di

The Comparison of the Incidence of Sexual Dysfunction According to the FSFI Scoring on IUD and Hormonal Acceptor at Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung

Masri, CS., Sutyarso Medical Faculty of Lampung University. Abstract. Key words: Sexual dysfunction, stress, women of productive age couples

BAB I PENDAHULUAN. vasokongesti sampai berakhirnya aktifitas seksual (Chandra, 2005). Pada Diagnostic

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

Analisis Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Disfungsi Seksual pada Wanita

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan

GAMBARAN INDEKS FUNGSI SEKSUAL WANITA PADA PENGGUNA IMPLAN SATU BATANG ETONOGESTREL 68mg (IMPLANON )

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

GAMBARAN INDEKS FUNGSI SEKSUAL WANITA PADA PENGGUNA IMPLAN SATU BATANG ETONOGESTREL 68mg (IMPLANON ) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Kata Kunci: Akseptor KB suntik 1 bulan, Akseptor KB suntik 3 bulan, pemenuhan kebutuhan seksual.

METODE PENELITIAN. cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian noneksperimental

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN AMENORHEA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

MIKIA KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA. Artikel Penelitian. Nurya Viandika 1 Nurfitria Dara Latuconsina 2

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN PENURUNAN LIBIDO DI BPS NY M DESA TOSARI KECAMATAN TOSARI KABUPATEN PASURUAN GALUH SUKMAWATI

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL DI KLINIK PRATAMA BINA SEHAT KABUPATEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-5 sebagai negara berpenduduk terbanyak dengan estimasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

Telp /

HUBUNGAN AKSEPTOR KB HORMONAL DENGAN KEJADIAN AMENORRHEA DI PUSKESMAS BOJONG KECAMATAN BOJONG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2009

PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI SUNTIKAN DMPA BERHUBUNGAN DENGAN DISFUNGSI SEKSUAL WANITA PADA AKSEPTOR KB SUNTIK

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) DI KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

INTISARI. Kata Kunci : Kontrasepsi Suntik, Produksi ASI, 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, 3 Puskesmas Perawatan Kelua Kabupaten Tabalong

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

KOSALA JIK. Vol. 4 No. 2 September Warsini 1, Herlina Puri Rahayu 2. Abstract

Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.

Hubungan Tingkat Obesitas Terhadap Fungsi Seksual Wanita Usia Subur di Kota Bandar Lampung

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

PENGETAHUAN MEMPENGARUHI PEMILIHAN KB SUNTIK PADA AKSEPTOR YANG MEMERIKSAKAN DIRI BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI TANGERANG

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA

Selfi Elisabeth Kansil Rina Kundre Yolanda Bataha

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan pendekatan

Dampak Tindakan Brakiterapi Terhadap Disfungsi seksual Pada Pasien Kanker Serviks

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

PENGARUH EFEK SAMPING KB HORMONAL DENGAN KELANGSUNGAN PEMAKAIANNYA DI DESA CATURTUNGGAL, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB III METODE PENELITIAN. A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan : Obstetri dan Ginekologi

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA WANITA USIA TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTUSSIBAU UTARA KALIMANATAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang ilmu kedokteran khususnya ilmu

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik ( menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. wilayah pesisir yang sangat ter-marginal-kan, kesulitan mengatasi masalah

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin

FAKTOR RISIKO AKNE VULGARIS DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2009, 2010, DAN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL KB KOMBINASI DENGAN HIPERTENSI PADA AKSEPTOR PIL KB DI PUSKESMAS ENEMAWIRA KABUPATEN SANGIHE

FUNGSI SEXUAL PEREMPUAN PADA MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KECAMATAN NGAMPEL KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

Universitas Muhammadiyah Semarang.

ABSTRAK ANNISAH IRMAYANTI

Andria : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

Transkripsi:

The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013 Dewi AT, Sutyarso, Berawi MM, Angraeni ID Medical Faculty of Lampung University Abstract Contraceptives is an efforts to prevent the occurrence of pregnancy, one of which is implant. Implant is inserted just under the skin of a woman s upper arm and contains the progesterone hormone. Side effects of using implants are a decrease in libido and sexual dysfunction. This study aims to determine the prevalence of sexual dysfunction in women using contraceptive implant in Seputih Jaya village Gunung Sugih regency Central Lampung district. This research is a descriptive analytical cross-sectional approach is based on a score of FSFI (Female Sexual Function Index) study design was conducted on October until November 2013 on 70 respondents using consecutive sampling. The results showed that mothers contraceptive implant users who experienced sexual dysfunction by 78,6% or as many as 55 respondents with most respondents are in the range of scores from 17,6 to 26,5 (near to normal). Keyword: Implant, sexual dysfunction. Prevalensi Disfungsi Seksual pada Ibu-ibu Pengguna Kontrasepsi Implant di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013 Abstrak Kontrasepsi adalah usaha usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, salah satunya adalah implant. Implant adalah kontrasepsi hormonal yang dimasukkan ke dalam kulit. Efek samping dari penggunaan implant salah satunya adalah penurunan libido dan disfungsi seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi disfungsi seksual pada ibu-ibu pengguna kontrasepsi implant di kelurahan seputih jaya kecamatan gunung sugih lampung Tengah. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional berdasarkan skor FSFI (Female Sexual Function Index) dilakukan pada tanggal 2 oktober sampai dengan tanggal 10 november 2013 pada 70 responden dengan menggunakan consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu-ibu pengguna kontrasepsi implant yang mengalami disfungsi seksual sebesar 78,6% dengan sebagian besar responden berada di rentang skor 17,6-26,5 (mendekati normal). Kata kunci: Disfungsi seksual, implant. 41

Pendahuluan Salah satu masalah terpenting yang dialami oleh negara berkembang, seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15% pertahun hingga 2,49 % pertahun (Saifuddin, 2003). Salah satu kegiatan untuk membatasi pertumbuhan penduduk dengan menerapkan pengendalian penduduk melalui penggalakan program KB (NKKBS) (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan tetapan BKKBN Provinsi Lampung pada tahun 2008 didapatkan jumlah pemakai alat kontrasepsi implant yaitu 20,713 orang (12,05%) (BKKBN Provinsi Lampung, 2008). Metode implant diketahui dapat meningkatkan risiko menderita disfungsi seksual Metode Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Mawar 1 Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah. Waktu penelitian dimulai dari tanggal 2 Oktober 10 November 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur (WUS) berumur 20-46 tahun. Sampel penelitian adalah sebanyak 70 orang. Sampel penelitian yang yang memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 55 orang dan eksklusi sebanyak 15 orang. Penelitian ini hanya menggunakan data primer. Data primer ini didapatkan dari wanita yang menggunakan kontrasepsi implant yaitu dengan menggunakan angket atau kuesioner langsung terstruktur dengan alternatif jawaban yang sudah disediakan. Pada saat itu juga responden menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner dan kuesioner dikembalikan hari itu juga. Pada penelitian ini digunakan kuesioner terbimbing, karena menghindari positif palsu dan agar dapat membantu responden mengisi jawaban. Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis univariat, Menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi. Dan mendeskriptifkan hasil yang didapat yaitu karakteristik responden yang terdiri dari umur ibu, pendidikan, pekerjaan, paritas, IMT dan lama perkawinan. Hasil Dari hasil penelitian diperoleh data berdasarkan instrumen Skor Penilaian Female Sexual Function Index (FSFI) bahwa dari 70 sampel responden yang diteliti, Sebanyak 78,6 % responden yang mempunyai gejala terjadi disfungsi seksual, sedangkan 21,4 % responden tidak mempunyai gejala disfungsi seksual (normal). 42

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan umur Umur Ibu Jumlah Persentase Muda ( 35 tahun) 49 70,0 % Tua (> 35 tahun) 21 30,0 % Berdasarkan Tabel 1, maka dapat diketahui bahwa sebanyak 49 orang (70%) berusia 35 tahun, dan sebanyak 21 orang (30%) berusia lebih dari 35 tahun. Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Pendidikan Ibu Jumlah Persentase Tinggi ( SMA ) 31 44,3 % Rendah (< SMA) 39 55,7 % Berdasarkan Tabel 2, diperoleh data bahwa dari seluruh responden yang diteliti, sebagian besar atau 55,7 responden mempunyai pendidikan rendah (<SMA), sedangkan 44,3 responden berpendidikan tinggi ( SMA). Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu Pekerjaan Ibu Jumlah Persentase Bekerja 26 37,1 % Tidak bekerja 44 62,9 % Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa dari seluruh responden yang diteliti, sebagian besar atau 62,9 % responden mempunyai status tidak bekerja atau ibu rumah tangga, sedangkan 37,1% responden mempunyai status bekerja. 43

Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan paritas Paritas Jumlah Persentase Sedikit ( 3 anak) 63 91,4 % Banyak ( >3 anak) 7 8,6 % Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa dari seluruh responden yang diteliti hanya sedikit responden mempunyai paritas banyak (>3 anak) sekitar 8,6%, sedangkan sebagian besar atau 91,4% responden mempunyai paritas sedikit ( 3 anak). Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan IMT Kategori IMT Ibu Jumlah Persentase Normal(18,5 s/d 25,0) 61 87,1 % Gemuk ( >25,1) 9 12,9 % Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa dari seluruh responden yang diteliti, sebagian besar atau 87,1% responden mempunyai kategori IMT normal (18,5 s/d 25,0), sedangkan 12,9% responden mempunyai kategori IMT gemuk (>25,1) Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan lama perkawinan Lama Perkawinan Jumlah Persentase Belum lama ( 10 tahun) 45 64,3 % Lama ( > 10 tahun) 25 35,7 % Pada penelitian ini diperoleh data bahwa dari seluruh responden yang diteliti, sebagian besar atau 64,3% responden mempunyai lama perkawinan belum lama ( 10 tahun), sedangkan 35,7 % responden termasuk kategori lama perkawinan yang lama (>10 tahun). Pembahasan Kejadian Disfungsi Seksual dikategorikan menjadi 2 yaitu yang terjadi disfungsi seksual dan yang tidak terjadi disfungsi seksual atau normal. Hal ini merujuk pada 44

Female Sexual Function Index yang dibuat oleh Rosen et al. (2000) yang merekomendasikan seseorang mengalami disfungsi seksual jika nilai seluruh domain kurang atau sama 26,5. Hasil penelitian ini sesuai teori tentang pemakaian kontrasepsi hormonal khususnya yang berisi progesteron (gestagen) yang mempunyai efek samping salah satunya adalah menurunkan libido, vagina menjadi kering dan perasaan tertekan (Baziad, 2005). Penurunan libido tersebut dikarenakan adanya gangguan hormonal seperti penurunan hormon estrogen. Penurunan kadar estrogen menyebabkan penurunan aliran darah ke jaringan intrakavernosa klitoris, vagina dan uretra secara signifikan sehingga dapat mengganggu tahap perangsangan (vasokongesti). Peneliti juga menemukan 3 dari 5 responden yang mengakui bahwa vaginanya menjadi kering dan kadang nyeri saat berhubungan, hal ini juga termasuk salah satu domain perilaku dari disfungsi seksual yaitu lubrikasi dan berkaitan dengan efek samping dari progesteron itu sendiri yaitu dapat menyebabkan vagina menjadi kering sehingga kemudian wanita merasakan sakit saat berhubungan seksual (Prawir ohardjo, 2008). Prevalensi disfungsi seksual pada ibu-ibu pengguna kontrasepsi implant di Lampung Tengah tahun 2013 adalah 78,6 % Frekuensi Disfungsi Seksual ibu-ibu pada skor FSFI yang terbanyak yaitu pada rentang skor 17-26 (mendekati normal) sehingga masih tergolong disfungsi seksualyang ringan sedangkan distribusi domain FSFI yang terbanyak dialami pengguna kontrasepsi implant adalah pada domain pertama yaitu gangguan hasrat seksual Karakteristik ibu-ibu pengguna kontrasepsi implant yang mengalami di Lampung Tengah memiliki karakteristik, yaitu berumur tua (>35 tahun) dengan kejadiandisfungsi seksual sebesar 90%, berpendidikan rendah (<SMA) dengan kejadian disfungsi seksual sebesar 97,44%, tidak bekerja (ibu rumah tangga) dengan kejadian disfungsi s eksual sebesar 88,64%, memiliki paritas banyak dengan Kejadian disfungsi seksual sebesar 100%, memiliki IMT gemuk dengan kejadian disfungsi seksual sebesar 100 % dan dengan lama perkawinan yang belum tergolong lama dengan kejadian disfungsi seksual sebesar 96 %. Hubungan seksual dalam keluarga merupakan puncak keharmonisan dan kebahagiaan, oleh karena itulah kedua belah pihak harus dapat menikmatinya bersama. Perlu diakui bahwa pada permulaan perkawinan sebagian besar belum mampu mencapai kepuasan bersama, karena berbagai kendala. Setelah tahun pertama sebagian besar sudah mengerti dan dapat mencapai kepuasan bersama. Sekalipun hubungan seksual bukan satu-satunya yang dapat memegang kendali 45

kerukunan rumah tangga, tetapi ketidakpuasan seksual juga dapat menimbulkan perbedaan pendapat, perselisihan dan akhirnya terjadi perceraian (Manuaba,1999). Menurut Santoso (2007), untuk mencoba keluar dari problem seksual itu, ada beberapa hal yang bisa dicoba guna memperbaiki kondisi tersebut, yaitu memperbaiki komunikasi. Diyakini, kualitas hubungan seksual ditentukan oleh komunikasi yang baik sebelum kontak seksual. Kemesraan dan kebersamaan sebelum berhubungan seksual merupakan salah satu foreplay yang baik. Kemudian, selalu menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh serta tidak mencoba obat- obatan atau jamu tanpa indikasi yang jelas. Justru penggunaan yang demikian ini akan menimbulkan disfungsi seksual. Itulah sebabnya masalah seksual seharusnya dibicarakan secara terbuka sehingga tidak mengecewakan dalam keluarga (Manuaba,1999). Simpulan Pada penelitian ini didapatkan 55 orang dari 70 responden yang mengalami disfungsi seksual atau sekitar 78,6%. Sedangkan yang tidak termasuk disfungsi seksual pada wanita hanya sekitar 21,4% atau 15 orang. Daftar Pustaka Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. hlm. 12-15. Prawirohardjo, S. 2008. Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. hlm. 7-9. BKKBN Provinsi Lampung. 2008. Penduduk dan Ketenagakerjaan. http://lampung.bkkbn.go.id Rosen,R., Brown, C., Heiman, J., Leiblum,S., Meston,C., Shasigh, R. et al. 2000. The Female Sexual Function Index (FSFI). Journal of Sex and Marital Therapy ;(26): 191-208 Baziad, A. 2005. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. hlm. 20-30. Manuaba, I.1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: ARCAN. Santoso, B. 2007. Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : SKP Publishing. 46