BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran, terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61)

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

IMPLEMENTASI AKTIVITAS BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Wulantika Utami, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. merambah hingga masing-masing mata pelajaran, sehingga hampir semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Enjang Risan Solehudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

I. PENDAHULUAN. nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, oleh karena itu pendidikan harus ditanamkan kepada individu

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 PENGARUH PERMAINAN BULUTANGKIS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP NEGERI 6 CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sendy Mohamad Anugrah, 2013

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aris Risyad Ardi, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas) menurut Harold M. Barrow dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kedudukannya. Dalam hal ini sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Oleh karena itu pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia, baik sebagai individu maupun kelompok yang meliputi aspek jasmani, rohani, spiritual, material dan kematangan berpikir. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang memiliki kedudukan yang vital dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik, baik berupa olahraga, games, play, dan sebagainya, sebagai media/alat pembelajaran. Melalui pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah, dan terbimbing diharapkan dapat tercapai suatu tujuan pendidikan menyeluruh yang meliputi perkembangan afektif, kognitif, dan tentunya psikomotor peserta didik. Mahendra (2008:15) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,

2 permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun menurut Abduljabar (2008:27) menjelaskan bahwa pendidikan jasmani adalah Proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. berikut : Dalam kurikulum penjas ( 2004 : 10 ) diungkapkan konsep penjas sebagai Penjas adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan prilaku sikap sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar di atur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, kognitif dan afektif dan psikomotor dari setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif. Dalam hal ini Suherman (2000:23), menyatakan secara umum bahwa tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu : (1) Perkembangan fisik, (2) perkembangan gerak, (3) perkembangan mental dan, (4)Perkembangan sosial. Melalui pendidikan jasmani diharapkan bisa merangsan perkembangan sikap, mental, sosial, emosi yang seimbang dengan keterampilan gerak siswa. Karena begitu pentingnya peranan pendidikan jasmani disekolah maka harus diajarkan secara baik dan benar. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan, pendidikan jasmani bukan hanya aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktifitas jasmani, sejalan dengan permasalahan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah merubah perilaku siswa baik yang bersifat afektif, kognitif maupun psikomotor, yang diharapkan terjadi setelah proses belajar mengajar berakhir. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus dapat memilih

3 metoda pendekatan yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. Perubahan psikomotor dapat dicapai melalui proses belajar keterampilan gerak. Dalam hal ini Rusli Lutan (2000:2-3) menyatakan bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah: Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk: (1) mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial, (2) membangun kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani, (3) memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali, (4) mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan, (5) berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang, (6) menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk aktivitas olahraga. Meskipun tujuan pendidikan jasmani tersebut di atas sangat majemuk, akan tetapi dalam setiap proses pembelajarannya harus sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhan peserta didik agar mereka dapat mengikuti pembelajaran penjas dengan baik. Dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan di sekolah, ada berbagai jenis pembelajaran yang diajarkan kepada siswa sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan keterampilan peserta didik. Adapun materi pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dan harus diikuti oleh siswa diantaranya adalah mata pelajaran atletik, kebugaran jasmani, kesehatan dan olahraga permainan. Kegiatan pembelajaran olahraga permainan salah satunya adalah olahraga permainan bola tangan yang banyak disukai oleh peserta didik. Walaupun

4 demikian permainan bola tangan belum menjadi materi pelajaran wajib dalam kurikulum di sekolah, permainan bola tangan hanya menjadi materi pelajaran pengganti pada pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini disebabkan karena permainan bola tangan belum begitu populer dan dipahami oleh siswa di berbagai tingkat pendidikan formal dibandingkan dengan jenis olahraga permainan lainnya. Berbicara tentang permainan bola tangan, permainan bola tangan merupakan suatu permainan beregu, dan dapat dimainkan oleh laki-laki dan perempuan dan dapat dimainkan oleh semua orang dari segala usia, apapun tingkatan keterampilan mereka. Bentuk permainan bola tangan dapat dikatakan merupakan perpaduan antar permainan sepakbola/futsal, basket, dan bola voli. Karena dalam peraturan permainan bola tangan, teknik, serta taktik permainannya terdapat kesamaan dari ketiga cabang olahraga tersebut. Menurut Mahendra (2000:6) menyebutkan bahwa: Bola Tangan bisa diartikan sebagai permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan. Bola tersebut boleh dilempar, dipantulkan atau ditembakan ke gawang lawan untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya. Dari penjelasan di atas permainan bola tangan dapat dikatakan merupakan permainan yang sederhana, tetapi memiliki beberapa kelebihan/keuntungan. Permainan bola tangan hanya membutuhkan biaya yang relatif murah karena hanya membutuhkan sedikit sekali peralatan dan lapangan yang digunakan juga relatif beragam, karena permainan bola tangan dapat dimainkan baik di lapangan tembok maupun di lapangan pasir, karena bola tangan mudah dimainkan dengan

5 fasilitas yang minim yang tersedia. Kebutuhan utama untuk memainkan bola tangan yaitu sebuah bola. Perlengkapan permainan yang lain adalah dua buah gawang, akan tetapi jika tidak tersedia, hal ini dapat ditanggulangi dengan cara membuat garis dengan kapur tulis ditembok atau dengan cara lain (bila akan bermain di dalam ruangan kecuali di pasir). Dibanding dengan cabang olahraga yang lain, permainan bola tangan merupakan permainan yang alamiah (natural game). Maksudnya jika hanya untuk Sekedar bermain saja, setiap orang pria atau wanita, anak-anak atau orang tua, yang pada dasarnya sudah memiliki kemampuan dasar/alamiah (natural skill), seperti berlari, melompat, menangkap dan melempar akan dapat bermain bola tangan. Semakin meningkat keterampilan dari pemain, maka permainan akan berlangsung semakin menarik, karena para pemain telah dapat melakukan berbagai macam taktik dan teknik di dalam permainan. Berdasarkan pengamatan dan fakta yang ada di lapangan, bahwa dalam proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran bola tangan biasanya dalam pelaksanaannya kurang maksimal sehingga tidak sesuai dengan tujuan utama pendidikan jasmani. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang sering muncul diantaranya adalah kurang populernya permainan bola tangan, kurang pahamnya teknik permainan bola tangan, tidak adanya model pembelajaran yang mampu memberikan motivasi terhadap siswa dalam mengikuti permainana bola tangan, sehingga para siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, karena motivasi merupakan energi psikologis yang bersifat abstrak. Wujudnya hanya dapat diamati dalam bentuk manifestasi tingkah laku yang ditampilkannya.

6 Dalam pendidikan jasmani dan olahraga. Alderman (1974) menyebutkan bahwa tidak ada prestasi tanpa motivasi. Ada sejumlah teori motivasi yang dapat dijadikan sandaran guna mendisain atau memformat program pembelajaran atau pelatihan agar lebih sesuai dengan motif-motif tertentu setiap siswa, diantaranya: (a) memformat program dan strategi implementasi pembelajaran atau pelatihan yang bervariasi, menarik, dan tidak monoton, guna menghindari munculnya perasaan tidak senang, malas, jenuh, bosan dan jemu; (b) mendisain program dan strategi implementasi pembelajaran atau pelatihan dengan memperhatikan naluri-naluri setiap siswa/atlit, karena semua tingkah laku siswa/atlit akan digerakan oleh nalurinaluri tersebut; (c) memformat program dan strategi implementasi pembelajaran atau pelatihan sesuai dengan latar belakang kebudayaan setiap siswa/atlit, sehingga program yang digulirkan tidak dirasakan sebagai barang baru, namun sebagai bagian hidup dan pola kebudayaan; (d) setiap individu memiliki kebutuhan berbeda, kebutuhan tersebut mendorong setiap individu untuk mencapai tujuan. Adanya keragaman kebutuhan setiap siswa/atlit menuntun para guru, pelatih dan pembina olahraga untuk memformat program dan strategi implementasi pembelajaran atau pelatihan sesuai dengan kebutuhan setiap siswa/atlit. Maka dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang baik, khususnya pembelajaran permainan bola tangan tentu saja upaya yang logis dari seorang guru dalam hal pendekatan yang sesuai, mengorganisasikan serta modifikasi fasilitas dan peralatan, jumlah pemain, kompleksitas skill, tujuan permainan dan

7 suasana pembelajaran harus menjadi perhatian dan pertimbangan khusus bagi seorang guru pendidikan jasmani. Seperti yang tertuang dalam amanat GBHN ( 1983 : 104 ) sebagai berikut : Pendidikan jasmani dan olahraga perlu ditingkatkan dan di masyarakat sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota masyarakat. Selanjutnya perlu ditingkatkan kemampuan prasarana dan sarana pendidikan jasmani dan olahraga, termasuk pendidik, pelatih dan penggeraknya, dan digalakkan gerakan untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat (Sumber, Yayasan Pelita, 1983:104). Dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran tentunya harus ada model pembelajaran yang tepat karena sangat diperlukan agar siswa dapat cepat memahami dan menguasai teknik dasar permainan bola tangan, guna meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran bola tangan supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Salah satu inovasi dalam pengembangan proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan menerapkan model pendekatan taktis yang diharapkan mampu mengatasi masalah pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran bisa lebih efektif dan terarah sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani. Menurut Tarigan (2001:10) menjelaskan bahwa: Pendekatan taktis adalah suatu cara untuk meningkatkan kesadaran para siswa, mengenai konsep bermain dengan menerapkan atau mengaplikasikan faktor teknik yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang muncul selama permainan berlangsung. Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa model pendekatan taktis lebih menitik beratkan pada penempatan keterampilan teknik dalam konteks bermain atau dapat diartikan sebagai pendekatan permainan, dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mempraktikan keterampilan teknik pada situasi permainan yang sesungguhnya.

8 Sehingga dengan menggunakan pendekatan taktis diharapkan dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran permainan bola tangan. Dari penjelasan di atas, maka penulis bermaksud untuk meneliti penerapan model pendekatan taktis pada pembelajaran pendidikan jasmani khususnya permainan bola tangan disekolah MTsN Cariu kabupaten Bogor. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Implementasi Pendekatan Taktis Terhadap Motivasi Pembelajaran Permainan Bola Tangan (Studi Eksperimen pada siswa kelas VII MTsN Cariu, Kabupaten Bogor). B. Rumusan Masalah Demi merangsang dan mengembangkan kemampuan siswa dalam bermain bola tangan, maka hendaknya kegiatan permainan bola tangan diharapkan dapat mendorong minat siswa terhadap pengetahuan serta pemahaman dalam menguasai materi permainan bola tangan. Salah satu langkahnya adalah dengan penerapan model taktis dalam permainan bola tangan. Model taktis ini merupakan model pembelajaran yang dianggap mudah dipahami para siswa dalam penyampaian materi pembelajaran permainan bola tangan. Dalam model taktis ini meliputi unsur fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial, sehingga materi permainan bola tangan yang disampaikan mendapat sentuhan-sentuhan didaktik-metodik yang nantinya siswa diharapkan tertarik untuk mempelajari setiap teknik-teknik dasar yang disampaikan guna mencapai tujuan pembelajaran.

9 Berdasarkan hasil pengamatan sementara penulis di lapangan, terdapat berbagai permasalahan yang muncul pada saat melakukan proses pembelajaran permainan bola tangan di sekolah MTsN Cariu, adapun permasalah yang terdapat dalam proses pembelajaran bola tangan adalah: Apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi pembelajaran permainan bola tangan? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis rumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi pembelajaran permainan bola tangan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis yaitu sebagai berikut: 1. Secara teoritis Mengembangkan model-model pembelajaran olahraga khususnya model Pendekatan Taktis. Memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi pengembangan metodik dalam pendidikan jasmani untuk mengembangkan bentuk-bentuk teknik pembelajaran yang cocok diterapkan baik di tingkat sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas ataupun untuk tingkat perguruan tinggi. Dijadikan masukan bagi pengkaji dan pelaksana proses belajar mengajar

10 pendidikan jasmani dan olahraga dalam memilih serta melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. 2. Secara praktis Dapat dijadikan sebagai acuan dalam memaknai pentingnya model pembelajaran dalam mengatasi kesulitan pembelajaran penjas disekolah, mengatasi kompleksitas belajar, agar hasil pembelajaran pendidikan jasmani lebih meningkat dan proses pembelajaran lebih diminati oleh para siswa-siswa dan juga mampu memaknai bahwa pembelajaran penjas masih perlu ditingkatkan untuk tujuan tercapai nya pendidikan yang bermutu, serta yang paling khusus ialah menyalurkan bakat siswa pada pembelajaran bola tangan menjadi lebih efektif dan efisien, serta memberikan rasa senang kepada siswa dalam mengikuti pelajaran penjas. E. Batasan Penelitian Suatu penelitian perlu membatasi ruang lingkup agar tidak terlalu luas supaya sesuai dengan tenaga, waktu dan biaya untuk memecahkannya. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebasnya adalah Pendekatan Taktis 2. Variabel terkaitnya adalah motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran permainan bola tangan 3. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi MTsN Cariu, dan yang menjadi Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas VII yang dipilih dengan random sampling.

11 4. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: angket F. Penjelasan istilah Untuk menghindari salah pengertian dalam penelitian ini, penulis menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu: 1. Implementasi Menurut Prus, A (1997:219) menjelaskan bahwa: Implementasi adalah penerapan atau pelaksanaan suatu aktivitas serta hubungannya. 2. Pendekatan Taktis Menurut Tarigan (2001:10) menjelaskan bahwa: Pendekatan taktis adalah suatu cara untuk meningkatkan kesadaran para siswa, mengenai konsep bermain dengan menerapkan atau mengaplikasikan faktor teknik yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang muncul selama permainan berlangsung. 3. Pembelajaran Menurut Sagala (2007:61) dijelaskan bahwa: Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. 4. Pendidikan jasmani Menurut Mahendra (2008:15) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. 5. Motivasi

12 Menurut Husdarta (2000:20) tertulis bahwa motivasi adalah proses aktualisasi generator penggerak internal didalam diri individu untuk menimbulkan aktivitas, menjamin kelangsungannya dan menentukan arah atau haluan aktivitas terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. 6. Permainan bola tangan Menurut Mahendra (2000:6) menyebutkan bahwa: Bola Tangan bisa diartikan sebagai permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan. Bola tersebut boleh dilempar, dipantulkan atau ditembakan ke gawang lawan untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya.