Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI

Nomor AS: IIX : 222 International : 111 P.T. Indonusa System Integrator Prima : 100

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER

TUGAS 3 JARINGAN KOMPUTER. Analisa: Gambar di atas adalah topologi jaringan VLAN dengan menggunakan dua switch. PC A

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

Bab 3 Metode Perancangan

KONFIGURASI CISCO ROUTER

MODUL 4 PC ROUTER. Gambar 1 Komunikasi dua komputer

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung

Modul 8 Cisco Router RIP

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Troubleshooting Router

JARINGAN KOMPUTER MODUL 9

Modul 8 Cisco Router (Dynamic Routing)

Statik Routing. School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

Laporan Resmi. Static Routing Pada MikroTik

BAB 4. ANALISA. 4.1 Analisa Pengujian Pemilihan Jalur Pengiriman Data

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover

PERCOBAAN ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP)

ROUTING STATIS DAN DINAMIS

MODUL 6 STATIC ROUTING

MODUL CISCO STATIC ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 6 DYNAMIC ROUTING

Analisis Konfigurasi Rute Aggregasi dengan AS-SET

BAB 4. PERANCANGAN.

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

IMPLEMENTASI DAN TESTING

IP Subnetting dan Routing (1)

9.1 Menghubungkan dua jaringan yang berbeda dengan satu router

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

Modul 3. Routing Static

: Muhammad Miftah Firdaus NPM : : Sistem Komputer Dosesn Pembimbing : Elvina, S.Kom., MM.

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Percobaan VLAN. Konfigurasi VLAN

Jaringan Komputer. Konfigurasi Dynamic Routing RIP

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

BAB 4 PEMBAHASAN. penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol)

TOPOLOGI.

BAB IV ANALISA PERFORMA JARINGAN

DASAR-DASAR ROUTING IP PADA JARINGAN

PRAKTIKUM ROUTING STATIK

IMPLEMENTASI LAYANAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK OVER MPLS IP. Disusun Oleh : I Putu Andhika Prawasa

Konfigurasi Router. 1. IP Static 2. RIP (version 2) 3. EIGRP 4. OSPF

Layer Network OSI. Network Fundamentals Chapter 5. ITE PC v4.0 Chapter Cisco Systems, Inc. All rights reserved.

MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4

BAB I PENDAHULUAN. Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk

BAB 3. Analisis Routing Protokol BGP & OSPF

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

ANALISIS PERBANDINGAN ROUTING PROTOKOL OSPFv3 DENGAN RIPng PADA JARINGAN IPv6

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt

BAB 2 LANDASAN TEORI

Membuat simulasi Jaringan Router Serial dengan Packet Tracer

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP

Static Routing & Dynamic Routing

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL)

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL 2 MEMBANGUN JARINGAN IPV6 PADA CISCO ROUTER

Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan.

BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management

Modul 6 Routing dan protokol routing

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

Tugas Utama Router Koneksi dari sebuah Router pada WAN. Tugas Utama Router Fungsi sebuah Router. Interface Mengkonfigurasi interface dari Ethernet

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

IGRP OPERASI IGRP. Tujuan dari IGRP yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

VPN. Siswa dapat mengetahui jenis-jenis protocol VPN.

PROTOKOL ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

Praktikum III Routing

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH

PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN ROUTING PROTOCOL OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) DENGAN MENERAPKAN METODE FAILOVER

Modul 9 Dasar Troubleshooting Router

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 3. PERANCANGAN JARINGAN DAN PENGUJIAN

BGP. Contoh Implementasi BGP

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Nugroho Agus H., M.Si.

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Tujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern.


Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Linux PC Router Router / /28. Gambar Jaringan yang berbeda. Router

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah

via ::, Serial0/0/0 C 2015:DB3::/64 [0/0] L 2015:DB3::/128 [0/0] C 2015:DB3:4::/64 [0/0] L 2015:DB3:4::/128 [0/0] C ABCD:1::/64 [0/0] via ::, Serial0/

Dasar-dasar Routing. seth :80:ad:17:96: :20:4c:30:29:29. khensu :80:48:ea:35:10

Transkripsi:

68 Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2 Dari gambar 4.27, terlihat bahwa nilai throughput IIX ke Gateway 2 pada skenario router reflector BGP berkisar antara 0-3 paket per detik, sedangkan pada skenario static routing nilai throughput hanya berkisar antara 0-2 paket per detik.

69 Gambar 4.28 Perbandingan throughput rata-rata Gateway 2 ke Internasional Dari gambar 4.28, terlihat bahwa nilai throughput Gateway 2 ke Internasional pada skenario router reflector BGP berkisar antara 0-4 paket per detik, sedangkan pada skenario static routing nilai throughput hanya berkisar antara 0-2 paket per detik.

70 Gambar 4.29 Perbandingan throughput rata-rata Internasional ke Gateway 2 Dari gambar 4.29, terlihat bahwa nilai throughput Internasional ke Gateway 2 skenario router reflector BGP berkisar antara 0-4 paket per detik, sedangkan pada skenario static routing nilai throughput hanya berkisar antara 0-2 paket per detik.

71 Gambar 4.30 Delay pada Gateway 2 skenario static routing Dari gambar 4.30, terlihat bahwa delay pada Gateway 2 pada skenario static routing berkisar antara 0.00002 detik. Gambar 4.31 Delay pada Gateway 2 skenario router reflector BGP Dari gambar 4.31, terlihat bahwa delay pada Gateway 2 pada skenario router reflector BGP berkisar antara 0.00005-0.00025 detik.

72 Gambar 4.32 Delay pada Gateway 1 skenario static routing Dari gambar 4.32, terlihat bahwa delay pada Gateway 1 pada skenario static routing berkisar antara 0.00002 detik. Gambar 4.33 Delay pada Gateway 1 skenario router reflector BGP Dari gambar 4.33, terlihat bahwa delay pada Gateway 1 pada skenario router reflector BGP berkisar antara 0.00002-0.000025 detik.

73 4.3.2 Evaluasi Dynamips Berikut hasil simulasi jaringan dengan menggunakan Dynamips : Perintah Show running configuration berfungsi untuk mengecek perintahperintah yang sedang berjalan terkonfigurasi pada setiap router. Kami menggunakan perintah ini sebagai acuan untuk mengecek konfigurasi yang telah kami lakukan. Perintah ini juga bisa melacak apabila terjadi kesalahankesalahan konfigurasi. Pada kelima gambar perintah show running-configuration berikut menjelaskan bahwa setiap router pada topologi ini dikonfigurasi dengan perintah dasar BGP yang sesuai dengan topologi. Konfigurasi yang nantinya akan terdapat dalam gambar-gambar show running-configuration ini lengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Gambar 4.34 Konfigurasi yang sedang berjalan pada Gateway 1 Pada gambar 4.34, perintah neighbor baris ke 7 dan 9 menyatakan hubungan antara neighbor 192.0.1.2 yaitu interface Gateway 2 menuju Gateway 1, dan

74 192.0.3.2 yaitu interface Gateway 3 menuju Gateway 1 sebagai hubungan router reflector client terhadap Gateway 1. Gambar 4.35 Konfigurasi yang sedang berjalan pada Gateway 2 Pada gambar 4.35, perintah neighbor baris 1 sampai 6 menunjukkan konfigurasi pendaftaran neighbor grup yang bernama internal dan mengkonfigurasi update-source dan next-hop-self pada setiap alamat yang menjadi anggota grup internal. Perintah-perintah selanjutnya pada gambar show running-configuration mempunyai konsep yang sama dengan gambar yang telah dijelaskan di bagian awal.

75 Gambar 4.36 Konfigurasi yang sedang berjalan pada Gateway 3 Gambar 4.37 Konfigurasi yang sedang berjalan pada Internasional

76 Gambar 4.38 Konfigurasi yang sedang berjalan pada IIX Perintah show ip bgp summary digunakan untuk mengecek daftar ketetanggaan sebuah router dengan tetangganya melalui alamat IP dan nomor AS tetangganya tersebut. Pada gambar 4.39, router Gateway 1 mempunyai neighbor adjacency ke network 10.0.2.1, 10.0.3.1, 192.0.1.2, dan 192.0.3.2 dimana alamat-alamat ini berada pada AS 100. Berikut tampilan hubungan neighborship antar router BGP selanjutnya. Gambar 4.39 BGP neighbor pada Gateway 1

77 Pada gambar 4.40 dapat kita lihat bahwa router Gateway 2 sudah membentuk hubungan ketetanggaan dengan router AS 100, AS 111 yang beralamat 192.0.4.1 dan AS 222 yang beralamat 192.0.5.1. Gambar 4.40 BGP neighbor pada Gateway 2 Gambar 4.41 BGP neighbor pada Gateway 3 Pada gambar 4.42 terlihat router International hanya membentuk hubungan dengan 1 tetangga yaitu alamat Gateway 2. Hal ini karena status hubungan ketetanggan antara International dengan Gateway 2 menggunakan EBGP dimana neighbor adjacency harus dijalin antar router yang saling terhubung langsung. Hal yang sama terjadi pada Router IIX pada gambar 4.42.

78 Gambar 4.42 BGP neighbor pada Internasional Gambar 4.43 BGP neighbor pada IIX Perintah show ip bgp berfungsi untuk melihat daftar jaringan yang dapat dijangkau melalui sudut pandang router tersebut. Perintah ini juga dapat digunakan untuk mengetahui arah next-hop untuk paket tersebut ditujukan supaya dapat terkirim sampai ke tujuannya. Pada gambar 4.44, 10.0.1.0/24 mempunyai next hop 0.0.0.0, yang artinya paket yang lewat ke jaringan ini dikirimkan melalui interface yang terhubung langsung dengannya. Kemudian pada baris kedua, paket yang bertujuan pada jaringan 10.0.2.0/24 dapat melewati 10.0.2.1 atau 192.0.3.2.

79 Berikut daftar jalur rute BGP ke setiap jaringan yang dikonfigurasi. Untuk gambar selanjutnya pada konfigurasi show ip bgp, konsep dan cara membaca tabelnya sama dengan yang telah dijelaskan pada gambar 4.44. Gambar 4.44 BGP path pada Gateway 1 Gambar 4.45 BGP path pada Gateway 2

80 Gambar 4.46 BGP path pada Gateway 3 Gambar 4.47 BGP path pada Internasional Gambar 4.48 BGP path pada IIX

81 Perintah show ip route menampilkan isi dari routing table setiap router. Dengan melihat isi routing table, kami dapat melacak network mana saja yang dapat dijangkau oleh router tersebut. Hal penentuan jalur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melewati next-hop ip address atau dengan nomor port interface yang menuju ke network tersebut. Pada gambar 4.49, untuk menuju rute 192.0.4.0/24 harus melalui jalur 192.0.3.2. Maksudnya, bagi paket yang menuju ke jaringan 192.0.4.0 dapat melewati next-hop ip address yaitu 192.0.3.2. Pada daftar rute baris ke 7 dan 8, alamat 192.0.1.0 dan 192.0.3.0 dapat dijangkau melalui nomor port serial 1/1. Kode B di sebelah kiri menunjukkan bahwa rute tersebut terdaftar dengan menerima informasi routing BGP. Sedangkan kode C berarti jaringan tersebut terhubung langsung. Berikut tampilan setiap isi dari routing table setiap router. Untuk gambar selanjutnya pada konfigurasi show ip route, konsep dan cara membaca tabelnya sama dengan yang telah dijelaskan pada gambar 4.49. Gambar 4.49 Routing table pada Gateway 1

82 Gambar 4.50 Routing table pada Gateway 2 Gambar 4.51 Routing table pada Gateway 3 Gambar 4.52 Routing table pada Internasional

83 Gambar 4.53 Routing table pada IIX Perintah ping <ip address> digunakan untuk mengecek kelancaran koneksi antar node jaringan. Disini kami hanya mengecek setiap ujung node, karena apabila setiap ujung node sukses melakukan ping, maka seluruh jalur di routing table setiap router sudah konvergen, yang artinya setiap jalur dari ujung ke ujung node sudah terdaftar satu sama lain di setiap router. Ujung node yang dimaksud adalah Gateway 3, Internasional dan IIX. Tanda!!!!! berarti bahwa ping proses berhasil 100%, sedangkan tanda... berarti bahwa proses ping gagal. Berikut hasil tes koneksi untuk Gateway 3, Internasional dan IIX : Gambar 4.54 Tes koneksi dari Gateway 3 ke Internasional

84 Gambar 4.55 Tes koneksi dari Gateway 3 ke IIX Gambar 4.56 Tes koneksi dari Internasional ke Gateway 3 Gambar 4.57 Tes koneksi dari Internasional ke IIX Gambar 4.58 Tes koneksi dari IIX ke Gateway 3 Gambar 4.59 Tes koneksi dari IIX ke Internasional