PENGARUH DUKUNGAN GIZI PUDING TEPUNG TEMPE TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PASIEN BEDAH DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Oleh : Fery Lusviana Widiany 01/12/2014 1
Latar Belakang RS SARMILLA 2,89% pasien menurun status gizinya selama dirawat berdasarkan SGA (Kusumayanti dkk, 2004) 40% pasien berstatus gizi kurang saat masuk rumah sakit dan kehilangan berat badan 5,4% saat keluar rumah sakit. (McWhirter et al., 1994) MALNUTRISI 45% pasien malnutrisi saat masuk rumah sakit dan meningkat menjadi 51% saat keluar rumah sakit (Naber et al., 1997) 54% pasien malnutrisi saat masuk rumah sakit dan 31% menurun status gizinya (Braunschweig et al., 2000)
Malnutrisi perlu diperhitungkan dalam pembedahan Widayanti dkk (2006) Penelitian di IRNA I Cendana 1 (A 2 ) dan Cendana 2 (B 2 ) RSUP Dr. Sardjito, perubahan pascabedah terdapat 45,6% pasien mengalami penurunan status gizi. Susetyowati (2010) cyt. Livianna (2005) Penelitian di RSCM 37% pasien bedah mayor membutuhkan dukungan gizi dan 28,5% pasca bedah mayor mengalami gizi kurang, penurunan berat badan, dan kadar albumin pascabedah. Dziban (2007) Komplikasi pascabedah lebih banyak dialami pasien malnutrisi (23,6%) daripada yang berstatus gizi baik (2,8%). Risiko komplikasi operasi lebih besar pada pasien yang tidak mendapat dukungan nutrisi (34,7%) daripada yang mendapat dukungan nutrisi (16,3%). 3
Zat gizi dalam proses penyembuhan luka Protein, arginin dan asam amino rantai cabang (BCAA) terkandung pada tempe diubah menjadi puding tepung tempe dan diberikan sebagai dukungan gizi pada pasien bedah. Vitamin A Vitamin C Vitamin E Zinc 01/12/2014 4
Rumusan Masalah Apakah pemberian dukungan gizi puding tepung tempe berpengaruh terhadap penyembuhan luka pasien bedah di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta? 01/12/2014 5
Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh pemberian dukungan gizi puding tepung tempe terhadap penyembuhan luka pasien bedah di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 01/12/2014 6
Kerangka Teori Modifikasi dari Hill (2000), Dziban (2007), Watters et al. (2002) dan Susetyowati et al. (2010)
Kerangka Konsep
METODE PENELITIAN 01/12/2014 9
METODE PENELITIAN Jenis penelitian kuasi eksperimental. 01/12/2014 10
Lokasi, Waktu, dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian : Bangsal Cendana RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Waktu : 13 Mei 10 Oktober 2013 Sampel pasien bedah di Bangsal Cendana RSUP Dr. Sardjito yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi teknik purposive sampling 76 orang per kelompok. 01/12/2014 11
Kriteria Inklusi Sampel 1. Pasien bedah elektif yang bersedia mengikuti penelitian. 2. Usia > 18 tahun. 3. Memiliki kesadaran baik dan kooperatif. 4. Pasien yang diukur kadar albumin prabedah. 01/12/2014 12
Kriteria Eksklusi Sampel 1. Pasien yang pulang atas permintaan sendiri. 2. Pasien dengan indikasi tidak diberikan makan per oral. 3. Pasien dengan gangguan metabolisme protein, diabetes mellitus. 01/12/2014 13
Variabel Penelitian Variabel bebas : dukungan gizi. Variabel terikat : penyembuhan luka Variabel-variabel yang diduga sebagai variabel pengganggu : diet rumah sakit, konsumsi makanan minuman dari luar rumah sakit, status gizi prabedah, serum albumin prabedah, status ASA, usia, jenis kelamin, jenis bedah dan kelas perawatan 01/12/2014 14
HASIL PENELITIAN 01/12/2014 15
Tabel 1. Karakteristik sampel penelitian Dukungan gizi Variabel Kategori Ya Tidak Total p-value*) n (%) n (%) Status Baik 37 (48.7%) 35 (46.1%) 72 (47.4%) 0.745 gizi Tidak baik 39 (51.3%) 41 (53.9%) 80 (52.6%) prabedah Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) Kadar Normal 59 (77.6%) 54 (71.1%) 113 (74.3%) 0.353 albumin Hipoalbumin 17 (22.4%) 22 (28.9%) 39 (25.7%) prabedah Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) Status 1 36 (47.4%) 18 (23.7%) 54 (35.5%) 0.002 ASA 2 40 (52.6%) 58 (76.3%) 98 (64.5%) Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) Usia Dewasa 55 (72.4%) 52 (68.4%) 107 (70.4%) 0.594 Usia lanjut 21 (27.6%) 24 (31.6%) 45 (29.6%) Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) Jenis Laki-laki 48 (63.2%) 44 (57.9%) 92 (60.5%) 0.507 kelamin Perempuan 28 (36.8%) 32 (42.1%) 60 (39.5%) Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) Jenis Sedang 64 (84.2%) 63 (82.9%) 127 (83.6%) 0.827 bedah Besar 12 (15.8%) 13 (17.1%) 25 (16.4%) Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) Kelas I dan II 51 (67.1%) 38 (50.0%) 89 (58.6%) 0.032 perawatan III 25 (32.9%) 38 (50.0%) 63 (41.4%) Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) Keterangan : *) bermakna apabila p-value < 0,05
Analisis univariat Dukungan gizi asupan pasien dari puding tepung tempe ternyata hanya terpenuhi sekitar 46% namun asupan dari diet rumah sakit sebagian besar pasien juga rendah bukan karena daya terima pasien terhadap puding yang rendah, melainkan karena nafsu makan pasien yang memang rendah. 01/12/2014 17
Penyembuhan luka Hasil penelitian 84 orang (55,26% sampel) sembuh sempurna dan 68 orang (44,74% sampel) mengalami luka tidak bersih. 01/12/2014 18
Asupan dari diet rumah sakit (DRS) dan luar rumah sakit (LRS) Tabel 2. Distribusi asupan berdasarkan sumber asupan makan pasien Dukungan gizi Variabel Kategori Ya Tidak Total p-value*) n (%) n (%) DRS-E Baik 21 (27.6%) 29 (38.2%) 50 (32.9%) 0.167 Tidak baik 55 (72.4%) 47 (61.8%) 102 (67.1%) Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) DRS-P Baik 21 (27.6%) 25 (32.9%) 46 (30.3%) 0.480 Tidak baik 55 (72.4%) 51 (67.1%) 106 (69.7%) Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) DRS-L Baik 26 (34.2%) 21 (27.6%) 47 (30.9%) 0.380 Tidak baik 50 (65.8%) 55 (72.4%) 105 (69.1%) Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) DRS-KH Baik 24 (31.6%) 26 (34.2%) 50 (32.9%) 0.730 Tidak baik 52 (68.4%) 50 (65.8%) 102 (67.1%) Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) LRS Tidak 64 (84.2%) 64 (84.2%) 128 (84.2%) 1.000 Ya 12 (15.8%) 12 (15.8%) 24 (15.8%) Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) Keterangan : *) : bermakna apabila p-value < 0,05 DRS : Konsumsi makan pasien yang berasal dari diet rumah sakit LRS : Konsumsi makan pasien yang berasal dari luar rumah sakit
Analisis Bivariat Tabel 3. Hasil analisis bivariat pengaruh dukungan gizi terhadap penyembuhan luka Variabel Kategori Dukungan gizi Ya Tidak Total p-value RR (95% CI) Penyembuhan Bersih 49 (64.5%) 35 (46.1%) 84 (55.3%) 0.022 1.469 luka Tidak bersih 27 (35.5%) 41 (53.9%) 68 (44.7%) (1.041-2.073) Total 76 (100%) 76 (100%) 152 (100%) 01/12/2014 20
Analisis Multivariat Tabel 4. Hasil analisis multivariat untuk variabel terikat penyembuhan luka Penyembuhan luka RR Variabel Kategori Bersih Tidak bersih Total B SE p-value*) (95% CI) n (%) n (%) Dukungan Ya 49 (64.5%) 27 (35.5%) 76 (100%) 1.518 0.358 0.244 1.4 gizi Tidak 35 (46.1%) 41 (53.9%) 76 (100%) (1.042-1.880) Status 1 38 (70.4%) 16 (29.6%) 54 (100%) 2.659 0.385 0.011 1.499 ASA 2 46 (46.9%) 52 (53.1%) 98 (100%) (1.142-1.969) Kelas I dan II 57 (64.0%) 32 (36.0%) 89 (100%) 2.446 0.359 0.013 1.494 perawatan III 27 (42.9%) 36 (57.1%) 63 (100%) (1.080-2.068) 01/12/2014 21 Keterangan : *) bermakna apabila p-value < 0,05
PEMBAHASAN 01/12/2014 22
Zat gizi dalam proses penyembuhan luka (Greyling, 2010) Energi Protein Lemak Karbohidrat Vitamin A Vitamin C Vitamin D Vitamin E Zinc Tembaga (copper) Zat besi (iron) 01/12/2014 23
Dukungan gizi bahan baku tepung tempe yang mengandung asam amino arginin dan BCAA. Kandungan gizi puding tepung tempe : energi 390,8 kcal, protein 8,55 g, lemak 8 g, karbohidrat 69,67 g. Sumber energi utama penyembuhan luka karbohidrat dan lemak 01/12/2014 24
GLUKOSA Menghasilkan ATP selular untuk angiogenesis dan pembentukan jaringan baru (Shepherd, 2003). Mencegah terjadinya pembongkaran cadangan protein dan asam amino dalam tubuh (Arnold dan Barbul, 2006). 01/12/2014 25
PROTEIN Sintesis meningkat selama proses penyembuhan luka (Watters et al., 2002). Defisiensi menghambat pembentukan kapiler, proliferasi fibroblas, sintesis proteoglikan, sintesis kolagen dan penutupan luka, mempengaruhi sistem kekebalan tubuh (Guo dan DiPietro, 2010 cyt. Gogia, 1995). 01/12/2014 26
ARGININ Mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh, penyembuhan luka, sekresi hormon, sirkulasi pembuluh darah dan fungsi endotel, sebagai prekursor prolin (Guo dan DiPietro, 2010). Daly et al. (1992) infeksi dan komplikasi luka yang terjadi dapat berkurang secara signifikan pada kelompok yang memperoleh suplementasi arginin, RNA dan asam lemak omega-3 dibandingkan kelompok kontrol. 01/12/2014 27
Puding tepung tempe juga mengandung serat yang berasal dari agar-agar. Rayes et al. (2002) pemberian nutrisi enteral yang lebih dini menggunakan formula yang mengandung serat dapat menurunkan kejadian infeksi pascabedah dibandingkan nutrisi parenteral dan formula enteral yang tidak mengandung serat. 01/12/2014 28
Analisis multivariat dukungan gizi justru menjadi tidak bermakna pengaruhnya terhadap penyembuhan luka. Disebabkan oleh rendahnya nafsu makan sebagian besar pasien rendahnya asupan pasien yang berasal dari dukungan gizi puding tepung tempe. 01/12/2014 29
Analisis multivariat faktor yang berpengaruh paling kuat terhadap penyembuhan luka adalah status ASA RR = 1,499. Penentuan status ASA berguna untuk menentukan risiko yang berhubungan dengan tindakan anestesi dan operasi (Benny, 2012 cyt. Fischer et al., 2010). Wilmore et al. (2001) Perkembangan teknik anestesi terkini memungkinkan dokter bedah dapat melakukan pembedahan dengan perbaikan fungsi organ vital yang lebih cepat pasca pembedahan 01/12/2014 30
Angka morbiditas pascabedah pada pasien dengan klasifikasi ASA 2 meningkat 1,5 kali bila dibandingkan dengan ASA 1. Penelitian mengenai mortalitas yang terkait anestesi (1954 2006) status fisik ASA 2 atau lebih merupakan faktor risiko terjadinya kematian terkait anestesi (Pujiono, 2012 cyt. Braz et al., 2009). 01/12/2014 31
Kelas perawatan faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka. Pada kelompok pasien yang dirawat di kelas I dan II persentase jumlah pasien yang sembuh sempurna lebih banyak daripada pasien dengan luka tidak bersih, sebaliknya pada pasien kelas III. 01/12/2014 32
Tienjen et al. (2004) dalam Suwardiman (2007) ruangan dengan pasien dan pengunjung yang berjubel akan meningkatkan jumlah mikroorganisme infeksi nasokomial. 01/12/2014 33
SIMPULAN 1. Pemberian dukungan gizi puding tepung tempe berpengaruh signifikan terhadap penyembuhan luka pasien bedah. Pasien yang mendapat dukungan gizi puding tepung tempe memiliki kemungkinan untuk sembuh sempurna 1,5 kali lebih besar dibandingkan pasien yang tidak mendapat dukungan gizi. 2. Status ASA berpengaruh paling kuat terhadap penyembuhan luka bedah, apabila dibandingkan dengan faktor-faktor lain termasuk dukungan gizi. 34
SARAN Sebaiknya diberikan dukungan gizi puding tepung tempe kepada pasien pascabedah dengan disertai pemberian informasi kepada pasien mengenai dukungan gizi yang diberikan agar daya terimanya dapat meningkat. Sebaiknya dilakukan koordinasi lebih lanjut antartenaga medis di rumah sakit khususnya yang menangani pasien bedah.
Membuat peraturan yang lebih ketat mengenai sistem kunjungan terhadap pasien. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang dukungan gizi dengan mengendalikan faktor-faktor tertentu. 01/12/2014 36
12/1/2014 37