BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah ketika diberlakukannya Kawasan Perdagangan Bebas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB I. Perkembangan bisnis Real Estate dan Property mengalami perkembangan. yang cukup pesat di Indonesia. Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dunia saat ini memasuki era globalisasi dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. hal seperti penerapan teknologi dan sistem informasi mutakhir. juga masalah yang berhubungan dengan pesaing perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu saat ini, perusahaan pada

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sektor perekonomian dan industri mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan lain baik bagi perusahaan domestik maupun perusahaan

MANAJEMEN MODAL KERJA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dan koperasi. BUMN merupakan entitas ekonomi yang harus menjadi perhatian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kebutuhan perusahaan dalam aktiva lancar adalah untuk membiayai operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

PENGOLAHAN MODAL KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Lukviarman,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) dari

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankan, pemilik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu

Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan suatu perusahaan adalah untuk mencari keuntungan,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sejenis di dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen terutama kebutuhan mengenai fashion, baik di bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan kembali elemen-elemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan beberapa negara Eropa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sama akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini tentunya merupakan hal yang menggembirakan bagi iklim bisnis di Indonesia, pada tahun 2006 pertumbuhanya sebesar 124,83 dan meningkat di tahun 2007 menjadi 127,69 (data BPS, tahun 2008). Tingginya perekonomian tersebut tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga tingkat regional, sehingga menuntut kesiapan semua pelaku ekonomi agar selalu dapat beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi. Berkembangnya perekonomian menyebabkan persaingan yang tajam diantara industri yang ada. Sektor industri mengalami perkembangan yang begitu pesat, hal ini terjadi akibat kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan bagi sektor industri untuk mengembangkan usahanya maupun untuk mendirikan usaha baru. Berkembangnya perusahaan berpengaruh bagi pimpinan untuk dapat mengelola usahanya dengan cermat. Pengelolaan tersebut dilakukan dengan suatu harapan agar perusahaan beroperasi dengan baik, dan bertujuan untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan yang paling utama adalah dapat menghasilkan laba yang tinggi. Untuk dapat menghasilkan laba maka kegiatan operasi perusahaan harus dilaksanakan secara efektif dan efisien. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba disebut dengan profitabilitas. Profitabilitas dapat dilihat dari

2 Profit atau laba yang diperoleh perusahaan. Profit atau laba tersebut diharapkan dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya dan kontinuitas perusahaan menjadi lebih terjamin, apabila biaya lebih besar dari pendapatannya hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba tidak tercapai atau mengalami kerugian. PT PINDAD (Persero) Bandung merupakan perusahaan manufaktur Indonesia yang berada di bawah pembinaan kementerian BUMN yang usahanya bergerak dalam bidang produk militer maupun produk komersial. PT PINDAD (Persero) Bandung sebagai salah satu perusahaan milik pemerintah yang masih beroperasi memiliki peningkatan dan penurunan profitabilitas pada setiap tahunnya. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dapat dihitung dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aktiva atau disebut dengan Return On Asset (ROA). Profitabilitas PT PINDAD (Persero) Bandung mengalami pertumbuhan yang tidak stabil. Tabel 1.1 menyajikan profitabilitas PT PINDAD (Persero) Bandung Periode 1998-2007 menggunakan ROA (Return On Asset). TABEL 1.1 PERKEMBANGAN ROA (RETURN ON ASSET) PT PINDAD (PERSERO) BANDUNG PERIODE 1998-2007 Tahun Laba Bersih Total Aktiva ROA (%) 1998 Rp 4.664.208.897 Rp 312.566.592.788 1,49% 1999 Rp 20.054.100.995 Rp 396.390.311.306 5,06% 2000 Rp. 19.456.100.248 Rp 532.697.580.064 3,65% 2001 Rp. 14.313.979.553 Rp 503.137.860.881 2,84% 2002 Rp. 6.338.876.896 Rp 525.164.084.936 1,21% 2003 Rp. 21.328.878.000 Rp 649.632.442.845 3,28% 2004 Rp. 31.642.357.256 Rp 558.130.578.194 5,67% 2005 Rp. 18.128.130.525 Rp 729.089.346.160 2,49% 2006 Rp. 22.525.761.592 Rp 729.966.845.433 3,09%

3 Tahun Laba Bersih Total Aktiva ROA (%) 2007 Rp. 17.127.250.365 Rp 820.155.367.381 2,09% Sumber: Laporan Keuangan PT PINDAD (Persero) Bandung, 2008 Tabel 1.1 menyajikan perkembangan Return On Asset (ROA) PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007. Tahun 1998 ROA PT PINDAD (Persero) Bandung sebesar 1,49%, meningkat di tahun 1999 menjadi 5,06% atau meningkat sebesar 3,57% akan tetapi tahun 2000 ROA PT PINDAD (Persero) Bandung mengalami penurunan sebesar 1,41% menjadi 3,65% menurun menjadi 2,84% di tahun 2001. Perkembangan ROA tahun 2002 sangat rendah bila dibandingkan dengan tahun 2001 yaitu sebesar 1,21% menurun sebesar 1,63%, akan tetapi tahun 2003 pertumbuhan ROA PT PINDAD (Persero) Bandung mengalami peningkatan dari tahun 2002 sebesar 1,21% menjadi 3,28%. Tahun 2004 pertumbuhannya meningkat sebesar 2,391% menjadi 5,67%, tahun 2005 ROA PT PINDAD (Persero) Bandung menjadi 2,49% atau menurun sebesar 3,18% dari tahun 2004, sedangkan pada tahun 2006 ROA meningkat sebesar 0,6% menjadi 3,09% dan pada tahun 2007 ROA PT PINDAD (Persero) Bandung menjadi 2,09% atau menurun sebesar 1%. Berdasarkan Tabel 1.1 pada halaman 2 profitabilitas PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007 cenderung mengalami penurunan hal ini diakibatkan karena kenaikan total aktiva yang terdiri dari aktiva lancar dengan aktiva tetap yang dihasilkan PT PINDAD (Persero) Bandung selama tahun 1998-2007 tidak diikuti oleh kenaikan laba, apabila hal ini terus berlangsung maka dikhawatirkan akan mengancam keberlangsungan usaha PT PINDAD (Persero) Bandung, oleh karena itu PT PINDAD (Persero) Bandung harus melakukan

4 pengelolaan modal kerja atau manajemen modal kerja melalui pengelolaan aktiva lancar yang terdiri dari kas, piutang, persediaan serta utang lancar untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya sehingga kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profitabilitasnya dapat meningkat. Modal kerja perusahaan terdapat dalam sebuah neraca. Isi neraca tersebut pada dasarnya menjabarkan data mengenai posisi dan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya, khususnya mengenai struktur modal kerja. Menurut Lukman Syamsuddin (2007:202) mengemukakan bahwa terdapat dua konsep utama tentang modal kerja adalah sebagai berikut: 1. Modal kerja bruto (Gross working capital) atau konsep kuantitatif adalah semua aktiva lancar terdiri dari kas, piutang dan persediaan. 2. Modal kerja netto (Net Working Capita) atau konsep kualitatif adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar, atau selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Profitabilitas yang tinggi dapat dihasilkan apabila modal kerja dikelola dengan baik disebut dengan manajemen modal kerja. Karena manajemen modal kerja merupakan administrasi pada aktiva lancar perusahaan seperti kas, piutang, persediaan dan pendanaan (utang lancar) yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar. Manajemen modal kerja pada dasarnya berkenaan dengan aktiva lancar dan utang lancar yang disebut juga sebagai modal kerja netto atau modal kerja dengan konsep kualitatif dan modal kerja bruto dengan elemennya yang terdiri dari kas, piutang dan persediaan selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha atau konsep modal kerja kuantitatif.

5 Manajemen modal kerja merupakan pengelolaan pada aktiva lancar seperti kas, piutang, persediaan serta pengelolaan pada utang lancar yang digunakan sebagai pendukung aktiva lancar. Tabel 1.2 menyajikan tentang jumlah modal kerja kuantitatif yang terdiri kas, piutang dan persediaan PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007. TABEL 1.2 PERKEMBANGAN MODAL KERJA KUANTITATIF PT PINDAD (PERSERO) BANDUNG PER 31 DESEMBER PERIODE 1998-2007 Tahun Kas Piutang Persediaan Jumlah Modal Kerja Kuantitatif 1998 Rp 27.701.157.852 Rp 121.830.182.670 Rp 114.657.543.069 Rp 264.188.883.591 1999 Rp 58.413.305.771 Rp 181.625.474.764 Rp 146.335.032.394 Rp 386.373.812.929 2000 Rp 162.067.922.634 Rp 61.377.909.734 Rp 137.741.324.316 Rp 361.187.156.684 2001 Rp 64.570.102.624 Rp 65.559.775.125 Rp 184.743.289.773 Rp 314.873.167.522 2002 Rp 82.191.175.935 Rp 87.184.971.055 Rp 144.046.445.127 Rp 313.422.592.117 2003 Rp 10.955.796.530 Rp 242.616.512.618 Rp 144.866.167.661 Rp 398.438.476.809 2004 Rp 126.936.533.386 Rp 113.345.031.777 Rp 158.138.871.221 Rp 398.420.436.384 2005 Rp 80.642.057.852 Rp 154.771.433.245 Rp 205.099.807.757 Rp 440.513.298.854 2006 Rp 36.404.544.327 Rp 172.275.463.137 Rp 242.865.119.633 Rp 451.545.127.097 2007 Rp 18.468.443.364 Rp 207.078.727.339 Rp 298.278.899.942 Rp 523.826.070.645 Sumber: Laporan Keuangan PT PINDAD (Persero) Bandung, 2008 Tabel 1.2 menjelaskan perkembangan modal kerja kuantitatif PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007 yang terdiri dari kas, piutang, dan persediaan. Jumlah kas yang paling besar pada tahun 2000 yaitu Rp 162.067.922.634,00, sedangkan jumlah kas paling sedikit terjadi pada tahun 2003 sebesar Rp 10.855.796.530,00. Jumlah piutang paling besar pada tahun 2003 sebesar Rp 242.616.512.618,00, hal ini menunjukkan banyaknya nominal uang yang ada di luar dan akan mempengaruhi pada pencapaian laba perusahaan dan menyebabkan jumlah kas pada tahun 2003 kecil yaitu sebesar Rp 10.855.796.530,00, sedangkan jumlah piutang paling sedikit yaitu pada tahun 2000 sebesar Rp 61.377.909.734,00 hal ini menunjukkan bahwa jumlah nominal

6 uang yang ada di luar sedikit dan mengakibatkan jumlah kas pada tahun 2000 sangat besar sebesar Rp 162.067.922.634,00 dan ini menunjukkan adanya dana yang tidak produktif yang menghilangkan peluang untuk mendapatkan laba. Jumlah persediaan paling besar terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 298.278.899.942,00 hal ini berakibat pada berkurangnya jumlah kas karena banyaknya jumlah kas yang digunakan untuk pemeliharaan persediaan, sedangkan jumlah persediaan yang paling sedikit yaitu pada tahun 1998 sebesar Rp 114.657.543.069,00 hal ini menyebabkan jumlah kas PT PINDAD (Persero) Bandung sangat besar, sehingga akan menghilangkan kesempatan perusahaan untuk memperoleh laba. Berdasarkan Tabel 1.2 pada halaman 5 jumlah modal kerja kuantitatif PT PINDAD (Persero) Bandung terbesar pada tahun 2007 sebesar Rp 523.826.070.645,00 dan jumlah modal kerja kuantitatif yang jumlahnya rendah adalah tahun 1998 sebesar Rp 264.188.883.591,00. Jumlah modal kerja kuantitaitf PT PINDAD (Persero) Bandung yang terdiri dari kas, piutang dan persediaan terus mengalami peningkatan dan ini akan mempengaruhi perolehan laba perusahaan, sehingga kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dapat dipertahankan. Elemen manajemen modal kerja juga bisa dilihat pada modal kerja yang terdiri dari aktiva lancar dan utang lancar. Utang lancar yang terdapat dalam suatu perusahaan merupakan elemen untuk mendukung aktiva lancar. Utang lancar suatu perusahaan yang terdiri dari utang usaha, utang pajak, biaya yang masih

7 harus dibayar, utang jatuh tempo, utang pada pemerintah, penghasilan yang diterima di muka, yang harus dikelola dengan baik. Tabel 1.3 berikut menyajikan perkembangan utang lancar PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007. TABEL 1.3 PERKEMBANGAN UTANG LANCAR PT PINDAD (PERSERO) BANDUNG PER 31 DESEMBER PERIODE 1998-2007 Periode Utang Lancar Kenaikan % Kenaikan (Penurunan) (Penurunan) 1998 Rp 76.920.236.496 - - 1999 Rp 74.844.432.613 (Rp 2.075.803.883) (2,70%) 2000 Rp 132.829.344.642 Rp 57.984.912.029 77,47% 2001 Rp 210.238.414.264 Rp 77.409.069.622 58,27% 2002 Rp 129.945.670.829 (Rp 80.292.743.435) (38,19%) 2003 Rp 206.668.082.038 Rp 76.722.411.209 59,04% 2004 Rp 188.530.303.982 (Rp 18.137.778.056) (8,78%) 2005 Rp 214.257.363.054 Rp 25.727.059.072 13,65% 2006 Rp 102.504.239.785 (Rp 111.753.123.269) (52,16%) 2007 Rp 275.757.203.128 Rp 173.252.963.343 169,02% Sumber: Laporan Keuangan PT PINDAD (Persero) Bandung, 2008 Tabel 1.3 menjelaskan tentang perkembangan utang lancar PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007. Jumlah utang lancar yang paling besar terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 275.757.203.128,00, dan jumlah utang lancar paling sedikit terjadi pada tahun 1999 sebesar Rp 74.844.432.613,00. Utang lancar yang dimiliki oleh perusahaan merupakan pendukung modal kerja yang digunakan untuk operasional usaha yang akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Manajemen modal kerja bertujuan untuk mengelola masing-masing pos aktiva lancar dan utang lancar, pos-pos tersebut harus dikelola dengan baik agar dapat mempertahankan atau mancapai profitabilitas secara maksimal, sehingga jumlah modal kerja yaitu selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar atau

8 yang disebut dengan modal kerja kualitatif dapat dipertahankan dan jumlah aktiva lancar lebih besar dari utang lancar. Tabel 1.4 berikut menyajikan perkembangan modal kerja kualitatif PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007. TABEL 1.4 PERKEMBANGAN MODAL KERJA KUALITATIF PT PINDAD (PERSERO) BANDUNG PER 31 DESEMBER PERIODE 1998-2007 Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar Jumlah Modal Kerja Kualitatif 1998 Rp 264.188.883.591 Rp 76.920.236.496 Rp 187.268.647.095 1999 Rp 386.373.812.929 Rp 74.844.432.613 Rp 311.893.380.316 2000 Rp 361.187.156.684 Rp 132.829.344.642 Rp 228.357.812.042 2001 Rp 314.873.167.522 Rp 210.238.414.264 Rp 104.634.753.258 2002 Rp 313.422.592.117 Rp 129.945.670.829 Rp 183.476.921.288 2003 Rp 398.338.476.809 Rp 206.668.082.038 Rp 191.670.394.771 2004 Rp 398.420.436.384 Rp 188.530.303.982 Rp 209.890.132.402 2005 Rp 440.513.298.854 Rp 214.257.363.054 Rp 226.255.935.800 2006 Rp 451.545.127.097 Rp 102.504.239.785 Rp 349.040.887.312 2007 Rp 523.826.070.645 Rp 275.757.203.128 Rp 248.068.867.517 Sumber: Laporan Keuangan PT PINDAD (Persero) Bandung, 2008 Tabel 1.4 menjelaskan tentang perkembangan modal kerja kualitatif PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007 yang tidak stabil. Jumlah modal kerja kualitatif terbesar terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 349.040.887.312,00, sedangkan jumlah modal kerja kualitatif terkecil terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar Rp 104.634.753.258,00. Jumlah modal kerja kualitatif yang diperoleh dari pengurangan aktiva lancar dengan utang lancar PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007 selalu dalam keadaan baik atau positif, maka perusahaan dapat membayar semua utangnya. Manajemen modal kerja merupakan pengelolaan modal kerja perusahaan selama menjalankan aktivitas usahanya, modal kerja tersebut harus dikelola dengan baik karena apabila kurang pengelolaan terhadap modal kerja maka akan

9 berakibat pada kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba perusahaan atau profitabilitas. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka dirasakan perlu untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas PT PINDAD (Persero) Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, jumlah profit atau laba yang dialami oleh perusahaan dari tahun ke tahun selalu mengalami fluktuasi, keadaan ini tentunya akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau profitabilitas. Oleh karena itu peneliti melihat faktor-faktor apa yang menyebabkan naik turunnya profitabilitas. Banyak faktor yang diduga dapat mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan. Dalam praktek, profitabilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah: volume penjualan, modal kerja, total aktiva, modal sendiri dan faktor-faktor lain (Lukman Syamsuddin 2007:59). Peneliti hanya memilih salah satu faktor yang mempengaruhi profitabilitas, yaitu modal kerja. Modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal kerja dengan konsep kuantitatif yaitu dengan melakukan pengelolaan pada aktiva lancar (kas, piutang dan persediaan), serta hutang lancar yang digunakan sebagai pendukung aktiva lancar atau manajemen modal kerja sebagai variabel bebas atau independent untuk diteliti. Hal ini disebabkan karena keterbatasan biaya, tenaga dan waktu dalam melakukan penelitian. Oleh karena

10 itu hanya dengan melakukan manajemen modal kerja PT PINDAD (Persero) Bandung dapat melangsungkan usahanya. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran manajemen modal kerja PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007. 2. Bagaimana gambaran profitabilitas PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007. 3. Seberapa besar pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan PT PINDAD (Persero) Bandung. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi yang berhubungan dengan pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas dengan tujuan untuk memperoleh temuan mengenai: 1. Manajemen modal kerja PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007. 2. Profitabilitas yang diperoleh PT PINDAD (Persero) Bandung periode 1998-2007. 3. Pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas PT PINDAD (Persero) Bandung.

11 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Manajemen, khususnya pada bidang Manajemen Keuangan, yang menyangkut manajemen modal kerja dan profitabilitas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi akademisi dalam pengembangan teori laporan keuangan. 2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi PT PINDAD (Pesero) Bandung dalam mengelola modal kerja untuk mengukur profitabilitas.