IMPLEMENTASI PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Iin Purnamasari, Aries Tika Damayani FIP IKIP PGRI SEMARANG ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ini pihak-pihak yang terlibat adalah guru dan para siswa. Guru. siswa bertugas mengikuti pembelajaran dari guru.

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. Oleh: Tejo Nurseto, M.Pd NIP FAKULTAS EKONOMI PENDIDIKAN EKONOMI YOGYAKARTA 2011

Bab I PENDAHULUAN. adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

INOVASI PEMBELAJARAN CALON GURU SD DI SEKOLAH LAPANGAN. Qoriati Mushafanah Diana Endah Handayani. Dosen PGSD IKIP PGRI Semarang

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

MODEL KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Widhi Anugrah Sukma Gemilang, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suci Eniawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MURID SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nurmala SMP NEGERI 2 METRO Abstrak. Kata kunci: Hasil Belajar,Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

JURNAL PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SRI SUDARMI A54A100076

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SD 1) Oleh: Siti Qodriyatun 1), Suhartono 2), Ngatman 3)

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dasar terdiri dari berbagai konsep. Di dalam pelajaran tersebut ada materi yang

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

Eksperimentasi Model Pembelajaran RME, NHT, dan MPL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Balikpapan

Sriwinda Mana a, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA PGSD UAD PADA PENGAJARAN MIKRO TAHUN 2016/ 2017

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran. kualitas interaksi siswa dengan guru di kelas. Untuk itu, guru harus memiliki

pembelajaran berbasis paikem

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Iin Purnamasari, Aries Tika Damayani FIP IKIP PGRI SEMARANG ABSTRAK Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan dalam suatu institusi pendidikan. Kualitas pembelajaran bersifat kompleks dan dinamis, dapat dipandang dari berbagai persepsi dan sudut pandang yang melintasi garis waktu. Pada tingkat mikro, pencapaian kualitas pembelajaran merupakan tanggung jawab profesional seorang guru, misalnya melalui penciptaan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dan fasilitas yang diperoleh siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Pada tingkat makro, melalui sistem pembelajaran yang berkualitas, lembaga pendidikan bertanggungjawab terhadap pembentukan tenaga pengajar yang berkualitas, yaitu yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan intelektual, sikap, dan moral dari setiap individu peserta didik sebagai anggota masyarakat. Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bermakna yakni pembebasan untuk mengaktualisasi seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya. Seiring dengan pengembangan filsafat konstruktivisme dalam pendidikan selama decade ini, muncul pemikiran kritis dalam rangka merenovasi pembelajaran bagi peserta didik menuju pembelajaran yang berkualitas, humanis, organis, dinamis, dan konstruktif. Salah satu pemikiran kritis tersebut adalah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan atau PAIKEM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran PAIKEM pada pelaksanaan program Manajemen Berbasis Sekolah atau MBS. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang digunakan untuk mengkaji implementasi pembelajaran PAIKEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran telah dilaksanakan sesuai dengan model PAIKEM. Model pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan model-model pembelajaran aktif dengan berbagai pendekatan, seperti dilaksanakannya pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dalam bentuk pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Kata kunci : implementasi, PAIKEM, pembelajaran Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan dalam suatu institusi pendidikan. Kualitas pembelajaran bersifat kompleks dan dinamis, dapat dipandang dari berbagai persepsi dan sudut pandang yang melintasi garis waktu. Pada tingkat mikro, pencapaian kualitas pembelajaran merupakan tanggung jawab profesional seorang guru, misalnya melalui penciptaan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dan fasilitas yang diperoleh siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Pada tingkat makro, melalui sistem pembelajaran yang berkualitas, lembaga pendidikan bertanggungjawab terhadap pembentukan tenaga pengajar yang berkualitas, yaitu yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan intelektual, sikap, dan moral dari setiap individu peserta didik sebagai anggota masyarakat. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran, baik secara

eksternal maupun internal mencakup guru, materi, pola interaksi, media dan teknologi, situasi dan sistem belajar. Di era globalisasi ini, diperlukan pengetahuan dan keanekaragaman keterampilan agar siswa mampu memberdayakan dirinya untuk menemukan, menafsirkan, menilai dan menggunakan informasi, serta melahirkan gagasan kreatif untuk menentukan sikap dalam pengambilan keputusan. Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bermakna yakni pembebasan untuk mengaktualisasi seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya. Seiring dengan pengembangan filsafat konstruktivisme dalam pendidikan selama dekade ini, muncul pemikiran kritis dalam rangka merenovasi pembelajaran bagi peserta didik menuju pembelajaran yang berkualitas, humanis, organis, dinamis, dan konstruktif. Salah satu pemikiran kritis tersebut adalah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan atau PAIKEM. Program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memliki sasaran untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui PAIKEM. Hal ini bertolak pula dari kebutuhan pendidikan di era global dan tuntutan profesionalisme kependidikan. PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Suprijono (2009) menyatakan bahwa pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik. Praktik PAIKEM membutuhkan kemampuan teoritik dan praktik. Kemampuan teoritik meliputi arti belajar, dukungan teoritis, model pembelajaran, dan pembelajaran kontekstual. Kemampuan praktik adalah mempraktikan metode-metode PAIKEM. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Dengan demikian dalam pembelajaran guru tidak mendominasi aktivitas belajar-menagajar, tetapi siswa atau peserta didik lah yang lebih banyak melakukan aktivitas belajar. Pembelajaran inovatif merupakan sebuah model pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan menerapkan beberapa metode dalam setiap kegiatan pembelajaran. Artinya dalam setiap kali tatap muka, guru harus menggunakan beberapa

metode secara bervariatif. Kreatif diartikan sebagai kemampuan untuk beradaptasi secara kreatif dan kepiawaian mencari pemecahan yang imajinatif, kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru. Yang diciptakan itu sebenarnya tidak perlu hal-hal yang baru sama sekali, tetapi bisa juga merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Efektif artinya menghasilkan output belajar sesuai dengan yang direncanakan serta tercapainya standar ketuntasan belajar minimal. Sedangkan menyenangkan artinya anak tidak merasa terbebani, belajar merasa menjadi kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka pengarusutamaan MBS yang bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan MBS di sekolah dasar dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan kondusif bagi pembelajaran peserta didik. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan alasan untuk mengkaji peningkatan mutu pendidikan dalam program manajemen berbasis sekolah melalui PAIKEM. Fokus dalam penelitian ini adalah guru dan siswa baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Sedangkan permasalahan penelitian ini di fokuskan pada peningkatan mutu pendidikan melalui PAIKEM. Data diperoleh dari instrumen berupa lembar observasi pembelajaran PAIKEM, angket pembelajaran PAIKEM, dan kuesioner atau pedoman wawancara. Analisis data yang digunakan penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif dalam Miles (1992: 16-19) terdiri dari tiga alur kegiatan secara bersamaan, yaitu: reduksi data, yaitu proses pemilihan, penyederhanaan pengabstrakan dan transformasi data kasar dari catatan-catatan tertulis di lapangan hingga laporan akhir lengkap tersusun. Dalam tahap reduksi data lebih diarahkan pada proses seleksi, penyederhanaan data-data yang telah terkumpul melalui catatan-catatan di lapangan yang sudah terlebih dahulu diagendakan. Bahkan sebelum terjun ke lapangan, peneliti memiliki konsep kerangka kerja yang berupa seperangkat pertanyaan yang tersusun dalam lembar observasi dan angket pembelajaran PAIKEM. Selanjutnya adalah penyajian data, yaitu sekumpulan informasi yang tersusun agar dapat memberi kemungkinan dapat menarik kesimpulan. Penyajian data dilakukan setelah melakukan reduksi data yang akan dipergunakan sebagai bahan laporan. Berikutnya yaitu verifikasi atau menarik kesimpulan, yaitu berupa intisari dari penyajian data yang merupakan hasil dari analisis yang dilakukan dalam penelitian. Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dari kecocokannya yaitu berupa validitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan pembelajaran PAIKEM dilakukan sesuai dengan prosedur pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif. Dimulai dari kegiatan persiapan pembelajaran dimana baik guru kelas rendah maupun guru kelass tinggi di sekolah dasar melakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan materi pembelajaran. Hal lain yang disiapkan adalah menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), alat evaluasi dan lembar observasi penilaian baik individu maupun kelompok. Hal lain yang dianggap menjadi bagian penting juga adalah penampilan guru dalam pembelajaran menyangkut penguasaan materi ajar dan kompetensi guru yang lain mulai dari membuka pelajaran, menyampaikan informasi, mendampingi saat siswa bekerja kelompok, memberikan penguatan hingga pada menarik kesimpulan, melakukan refleksi serta menutup pembelajaran. Model pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan model-model pembelajaran aktif dengan berbagai pendekatan, seperti dilaksanakannya pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dalam bentuk pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain itu pembelajaran kooperatif juga telah dikembangkan yang dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam belajar dengan bekerjasama dalam kelompok, saling menghargai pendapat teman, mencari hal-hal baru, serta memecahkan masalah. Model pembelajaran kooperatif yang banyak digunakan antara lain Jigsaw, Numbered Head Together (NHT), Make a match, talking stick, STAD, snowball throwing dan CTL. Media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran yaitu media cetak, yang berupa buku-buku pelajaran SD terbitan dari BSE serta penerbit lain, media massa berupa koran, majalah yang disesuaikan dengan materi pembelajaran, serta sumber-sumber pustaka cetak yang lain seperti atlas dan ensiklopedi. Media elektronik masih terbatas jumlahnya seperti ketersediaan komputer, LCD, dan perangkatnya. Pemanfaatan media elektronik di kelas bias dibilang sangat jarang di samping alas an di atas, juga karena guru merasa tingkat penguasaan terhadap media tersebut juga sangat terbatas, sehingga hal ini juga dirasakan menjadi kendala dalam pembelajaran PAIKEM yang sebenarnya akan lebih menyenangkan jika pemaparan informasi dalam berbagai bentuk bias ditayangkan melalui bantuan media elektronik. Media lain yang digunakan adalah lingkungan sekitar, selain pemanfaatan dalam bentuk pembelajaran di luar kelas lingkungan adalah media yang dianggap paling lengkap dan menyediakan segalanya. Tidak jarang guru membawa daun, bunga, beberapa jenis batuan, bahan makanan dan sebagainya ke dalam kelas dalam rangka memberikan gambaran nyata untuk materi pembelajarannya. Pada mata pelajaran IPS atau

bahasa, guru juga mengaitkan pengalaman nyata siswa untuk digunakan sebagai bahan-bahan pembelajaran. Guru mengupayakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Di dalam implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara aktif di dalam proses pembelajaranpembelajaran harus mengaktifkan siswa karena hasil penelitian menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca, 20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita lihat dan dengar, 70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan kerjakan serta 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain (Dryden & Voss, 2000). Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh individu tersebut. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Pebelajar haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan terhadap guru di SDN Sarirejo Kartini Semarang Timur, guru telah mengelola kelas sesuai dengan implementasi pembelajaran aktif, menguasai materi, penyampaiannya dilakukan secara sistematis dan menyenangkan, dan materi sesuai dengan indikator. Guru juga senantiasa memberikan motivasi positif secara verbal dalam rangka memberikan penguatan sambil berekspresi positif serta tidak lupa memberikan tindak lanjut setelah pembelajaran. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan pengamatan menunjukkan keaktifan yang tinggi pada siswa tertentu, dan masih terdapat sebagian kecil siswa yang harus diberikan motivasi lanjut agar lebih aktif dalam pembelajaran. Pada tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa cukup paham terhadap materi yang diperoleh, namun juga masih terdapat sebagian kecil siswa untuk dibelajarkan lebih lanjut. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran diantaranya adalah adanya tingkat kemampuan siswa yang beragam dan memiliki latar belakang berbeda-beda, alat peraga yang masih minim, serta penguasaan kompetensi dalam bidang teknologi, informasi dan pemanfaatan komputer. Di bagian evaluasi pembelajaran telah dilaksanakan sesuai dengan program yaitu diadakannya evaluasi setiap mata pelajaran

dalam pertemuan, ulangan tengah semester serta ulangan akhir semester. Diperoleh data bahwa hasil pembelajaran siswa setelah pelaksanaan pembelajaran sebesar 75% siswa tuntas. Bagi siswa yang belum tuntas diarahkan untuk melakukan remidi dan pengayaan, jika dibutuhkan berdiskusi secara langsung dengan orang tua siswa sangat penting dalam rangka melakukan bimbingan. KESIMPULAN Program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memliki sasaran untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui PAIKEM. Pelaksanaan pembelajaran PAIKEM dilakukan sesuai dengan prosedur pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif. Pembelajaran PAIKEM adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Guru mengupayakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Implementasi pembelajaran PAIKEM, diantaranya seorang guru harus merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara aktif di dalam proses pembelajaran harus mengaktifkan siswa. Dengan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar. DAFTAR PUSTAKA BSNP. 2007. Standar Nasional Pendidikan Indonesia untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjatmiko. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning : Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, Umaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Directorate Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate Pendidikan Menengah Umum. Indonesia, Jakarta. http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-pembelajaran-berdasarkan-masalah.html