EFFECT OF BIRTH TYPE AND SEXS ON DAILY GAIN AND EFFICIENCY ON POST WEANING LAMB DURING THE LAST THREE MONTHS OF FATTENING

dokumen-dokumen yang mirip
EFFECT OF BIRTH TYPE AND SEXS TO DAILY GAIN AND EFFICIENCY ON POST WEANING LAMB AT LAST THREE MONTHS OF FATTENING

PENGARUH JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KINERJA ANAK DOMBA SAMPAI SAPIH. U. SURYADI Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

MATERI DAN METODE. Materi

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

Ahmad Nasution 1. Intisari

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PENGARUH AKAR GINSENG ( Wild ginseng ) DALAM RANSUM MENCIT ( Mus musculus) TERHADAP JUMLAH ANAK DAN PERTUMBUHAN ANAK DARI LAHIR SAMPAI DENGAN SAPIH

Ade Trisna*), Nuraini**)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Evaluasi Pertambahan Bobot Badan Sapi Aceh Jantan yang Diberi Imbangan Antara Hijauan dan Konsentrat di Balai Pembibitan Ternak Unggul Indrapuri

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

M. Datta H. Wiradisastra Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung ABSTRAK

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

STUDI KOMPARATIF METABOLISME NITROGEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP PERFORMANS KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH

Pengaruh Pemberian Zeolit dalam Ransum Terhadap Performans Mencit (Mus musculus) Lepas Sapih

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH

Pengaruh Jarak Waktu Pemberian Pakan Konsentrat dan Hijauan Terhadap Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Lepas Sapih

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

PRODUKTIVITAS TERNAK DOMBA GARUT PADA STASIUN PERCOBAAN CILEBUT BOGOR

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN Indigofera sp TERHADAP KONSUMSI, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI RANSUM KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERSENTASE NON KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN FERMENTASI KULIT BUAH KAKAO DALAM KONSENTRAT TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DOMBA LOKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

Pengaruh Penggunaan Rumput Kebar (Biophytum petsianum Clotzch) dalam Konsentrat Berdasarkan Kandungan Protein Kasar 19% terhadap Penampilan Kelinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. P2 * hari hari hari

PENGGUNAAN PELEPAH KELAPA SAWIT FERMENTASI DENGAN BERBAGAI LEVEL BIOMOL + PADA PAKAN TERHADAP KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN SKRIPSI

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

PERFORMANCE AND CARCASS PERCENTAGE OF BRAHMAN CROSS STEER SUPLEMENTED BY DIFFERENT IN PREMIX CONCENTRATE ABSTRACT

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH PEMBERIAN KULLIT KOPI TERFERMENTASI DENGAN ARAS BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI

Gambar 6. Pemberian Obat Pada Domba Sumber : Dokumentasi Penelitian

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

PENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN

SKRIPSI BUHARI MUSLIM

RINGKASAN. : Ir. Anita S. Tjakradidjaja, MRur.Sc. : Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

Imbangan Efisiensi Protein pada Kelinci Rex...Yanuar Adi Prasetyo W

SUHU FERMENTOR TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PRODUK FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT

KELI NCI LOKAL. Oleh Bambang Hariadi, Kartiarso dan ~achmat 'Herman Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor

KECERNAAN JERAMI PADI FERMENTASI DENGAN PROBIOTIK STARBIO TERHADAP DOMBA JANTAN LOKAL

STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian Probiotik dalam Pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing Kacang

EFFECT OF HOUSE TEMPERATURE ON PERFORMANCE OF BROILER IN STARTER PERIOD

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

Pertumbuhan dan Komponen Fisik Karkas Domba Ekor Tipis Jantan yang Mendapat Dedak Padi dengan Aras Berbeda

PENCAPAIAN BOBOT BADAN IDEAL CALON INDUK SAPI FH MELALUI PERBAIKAN PAKAN

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

Transkripsi:

PENGARUH TIPE KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN DAN EFISIENSI PADA PEMELIHARAAN ANAK DOMBA LEPAS SAPIH SELAMA TIGA BULAN Mardjiwo Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600 ABSTRAK Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui pengaruh tipe kelahiran dan jenis kelamin terhadap pertambahan berat badan, konsumsi bahan kering dan efisiensi penggunaan ransum. Penelitian menggunakan empat perlakuan yang diulang lima kali. Sebagai perlakuan ialah tipe kelahiran tunggal, tipe kelahiran kembar, jenis kelamin jantan dan jenis kelamin betina. Rancangan yang di gunakan ialah Rancangan Acak Lengkap data dianalisa dengan Sidik Ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Tipe kelahiran tunggal betina ditinjau dari pertambahan berat badan dan konsumsi bahan kering berpengaruh nyata lebih baik (P<0,05) bila dibandingkan dengan kembar betina. Tipe kelahiran tunggal ataupun kembar pada anak domba jantan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertambahan berat badan dan konsumsi bahan kering. Jenis kelamin jantan sangat berpengaruh nyata bila dibandingkan dengan jenis kelamin betina terhadap pertambahan berat badan dan konsumsi bahan kering (P<0,01). Tipe kelahiran dan jenis kelamin tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap efisiensi penggunaan ransum (P>0,05). Kata kunci : Anak domba pertambahan berat badan, konsumsi bahan kering dan efisiensi EFFECT OF BIRTH TYPE AND SEXS ON DAILY GAIN AND EFFICIENCY ON POST WEANING LAMB DURING THE LAST THREE MONTHS OF FATTENING ABSTRACT The study was conducted to evaluate the effect of birth type and sexs on body weight gain, dry matter intake and efficiency of ration. Twenty lambs of three months age were selected for observation. A Completely Randomized Design was applied in this experiment and data were analized using analysis of variance and Ducan s test. The results showed that lambs had a highly significant effect and better than that of female (P<0,01) on body weight gain and dry matter intake during the last in three months fattening. Birth type on female had a significant effect (P<0,05) on body weight gain and dry matter intake birth type on male lambs had not significant effect (P>0,05) on body 29

Jurnal Bionatura, Vol. 4, No. 1, Maret 2002 : 29-39 weight gain and dry matter intake. Moreover, birth type and sexs on post weaning lambs had not significant effect (P>0,05) on body weight gain and dry matter intake on efficiency. Keywords : Lamb, body weight gain, dry matter intake, efficiency. PENDAHULUAN Dampak adanya krisis moneter yang berlarut-larut dan berkepanjangan menyebabkan keadaan ekonomi bangsa Indonesia tidak menentu sehingga daya beli masyarakat menjadi rendah terutama daya beli terhadap protein hewani. Kondisi ini menyebabkan kisaran konsumsi protein hewani per kapita dengan norma gizi bangsa Indonesia makin lebar. Agar keadaan semacam ini tidak berlanjut maka para peternak dituntut untuk meningkatkan produksinya baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk memenuhi keperluan tersebut di atas ternak domba dapat ditingkatkan produksinya sehingga ternak domba dapat berperan sebagai penghasil daging yang baik. Faktor-faktor yang mendukung ternak domba sebagai penghasil daging yang baik antara lain ialah populasinya banyak, pemeliharaannya tidak memerlukan teknologi medern, hanya dengan pakan berupa hijauan dapat menghasilhan karkas yang bagus, memiliki adaptasi yang luas dan dapat melahirkan anak lebih dari satu. Peningkatan produksi ternak domba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu perbaikan genetik dan non genetik. Perbaikan genetik dilakukan melalui perkawinan dengan tujuan untuk memperoleh bibit unggul yang responsif terhadap pakan yang diberikan sehingga efektif dalam mengubah hijauan menjadi daging. Dalam pelaksanaannya perbaikan genetik cukup memakan waktu lama namun hasilnya permanen. Berdasarkan urgensi pemanfaatannya para peternak umumnya melakukan peningkatan produksi melalui perbaikan non genetik yaitu perbaikan makanan dan tata laksana yang hasilnya lebih cepat dilihat dan dirasakan. Penggunaan ransum yang berkualitas dengan jumlah yang cukup dapat mendukung ternak untuk berproduksi secara optimal sesuai dengan kemampuan genetiknya. Kemampuan ternak domba sebagai penghasil daging ditentukan oleh jumlah anak yang dihasilkan selama hidupnya yang mempunyai hasil korelasi positif terhadap tipe kelahiran. Tipe kelahiran berpengaruh terhadap pertumbuhan sebelum sapih. Tipe kelahiran tunggal lebih baik bila dibandingkan dengan tipe kelahiran kembar. Hal ini disebabkan karena tiadak ada saingan pada anak tunggal dalam mengkonsumsi air susu induk sehingga anak tunggal dapat mengkonsumsi air susu sesuai dengan kebutuhannya. Dalam membesarkan anak sebelum sapih peranan induk sangat besar, namun setelah lepas sapih peranan induk tiada lagi dan diambil alih oleh lingkungan terutama pakan yang diberikan. 30

Anak domba yang berasal dari kelahiran kembar, pertumbuhannya selama menyusui tidak sebaik bila dibandingkan dengan yang tunggal hal ini disebabkan karena adanya kompetisi dalam mengkonsumsi air susu. Pada pemeliharaan selanjutnya setelah sapih dengan menggunankan pakan yang berkualitas baik yang terdiri dari hijauan ditambah konsentrat diharapkan terjadi konpensasi pertumbuhan pada anak kelahiran kembar. Jenis kelamin berpengaruh terhadap pertambahan berat badan sebelum sapih. Anak domba jantan memiliki tempramen yang lebih aktif bila dibandingkan dengan betina. Dengan demikian anak domba jantan memerlukan energi yang lebih tinggi yang berakibat mengkonsumsi air susu lebih banyak sehingga akan mengakibatkan pertumbuhan yang lebih baik. Selanjutnya, pada pemeliharaan lepas sapih dengan menggunakan ransum yang bagus diharapkan adanya pertumbuhan konpensasi pada anak domba betina. Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis sangat tertarik untuk meneliti Pengaruh Tipe Kelahiran dan Jenis Kelamin Terhadap Pertambahan Berat Badan dan Efisiensi pada Pemeliharaan Anak Domba Lepas Sapih Selama Tiga Bulan. BAHAN DAN METODA Ternak Domba yang digunankan dalam Penelitian Dalam penelitian ini digunakan 20 ekor anak domba lepas sapih berumur tiga bulan, terdiri dari sepuluh ekor anak domba jantan dan sepuluh ekor anak domba betina. Dari masing-masing sepuluh ekor anak domba jantan dan betina tersebut terdiri dari lima ekor kelahiran tunggal dan lima ekor kelahiran kembar. Anak domba sebanyak dua puluh ekor tersebut berasal dari induk yang telah melahirkan dua kali dan variasi berat antara 6,80-8,50 kg dengan coefisien variasi 6,44%. Ternak domba yang digunakan dalam penelitian ini tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Berat Badan Anak Domba Lepas Sapih yang Digunakan dalam Penelitian (kg) Perlakuan Ulangan Tunggal Tunggal Kembar Kembar Jantan Betina Jantan Betina kg.. 1 8,10 7,50 8,25 7,25 2 7,50 8,50 8,25 8,25 3 8,25 8,25 6,80 8,50 4 7,50 8,58 8,00 8,25 5 8,00 8,25 7,00 8,25 31

Jurnal Bionatura, Vol. 4, No. 1, Maret 2002 : 29-39 Kandang Penelitian Untuk keperluan pemeliharaan 20 ekor anak domba dibuat 20 kandang individu dengan ukuran panjang 1,25 m, lebar 0,80 m dan tinggi 0,75 m. Tiap kandang diperlengkapi dengan tempat air minum dan tempat ransum. Ransum yang Digunakan dalam Penelitian Ransum yang digunakan dalam penelitian terdiri dari hijauan ditambah konsentrat. Hijauan terdiri dari 50 % rumput gajah dan 50 % rumput lapangan, sedangkan konsentrat terdiri dari 50 % dedak padi, 30% jagung dan 20% bungkil kelapa. Konsentrat diberikan sebanyak 10% dari konsumsi bahan kering. Susunan gizi dari bahan penyusun ransum tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Susunan Gizi Bahan Penyusun Ransum yang Digunakan dalam Penelitian (%). Zat Pakan Rumput Gajah Rumput Lapangan Konsentrat.. %. Bahan Kering 18,06 22,27 90,48 Protein Kasar 12,56 11,04 13,22 Serat Kasa 27,52 25,00 8,01 Lemak 1,88 2,58 0,31 Kalsium 0,38 0,37 `1,30 Pospor 0,28 0,21 0,87 Alat Pengukur Berat Badan Untuk mengukur pertambahan berat badan digunakan timbangan berkekuatan 50 kg dengan ketelitian 0,01 kg, sedangkan untuk mengukur ransum yang dikonsumsi digunakan timbangan berkakuatan 10 kg. Alat lainlainya yang digunakan dalam penelitian ialah termometer dinding dan alat-alat peternakan, yaitu cangkul, sabit, sekop, keranjang dan lain-lain. Mengukur Pertambahan Berat Badan Pertambahan berat bada per hari dapat diketahui dengan menimbang ternak dua minggu sekali, penimbangan dilakukan sebelum ternak diberi makan. Dasar perhitungan pertambahan berat badan per hari adalah adanya perbedaan antara berat awal dan berat akhir dibagi dengan waktu. Rumus yang digunakan dalam perhitungan pertambahan berat badan adalah sebagai berikut: 32

W 2 -W 1 Rata-rata Pertambahan Berat Badan = --------- T 2 -T 1 Dimana : W 2 = Berat akhir; W 1 =berat awal; T 2 = pengamatan akhir; T 1 = pengamatan awal Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dan yang akan dianalisa ialah: konsumsi bahan kering ransum, pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan pakan. Mengukur Konsumsi Bahan Kering Bahan kering yang dikonsumsi oleh ternak domba dapat diketahui dengan jalan menghitung bahan kering pakan sebelum diberikan dikurangi dengan bahan kering sisa. Mengukur Efisiensi Efisiensi dapat diketahui dengan mengetehui bahan kering ransum yang dikonsumsi dan pertambahan berat badan per hari yang dicapai. Efisiensi adalah perbandingan antara pertambahan berat badan per hari dengan bahan kering yang dikonsumsi dikalikan 100%. Rancangan Percobaan Untuk keperluan analisa data dibuat Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan diulang lima kali. Data yang diperoleh selama penelitian dianalisa dengan sidik ragam, apabila hasilnya berbeda nyata analisa dilanjutkan dengan uji berganda Ducan untuk mengetahui perlakuan mana yang menyebabkan perbedaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Tipe Kelahiran dan Jenis Kelamin Terhadap Pertambahan Berat Badan Pertambahan berat badan anak domba lepas sapih yang dipelihara selama penelitian dengan menggunakan rasum terdiri dari hijauan ditambah konsentrat tercantum pada Tabel 3. 33

Jurnal Bionatura, Vol. 4, No. 1, Maret 2002 : 29-39 Tabel 3. Pengaruh Tipe Kelahiraann dan Jenis Kelamin Terhadap Pertambahan Berat Badan Anak Domba Lepas Sapih. Perlakuan Ulangan Tunggal Tunggal Kembar Kembar Jantan Betina Jantan Betina g 1 77,60 53,60 83,40 62,10 2 83,40 50,40 82,20 60,60 3 91,30 65,30 78,80 53,40 4 81,40 62,20 80,60 57,80 5 80,50 65,20 81,90 49,80 Total 414,20 296,70 406,40 283,70 Rata-rata 82,84 59,34 81,28 56,74 Pada Tabel 3, di atas menunjukkan bahwa bahwa rata-rata pertambahan berat badan per hari tertinggi dicapai oleh anak domba jantan tunggal (82,84 g), disusul oleh anak domba jantan kembar (81,8 g), kemudian anak tunggal betina (59,34 g) dan terakhir anak betina kembar (56,74 g). Hasil tersebut di atas sesuai dengan hasil para peneliti terdahulu yang melaporkan bahwa pertambahan anak domba jantan lebih baik bila dibandingkan dengan anak domba betina dan anak domba kelahiran tunggal lebih baih baik bila dibandingkan dengan anak kelahiran kembar (Kammlade and Kammlade, 1955, Herrington et al., 1958; Dickerson and Glim, 1957, Johnston, 1983). Hasil ini bila dibandingkan dengan pertumbuhan domba merino yang mencapai pertambahan berat badan per hari (100-200) gram adalah lebih kecil. Keadaan ini disebabkan karena percepatan pertumbuhan anak domba lepas sapih dipengaruhi oleh berat lahir, umur, bangsa dan nutrisi yang diberikan (Kammlade and Kammlade 1955; Edey et al., 1981). Untuk mengetahui nyata tidaknya pengaruh perlakuan terhadap pertambahan berat badan per hari data padatabel 3, dilakukan analisa sidik ragam. Hasil analisa sidik ragam menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (F hit >F 0,01 ). Perlakuan mana yang menyebabkan perbedaan sangat nyata analisa sidik ragam dilanjukan dengan uji Duncan yang hasilnya tercantum pada Tabel 4. Tabel 4. Uji Berganda Duncan Pengaruh Jenis Kelamin dan Tipe kelahiran terhadap Pertambahan Berat Badan Perlakuan Rataan Significansi 05 0,01 1. Kembar Betina 56,74 A a 2. Tunggal Betina 59,34 B a 3. Kembar Jantan 81,28 C b 4. Tunggal Jantan 52,84 C b 34

Uji Duncan menunjukkan bahwa jenis kelamin jantan memiliki pertambhan perat badan per hari sangat nyata lebih baik bila dibandingkan dengan jenis kelamin betina. Hasil ini disebabkan karena temperamen anak domba lebih aktif bila dibandingkan dengan anak domba betina (Rice et al., 1957). Kondisi ini menyebabkan anak domba jantan akan mengkonsumsi pakan jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan anak domba betina, (Kammlade and Kammlade, 1955). Kelebihan energi dari pakan yang dikonsumsi akan dikonversikan menjadi daging sehingga menyebabkan pertambahan berat badan menjadi lebih tinggi (Brafdford, 1972). Pertambahan berat badan yang lebih baik pada anak domba jantan didukung pula oleh adanya hormon testostron yang dapat berfunsi meningkatkan retensi nitrogen untuk pembentukan protein pada daging (Gatenby, 1986). Tipe kelahiran betina menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap pertambahan berat badan selama tiga bulan pemeliharaan. Pertumbuhan anak domba betina kelahiran tunggal sebelum disapih lebih baik bila dibandingkan dengan anak domba betina kelahiran kembar, (Kammlade and Kammlade, 1955). Keadaan ini berlanjut pada pemeliharaan setelah sapih dimana anak domba betina kelahiran kembar tidak menunjukkan adanya konpensasi pertumbuhan, disamping itu pertumbuhan terjadi agak lamban yang disebabkan karena pada anak domba betina memiliki hormon estrogen yang dapat menghambat pertumbuhan tulang (Gatenby, 1986). Tipe kelahiran jantan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap pertambahan berat badan anak domba lepas sapih yang dipelihara selama penelitian. Hasil ini disebabkan karena anak domba kembar setelah sapih yang dipelihara dengan menggunakan pakan yang baik ada konpensasi pertumbuhan hasil ini sesuai dengan penelitian dari Macharchisian et al., (1976) yang menyatakan bahwa anak domba kelahiran tunggal maupun kembar yang dipelihara dengan menggunakan pakan yang sama akan menunjukkan kemampuan genetik yang sama. Pengaruh Tipe Kelahiran dan Jenis Kelamin terhadap Konsumsi Bahan Kering Ransum Konsumsi bahan kering ransum oleh anak domba lepas sapih yang dipelihara selama tiga bulan tercantum pada Tabel 5. 35

Jurnal Bionatura, Vol. 4, No. 1, Maret 2002 : 29-39 Tabel 5. Konsumsi Bahan kering Ransum oleh Anak Domba Lepas Sapih selama Penelitian (kg) Perlakuan 36 Ulangan Tunggal Jantan Tunggal Betina Kembar Jantan Kembar Betina. Kg 1 0,49 0,34 0,49 0,35 2 0,50 0,32 0,50 0,36 3 0,48 0,38 0,40 0,32 4 0,47 0,35 0,49 0,32 5 0,49 0,34 0,49 0,31 Tota 2,48 1,82 2,33 1,66 Rata-rata 0,48 0,36 0,46 0,33 Tabel 5, menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi bahan kering pada anak domba lepas sapih yang dipelihara selama penelitian tertinggi dicapai oleh anak domba jantan kelahiran tunggal (0,48kg), kemudian disusul oleh anak domba jantan kelahiran kembar (0,46 kg), kemudian oleh anak domba betina tunggal (0,34 kg) dan terakhir oleh anak domba betina kembar (0,33 kg). Hasil penelitian ini adalah sesuai dengan hasil penelitian dan (Davies, 1981), yang menyatakan bahwa konsumsi bahan kering oleh ternak domba dipengaruhi oleh jenis kelamin, tipe kelahiran, umur dan kondisi ternak. Untuk mengetahui nyata tidaknya pengaruh perlakuan data pada Tabel 5. dilakukan analisa sidik ragam. Hasil analisa sidik ragam menunjukkan perbedaan yang sangat nyata. Untuk mengetahui perlakuan mana yang menyebabkan perbedaan sangat nyata analisa sidik ragam dilanjutkan dengan uji berganda Duncan yang hasilnya tergantung pada Tabel 6. Tabel 6. Uji Berganda Duncan Pengaruh Tipe Kelahiran dan Jenis Kelamin Terhadap Konsumsi Bahan Kering Ransum Perlakuan Rataan Significansi 0,05 0,01 1. Kembar Betina 0,33 a A 2. Tunggal Betina 0,36 b A 3. Kembar Jantan 0,46 c B 4. Tunggal Betina 0,48 c B Tabel 6. menunjukkan bahwa tipe kelahiran pada anak domba betina menunjukkan perbedaan nyata sedangkan tipe kelahiran pada anak domba jantan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap konsumsi bahan kering pada anak domba lepas sapih yang dipelihara selama tiga bulan. Tabel 6, menunjukkan bahwa tipe kelahiran pada domba anak betina menunjukkan perberdaan yang nyata terhadap konsumsi bahan kering. Hasil ini disebabkan

karena anak domba betina tunggal pada saat pertumbuhan sebelum sapih lebih baik bila dibandingkan dengan anak kembar. Keadaan ini berlanjut pada pemeliharaan lepas sapih, dimana percepatan pertumbuhan mulai menurun dan tidak nampak adanya konpensasi pertumbuhan pada anak kembar sehingga menyebabkan anak kelahiran tunggal nyata lebih baik bila dibandingkan dengan anak kelahiran kembar (Davies, 1981). Tipe kelahiran pada anak domba jantan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap konsumsi bahan kering, hasil ini sejalan dengan penelitian pengaruh perlakuan terhadap pertambahan berat badan sehingga nampak erat sekali hubungannya antara konsumsi bahan kering dengan pertambahan berat badan yang dicapai. Hasil yang tidak berbeda nyata ini disebabkan karena pada pemeliharaan lepas sapih dengan menggunakan ransum yang baik terdapat konpensasi pertumbuhaaan pada anak kembar. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Edey et al. (1981) yang menyatakan bahwa anak tunggal maupun kembar pada pemeliharaan lepas sapih dengan menggunakan pakan berkualitas baik akan menunjukkan hasil yang sama. Uji Duncan pada Tabel 5, menunjukkan bahwa anak domba jantan mengkonsumsi bahan kering sangat nyata lebih baik bila dibandingkan dengan anak domba betina. Hasil yang sangat nyata ini disebabkan karena anak domba jantan lebih aktif sehingga lebih banyak memerlukan pakan untuk memenuhi keperluan energinya dan selebihnya diubah menjadi produksi daging (Blackwel and Henderson, 1955; Herrington. et al., Edey et al., 1981; Bradford, 1972). Pada saat anak domba mengalami pertumbuhan, anak domba jantan mempunyai potensi yang besar untuk memanfaatkan pakan guna mengimbangi adanya pertambahan berat yang tinggi (Edey et al., 1981). Disamping hal tersebut diatas didukung pula oleh adanya sistem hormonal pada anak domba jantan memiliki hormon testostron. Hormon testostron berfungsi meningkatkan resistensi nitrogen untuk pembentukan protein pada daging (Gatenby, 1986). Pada pemeliharaan anak betina lepas sapih menjelang dewasa pertumbuhan menjadi lambat yang disebabkan oleh hormon estrogen yang menghambat pertumbuhan tulang, Kondisi ini menyebabkan anak domba betina lebih rendah mengkonsumsi pakan bila dibandingkan dengan anak domba jantan (Kammlade and Kammlade, 1955). Pengaruh Tipe Kelahiran dan Jenis Kelamin terhadap Efisiensi Penggunaan Pakan Efisiensi penggunaan pakan pada pemeliharaan anak domba lepas sapih selama penelitian tercantum pada Tabel 7. 37

Jurnal Bionatura, Vol. 4, No. 1, Maret 2002 : 29-39 Tabel 7. Pengaruh Tipe Kelahiran dan Jenis Kelamin terhadap Efisiensi Penggunaan Pakan (%). Perlakuan Ulangan Tunggal Tunggal Kembar Kembar jantan Betina Jantan Betina %.. 1 15,80 15,70 17,00 17,70 2 16,70 15,70 16,40 16,80 3 19,00 17,10 19,70 16,70 4 17,30 17,80 16,40 18,10 5 17,40` 19,70 18,00 16,10 Total 86,20 86,00 87,50 18,00 Rata-rata 17,24 17,20 17,50 17,08 Pada Tabel 7. menunjukkan bahwa efisiensi tertinggi dicapai oleh anak domba jantan kembar (17,50%), disusul oleh anak domba jantan tunggal (17,24%), kemudian anak domba betina tunggal (17,20 %) dan terakhir anak domba betina kembar (17,08). Untuk mengetahui nyata tidaknya pengaruh perlakuan dilakukan analisa sidik ragam. Hasil analaisa sidik ragam diperoleh F hit <F 0,05 ini berarti bahwa adanya perbedaan perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata atau tiap-tiap perlakuan mempunyai efisiensi yang sama. Perbedaan yang tidak nyata ini disebabkan karena efisiensi merupakan ratio antara pertambahan berat badan dan konsumsi sehingga pada anak domba yang mempunyai pertambahan berat badan yang tinggi akan diikuti oleh konsumsi pakan yang banyak (Edey et al., 1981). KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada pemeliharaan anak domba lepas sapih dengan menggunakan pakan terdiri dari hijauan ditambah konsentrat anak domba jenis kelamin jantan memberi respon yang lebih baik bila dibandingkan dengan anak domba betina 2. Pada pemeliharaan anak domba jantan lepas sapih tunggal dan kembar dengan menggunakan pakan terdiri dari hijauan ditambah konsentrat menghasilkan pertambahan berat badan yang sama. 3. Pada saat pemeliharaan anak domba lepas sapih betina tunggal dan kembar, anak domba tunggal betina menghasilkan pertambahan berat badan yang lebih baik bila dibandingkan dengan anak kembar. 4. Pengaruh tipe kelahiran dan jenis kelamin terhadap efisiensi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata 38

SARAN Dari hasil penelitian ini dapat disarankan agar peternak mendapatkan keuntungan yang tinggi pada pemeliharaan anak domba jantan kembar dengan menggunakan pakan yang terdiri dari hijauan ditambah konsentrat yang berprotein tinggi. DAFTAR PUSTAKA Bradford,G.E., 1972. Genetic Control of Litter Size in Sheep, J. Reprod First Sullp. Blackwel, R. L. and C. R. Henderson, 1955. Variation on Post Weaning Weight and Birth on Sheep Under Farm Condition, J. Anim. Sci. 14:88-96 Davies, H. L. A Course Manual in Nutrition and Growth. The Australian Universities International Develovmen Program (AUIDP) Austrlia. Dickerson, G.E. and W.A. Glim, 1975. Breed and Age Effect on Lamb Production of Ewes, J. Anim Sci. 40:106-118 Edey T.N., A.C. Bray, R.S. Coplandand O Shea, 1981. A Course Manual in Sheep and Goat Production Note For Training Course at Universitas Brawijaya Malang. Gatenby, R.M., 1986. Sheep Production in the Tropic. 1 st Publisher Tropical Agriculture Series. Longman London and New York. Herrington, R,B.,J.V. Whitman and R.D. Morrison, 1958. Estimate of Sources of Variasion in Body Weight of Crossbred Lamb at Diferent Age, J. Anim Sci. 13:3-15 Johston, R.G., 1983. Introduction on Sheep Farming. 1 st Ed. Granada Publishing London Great Britain. Kammlade, W.G.Sr. and W.G. Kammlade Jr., 1955. Sheep Sience J.B. Lipicot Company, New York. Macharcharisian, M., J.V. Whitman, L.E. Walters and A.W. Mason, 1976. Relation Between Growth Rate Dressing Persentage and Carcas Composition in Lamb. J. Anim Sci. 46:1610-1625 Rice, V.A., F.N. Andrew, E. J. Warwick, J.C. Lajetes, 1957 Breeding Improvement in Domestic Animal Fifth Edition. Mc. Graw-Hill Book Company Ltd. London. 39