A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS HUKUM

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

I. PENDAHULUAN. tersebut sebagian besar memerlukan jasa-jasa bank dan lembaga keuangan lain

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan pembangunan yang terdahulu, bahwa pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

ABSTRAK. Prosedur pemberian kredit modal kerja

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. nasabah. Masing-masing bank berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor penentu dalam pelaksanaan pembangunan. pelaku pembangunan baik pemerintah maupun masyarakat sebagai orang

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kembali kepada masyarakat, pengusaha (enterpreneur) untuk

BAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB IV PENUTUP. 1. Latar belakang pihak kreditur membuat perjanjian kredit dalam bentuk akta

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

dan kemajuan di bidang ekonomi, karena bank merupakan lembaga keuangan ke taraf peningkatan hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa bank sangat penting dalam pembangunan nasional karena fungsi bank

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. disertai oleh kebutuhan manusia yang semakin meningkat,sehingga. Nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

BAB I PENDAHULUAN. warga perseorangan lainnya, kenyataannya para ahli hukum mendefinisikan hukum

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai jasa yang ditawarkan. Menurut Undang-undang Rl

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau usaha tersebut dapat dikatakan mengalami perkembangan

Bab I. Pendahuluan. Syariah (LKMS) yang berbentuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Mengingat pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukan bank yang menawarkan berbagai jenis kredit kepada. Upaya masyarakat dalam meningkatkan taraf perekenomiannya

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai salah satu badan usaha keuangan merupakan lembaga perantara

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan, UU Nomor 10 Tahun 1998, LN No. 182 Tahun 1998, TLN No. 3790, Psl. 1 angka 11.

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagai bagian masyarakat dunia mau tidak mau harus

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

Transkripsi:

1 A B S T R A K S I A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh Bangsa Indonesia dan juga pembangunan harus dapat dirasakan oleh setiap warga negara, maka sebagai salah satu asas dalam pembangunan Nasional Indonesia ditentukan pembangunan dan hasil-hasilnya harus dapat dinikmati oleh seluruh bangsa dan setiap warga negara. Asas ini dikenal dengan Asas Adil dan Merata. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya itu terutama pembangunan dalam bidang ekonomi, dilakukan antara lain dengan jalan pemberian kredit, terutama pada golongan ekonomi lemah dan pengusaha kecil. Adapun realisasi pemberian kredit tersebut, pelaksanaannya adalah bank, baik itu bank pemerintah maupun bank swasta nasional yang diawasi oleh Bank Indonesia. Sektor Perbankan selama ini dapat diandalkan sebagai penyedia dana dalam bentuk kredit bagi masyarakat yang ingin mengembangkan usahanya. Sebagaimana diketahui usaha pokok bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana ke masyarakat serta jasa-jasa pembayaran dan peredaran uang.

2 Keberadaan lembaga Perbankan di Indonesia secara tidak langsung dapat dikatakan sebagai agen pembangunan yang tumbuh dan berkembang bagaikan cendawan di musim hujan. Hal ini adalah sesuai dengan kehendak masyarakat yang sesuai dengan kehendak zaman adalah selalu dinamis. Karena itu sudah sepatutnya mendapat saluran yang wajar dalam mengadakan perjanjian kredit bank. Berkaitan dengan hal diatas, tumbuhnya bank-bank umum yang secara fungsional mempunyai kegiatan menerima dan menyalurkan dana-dana masyarakat (Pasal 3 UU No. 10 tahun 1998) merupakan jawaban yang tepat. Pemberian pinjaman modal (kredit) pada masyarakat akan membuka peluang untuk berusaha dalam berbagai sektor informal maupun non formal yang sebelumnya karena keterbatasan modal membatasi ruang gerak aktivitas ekonomi mereka. Pemberian pinjaman modal (kredit) usaha pada masyarakat ekonomi lemah dengan prosedur mudah, sederhana serta jaminan yang tidak terlalu memberatkan masyarakat dan sangat membantu masyarakat khususnya membuat masyarakat lebih tertarik meminjam uang kepada bank yang pada gilirannya akan dapat menghindarkan mereka dari praktek bank gelap atau rentenir.

3 Bank dalam mengeluarkan dana kepada masyarakat melalui perjanjian kredit, menghendaki adanya suatu jaminan yang berfungsi sebagai katup pengaman dalam hal kredit macet. Apabila peminjam uang (debitur) tidak dapat mengembalikan kredit, dari peminjamnya (Wanprestasi), maka pihak kreditur (bank) akan menjual barang jaminan secara lelang sebagai pelunasan hutang-hutang debitur, jika terdapat sisa uang dari penjualan barang jaminan tersebut akan diberikan kepada debitur. Sedangkan berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (11) UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Selain itu dalam praktek sehari-hari sering kali seorang nasabah suatu lembaga keuangan atau bank ingin memindahkan kreditnya ke lembaga keuangan atau bank lainnya yang sering disebut dengan proses take over. Hal ini sering kali disebabkan adanya tingkat suku bunga yang lebih tinggi, plafon kredit yang rendah dan jangka waktu angsuran yang pendek menyebabkan orang memindahkan pinjamannya ke lembaga keungan atau bank lain dengan harapan mendapatkan keuntungan yang lebih. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mempelajarinya lebih jauh dan menyusunnya dalam karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul : Proses Take Over dalam Perjanjian Kredit di PT. BPR Nguter Surakarta.

4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan adanya latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat memberikan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah proses take over dalam perjanjian kredit di PT. BPR Nguter Surakarta? 2. Hambatan apakah yang terjadi dalam proses take over dalam perjanjian kredit di PT. BPR Nguter Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui proses take over dalam perjanjian kredit di PT. BPR Nguter Surakarta. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam proses take over dalam perjanjian kredit di PT. BPR Nguter Surakarta. D. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis Memberikan pengetahuan tentang proses take over dalam perjanjian kredit di PT. BPR Nguter Surakarta dan hambatan yang dihadapi. b. Bagi Masyarakat Berguna sebagai pembelajaran bagi masyarakat yang sedang menghadapi permasalahan tentang proses take over dalam perjanjian kredit di PT. BPR Nguter Surakarta dan hambatan yang dihadapi.

5 c. Bagi Ilmu Pengetahuan Bagi mahasiswa pada umumnya dan Fakultas Hukum pada khususnya. Memberikan pengetahuan tentang proses take over dalam perjanjian kredit dan hambatan yang dihadapi. E. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan sosiologis atau non formal yaitu penelitian yang sumber datanya berupa data primer yang terdiri dari hasil wawancara dengan para responden di PT BPR Nguter Surakarta dan didukung dokumen-dokumen yang ada. 1. Sifat Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak Penulis menggunakan penelitian yang bersifat diskriptif ini guna mengetahui gambaran secara nyata mengenai proses take over dalam perjanjian kredit dan hambatannya di PT. BPR Nguter Surakarta.

6 2. Sumber Data a. Sumber Data Primer yaitu sumber data utama yang berupa hasil penelitian di lapangan atau lokasi penelitian dalam hal ini di PT BPR Nguter Surakarta dengan cara wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan responden. b. Sumber Data Sekunder yaitu sember data pendukung yang berupa dokumen, naskah atau peraturan yang berhubungan dengan obyek penelitian yaitu pelaksanaan take ofer dalam perjanjian kredit di PT BPR Nguter Surakarta. 3. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang baik diperlukan pengumpulan data secara sistematis dengan pihak responden dengan cara : - Wawancara (Interview) Yaitu metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan Staff Bagian Kredit di PT. BPR Nguter Surakarta guna memperoleh sejumlah data atau keterangan secara langsung mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan. - Observasi Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian dan sekaligus mencatat secara sistematis dan dengan demikian dapat mengetahui sebanyak mungkin tentang keadaan data dan obyek penelitian.

7 4. Analisis Data Analisis data terhadap penelitian sosiologis ini adalah dengan menelaah data primer kemudian disajikan sekaligus dilakukan analisanya dengan berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan dihubungkan dengan peraturan hukum yang berlaku. F. Sistematika Skripsi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Skripsi BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian 2. Syarat Syahnya Perjanjian 3. Asas-Asas Perjanjian 4. Wanprestasi dan Overmach 5. Berakhirnya Perjanjian

8 B. Tinjauan Umum Tentang Kredit 1. Pengertian Kredit 2. Unsur-Unsur Kredit 3. Macam-Macam Kredit 4. Tujuan Kredit 5. Fungsi Kredit BAB III. HASIL PENELITIAN DAN ANALISA A. Hasil Penelitian 1. Proses Take Over dalam Perjanjian Kredit di PT. BPR Nguter Surakarta. 2. Hambatan dalam Proses Take Over dalam Perjanjian Kredit di PT. BPR Nguter Surakarta. B. Analisa BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9 G. Penutup 1. Kesimpulan a. Pelaksanaan Take Over adalah manakala BPR datang kepada Koperasi dan mengutarakan untuk melunasi hutang Debitur. Bila Koperasi menerima pembayaran dari pihak BPR tersebut, maka menurut hukum BPR tersebut menggantikan kedudukan dan hak-hak Koperasi termasuk jaminan-jaminan yang ada misalnya hipotik/hak tanggungan. Undang-Undang tidak menentukan cara tertentu untuk terjadinya Take over itu sehingga bebas bagi BPR yang akan membayar kepada Koperasi. Misalnya dapat dilakukan oleh Koperasi dengan memberikan kwitansi tanda pembayaran dan dalam kwitansi dapat diperjanjikan bahwa BPR yang telah melunasi pembayaran tersebut menggantikan kedudukan dan hak Koperasi. Cara seperti ini sudah terjadi Take over yaitu terjadi pada saat BPR melakukan pembayaran. b. Dalam pelaksanaan take over sering kali terjadi hambatan dalam pelaksanaannya antara lain sulitnya mencari kreditur yang baru untuk mengalihkan kredit dari nasabah, karena hal ini diperlukan hal-hal yang dapat meyakinkan kreditur baru untuk menerima take over dari kreditur lama. Terlebih lagi apabila rekord pembayaran dari nasabah terhadap kreditur lama kurang bagus.

10 2. Saran-Saran a. Bagi nasabah yang ingin melakukan take over atau memindahkan utangnya agar memperhatikan tingkat suku bunga yang lebih murah atau tempo pembayaran yang jangkanya lebih panjang. b. Bagi kreditur penerima take over agar memperhatikan riwayat pembayaran dari nasabah terhadap kreditur lama, selain juga memperhatikan hasil surve.