BAB 2 DATA & ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( )

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang beredar di masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga

MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan khususnya penggunaan bahan kimia. berbahaya pada bahan pangan masih menjadi masalah besar di Indonesia.

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB. Diasuh oleh para Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Apakah Pantangan Makanan Ibu Hamil?

BAB I PENDAHULUAN. Makanan selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyajian

PEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

Dra.Ida Marlinda Loenggana, Apt Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

KAJIAN KANDUNGAN FORMALIN PADA BAKSO TUSUK YANG DI JUAL DI SD NEGERI WILAYAH KECAMATAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INTISARI IDENTIFIKASI METHANYL YELLOW PADA MANISAN BUAH NANAS

KAJIAN KANDUNGAN FORMALIN PADA BAKSO TUSUK YANG DI JUAL DI SD NEGERI WILAYAH KECAMATAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kunyit untuk warna kuning. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan

Mengenal Formalin. (introduction of Formalin) Disadur dari : Departemen Kesehatan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia yang diciptakan sebagai makhluk hidup yang memiliki

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

INTISARI ANALISIS KUALITATIF FORMALIN DALAM TAHU MENTAH DI PASAR ANTASARI KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Makanan

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB I PENDAHULUAN. Kerupuk karak merupakan produk kering dari proses penggorengan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. No Judul Penulis Hasil Perbedaan dengan penelitian ini

Bahan Kimia Baru yang Bikin Orang Selalu Bahagia

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap. manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempengaruhi kualitas saat mereka mencapai usia produktif (BPOM, 2011).

ANALISIS PENGGUNAAN RHODAMIN B PADA CABE GILING BASAH YANG DIJUAL DI PASAR KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. kedelai yang tinggi protein, sedikit karbohidrat, mempunyai nilai gizi dan

balado yang beredar di Bukittinggi, dalam Majalah Kedokteran Andalas, (vol.32, No.1, Januari-juni/2008), hlm. 72.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG JAJANAN SEHAT

STUDI DESKRIPTIF BAHAN TAMBAHAN KIMIA BERBAHAYA PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

Resiko Bahan Kimia Pada Makanana

PERAN ORANG TUA TERHADAP OPTIMALISASI JAJANAN SEHAT PADA TUMBUH KEMBANG ANAK

BAB I PENDAHULUAN. memilih bahan makanan maka kita perlu memperhatikan kebersihan dan mutunya

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Ketidaktaatan pelaku..., Bosar M. Pardede, FISIP UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Republik Indonesia No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan, keamanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1

BAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,

PERBEDAAN KADAR FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR PUSAT KOTA DENGAN PINGGIRAN KOTA PADANG. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting bagi umat manusia. Pangan juga tak lepas dari kaitannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Anak membeli jajanan menurut kesukaan mereka sendiri dan tanpa

Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu.

BAHAYA KERACUNAN METANIL YELLOW PADA PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat keamanan dan dapat membahayakan kesehatan

Transkripsi:

3 BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi yang digunakan untuk mendukung kampanye STOP Makan Sembarangan ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 1. Literatur Pencarian data melalui berbagai media yang berhubungan dengan masalah jajanan yang berbahaya di sekolah, seperti : a. Buku dan Buletin b. Website c. Tulisan-tulisan berupa : data-data, laporan, dll; yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan penyuluhan jajanan sehat di sekolah. Tulisan-tulisan ini merupakan data yang diambil dari : YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia). 2. Wawancara Wawancara langsung dengan pihak terkait : a. YLKI (Petugas terkait yang melaksanakan studi kasus tentang masalah jajanan yang berbahaya di sekolah). Hasil wawancara berupa pendapat pribadi, opini dan pengalaman dari perorangan. Keseluruhan data yang diperoleh, dikumpul dan dipilah kembali melalui proses pengeditan dan analisa. Selanjutnya data yang sudah diedit langsung dianalisa dan diambil kesimpulan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi sebagai dasar dalam mengambil keputusan. 2.2 Analisa Data Banyak sekali jajanan yang menarik perhatian anak-anak dari tampilan warna yang mencolok, ditambah dengan rasanya yang manis dan gurih. Akan tetapi, faktanya banyak jajanan anak di sekolah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Sebuah penelitian di Jakarta mengungkapkan bahwa hanya sekitar 5%

4 anak membawa bekal dari rumah. Sebagian besar dari mereka lebih memilih untuk jajan di sekolah. Menurut data dari BPOM, tingkat konsumsi jajanan di kalangan anak sekolah tergolong cukup tinggi. Pada tahun 2008 sekitar 78 persen anak sekolah mengkonsumsi jajanan yang dijual di lingkungan sekolahnya. Tingginya konsumsi jajanan di kalangan anak sekolah tersebut menjadi perhatian BPOM. Karena disebabkan oleh penggunaan bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya, seperti: formalin, boraks, zat pewarna rhodamin B dan methanyl yellow. Pemerintah memang mengizinkan penggunaan bahan tambahan makanan. Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722 Tahun 1988, antara lain MSG (monosodium glutamate) dan pemanis buatan. Tetapi, penggunaannya harus di bawah batas yang ditentukan. Untuk jajanan anak di sekolah, zat berbahaya yang paling sering digunakan adalah zat pewarna Rhodamin B dan Metanil yellow. Kedua bahan ini biasa digunakan untuk industri tekstil dan plastik. Pada makanan, Rhodamin B dan Metanil Yellow sering kali dipakai untuk mewarnai kerupuk, kembang gula, sirop, biskuit, tahu, sosis, es doger, saus sambal, cendol, atau manisan buah. Makanan yang diberi zat pewarna ini biasanya berwarna lebih mencolok dan memiliki rasa agak pahit. 2.2.1 Jenis-jenis jajanan di sekolah Adapun jenis-jenis jajanan di sekolah adalah sebagai berikut : Otak-otak Bakso Es sirop Cimol Mie Siomay Kue cubit, Leker Permen, Gulali Ketoprak, Gado-gado Gorengan Aneka minuman kemasan Dari wawancara yang sudah dilakukan, maka hasil yang didapat adalah sebagian besar anak-anak menyukai jajanan di sekolah yang terdiri dari : Bakso & Mie (terkandung pula saus yang dipakai), Gulali, Es Sirop, Cimol dan Gorengan.

5 2.2.2 Faktor yang menyebabkan anak jajan di sekolah Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak jajan di sekolah adalah sebabgi berikut : 1. Orang tua, terutama ibu yang sibuk bekerja dan malas untuk memasak. Sehingga anak tidak dibekali makanan dari rumah. 2. Orang tua dan anak yang memiliki kesadaran yang sangat rendah akan bahaya dari jajanan yang beredar. 3. Orang tua dan anak yang kurang memiliki informasi tentang zat-zat berbahaya yang terkandung dalam jajanan. 4. Hidup dalam budaya yang terbiasa untuk memberikan uang jajan dan membiasakan anak jajan sejak kecil. 5. Kegemaran anak-anak akan hal yang manis, gurih dan asam sering dimanfaatkan oleh para penjual untuk menarik perhatian anak-anak. 2.2.3 Kandungan Bahan-bahan berbahaya pada jajanan dan akibatnya Zat-zat berbahaya yang umumnya terkandung dalam jajanan anak-anak di sekolah bisa menyebabkan penyakit mematikan seperti kanker. 2.2.3.1. Pewarna Kuning Metanil (Methanil Yellow) Kuning Metanil adalah zat warna sintesis yang digunakan untuk pewarna tekstil dan cat. Warna dari zat ini adalah kuning kecoklatan dan sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan berupa iritasi pada saluran pernapasan, gangguan pada mata dan kanker pada kandung dan saluran kemih. Apabila tertelan, bisa menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak dan tekanan darah rendah. Penyalahgunaan kuning metanil untuk pangan banyak ditemui pada beberapa jenis pangan di antaranya; kerupuk, mie, pewarna pada tahu dan minuman atau es sirop berwarna kuning. 2.2.3.2. Pewarna Rhodamin B Rhodamin B merupakan pewarna sintesis yang digunakan untuk tekstil dan kertas. warnanya merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang. Zat ini juga berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan. Akibatnya yang ditimbulkan bisa iritasi pada saluran pernafasan, kulit, mata serta iritasi saluran pencernaan dan bahaya kanker hati. Jika tertelan selain menyebabkan iritasi pada

6 saluran pencernaan, cirinya air seni akan berwarna merah atau merah muda. Penyalahgunaan rhodamin B untuk pewarna pangan banyak ditemui pada gulali, minuman sirop, kerupuk, saus dan sambal. 2.2.3.3. Formalin Formalin adalah larutan yang tidak memiliki wana dan baunya sangat menusuk hidung. Formalin biasanya digunakan untuk membunuh kuman pada lantai dan pakaian, membasmi serangga, membuat pupuk urea, membuat parfum, mengawetkan kosmetik, bahan perekat kayu lapis dan mengawetkan mayat. Zat ini berbahaya bila terhirup, mengani kulit dan tertelan, bisa menyebabkan luka bakar, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi, bahkan menyebabkan kanker. Gejala yang ditimbulkan jika formalin tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, diare, kemungkinan terjadi perdarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu, juga bisa menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal. Zat ini banyak ditemui pada mie basah, tahu, baso. 2.2.3.4. Boraks Boraks adalah zat kimia yang digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air. Bahan berbahaya ini sangat dilarang digunakan untuk makanan. Bahaya boraks jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan bisa menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata dan kerusakan ginjal. Jika boraks tertelan oleh anak-anak bisa menyebabkan kematian. Efek akut dari boraks bisa menyebabkan badan berasa tidak enak, mual, nyeri hebat pada perut bagian atas, perdarahan gastro-enteritis disertai muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam dan sakit kepala. Penyalahgunaan boraks banyak ditemui pada mie basah, baso, kerupuk dan jajanan lainnya. 2.2.4 Ciri-ciri makanan yang mengandung zat-zat berbahaya 2.2.4.1. Ciri-ciri makanan berformalin 1. Mi basah : Bau agak menyengat.

7 Bisa bertahan dua hari dalam suhu 25º Celsius. Pada suhu 10ºC atau dalam lemari es bisa tahan lebih dari 15 hari. Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak lengket. 2. Tahu : Bentuknya sangat bagus. Kenyal. Tidak mudah hancur dan awet sampai tiga hari pada suhu 25ºC. Pada suhu 10ºC tahan lebih dari 15 hari. Bau agak menyengat. Aroma kedelai sudah tak nyata lagi. 3. Bakso : Kenyal. Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai 5 hari. 2.2.4.2. Ciri-ciri makanan berboraks 1. Bakso : Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Tahan lama atau awet beberapa hari. Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abuabu segar merata disemua bagian, baik di pinggir maupun tengah. Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul. Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel. Lebih kenyal dibandingkan bakso biasa. 2.2.4.3. Ciri makanan yang mengandung Rodhamin B & Methanil Yellow Biasanya bahan-bahan ini banyak ditemui pada es sirop atau cendol, minuman ringan seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan saus sambal. Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik. Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun).

8 Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya. Baunya tidak alami sesuai makanannya. Berwarna mencolok dan tidak merata. 2.3 Data Penyelenggara Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) merupakan sebuah organisasi masyarakat yang bersifat nirlaba dan independen yang didirikan pada tanggal 11 Mei 1973. Keberadaan YLKI diarahkan pada usaha meningkatkan kepedulian kritis konsumen atas hak dan kewajibannya, dalam upaya melindungi dirinya sendiri, keluarga, serta lingkungannya. Saat ini YLKI berkantor di JL.Pancoran Barat VII No. 1, Duren Tiga, Jakarta Selatan-12760. No.Tel. 021 798 1858 ; Fax. 021 798 1038. Visi dan Misi YLKI Visi Visi YLKI adalah tatanan masyarakat yang adil dan konsumen berani memperjuangkan hak-haknya secara individual dan berkelompok. Misi 1. Melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen. 2. Memfasilitasi terbentuknya kelompok-kelompok konsumen 3. Mendorong keterlibatan masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik 4. Mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen. Nilai Nilai-nilai dasar yang dianut YLKI adalah non profit, non partisan, tidak diskriminatif, demokratis, keadilan sosial, keadilan gender, keadilan antar generasi, hak asasi, solidaritas konsumen, dan independen.

9 Strategi dan Kegiatan YLKI Advokasi Mempengaruhi para pengambil keputusan di sektor industri dan pemerintahan agar memenuhi kewajibannya terhadap konsumen, pada tingkat lokal dan nasional. Penggalangan Solidaritas Meningkatkan kepedulian kritis konsumen melalui penggalangan solidaritas antar konsumen, serta melalui prasarana kegiatan berbagai kelompok konsumen. Pengembangan Jaringan Memperkuat kerjasama antar organisasi konsumen dan juga dengan organisasi kemasyarakatan lainnya pada tingkat lokal, nasional, regional dan internasional. Penyebaran Informasi yang Tidak Memihak Mengimbangi informasi yang telah ada dengan informasi dan data objektif lainnya yang diperoleh berdasarkan kajian dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. 2.4 Target Komunikasi Target komunikasi yang dituju dalam kampanye STOP Makan Sembarangan ini adalah kaum ibu, usia antara 20-30 tahun, golongan menengah ke bawah atas (C+) yang berdomisili di daerah Jakarta. Yang memiliki anak usia 5-12 tahun, TK Besar - Sekolah Dasar Negri. Diharapkan dengan adanya kampanye ini, target dapat memperoleh informasi seputar bahaya dari zat-zat kimia yang terkandung pada jajanan anak di sekolah. Dan mulai sadar akan pentingnya kesehatan anak sejak usia dini dengan tidak sembarangan mengijinkan anak untuk jajan dengan memberikan bekal dari rumah. Sehingga anak pun dapat tumbuh sehat secara optimal dan menjadi generasi penerus bangsa yang membanggakan. 2.5 Analisa SWOT Kampanye Sosisal STOP Makan Sembarangan Strength Ibu-ibu akan tertarik karena dengan membawakan bekal dari rumah untuk anak mereka kesehatan si anak lebih terjamin dan juga dapat menghemat pengeluaran dapur.

10 Weakness Masih belum adanya kesadaran dari para ibu tentang bahaya jajanan yang saat ini beredar di sekolah. Opportunity Mudah untuk mengajak ibu-ibu untuk menyiapkan makanan yang sehat untuk keluarga. Threat Budaya jajan yang sudah sangat melekat di kalangan masyarakat golongan menengah kebawah. Makanan & minuman yang sangat menarik keinginan para anak-anak untuk mencobanya, dari warna, bentuk dan rasa. Serta harga yang sangat murah.