MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TOAYA VUNTA KABUPATEN DONGGALA FATMAH 1 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN PENERAPAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH NUPABOMBA KABUPATEN DONGGALA NURLAELA 1

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH MATANA

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT BALAMOA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL WARNA MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL ANGKA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK GENERASI BANGSA PALOLO

Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli

MENINGKATKAN NILAI AGAMA PADA ANAK MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL CIPTAAN TUHAN MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TATURA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK SION TATURA PALU

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

PENINGKATAN KREATIVITAS MEWARNAI GAMBAR MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B1 TK NEGERI PEMBINA PALU UTARA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TOBOLI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK MENGENAL KONSEP WAKTU MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA KELOMPOK B TK NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE

UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANAK PADA TEMA PEKERJAAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK AL AMIN WANI II

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

MENINGKATKAN NILAI-NILAI AKHLAK PADA ANAK MELALUI PEMBIASAAN BERDOA DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT TOAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR KONGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

MENINGKATAKAN MORAL ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK A TK NEGERI PEMBINA SINDUE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI TK SIS ALJUFRI 1 TATURA PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK B TK ANATA PURA PETIMBE

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B TK ALKHAIRAT II BALE

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI KARYA WISATA PADA KELOMPOK B TK KARYA THAIYYIBAH BALE

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

MENINGKATKAN NILAI-NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA LABUAN PANIMBA

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK PGRI II KUNGGUMA KECAMATAN LABUAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK MENGENAL MACAM- MACAM MAKANAN BERGIZI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B2 TK BUNDA HATI KUDUS PALU

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK BUNGAMPUTI

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT TOAYA

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH II SALUMBONE

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AN-NISA KITA SINGGANI MAKU

UPAYA MENGEMBANGKAN ASPEK NILAI-NILAI AGAMA DAN MORAL DALAM MEMBEDAKAN PERBUATAN BAIK DAN BURUK MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK B1 TK TUNAS BANGSA DESA SIDERA KABUPATEN SIGI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN BERCERITA DI PAUD NURUL HIDAYAH ACEH BESAR. Rizka Marputri, Fakhriah, Dewi Fitriani

ISSN X. MahlanAsmar * & Siti Nurlianti. Program Pendidikan Gurus Pra Sekolah dan Dasar Universitas Lambung Mangkurat

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B PAUD PERMATA HATI POMBEWE KABUPATEN SIGI ABSTRAK

PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ISLAM KANITA TIARA BAKI SUKOHARJO

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD.

HUBUNGAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TAVANJUKA. Widhi adyanita 1

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO KECAMATAN MANTIKULORE ARTINA 1 ABSTRAK

PENGARUH KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK PERMATAKU DESA LENJU KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Oleh : SUNARSI A53A100048

K A R M I NIM. A53B111043

PENGARUH MEDIA KARTU HURUF HIJAIYYAH TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYYAH DI KELOMPOK B TK 1 AL-KHAIRAAT KASIMBAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MEMBILANG MELALUI PERMAINAN BOLA-BOLA ANGKA DI KELOMPOK B TK UMMAHAT DDI

JURNAL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD FKIP UNP Kediri

PENGARUH METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN ANAK BERBICARA DI TK BETHEL KECAMATAN LORE SELATAN ABSTRAK

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i. KATA PENGANTAR.. ii. UCAPAN TERIMA KASIH...iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...viii. DAFTAR DIAGRAM..ix. DAFTAR GAMBAR...

MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK A TK PUTRA BANGSA BERDIKARI KECAMATAN PALOLO

PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK B1 RAUDHATUL ATHFAL AL IKHLAS PALU. Yayan Hidayanti 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PUZZLE ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A TK PLUS INSAN MADANI KOTA KEDIRI

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD FKIP UNP Kediri

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

UCAPAN TERIMAKASIH...

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG PAUD FKIP UN PGRI Kediri OLEH:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL MELALUI MEDIA KARTU BACA PINTAR PADA ANAK KELOMPOK A TK SALMA INSANI KEC. KOTA KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : DIAN KRISNAYANTI NPM:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Lubuklinggau, dengan objek penelitian yaitu anak didik kelompok B

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGUCAPKAN SAJAK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH BAMBALEMO

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan meliputi

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara anak TK. Penelitian

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Transkripsi:

1 MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TOAYA VUNTA KABUPATEN DONGGALA FATMAH 1 ABSTRAK Masalah dalam kajian ini adalah perilaku sosial anak belum berkembang sesuai harapan. Upaya mengatasi masalah tersebut, telah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan perilaku sosial anak melalui metode karyawisata. Subjeknya adalah anak kelompok B TK Al- Khairaat Toaya Vunta Kabupaten Donggala dengan jumlah 11 anak. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, pemberian tugas dan dokumentasi, dianalisis menggunakan teknik persentase. Data pra tindakan perilaku akrab, 9,09% kategori BSH, 18,18% kategori MB, dan 72,72% kategori BB. Perilaku sosial simpati, 18,18% kategori BSH, 18,18% kategori MB, dan 63,63% kategori BB. Tolong menolong, 18,18% kategori BSH, 9,09% kategori MB, dan 72,72% kategori BB. Setelah dilakukan tindakan, dapat disimpulkan bahwa metode karyawisata dapat meningkatkan perilaku sosial anak. Terbukti adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Perilaku akrab, kategori BSB, BSH dan MB, dari 45,45% meningkat menjadi 90,9% (45,45%). Perilaku sosial simpati, kategori BSB, BSH dan MB, dari 45,45% meningkat menjadi 90,9% (45,45%). Perilaku sosial saling berbagi, kategori BSB, BSH dan MB, dari 54,54% meningkat menjadi 90,9% (36,36%). Rata-rata peningkatan kategori BSB, BSH dan MB sebesar 48,48%, namun masih ada anak 1 anak atau 9,09% yang belum berkembang. Kata Kunci: ; Metode Karyawisata PENDAHULUAN Berdasarkan kenyataan di kelompok B K Al-Khairaat Toaya Vunta, menunjukkan perilaku sosial anak belum berkembang sesuai harapan. Perilaku sosial anak yang masih perlu dikembangkan, yaitu cara anak dalam bergaul masih suka memilih-milih temannya dan anak juga yang tidak mau menolong temannya karena kurangnya kepedulian anak terhadap temannya serta perilaku sosial anak 1 Mahasiswa Prodi PG-PAUD Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Tadulako (2016)

2 dalam berkomunikasi masih suka berbicara dengan suara keras. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran peneliti belum menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang selama ini digunakan oleh peneliti hanya terfokus pada kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah yang terjadi, peneliti sebagai guru menggunakan metode pembelajaran yang mengajak anak untuk melihat secara langsung alam sekitarnya. Hal ini dimaksudkan ketika anak berada di lingkungan alam bebas (bukan di dalam kelas) apakah anak akan menunjukkan perilaku sosialnya. Upaya mengatasi masalah tersebut adalah melakukan perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan yang menjadi pilihan peneliti yaitu metode karyawisata. Melalui metode karyawisata, peneliti dapat membuat kondisi dan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi anak, di mana anak diharapkan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar, anak-anak akan memperoleh pengalaman belajar secara langsung, sehingga memudahkan anak dapat memahami tujuan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas. Selain itu karyawisata kaya akan nilai pendidikan karena anak juga dapat meningkatkan pengembangan kemampuan, sikap dan nilai-nilai sosial pada anak. Salah satunya adalah perilaku sosial anak seperti yang dikemukakan oleh para ahli di bawah ini. menurut Hurlock dalam Susanto (2012:140), maka perilaku sosial lainnya yang perlu diajarkan atau dikembangkan kepada anak usia dini ialah pola perilaku seperti anak mampu menghargai teman, baik menghargai milik, pendapat, hasil karya teman, atau kondisikondisi yang ada pada teman. Menghargai kondisi orang lain, misalnya anak tidak mengejek atau mengisolasi anak lain yang kurang sempurna anggota tubuhnya, cacat, terdapat kekurangan dari fisik, dan psikisnya. Pengembangan perilaku sosial juga bisa diarahkan untuk mengajarkan anak mau membantu kepada orang lain (helping other), tidak egois, sikap kebersamaan, sikap kesederhanaan dan kemandirian, yang saat ini sikap-sikap ini sudah mulai hilang dari perhatian para pendidik, baik pada tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak, maupun pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu menurut Susanto (2012:138) bahwa perilaku sosial yang berkembang pada awal masa kanak-kanak merupakan perilaku yang terbentuk berdasarkan landasan yang diletakkan pada masa bayi.

3 Sebagian lagi merupakan bentuk perilaku sosial yang baru dan mempunyai landasan baru. Banyak diantara landasan baru ini dibina oleh hubungan sosial dengan teman sebaya di luar rumah dan hal-hal yang ditonton dan televisi atau buku-buku cerita, sehingga awal masa kanak-kanak perlu diarahkan kepada perilaku sosial agar dapat menyesuaikan diri sesuai dengan perkembangan anak dan kepentingan selanjutnya. Banyak hal yang dapat dikembangkan oleh guru apabila menggunakan metode pembelajaran, salah satunya adalah perilaku sosial anak. Menurut Ritzer (2002:71-72), Perilaku sosial adalah hubungan antara individu dan lingkungan baik objek sosial maupun non sosial, tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan menghasilkan akibat-akibat atau perubahan terhadap tingkah laku. Jadi terdapat hubungan fungsional antara tingkah laku kemampuan berkomunikasi yang akhirnya menghasilkan kemampuan interaksi sosial. Salah satu metode pembelajaran yang digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan perilaku sosial anak adalah metode karyawisata. Peneliti memilih metode karyawisata, hal ini sesuai dengan manfaat metode karyawisata bagi anak TK menurut Moeslichatoen (2004: 71-73), yaitu: 1. Merangsang minat mereka terhadap sesuatu hal. Misalnya untuk mengembangkan motivasi tentang dunia hewan, anak dibawa ke kebun binatang. 2. Memperluas informasi yang telah diperoleh di kelas. Informasi-informasi yang diperoleh anak di dunia nyata merupakan masukan dalam kegiatan belajar selanjutnya yang akan memperkaya isi kegiatan belajar di kelas. Misalnya dalam kegiatan bermain membangun, menggambar, dan bermain drama. Melalui kegiatan tersebut anak dapat mengaitkannya dengan pengalaman yang diperolehnya melalui karyawisata. 3. Memberikan pengalaman mengenai kenyataan yang ada. Bila pengalaman tersebut sangat bermakna bagi anak, maka anak akan menampilkannya dalam kegiatan tertentu, seperti dalam percakapan, kegiatan membangun, menggambar, bermain drama, dan sebagainya. Sebaliknya bila pengalaman itu tidak bermakna baginya maka adalah lebih bijaksana bila guru tidak memaksa anak untuk menampilkannya dalam kegiatan tertentu. 4. Menambah wawasan. Bila dirancang secara seksama karyawisata dapat membantu mengembangkan aspek perkembangan sosial anak, misalnya

4 dalam kemampuan menggalang kerja sama dalam kegiatan kelompok. Karyawisata hanya dapat terlaksana dengan baik bila masing-masing anak dibantu untuk menyadari pentingnya hak dan kewajiban masing-masing dalam kegiatan. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa metode karyawisata yang digunakan dapat meningkatkan perilaku sosial anak. Hal ini karena melalui kegiatan karyawisata anak dapat melihat secara langsung alam sekitarnya dan dalam kegiatan ini, anak juga diajarkan bagaimana cara memperlakukan temannya ketika berada di luar kelas. Selain itu, anak juga diajarkan bagaimana cara menjaga lingkungan sekitar. Untuk meningkatkan sikap sosial atau perilaku sosial anak, maka secara dini anak harus dikenalkan dengan kondisi lingkungan di sekitar anak. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui PTK ini peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian mulai dari sebelum pelaksanaan tindakan, selama pelakanaan tindakan dan setelah berakhirnya tindakan berupa penyusunan laporan hasil penelitian. Metode penelitian adalah metode kualitatif, karena peneliti menyelidiki dan memaparkan data yang sesuai pada saat penelitian. Desain penelitian model Kemmis dan Mc Taggart (Badrujaman dan Hidayat, 2010:12), terdiri atas empat tahapan yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Seperti gambar di bawah ini: 3 0 4 a 1 2 8 Keterangan 0 : Pratindakan 1 : Rencana siklus 1 2 : Pelaksanaan siklus 1 3 : Observasi siklus 1 4 : Refleksi siklus 1 5 : Rencana siklus 2 6 : Pelaksanaan siklus 2 7 : Observasi siklus 2 8 : Refleksi siklus 2 a : Siklus 1 b : Siklus 2 7 b 5 6

5 Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Al-Khairaat Toaya Vunta Kabupaten Donggala, berjumlah 11 anak terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, pemberian tugas, dan dokumentasi. Data dianalis menggunakan teknik persentase (%) sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudijono (1989:43) sebagai berikut: Keterangan: P = Persentase; f = frekuensi; dan N = Banyak Individu HASIL PENELITIAN 1. PRA TINDAKAN Kategori Akrab Aspek yang Diamati Simpati Tolong Menolong Rata-rata % F % F % F % Berkembang Sangat Baik - 0-0 - 0 0 (BSB) Berkembang Sesuai 1 9,09 2 18,18 2 18,18 15,15 Harapan (BSH) Mulai Berkembang (MB) 2 18,18 2 18,18 1 9,09 15,15 Belum Berkembang (BB) 8 72,72 7 63,63 8 72,72 69,69 Jumlah 11 100 11 100 11 100 100 Berdasarkan tabel di atas, perilaku sosial akrab, 9,09% kategori BSH, 18,18% kategori MB, dan 72,72% kategori BB. Perilaku sosial simpati, 18,18% kategori BSH, 18,18% kategori MB, dan 63,63% kategori BB. Perilaku sosial tolong menolong, 18,18% kategori BSH, 9,09% kategori MB, dan 72,72% kategori BB. Setelah melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan pra tindakan, jelas terlihat bahwa persentase kategori BSB, BSH dan MB 30,3% lebih kecil jika dibandingkan dengan kategori BB 69,69% untuk 3 aspek penilaian, yaitu perilaku akrab, simpati dan tolong menolong.

6 2. TINDAKAN SIKLUS I Kategori Akrab Aspek yang Diamati Simpati Tolong Menolong Ratarata % F % F % F % 1 9,09 2 18,18 2 18,18 15,15 Berkembang Sangat Baik (BSB) Berkembang Sesuai 2 18,18 2 18,18 2 18,18 18,18 Harapan (BSH) Mulai Berkembang (MB) 2 18,18 1 9,09 2 18,18 15,15 Belum Berkembang (BB) 6 54,54 6 54,54 5 45,45 51,51 Jumlah 11 100 11 100 11 100 100 Berdasarkan tabel di atas, perilaku sosial akrab, terdapat 9,09% kategori BSB, 18,18% kategori BSH, 18,18% kategori MB, dan 54,54% kategori BB. Perilaku sosial simpati, terdapat 18,18% kategori BSB, 18,18% kategori BSH, 9,09% kategori MB, dan 54,54% kategori BB. Perilaku sosial tolong menolong, terdapat 18,18% kategori BSB, 18,18% kategori BSH, 18,18% kategori MB, dan 45,45% kategori BB. Sebelum melanjutkan penelitian pada tindakan siklus II, maka peneliti bersama-sama dengan teman sejawat melakukan diskusi atau refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Hasil diskusi dengan teman sejawat menemukan faktor penyebab kelemahan, sehingga dalam hal ini akan diberikan usulan sebagai alternatif pemecahan masalah. Berikut ini dipaparkan hasil diskusi antara peneliti dengan teman sejawat. No Temuan Penyebab Usulan 1 Anak belum terlalu menunjukkan keakraban dengan temannya Anak masih mempunyai sifat egois sehingga anak tidak menunjukkan perilaku Peneliti harus menanamkan dalam diri anak tentang arti saling mengenal satu sama lain 2 Anak belum menunjukkan perilaku sosial simpati terhadap temannya yang membutuhkan bantuan akrab kepada temannya Anak masih tidak memperdulikan temannya yang mengalami kesusahan sebab rasa simpati anak yang masih kurang Peneliti harus mampu memberikan contoh sikap simpati kepada anak. Sehingga anak dapat melakukan hal tersebut kepada temannya dan juga orang lain

7 3 Anak masih belum menunjukkan perilaku tolong menolong ketika berada di luar kelas Latar belakang keluarga yang berbeda-beda atau tidak mendapatkan pengenalan mengenai pentingnya sikap saling tolong menolong terhadap sesama Peneliti perlu mengajarkan mengenai cara menunjukkan cara tolong menolong terhadap teman yang sedang kesusahan 3. TINDAKAN SIKLUS II Kategori Akrab Aspek yang Diamati Simpati Tolong Menolong Ratarata % F % F % F % 3 27,27 4 36,36 4 36,36 33,33 Berkembang Sangat Baik (BSB) Berkembang Sesuai 5 45,45 5 45,45 4 36,36 42,42 Harapan (BSH) Mulai Berkembang (MB) 2 18,18 1 9,09 2 18,18 15,15 Belum Berkembang (BB) 1 9,09 1 9,09 1 9,09 9,09 Jumlah 11 100 11 100 11 100 100 Berdasarkan tabel di atas pada siklus II perilaku sosial akrab, terdapat 27,27% kategori BSB, 45,45% kategori BSH, 18,18% kategori MB, dan 9,095% kategori BB. Perilaku sosial simpati, terdapat 36,36% kategori BSB, 45,45% kategori BSH, 9,09% kategori MB, dan 9,09% kategori BB. Perilaku sosial tolong menolong, terdapat 36,36% kategori BSB, 36,36% kategori BSH, 18,18% kategori MB, dan 9,09% kategori BB. Setelah malekukan perbaikan pada siklus II, maka peneliti dengan teman sejawat melakukan diskusi untuk mengetahui temuan yang terjadi pada siklus II. Berikut ini dipaparkan hasil diskusi antara peneliti dengan teman sejawat. No Temuan Penyebab Usulan 1 Anak sudah terlihat akrab dengan temannya dalam bergaul Anak tidak lagi memiliki sifat egosentris yang sehingga anak sudah menunjukkan perilaku akrab kepada temannya Peneliti selalu menanamkan dalam diri anak tentang arti saling mengenal satu sama lain, sehingga anak akan menunjukkan perilaku akrab sesama temannya dalam berbagai macam

8 2 Anak sudah menunjukkan sikap simpati kepada temannya dengan menunjukkan perhatian kepada temannya yang sedang kesusahan 3 Anak sudah mau tolong menolong dalam berbagai hal baik di dalam dan di luar kelas Anak sudah memiliki kepedulian kepada temannya yang mengalami kesusahan karena rasa simpati anak yang sudah mengalami peningkatan Anak telah menunjukkan sikap tolong menolong terhadap sesama walaupun anak berasal dari latar belakang keluarga yang berbedabeda dan anak telah memahami pentingnya sikap saling tolong menolong terhadap sesama kegiatan yang dilakukan Peneliti selalu memberikan contoh sikap simpati kepada anak. Sehingga anak dapat melakukan hal tersebut kepada temannya dan juga orang lain Peneliti selalu mengajarkan mengenai cara menunjukkan cara tolong menolong terhadap teman yang sedang kesusahan. Selain itu peneliti juga memberikan nasehat kepada anak mengenai pentingnya sikap tolong menolong PEMBAHASAN Hasil pra tindakan ini, terlihat hanya sedikit anak yang memiliki perilaku sosial anak, karena sebagian besar anak belum mampu untuk memahami kegiatan pembelajaran. Sehingga dari permasalahan tersebut, maka peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan harapan dapat meningkatkan perilaku sosial anak. Hal ini terlihat dari hasil pra tindakan terdapat 30,3% kategori BSB, BSH dan MB, masih ada sekitar 69,69% kategori BB. Pada proses pembelajaran yang selama ini dilakukan menunjukkan hasil yang belum sesuai harapan terutama pada perilaku sosial anak. Menurut Ritzer (2002:71-72) berpendapat Perilaku sosial adalah hubungan antara individu dan lingkungannya baik objek sosial maupun non sosial, tingkah laku individu ini berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan menghasilkan akibatakibat atau perubahan dalam faktor lingkungan yang dapat menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku.

9 Permasalahan ini disebabkan karena anak belum terbiasa dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan perilaku sosialnya yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan. Di samping itu kurangnya fasilitas atau media yang bisa membantu kemampuan anak juga kebiasaan-kebiasaan anak yang cenderung pasif. Selanjutnya penyebab rendahnya kemampuan anak dalam mengembangkan perilaku sosialnya pada pra tindakan bisa bersumber dari lingkungan bermain dan juga suasana dalam pembelajaran yang kurang menyenangkan. Pembelajaran sangat monoton, di mana banyak aktivitas yang didominasi oleh guru atau pembelajaran yang berpusat pada guru. Sehingga berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, maka peneliti memtuskan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran di kelompok B TK Al- Khairaat Toaya Vunta Kabupaten Donggala demi tercapainya perilaku sosial anak. Oleh sebab itu, pada pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti menggunakan metode karyawisata, dengan tujuan untuk meningkatkan perilaku sosial anak. Siklus I mengalami peningkatan perilaku sosial anak, jika dibandingkan dengan pra tindakan setelah peneliti menggunakan metode karyawisata. Perilaku sosial dalam perilaku akrab terdapat 9,09% kategori BSB karena anak mampu menunjukkan lebih dari 3 perilaku akrab, 18,18% kategori BSH karena anak mampu menunjukkan 3 perilaku akrab, 18,18% kategori MB karena anak mampu menunjukkan 1 sampai 2 perilaku akrab dan 54,54% kategori BB karena anak belum mampu menunjukkan perilaku akrab. Perilaku sosial dalam simpati terdapat 18,18% kategori BSB karena anak mampu menunjukkan lebih dari 3 perilaku simpati, 18,18% kategori BSH karena anak mampu menunjukkan 3 perilaku simpati, 9,09% kategori MB karena anak mampu menunjukkan 1 sampai 2 perilaku simpati dan 54,54% kategori BB karena anak belum mampu menunjukkan perilaku simpati. dalam tolong menolong terdapat 18,18% kategori BSB karena anak sudah menunjukkan lebih dari 3 perilaku tolong menolong, 18,18% kategori BSH karena anak sudah menunjukkan 3 perilaku tolong menolong, 18,18% kategori MB karena anak sudah menunjukkan 1 sampai 2 perilaku tolong menolong dan 45,45% kategori BB karena anak belum menunjukkan perilaku tolong menolong.

10 Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Catherine Landerth dalam Moeslichatoen (2004:70), karena proses belajar anak usia TK lebih ditekankan pada berbuat daripada mendengarkan ceramah, maka mengajar anak usia TK itu lebih merupakan pemberian bahan dan aktivitas sedemikian rupa sehingga anak belajar menurut pengalamannya sendiri dan membuat kesimpulan menurut pikirannya sendiri. Ini berarti melalui karyawisata, anak mendapat kesempatan yang luas untuk melakukan kegiatan dan dihadapkan dengan bermacam bahan yang dapat menarik perhatiannya, memenuhi kebutuhan rasa ingin tahunya dan mengadakan kajian terhadap fakta yang dihadapi secara langsung. Setelah melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan siklus I, jelas terlihat bahwa persentase keberhasilan tindakan dengan kategori BSB, BSH dan MB 48,48% lebih kecil jika dibandingkan dengan kategori BB 51,51% untuk 3 aspek penilaian, yaitu sikap perilaku akrab, sikap simpati dan tolong menolong. Oleh sebab itu, dilakukan proses perbaikan pada pelaksanaan tindakan siklus II. Adapun faktor yang menyebabkan adanya peningkatan perilaku sosial anak pada kegaiatan pembelajaran dengan metode karyawisata, karena anak termotivasi mendengarkan penjelasan guru, dan guru juga memberikan penghargaan berupa pujian pada anak yang melakukan suatu kegiatan yang diperintahkan guru dengan baik. Cara guru menyampaikan tujuan kegiatan dengan bahasa sederhana dan hangat, sehingga menimbulkan suasana yang harmonis dalam kegiatan pembelajaran. Masih ada anak yang belum menunjukkan peningkatan perilaku sosial anak pada kegiatan pembelajaran. Hal ini masih perlu dianalisa lagi apakah karena anaknya sendiri yang belum mampu melakukan suatu kegiatan pada kegiatan pembelajaran yang disebabkan faktor dari dalam diri anak. Melalui metode karyawisata belum meningkatkan perilaku sosial anak, disebabkan anak masih takut kepada guru, bisa pula disebabkan ada guru lain yang ikut dalam kegiatan karyawisata sehingga mempengaruhi aktivitas anak yang masih malu-malu atau kurang memiliki keberanian. Maka peneliti berusaha untuk lebih meningkatkan perhatian dan memberi dorongan kepada anak-anak sehingga apa yang disampaikan oleh guru dapat dicerna dengan baik oleh anak. Di samping itu guru akan lebih memberikan motivasi berupa penguatan, serta semangat, sehingga memunculkan semangat kepada anak agar memiliki perilaku sosial yang baik.

11 Setelah mengetahui kekurangan yang terjadi pada siklus I yang menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan pra tindakan. Namun hal ini belum dapat dijadikan sebagai acuan untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan. Sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus II demi meningkatkan tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan. Tindakan siklus II menggunakan metode karyawisata ternyata menunjukkan peningkatan yang jika dibandingkan dengan siklus I dan pra tindakan. Perilaku sosial akrab terdapat 27,27% kategori BSB karena anak mampu menunjukkan lebih dari 3 perilaku akrab, 45,45% kategori BSH karena anak mampu menunjukkan 3 perilaku akrab, 18,18% kategori MB karena anak mampu menunjukkan 1 sampai 2 perilaku akrab dan 9,09% kategori BB karena anak belum mampu menunjukkan perilaku akrab. Perilaku sosial simpati terdapat 36,36% kategori BSB karena anak mampu menunjukkan lebih dari 3 perilaku simpati, 45,45% kategori BSH karena anak mampu menunjukkan 3 perilaku simpati, 9,09% kategori MB karena anak mampu menunjukkan 1 sampai 2 perilaku simpati dan 9,09% kategori BB karena anak belum mampu menunjukkan perilaku simpati. Perilaku sosial tolong menolong terdapat 36,36% kategori BSB karena anak sudah menunjukkan lebih dari 3 perilaku tolong menolong, 36,36% kategori BSH karena anak sudah menunjukkan 3 perilaku tolong menolong, 18,18% kategori MB karena anak sudah menunjukkan 1 sampai 2 perilaku tolong menolong dan 9,09% kategori BB karena anak belum menunjukkan perilaku tolong menolong. Setelah melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan siklus II, jelas terlihat bahwa persentase keberhasilan tindakan dengan kategori BSB, BSH dan MB 90,9% lebih besar jika dibandingkan dengan kategori BB 9,09% untuk 3 aspek penilaian, yaitu perilaku akrab, simpati dan tolong menolong. Oleh sebab itu, dilakukan proses tidak akan dilakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya. Menurut Moeslichatoen (1999:56), Karyawisata merupakan metode yang dapat menumbuhkan minat anak TK untuk mengenal dan belajar mengenai situasi hal yang nyata.

12 Setelah melakukan tindakan siklus II, peneliti masih menemukan 9,09% anak yang belum berkembang sesuai harapan. Dapat dikemukakan anak yang belum berhasil tersebut memang anak yang sangat pemalu dan kurang memiliki rasa ingin tau tentang sesuatu tugas yang diberikan guru. Hal ini bukan berarti gagal total, namun tetap ada peningkatan kemampuannya namun belum maksimal. Oleh karena itu peneliti dengan teman sejawat memutuskan untuk tidak melanjutkan kesiklus III, karena anak yang belum berhasil persentasenya sangat kecil. Sehingga penelitian tindakan kelas ini bisa dikatakan berhasil dengan baik karena telah dapat memperbaiki proses pembelajaran yang berdampak dengan meningkatkan perilaku sosial anak pada beberapa kemampuan yang telah diamati. Akan tetapi untuk anak yang belum berkembang sesuai harapan, maka peneliti melakukan koordinasi dengan pihak orang tua agar dapat membantu para guru dalam meningkatkan perilaku sosial anak. Seperti membiasakan anak untuk berinteraksi dengan orang lain dan juga mengajarkan anak tentang cara tolong menolong, selalu bersikap ramah dengan orang lain serta menunjukkan perilaku akrab terhadap sesama. KESIMPULAN DAN SARAN Sesuai dengan hasil pembahasan yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data pra tindakan perilaku sosial akrab, 9,09% kategori BSH, 18,18% kategori MB, dan 72,72% kategori BB. Perilaku sosial simpati, 18,18% kategori BSH, 18,18% kategori MB, dan 63,63% kategori BB. Perilaku sosial tolong menolong, 18,18% kategori BSH, 9,09% kategori MB, dan 72,72% kategori BB. Setelah dilakukan tindakan, dapat disimpulkan bahwa metode karyawisata dapat meningkatkan perilaku sosial anak. Terbukti adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Perilaku akrab kategori BSB, BSH dan MB dari 45,45% meningkat menjadi 90,9% (45,45%). Simpati kategori BSB, BSH dan MB dari 45,45% meningkat menjadi 90,9% (45,45%). Tolong menolong kategori BSB, BSH dan MB dari 54,54% meningkat menjadi 90,9% (36,36%). Rata-rata peningkatan kategori BSB, BSH dan MB sebesar 48,48%, namun masih ada anak 1 anak atau 9,09% yang belum berkembang.

13 Berdasarkan kesimpulan di atas dan kondisi selama melaksanakan penelitian maka saran yang ingin disampaikan yaitu kepada: 1. Anak, diharapkan selalu aktif dalam mengiktui kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. 2. Guru, kiranya dapat memanfaatkan sumber belajar lingkungan untuk mendorong anak terbiasa dalam pembelajaran karyawisata yang dilakukan oleh guru, sehingga perilaku sosial anak menjadi meningkat. 3. Kepala TK, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan dan memperbaiki mutu pendidikan demi tercapainya visi dan misi lembaga yang dipimpinnya. 4. Peneliti lain, sebagai bahan rujukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang, baik penelitian yang sama, berbeda masalah, metode pengumpulan data diamati dan diselidiki. DAFTAR RUJUKAN Badrujaman, A dan Hidayat, D. R. (2010). Cara Mudah Penelitian Tindakan Kelas Kelas untuk Guru Mata Pelajaran dan Guru Kelas. Jakarta: Trans Info Media. George. (2002). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Press. Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono. (1989). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Susanto. (2012). Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana.