A. Mata Kuliah Nursing Theorist

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORETIS

KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.

Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M.Kep.

KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SARANA EFEKTIF BAGI TERLAKSANANYA TINDAKAN KEPERAWATAN YANG OPTIMAL. Aniharyati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi yang diberikan perawat bertujuan memberi terapi maka

INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengirim pesan kepada penerima. Komunikasi merupakan aspek. pencapaian kesembuhan pasien (Siti Fatmawati, 2009:1)

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

TRIAD OF CONCERN KELOMPOK 3.B. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Sumatera Utara. Jalan Alumni No. 2 Kampus USU Medan PENDAHULUAN

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

1.1. Latar Belakang Masalah

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL DISTRES SPIRITUAL DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

Interaksi yang dilakukan perawat menimbulkan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang.

1. Bab II Landasan Teori

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

NURSE-CLIENT RELATIONSHIP

Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M.Kep.

RPKPS Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Keterampilan Komunikasi

1. Pendahuluan PENDAMPINGAN PSIKOLOGIS DI PUSKESMAS CEMPAKA PUTIH

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

1 KUESIONER PENELITIAN UNTUK PERAWAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seni dari penyembuhan (Anas, 2014). Maka di sini diartikan. penyembuhan/ pemulihan pasien. Komunikasi terapeutik

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah (RSUD Kardinah) adalah istri Bupati Tegal pada masa itu, merupakan sosok yang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) yang diharapkan,

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

PROSES WAWANCARA. E-Learning/Wawancara/NoviaSintaR/2016 1

Komunikasi Interpersonal

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

Selamat pagi / siang /sore, Saudara dan Saudari yang saya hormati,

SETIAP ORANG PUNYA HAK

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

******* Dedicated for God,pap,mum,brother and sister..

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

KOMUNIKASI & KONSELING DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

BAB I PENDAHULUAN. akar dalam pohon, dimana akar tersebut dijadikan sebagai penopang dasar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kecerdasan emosional

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK

UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

Interpersonal Skills Communications

PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING

BAB II TINJAUAN TEORI

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini peneliti akan menguraikan mengenai teori-teori sebagai

BAB I PENDAHULUAN. karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s


BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

TUJUAN WAWANCARA MEDIS

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan. untuk masa depan Anda. Basic Training

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

ACTIVE LISTENING SEBAGAI DASAR PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING Oleh : Rosita E.K., M.Si

INFORMED CONSENT / PENJELASAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Membuka Diri Dalam Interaksi Sugiyatno. SPd Dosen BK FIP UNY

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Terdapat lima kompenen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

A. Mata Kuliah Nursing Theorist B. Capaian Pembelajaran Praktikum Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu: 1. Menganalisis komunikasi terapeutik dan helping relationship dalamkonteks hubungan perawat-pasien 2. Melakukan simulasi helping relationship dalam membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi pasien C. Referensi 1. Kozier. Erb. Berman. Snyder. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik. Edisi 7. Vol. 1. Jakarta: EGC. 2. Varcarolis, E.M., Halter, M.J. 2010. Foundation of Psychiatric Mental Health Nursing: A Clinical Approach. Edisi 6.St. Louis: Saunders Elsevier. 3. Sheldon, L.K. 2010. Komunikasi untuk Keperawatan: Berbicara dengan pasien. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. MODUL Praktikum Nursing Theorist 9

D. Dasar Teori 1. Komunikasi terapeutik Komunikasi terapeutik meningkatkan pemahaman dan dapat membantu membina hubungan yang konstrktif antara perawat dan pasien. Hubungan terapeutik diarahkan pada pasien dan tujuan yang ada. Perawat perlu merespon tidak hanya isi pesan verbal pasien, tetapi juga perasaan yang diekspresikan. Isi dari komunikasi pasien adalah kata-kata atau pemikiran yang berbeda dari perasaan. Terkadang pasien perlu waktu untuk mengatasi perasaannya. Emosi yang kuat menyebabkan pasien mengalami kelelahan. Manusia harus mengatasi berbagai perasaan yang ada sebelum mampu menghadapi masalah yang lain. Sebagian orang memerlukan beberapa jam, hari, atau bahkan minggu sebelum mereka siap memulai tugastugas yang lain. Beberapa orang hanya perlu waktu untuk sendiri sedangkan yang lain memerlukan orang lain untuk mendengarkan, membutuhkan bantuan untuk mengidentifikasi dan menyatakan perasaannya, dan ada yang memerlukan bantuan untuk membuat keputusan tentang tindakan selanjutnya. Hubungan perawat-pasien disebut juga sebagai hubungan interpersonal, hubungan terapeutik ataupun hubungan saling membantu (helping relationship). Dalam mata ajar ini, istilah yang digunakan yaitu helping relationship. Membantu merupakan proses yang memfasilitasi pertumbuhan untuk mencapai dua tujuan dasar (Egan, 1998 dalam Kozier, 2010). Tujuan pertama yaitu membantu pasien mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam hidup dengan lebih efektif dan mengembangkan peluang yang tidak atau kurang digunakan secara lebih utuh. Tujuan kedua yaitu membantu pasien menjadi lebih baik dalam menolong diri sendiri pada kehidupan mereka sehari-hari. a. Mendengar aktif MODUL Praktikum Nursing Theorist 10

Mendengar aktif adalah mendengarkan secara aktif menggunakan semua indra. Mendengar aktif merupakan sebuah proses aktif yang memerlukan energi dan konsentrasi. Tehnik ini meliputi tindakan menyimak pesan, baik verbal maupun non verbal secara keseluruhan dan memperhatikan apakah komunikasi tersebut kongruen. Mendengar aktif berarti menyerap isi pesan berikut perasaan yang disampaikan individu tanpa terkecuali. Pendengar tidak meilih atau mendengarkan hal ingin didengar saja, perawat berfokus pada kebutuhan pasienm bukan pada kebutuhannya sendiri. Mendengar aktif menunjukkan sikap caring dan minat, sehingga mendukung pasien untuk berbicara. Mendengar aktif meliputi tindakan mendengarkan untuk menemukan tema kunci dalam komunikasi yang dilakukan. Perawat harus berhati-hati agar tidak bereaksi terlalu cepat terhadap pesan yang disampaikan. Pembicara tidak boleh diganggu dan perawat (pemberi respon) harus berpikir sejenak tentang pesan yang disampaikan sebelum memberi respon. Sebagai pendengar perawat harus mengajukan sejumlah pertanyaan, baik untuk memperoleh informasi tambahan atau untuk mengklarifikasi. Perawat harus waspada dengan pendapat mereka sendiri. Sebuah pesan mencerminkan nilai atau keakinan yang berbeda tidak boleh didiskreditkan karena alasan tersebut. Pasien harus menentukan waktu kapan percakapan perlu diselesaikan. Saat perawat menutup percakapan, pasien dapat mengira bahwa perawat menganggap pesannya tidak penting. Mendengar aktif merupakan keterampilan tingkat tinggi namun dapat dipelajari dengan latihan. Seorang perawat dapat menyampaikan keaktifannya dalam mendengarkan pasien melalui banyak cara. Respon yang paling umum adalah menganggukkan kepala, mengatakan ya atau mm, mengulang kata yang yang diucapkan pasien, atau mengatakan Saya mengerti maksud Anda. Setiap perawat memiliki cara-cara yang khusus MODUL Praktikum Nursing Theorist 11

dalam berespon, dan juga harus berhati-hati agar tidak terdengar berpurapura atau tidak tulus. b. Kehadiran fisik Egan (1998 dalam Kozier, 2010) menguraikan lima cara khusus untuk menunjukkan kehadiran secara fisik. Kehadiran secara fisik didefinisikan sikap hadir untuk orang lain atau sikap bersama orang lain. Menyimak merupakan apa yang individu lakukan saat hadir. Tindakan yang menunjukkan kehadiran secara fisik diuraikan berikut ini. 1) Ambil posisi berhadapan dengan pasien. Posisi ini mengatakan, Saya hadir untuk Anda. Menggeser posisi ke samping akan mengurangi tingkat keterlibatan. 2) Perlihatkan sikap terbuka. Posisi non defensif salah satunya ditunjukkan dengan tidak melipat tangan atau kaki. Posisi ini menyatakan bahwa perawat mendukung jalannya komunikasi dan keterbukaan terhadap lawan bicara. 3) Condongkan tubuh ke arah pasien. Umumnya individu akan bergerak ke depan secara alamiah saat mereka ingin mengatakan atau mendengarkan sesuatu, misalnya berjalan ke depan kelas, menarik kursi ke dekat teman, atau mencondongkan tubuh ke seberang meja dengan menumpukkan lengan bawah ke depan. Perawat mencongdongkan tubuh ke depan, lebih dekat ke pasien. 4) Pertahankan kontak mata yang baik. Kontak mata dua arah terutama pada level yang sejajar, menunjukkan penghargaan terhadap orang lain dan kesunggulan untuk melanjutkan komunikasi. Kontak mata tidak dengan membelalakkan mata atau menatap ke bawah orang lain merupakan hal yang wajar. MODUL Praktikum Nursing Theorist 12

5) Bersikap relaks. Relaksasi total mungkin akan sulit dicapai jika perawat mendengarkan dengan tegang, tetapi perawat dapat menunjukkan sikap relaks dengan tidak terburu-buru saat berespon yang memungkinkan jeda saat dibutuhkan menyeimbangkan periode ketegangan dengan relaksasi dan menggunakan gestur yang wajar. Lima faktor yang menunjukkan kehadiran harus disesuaikan dengan kebutuhan setiap pasien dalam waktu tertentu. Misalnya, mencondongkan tubuh tidak tepat dilakukan di awal interaksi. Tindakan ini dapat dilakukan sampai hubungan terapeutik perawat-pasien terbina. c. Hambatan komunikasi Perawat harus mengenali berbagai kendala atau respon non terapeutik terhadap komunikasi efektif. Kegagalan mendengarkan, ketidaksesuaian dalam melakukan dekode terhadap pesan yang disampaikan oleh pasien, dan menempatkan kebutuhan perawat di atas kebutuhan pasien adalah beberapa kendala utama dalam komunikasi. 2. Helping Relationship Helping relationship dapat terjalin setelah merawat pasien selama beberapa minggu atau beberapa menit. Kunci untuk mencapai hubungan tersebut adalah tumbuhnya rasa percaya dan penerimaan antara perawat dan pasien serta keyakinan yang mendasari bahwa perawat peduli dan ingin membantu pasien. Helping relationship dipengaruhi oleh berbagai karakteristik personal dan profesional perawat dan pasien. Usia, jenis kelamin, penampilan, diagnosis, pendidikan, nilai-nilai, latar belakang etnik dan budaya, kepribadian, harapan, dan tempat dapat mempengaruhi perkembangan helping relationship perawat-pasien. MODUL Praktikum Nursing Theorist 13

Fase helping relationship terdiri dari empat fase berurutan yang masing-masing ditandai dengan tugas-tugas dan keterampilan yang dapat diidentifikasi. Hubungan tersebut harus melewati seluruh tahap dengan baik, karena masing-masing fase merupakan landasan untuk fase berikutnya. Perawat dapat mengidentifikasi perkembangan hubungan dengan memahami fase prainteraksi, fase perkenalan, fase kerja, dan fase terminasi. a. Fase prainteraksi Fase prainteraksi serupa dengan tahap perencanaan sebelum melakukan wawancara. Perawat memiliki informasi tentang pasien sebelum bertatap muka untuk pertama kali. Informasi meliputi nama, alamat, usia, riwayat medis, dan/atau riwayat sosial pasien. Perencanaan untuk kunjungan pertama dapat menimbulkan perasaan cemas pada diri perawat. Jika perawat menyadari perasaan tersebut dan mengidentifikasi informasi yang spesifik untuk dibahas, akan diperoleh hasil yang positif. b. Fase orientasi Fase orientasi disebut juga sebagai fase perkenalan yang penting dalam mengatur keseluruhan sifat hubungan. Selama pertemuan awal, klien dan perawat mengamati dengan cermat dan membuat penilaian tentang perilaku mereka satu sama lain. Tiga tahap yang terdapat dalam fase perkenalan adalah membuka hubungan, mengklarifikasi masalah, dan membuat serta memformulasi kontrrak (Brammer, 1988 dalam Kozier 2010). Tugas penting lain di dalam fase perkenalan meliputi mengenal satu sama lain dan membina saling percaya. c. Fase kerja Selama fase kerja, perawat dan klien mulai memandang satu sama lain sebagai individu yang unik. Mereka mulai menghargai keunikan tersebut dan MODUL Praktikum Nursing Theorist 14

saling peduli. Sikap caring menunjukkan kepedulian yang dalam dan tulus terhadap kesejahteraan orang lain. Saat sikap caring tumbuh, kemungkinan munculnya sikap empati juga semakin besar. d. Fase terminasi Fase terminasi dalam hubungan terapeutik biasanya sulit dan diliputi kebimbangan. Akan tetapi, jika fase sebelumnya berjalan secara efektif, klien umumnya memiliki pandangan yang positif serta merasa mampu untuk mengatasi masalah secara mandiri. Di sisi lain karena perasaan caring telah tumbuh, sangat wajar jika muncul perasaan kehilangan, dan setiap individu perlu mengembangkan cara untuk mengucapkan selamat tinggal. Di semua tatanan praktik, perawat membina beberapa jenis helping relationship yang mencakup penetapan tujuan bersama pasien, atau jika pasien tidak dapat berpartisipasi, dengan orang yang mendukung pasien. Berikut ini langkah-langkah dalam membina helping relationship. a. Mendengar aktif b. Membantu mengidentifikasi apa yang dirasakan oleh pasien. c. Tempatkan diri dalam posisi pasien (empati). d. Bersikap jujur e. Bersikap tulus dan dapat dipercaya f. Gunakan keterampilan perawat. g. Waspada terhadap perbedaan budaya yang dapat mempengaruhi makna dan pemahaman. h. Jaga kerahasiaan pasien. i. Sadari peran dan keterbatasan perawat. MODUL Praktikum Nursing Theorist 15

E. Praktikum 1. Bentuk kelompok terdiri dari 3 orang, masing-masing berperan sebagai pasien, perawat, dan pengamat. Masing-masing tugas dijelaskan berikut ini. a. Perawat: menciptakan hubungan b. Pasien: berperan dalam skenario c. Pengamat: memberikan umpan balik mengenai penciptaan hubungan perawat pasien serta komunikasi verbal dan nonverbal. 2. Lakukan bermain peran pada tiga skenario berikut. a. Pasien: ibu tunggal berusia 20 tahun yang membawa bayinya yang berusia 2 bulan untuk menjalankan serangkaian imunisasi. Perawat bekerja penuhwaktu di poli spesialis anak tetapi tidak selalu dengan dokter spesialis yang sama. b. Pasien: pria berusia 38 tahun datang ke poli rawat jalan untuk menjalani artroskopi. Perawat akan berada bersama pasien sebelum dan setelah operasi. c. Pasien: perempuan berusia 28 tahun, hamil pertama kali, tiba di ruang bersalin pada tahap awal persalinan. Perawat akan bersama pasien selama shift ini dan besok pada shift sore. MODUL Praktikum Nursing Theorist 16