BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan suatu negara. Hal tersebut tercermin dari fungsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah fondasi untuk membangun bangsa. Upaya untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

M PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas maka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara yang maju dan berkembang. fungsi pendidikan. Adapun fungsi pendidikan pada undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional pada dewasa ini diarahkan pada taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

PERNYATAAN. Penulis menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar antara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat diperlukan oleh masyarakat karena pendidikan diyakini mampu mencerdaskan kehidupan bangsa dan memegang peranan penting dalam pembangunan suatu negara. Hal tersebut tercermin dari fungsi pendidikan di Indonesia berdasarkan Pasal 2 dan 3 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang disampaikan oleh Sukirman dan Asra (2009: 20), yaitu sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab. Pengertian pendidikan dalam Pasal 1 ayat 1 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang disampaikan oleh Kesuma dan Hendriyani (2008: 205) adalah sebagai berikut. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pengertian pendidikan dalam Pasal 1 ayat 1 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengarah pada pengertian pendidikan secara sempit, yakni pendidikan formal di sekolah. Hal itu tercermin dari adanya kata pembelajaran dan peserta didik pada pengertian pendidikan dalam Pasal 1 Chandra Adiputra, 2012 Perbedaaan Hasil Belajar... Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 ayat 1 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah (SMP dan SMA/SMK), dan pendidikan tinggi (perguruan tinggi), baik negeri maupun swasta. Salah satu pendidikan formal yang termasuk dalam pendidikan tinggi adalah pendidikan formal di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Ruhimat dan Malik (2010: 21) mengemukakan bahwa pendidikan geografi adalah transformasi keilmuan geografi yang dikemas secara pedagogis dan psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan pengertian pendidikan geografi menurut Ruhimat dan Yakub tersebut, maka dalam struktur kurikulum Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI, terdapat materi pembelajaran kependidikan maupun keilmuan geografi. Materi pembelajaran kependidikan di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI disebut Mata Kuliah Profesi (MKP). UPI (2008: 7) mengemukakan bahwa: Mata Kuliah Profesi (MKP) adalah kelompok mata kuliah pada Program Studi Tenaga Kependidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan profesi dan terdiri atas kelompok Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP), Mata Kuliah Keahlian Profesi (MKKP), dan Mata Kuliah Latihan Profesi (MKLP). Berdasarkan pengertian MKP menurut UPI tersebut, MKP memberikan kompetensi profesi guru kepada para mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI sebagai para calon guru geografi.

3 Materi pembelajaran keilmuan geografi di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI disebut Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKKPS). UPI (2010: 7) mengemukakan bahwa MKKPS ada yang bersifat wajib dan ada yang bersifat pilihan. 1 MKKPS memberikan kompetensi keilmuan geografi kepada para peserta didik Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI, sebagai para calon guru yang harus menguasai materi pembelajaran geografi. Tabel 1.1. Perbedaan Hasil Belajar antara Kelompok MKP dengan MKKPS pada Mahasiswa Tingkat Empat (Tahun Angkatan 2008) di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI Tingkat S RIPK MKP RIPK MKKPS Z h Z tabel Empat 57 3,47 3,35-5,0248 2,5750 Analisis data Z h = 5,0248 > Z tabel = 2,5750 Interpretasi Ada perbedaan hasil belajar Sumber: Hasil penelitian, 2012 Keterangan tabel 1.1: S = Jumlah mahasiswa tingkat empat (tahun angkatan 2008) = 57 mahasiswa (sampel) RIPK = Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif MKP = Mata Kuliah Profesi MKKPS = Mata Kuliah Keahlian Program Studi Z h Z tabel = Nilai uji Z hasil perhitungan = Nilai harga Z α/2 pada Tabel. Distribusi Z dengan taraf nyata (α) = 0,01, sehingga α/2 = 0,005 = 2,5750 (hasil interpolasi) Terdapat kesenjangan yang sangat penting untuk diketahui berdasarkan tabel 1.1. Berdasarkan struktur kurikulum UPI, khususnya di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS, karakteristik kurikulumnya dirancang dengan tujuan untuk menghasilkan calon guru geografi yang profesional. UPI (2011: 28) menyatakan bahwa guru geografi yang profesional tidak hanya harus

4 menguasai kompetensi profesi, melainkan juga harus menguasai disiplin ilmu geografi yang mendasari penguasaan kompetensi profesi tersebut. Namun, tabel 1.1 memberikan informasi bahwa pada mahasiswa tingkat empat (tahun angkatan 2008) di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI, terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok MKP dengan MKKPS. Jika kesenjangan tersebut dibiarkan secara berkelanjutan terhadap mahasiswa tahun angkatan selanjutnya di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI, maka tujuan rancangan kurikulum Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI, yaitu menghasilkan calon guru geografi yang profesional, tidak dapat tercapai sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, penelitian ini akan sangat membantu dalam menganalisis penyebab timbulnya kesenjangan tersebut, khususnya ditinjau berdasarkan minat dan sikap peserta didik, sebagai dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Pendekatan yang dapat diterapkan oleh penulis untuk mengatasi kesenjangan tersebut adalah pendekatan kuantitatif. Emzir (2009: 28) menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang memerlukan data statistik. Implementasi dari penerapan pendekatan tersebut perlu ditinjau dari dua sisi. Pertama, ditinjau dari sisi teoretis, penulis perlu mengadakan penelitian mengenai penyebab timbulnya kesenjangan tersebut dengan rujukan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, khususnya minat dan sikap. Kedua, ditinjau dari sisi kebijakan, jika telah diketahui penyebab timbulnya kesenjangan tersebut, apakah minat atau sikap, maka penulis memberikan rekomendasi kepada pimpinan Jurusan

5 Pendidikan Geografi FPIPS UPI untuk melaksanakan upaya pencegahan guna menghindari timbulnya gejala kesenjangan yang serupa pada waktu yang akan datang. Kedudukan kesenjangan tersebut dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni oleh penulis adalah sebagai penelitian hasil evaluasi pembelajaran MKP dan MKKPS di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Berdasarkan kedudukannya, penulis tidak melaksanakan penelitian eksperimen berupa penelitian pelaksanaan pembelajaran, pengukuran pembelajaran, ataupun penilaian pembelajaran MKP dan MKKPS di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Penulis hanya melaksanakan penelitian ex post facto terhadap hasil penilaian pembelajaran MKP dan MKKPS yang telah diraih oleh para mahasiswa tingkat empat (tahun angkatan 2008) di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. 2 Jika penelitian ex post facto tersebut ditinjau berdasarkan variabel penelitiannya, maka penelitian yang penulis lakukan ini adalah penelitian kausal komparatif. Zuriah (2009: 57) mengemukakan bahwa: Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Pendekatan dasar penelitian ini adalah memulai dengan adanya perbedaan kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Jadi, penelitian yang akan penulis lakukan bukan berdasarkan: 1. Kualitas pengelolaan pembelajaran MKP dan MKKPS yang telah berjalan. 2. Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pembelajaran MKP dan MKKPS di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

6 3. Efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran MKP dan MKKPS di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah penulis kemukakan, timbul pertanyaan dalam benak pikiran penulis, Mengapa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok MKP dengan kelompok MKKPS pada mahasiswa tingkat empat (tahun angkatan 2008) di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI?. Minat dan sikap merupakan dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, sehingga kemungkinan besar kesenjangan tersebut bisa terjadi karena dua asumsi sebagai berikut. 1. Minat terhadap kelompok MKP lebih tinggi daripada minat terhadap kelompok MKKPS pada mahasiswa tingkat empat (tahun angkatan 2008) di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. 2. Sikap positif terhadap kelompok MKP lebih banyak daripada sikap positif terhadap kelompok MKKPS pada mahasiswa tingkat empat (tahun angkatan 2008) di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Berdasarkan dua identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan tersebut, penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana minat terhadap kelompok MKP dan MKKPS? 2. Bagaimana sikap terhadap kelompok MKP dan MKKPS?

7 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok MKP dengan MKKPS ditinjau berdasarkan minat? 4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok MKP dengan MKKPS ditinjau berdasarkan sikap? C. Definisi Operasional Wirartha (2006: 223) mengemukakan bahwa definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan dan dapat diamati. Senada dengan pendapat Wirartha tersebut, Soetjipto dan Soetjipto (2007: 39) mengemukakan bahwa definisi operasional adalah hal yang menjelaskan konsep semata-mata dalam pengertian prosedur-prosedur yang dapat diobservasi, yang digunakan untuk menghasilkan dan mengukurnya. Jadi, definisi operasional lebih mengarah pada penjelasan variabel penelitian agar bisa lebih mudah untuk diamati atau dipahami dalam suatu penelitian. Definisi operasional dalam penelitian penulis yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar antara Kelompok Mata Kuliah Profesi dengan Mata Kuliah Keahlian Program Studi Ditinjau Berdasarkan Minat dan Sikap (Studi kausalkomparatif pada mahasiswa tingkat empat (tahun angkatan 2008) di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI) adalah sebagai berikut. 1. Hasil belajar merupakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mata Kuliah Profesi (MKP) dan Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKKPS) yang telah diraih oleh mahasiswa tingkat empat (tahun angkatan 2008) di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI dengan indikator sebagai berikut.

8 a. Memperoleh nilai MKP A, B, atau C (4, 3, atau 2) untuk setiap mata kuliah yang termasuk kelompok MKP. b. Memperoleh nilai MKKPS A, B, atau C (4, 3, atau 2) untuk setiap mata kuliah yang termasuk kelompok MKKPS. 2. Mata Kuliah Profesi (MKP) adalah kelompok mata kuliah yang memberikan kompetensi profesi guru geografi kepada para peserta didik Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI sebagai para calon guru geografi. MKP terdiri dari tiga kelompok mata kuliah sebagai berikut. a. Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP): Landasan Pendidikan (2 sks), Perkembangan Peserta Didik (2 sks), Bimbingan dan Konseling (3 sks), Kurikulum dan Pembelajaran (3 sks), serta Pengelolaan Pendidikan (2 sks). b. Mata Kuliah Keahlian Profesi (MKKP): Belajar dan Pembelajaran Geografi (2 sks), Evaluasi Pembelajaran Geografi (2 sks), Perencanaan Pembelajaran Geografi (2 sks), Media Pembelajaran Geografi (3 sks), serta Metode Penelitian Pendidikan Geografi (3 sks). c. Mata Kuliah Latihan Profesi (MKLP), yakni Program Latihan Profesi Pendidikan Geografi (4 sks). 3. Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKKPS) adalah kelompok mata kuliah yang memberikan kompetensi keilmuan geografi kepada para peserta didik Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI sebagai para calon guru yang harus menguasai materi pembelajaran geografi. MKKPS terdiri dari dua kelompok mata kuliah sebagai berikut.

9 a. MKKPS yang bersifat wajib: Bahasa Inggris (2 sks), Pengantar Geografi (2 sks), Meteorologi/Klimatologi (4 sks), Geografi Tanah (2 sks), Hidrologi (2 sks), Sosiologi (2 sks), Geomorfologi (2 sks), Oseanografi (2 sks), Antropologi (2 sks), Pengantar Geografi Regional (2 sks), Kartografi (3 sks), Kosmografi (3 sks), Demografi (2 sks), Biogeografi (2 sks), Geologi Lingkungan (2 sks), Geografi Penduduk (2 sks), Ekologi dan Lingkungan (2 sks), Geografi Desa Kota (2 sks), Geografi Regional Indonesia (4 sks), Geografi Ekonomi (2 sks), Statistika Geografi (4 sks), Geografi Sumber Daya Lahan (2 sks), Geografi Politik (2 sks), Geografi Regional Dunia (4 sks), Geografi Pembangunan (2 sks), Penginderaan Jauh (4 sks), Sistem Informasi Geografi (4 sks), Kuliah Kerja Lapangan (2 sks), Metode Penelitian Geografi (4 sks), serta Seminar Geografi (2 sks). b. MKKPS yang bersifat pilihan: Geografi Pertanian (2 sks), Geografi Pariwisata (2 sks), Interpretasi Peta Topografi dan Foto Udara (2 sks), Mitigasi Bencana (2 sks), Perubahan Sosial Budaya (2 sks), Konservasi dan Rehabilitasi Lahan (2 sks), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (2 sks), Geografi Perilaku (2 sks), Perencanaan Wilayah (2 sks), serta Geomorfologi Terapan dan Klasifikasi Lahan (2 sks). 4. Minat merupakan tinggi-rendahnya minat mahasiswa tingkat empat (tahun angkatan 2008) di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI terhadap kelompok MKP dan MKKPS yang pernah dipelajari olehnya dalam

10 perkuliahan, apakah minatnya tinggi, sedang, atau rendah, dengan indikator sebagai berikut. a. Tanggapan terhadap materi pembelajaran, belajar, perkuliahan, dan tugas suatu mata kuliah. b. Usaha dalam memahami materi pembelajaran. c. Kerajinan dalam belajar, mengikuti perkuliahan, dan mengerjakan tugas suatu mata kuliah. 5. Sikap merupakan respon mahasiswa tingkat empat (tahun angkatan 2008) di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI terhadap kelompok MKP dan MKKPS yang pernah dialami saat perkuliahan, apakah sikapnya positif, netral, atau negatif, dengan indikator kognitif, afektif, dan konatif dalam aspek sebagai berikut. a. Kebutuhan terhadap materi pembelajaran. b. Perhatian untuk belajar. c. Partisipasi dalam perkuliahan. d. Tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan. D. Tujuan Penelitian Wirartha (2006: 19) mengemukakan bahwa tujuan penelitian adalah apa yang akan dicapai penelitian secara langsung dan spesifik dengan bertolak dari masalahnya. Jadi, tujuan penelitian mencerminkan harapan yang ingin dicapai oleh peneliti setelah penelitian selesai dilaksanakan. Berdasarkan pemaparan pengajuan rumusan masalah yang telah penulis kemukakan, penulis memiliki tujuan penelitian sebagai berikut.

11 1. Untuk menganalisis minat terhadap kelompok MKP dan MKKPS. 2. Untuk menganalisis sikap terhadap kelompok MKP dan MKKPS. 3. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar antara kelompok MKP dengan MKKPS ditinjau berdasarkan minat. 4. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar antara kelompok MKP dengan MKKPS ditinjau berdasarkan sikap. E. Manfaat Penelitian Soemarno (Masyhuri dan Zainuddin, 2008: 96) mengemukakan bahwa manfaat penelitian adalah manfaat yang dapat diperoleh jika tujuan penelitian telah tercapai. Jadi, manfaat penelitian yang diharapkan untuk diperoleh harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang telah dirancang oleh peneliti. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah penulis kemukakan, penulis berharap dapat memperoleh manfaat penelitian sebagai berikut. 1. Manfaat teoretis, yaitu: a. Memperoleh hasil analisis minat terhadap kelompok MKP dan MKKPS. b. Memperoleh hasil analisis sikap terhadap kelompok MKP dan MKKPS. c. Memperoleh hasil analisis perbedaan hasil belajar antara kelompok MKP dengan MKKPS ditinjau berdasarkan minat. d. Memperoleh hasil analisis perbedaan hasil belajar antara kelompok MKP dengan MKKPS ditinjau berdasarkan sikap.

12 2. Manfaat praktis, yaitu: a. Bagi keilmuan: menganalisis minat dan sikap sebagai dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik. b. Bagi institusi (Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI): 1) Meningkatkan minat peserta didik terhadap kelompok MKP maupun MKKPS, yang harus dipelajari olehnya dalam pembelajaran MKP dan MKKPS di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. 2) Menumbuhkan sikap positif pada peserta didik dalam pembelajaran MKP dan MKKPS di Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. c. Bagi pengguna/sekolah: 1) Mengajak para pendidik untuk meningkatkan minat peserta didiknya masing-masing terhadap semua materi pembelajaran yang diajarkan di sekolah. 2) Mengajak para pendidik untuk menumbuhkan sikap positif pada peserta didiknya masing-masing dalam pembelajaran semua materi pembelajaran yang diajarkan di sekolah. d. Bagi peneliti: menganalisis perbedaan hasil belajar antar materi pembelajaran ditinjau berdasarkan minat dan sikap.