III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. grower yaitu umur 14 minggu dengan rata-rata bobot badan 1043 gram ± 51,631

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan menggunakan Itik Cihateup pada fase grower dengan umur 14

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang dipelihara sebanyak 48 ekor, berumur 14 minggu (fase grower) yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 48 ekor itik Cihateup fase grower dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan umur minggu dengan bobot badan rata-rata 1037 gram ±

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Itik Cihateup yang dipelihara sebanyak 48 ekor baik jantan maupun betina,

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan berupa 48 ekor itik Cihateup berumur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN Ternak Penelitian Ternak yang diamati adalah itik cihateup sebanyak 48 ekor dalam fase grower

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina fase grower

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mulai fase starter sampai finisher (1-45 hari) sebanyak 100 ekor. Ayam dibagi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berisi 5 ekor dan anak ayam diberi nomor (wing tag) sesuai perlakuan untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan adalah 100 ekor ayam lokal diperoleh

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

Lampiran 1. Skema Penelitian

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

Berdasarkan data nilai HU telur itik tegal pada Tabel 5 diperoleh perhitungan

III. MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

Lampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Lampiran 1. Prosedur Pengambilan Sampel dan Data. kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 12 jam untuk

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah ayam Sentul yang diperoleh dari

III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli - Agustus 2012 di Desa. Alam Panjang Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar.

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan

MATERI DAN METODE. Materi

Transkripsi:

6 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.. Objek Penelitian 3... Ternak Penelitian Itik Cihateup yang digunakan sebagai bahan penelitian berada dalam fase grower yaitu umur 4 minggu dengan rata-rata bobot badan 043 gram ± 5,63 gram. Lama pemeliharaan Itik Cihateup adalah 20 minggu. Pemeliharaan dilakukan di kandang percobaan Produksi Ternak Unggas. Itik diperoleh dari Laboratorium Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Itik Cihateup diberi 4 perlakuan dan 6 ulangan, dengan jumlah itik setiap ulangan 2 ekor sehingga total itik yang dipelihara 48 ekor. 3..2. Fructooligosaccharide (FOS) Fructooligosaccharide (FOS) berasal dari isolasi hasil ekstrasi kulit pisang. Berikut adalah uraian prosesnya : a. Proses Ekstraksi Senyawa Fructooligosaccharide (FOS) Tahap pertama dilakukan optimasi proses ekstraksi Fructooligosaccharide sesuai dengan modifikasi prosedur Kaffi dkk. (200). Sebanyak 0 kg bahan direndam dalam 30 L larutan etanol 70% selama 4 hari. Selama perendaman setiap hari dilakukan pengadukan kurang lebih 0 menit. Selanjutnya filtrat disaring dengan menggunakan kain saring dan diuapkan dengan evaporator vakum hingga menjadi L. Filtrat pekat tersebut kemudian diekstrak dengan etil asetat (EtOAc) sehingga diperoleh fraksi air. Selanjutnya fraksi air tersebut diuapkan hingga kering kemudian dimasukkan dalam Diaion LH-20 kolom kromatografi. Fraksi yang mengandung FOS kemudian dilakukan pemurnian lebih lanjut dengan

7 menggunakan teknik pemurnian seperti kolom kromatografi, Preparative Thin Layer Chromatography (PTLC), atau kristalisasi. Senyawa FOS yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan spektoskopi. b. Pengujian kualitatif dengan TLC (Thin Layer Chromatography) Masing masing fraksi yang diperoleh diuji dengan metode TLC dengan cara meneteskan pada plate. Selanjutnya plate dikembangkan dengan kombinasi pelarut metanol-air untuk mendapatkan spot. Pengujian juga dilakukan dengan membandingkan retention time standar senyawa FOS dengan menggunakan metoda kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). 3..3. Kandang dan Perlengkapan Kandang yang digunakan berbentuk kandang panggung terbuat dari bambu dengan sedikit jarak antar bambu, dengan demikian ekskreta itik dapat langsung turun ke tanah. Keadaan ini membuat kandang relatif bersih. Kandang berbentuk pen-pen. Setiap pen berkapasitas 4 ekor itik dengan luas pen x 0,75 x 0,5 m. 3..4. Peralatan yang Digunakan a. Tempat makan yang berupa hanging feeder dengan merk Medion kapasitas 7 kg. b. Tempat minum berupa hanging water dengan merk Medivac Gumboro dengan kapasitas 5 liter. c. Timbangan untuk menimbang ransum. d. Timbangan digital dengan merk five goats untuk menimbang itik. e. Bak Plastik untuk tempat penyimpanan ransum. f. Spuit gunakan untuk mencekok itik. g. Pisau dan gunting untuk membedah itik.

8 h. Selang air untuk mengisi galon minum. i. Baki untuk tempat sampel. j. Wing tag untuk menandai itik. 3..5. Ransum Penelitian Ransum yang digunakan selama penelitian berbentuk mash. Komposisi zat-zat bahan pakan dan energi metabolis disajikan pada Tabel berikut : Bahan Pakan Tabel 2. Kandungan Zat Nutrien dan Energi Metabolis Bahan Pakan Penelitian. EM PK LK SK Ca P Lis Met Sist Kkal/...%... kg 3370 8,60 3,90 2 0,02 0,0 0,20 0,8 0,8 Jagung kuning Dedak 630 2 3 2 0,2 0,20 0,77 0,29 0,40 halus Bungkil 2240 45 0,90 6 0,22 0,29 2,90 0,65 0,67 kedelai Bungkil 220 2,80 5 0,20 0,20 0,64 0,29 0,30 kelapa Tepung 3080 60 9 5,50 2,80 5,80 0,94 ikan Tepung 0 0 0 0 24 2 0 0 0 tulang Minyak 8600 0 00 0 0 0 0 0 0 kelapa Premix 0 0 0 0 0 5 0,30 0,30 0,0 Sumber : Data sekunder diperoleh dari Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, 205. Keterangan : EM = Energi Metabolis SK = Serat Kasar Lis = Lisin PK = Protein Kasar P = Phospor Met = Metionin LK = Lemak Kasar Ca = Calsium Sist = Sistein

9 Tabel 3. Formula Bahan Pakan Penelitian. Bahan Pakan Jumlah (%) Jagung kuning 65 Dedak halus 2 Bungkil kedelai 8 Bungkil kelapa 3 Tepung ikan 8 Tepung tulang 2 Minyak kelapa,5 Premix 0,5 Total 00 Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 2. Tabel 4. Kandungan Nutrien pada Ransum Penelitian dan Kebutuhan Itik Grower. Nutrien Ransum Penelitian* Kebutuhan Itik Grower** EM (Kkal/kg) 3004 2800 PK (%) 6.06 6.00 Ca (%).03 0.60 P (%) 0.6 0.60 Lisin (%) 0.88 0.90 Metionin (%) 0.35 0.56*** Keterangan : * ) Hasil Perhitungan berdasarkan Tabel 2 dan 3. ** ) NRC (984) *** ) ARC (984) 3.2. Metode Penelitian 3.2.. Prosedur Kerja a. Tahap persiapan, yaitu sanitasi kandang berupa pencucian tempat pakan, minum, pengapuran lantai dan dinding kandang. b. Adaptasi selama 8 minggu dikandang. c. Pemberian ransum dilakukan dua kali sehari, yaitu pukul 07.00 dan 6.00 WIB. Jumlah pemberian pakan untuk itik berumur 4-7 minggu adalah

20 25 g/ekor/hari sedangkan itik yang berumur 8-20 minggu diberi pakan sejumlah 30 g/ekor/hari. Air diberikan secara adlibitum. d. Tahap penelitian, yaitu pemberian FOS dengan kemurnian 50%, perlakuan F.A sebanyak 50 mikroliter, F.B sebanyak 75 mikroliter, dan F.C sebanyak 00 mikroliter. Pemberian dilakukan dengan dicekok dengan menggunakan mikropipet dan tip setiap hari senin, rabu, dan jumat disore hari sebelum pemberian pakan. Proses dimulai pada umur itik 2 minggu hingga 5 minggu. e. Tahap Pengambilan Sampel Sampel diambil dengan cara membedah perut itik untuk mendapatkan vili ileum pada minggu ke 5. f. Tahap Analisis Sampel Analisis jumlah dan ukuran vili ileum itik cihateup sesuai dengan parameter yang diukur. Analisis dilakukan di Laboratorium Mikroteknik Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran. 3.2.2. Peubah yang Diukur Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah morfometrik makro ileum yang meliputi panjang dan diameter ileum dengan satuan cm dan morfometrik mikro ileum yang meliputi (jumlah dengan perbesaran 0 x 0 dan ukuran) vili ileum dengan satuan µm. Prinsip penentuan jumlah dan ukuran vili ini menggunakan Metoda Paraffin Pewarnaan Haemotoksilin Eosin. Prosedur dan langkah metode ini terlampir pada Lampiran.

2 3.2.3. Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Setiap ulangan terdiri dari dua ekor. Sehingga, pada penelitian ini menggunakan 48 ekor itik. Adapun perlakuan penelitian yaitu sebagai berikut : K F.A F.B F.C = Tanpa Pemberian FOS = Pemberian FOS 50 µl/hari = Pemberian FOS 75 µll/hari = Pemberian FOS 00 µll/hari Pemberian FOS dilakukan pada sore hari sebelum itik diberi pakan. Peubah yang diamati meliputi jumlah dan ukuran vili ileum. 48 ekor itik diambil sampel darahnya pada minggu ke-empat. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam Polinomial Orthogonal. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : K = F.A = F.B = F.C = 0 artinya tidak terdapat perbedaan antar perlakuan. H : K F.A F.B F.C 0 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama. Kaidah keputusan : Jika Fhitung Ftabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan tolak H. Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H0 dan terima H. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode ortogonal polinomial. Suatu derajat polinomial ke-n digunakan untuk mengetahui hubungan antara peubah respon Y dan peubah predictor X diujikan sebagai berikut : Y = α + βx + β2x 2 +. + βnx n

22 Perhitungan untuk mendapatkan koefisien orthogonal polynomial untuk derajat polynomial pertama (linier), derajat polynomial kedua (kuadratik) dan derajat polynomial ketiga (kubik), sebagai berikut : L = a + X Q = b + cx + Xi 2 C = d + ex + f X 2 + Xi 3 Tabel 5. Analisis Ragam Sesuai dengan Perbandingan orthogonal polynomial. Sumber Keragaman Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) Statistik Uji F Perlakuan t JKP KTP F Linier JKP KTP F Kuadratik JKP2 KTP2 F2 Kubik JKP3 KTP3 F3 Kuartik JKP4 KTP4 F4 Galat Percobaan Sisa JKG KTG Total n - JKT Pengambilan keputusan dapat dilihat dari hasil pembandingan nilai statistik uji F yang telah dihitung dengan nilai kritis. Penentuan derajat polinomial didasarkan pada kontras-kontras ortogonal yang nyata, sehingga didapatkan hubungan fungsi respon antar perlakuan sesuai dengan derajat polinomial yang signifikan.