BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam cara salah satunya adalah dengan melakukan investasi melalui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendeknya saja, tetapi juga harus memiliki ketersediaan modal yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu

I. PENDAHULUAN. Istilah penawaran umum atau sering juga disebut dengan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. investasi, terlebih dahulu melakukan pengamatan dan penilaian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik dan didukung oleh sistem yang baik akan dapat. dimainkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertimbangan investor dalam menentukan pilihannya terhadap saham yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang sangat efektif untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu ataupun keluarga pasti menginginkan untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama 10 tahun terakhir pasar modal di Indonesia telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dibandingkan dengan nilai saham ( Book Value ) selama satu

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini, pasar modal memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terus diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan non bank, pasar modal berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas), berupa surat utang (obligasi), saham, reksa dana, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat besar bagi. dalam pasar modal untuk menyediakan fasilitas atau wahana yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah dalam membangkitkan ekonomi suatu negara menempuh berbagai macam cara salah satunya adalah dengan melakukan investasi melalui Badan Usaha Milik Negara yang disebut sebagai investor. Investor sebagai pihak yang kelebihan dana mempunyai banyak pilihan investasi, diantaranya investasi di pasar uang, pasar modal dan pasar komoditi. Investor dalam menginvestasikan dananya tentu mengharapkan keuntungan (return) dari investasinya tersebut dengan resiko yang relatif rendah. Salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat memberikan hal tersebut di atas adalah investasi di pasar modal. Investor sebagai pihak yang menanamkan dana pada suatu perusahaan tentunya menginginkan agar nilai saham yang tercermin dalam harga saham yang dimilikinya tersebut semakin meningkat, yang secara otomatis akan meningkatkan nilai kekayaan para investor. Oleh karena itu investor akan lebih memilih emiten dengan kinerja yang baik. Semakin baik tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharapkan harga saham meningkat dan akan memberikan keuntungan (return) saham bagi investor. Return saham yang tinggi merupakan salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan dananya di pasar modal. Tujuan seorang investor menginvestasikan dananya dalam bentuk saham di pasar modal adalah untuk memperoleh hasil yang besar, namun tidak tertutup

kemungkinan risiko akan gagal selalu ada dalam investasi tersebut atau dengan kata lain investor menderita kerugian. Oleh karena itu keberhasilan suatu investasi dalam saham tidak terlepas dari pengetahuan dan kemampuan investor dalam mengolah informasi yang tersedia di pasar modal. Investor pada umumnya membeli saham dengan harapan akan menerima keuntungan (return) dalam bentuk dividen dan capital gain. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham dan return saham di lantai bursa. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut tidak hanya berasal dari faktor internal perusahaan tetapi juga faktor eksternal perusahaan. Berbagai informasi di luar perusahaan seperti informasi ekonomi makro, gejolak politik dalam negeri, keamanan, nilai tukar rupiah terhadap dollar, sektor industri dan kondisi pasar seringkali mempengaruhi harga saham dan return saham, namun demikian seringkali pula faktor internal masih berpengaruh dominan terhadap harga saham dan return saham. Faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya Ratio keuangan perusahaan yang terangkum dalam laporan keuangan perusahaan. Tugas dan fungsi penatausahaan Penyertaan Modal Negara (PMN) merupakan konsekuensi kepemilikan modal pemerintah pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam perkembangan pelaksanaannya mengalami beberapa perubahan atau pergantian instansi/unit yang menanganinya. Hal ini akibat adanya perubahan/pergantian instansi/unit yang melakukan pembinaan BUMN. Namun, sejak tahun 2001 yaitu dengan terbentuknya Kabinet Gotong Royong, tugas dan fungsi penatausahaan Penyertaan Modal Negara terpisah dengan tugas dan fungsi

pembinaan Badan Usaha Milik Negara. Tugas dan fungsi Pembinaan Badan Usaha Milik Negara ada pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara, sedangkan tugas dan fungsi penatausahaan Penyertaan Modal Negara ada pada Departemen Keuangan (Direktorat Jenderal Anggaran c.q. Direktorat PKN). Hal ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2001 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. Dalam tahun 2003 dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN, maka Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2001 tersebut dengan materi sama diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. Dalam perkembangan ekonomi sekarang ini banyak perusahan milik pemerintah yang mengalami gangguan dalam pembiayaannya, mungkin hal tersebut terjadi dikarenakan manajemen dalam pengelolaan yang tidak sesuai khususnya dibidang keuangan sebagai tolak ukur kinerja atas keberhasilan memperoleh keuntungan, untuk mengetahui atas kinerja keuangan tersebut dapat

diukur melalui Earning Per Share, Price Earning Ratio, Price to book value, debt to total asset. Setiap investor yang memiliki pengetahuan tentang analisis rasio bersedia membeli atau menjual sejumlah sekuritas pada harga tertentu membutuhkan pentingnya informasi, Perubahan kinerja keuangan dengan adanya investasi pemerintah dalam Badan Usaha Milik Negara tersebut, akan mempengaruhi perilaku investor dalam hal membeli, menjual atau menahan saham. Apabila rasio keuangan perusahaan baik, berarti investor cenderung membeli saham, dan sebaliknya apabila rasio kinerja keuangan perusahaan tidak baik berarti investor cenderung menjual saham yang dimilikinya. Menurut Sharpe (1997:420) Jika analis memutuskan bahwa saham under price dan klien kemudian membelinya, harga saham akan naik. Sebaliknya jika analis memutuskan bahwa saham over priced dan klien kemudian menjualnya maka harga saham akan turun. Faridharianto, Sudomo (1998:451) menyatakan bahwa: Analisis saham bertujuan untuk menaksirkan nilai intrinsit (intrinsit value) saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham tersebut (current market price). Apabila nilai intrinsit lebih besar dari harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai Undervalued dan karenanya layak dibeli atau ditahan dan apabila nilai intrinsit lebih kecil dari pada harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai over valued dan karenanya layak dijual dan apabila nilai intrinsit sama dengan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.

Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan didasarkan pada informasi dan data yang tersedia. Informasi dan data tersebut harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dimaksudkan dalam rangka menjamin agar kebijakan yang diambil benar-benar dapat menjadi alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. Dalam rangka menjamin ketersediaan informasi dan data yang diperlukan tersebut, maka perlu dirumuskan suatu sistem penatausahaan dan dokumen data yang baik. Kondisi pelaksanaan tugas dan fungsi penatausahaan penyertaan modal negara (PMN) pada Direktorat Pembinaan Kekayaan Negara (PKN) hingga saat ini belum seperti yang diharapkan. Hal ini tampak dari aktivitas pemerintah dalam rangka pembinaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih belum optimal. Laba merupakan variabel yang menentukan return saham sebuah perusahaan. Pengujian hubungan laba dengan return saham yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968), Beaver (1968), dan Beaver et. al. (1979) menunjukkan adanya hubungan antara laba dengan return saham. Dilanjutkan dengan temuan dalam penelitian Lev (1989) menemukan adanya hubungan yang lemah antara laba dengan return saham. Hubungan yang lemah ini diduga disebabkan oleh kelemahan metodologi dalam spesifikasi dan estimasi hubungan antara laba dengan return saham. Dalam perkembangan perekonomian di Indonesia pemerintah sudah saatnya berperan penuh untuk membantu dunia usaha khususnya dalam

memberdayakan mengembangkan kesejahteraan masyarakat melalui perusahaan yang ikut serta pemerintah didalamnya yaitu melalui perusahaan Badan Usaha Milik Negara dengan tujuan pemerintah dapat mengendalikan perekonomian melalui BUMN dan untuk mengukur apakah dana yang diinvestasikan dalam perusahaan badan usaha tersebut maka pemerintah melakukan pembelian saham di bursa Efek indonesia sebagai keikut sertaannya dalam badan usaha tersebut. Sebelum pemerintah menginvestasikan dana akan terlebih dahulu mempelajari apakah perusahaan-perusahaan yang bersifat BUMN mempunyai rasio keuangan yang baik terhadap harga saham yang akan diperjual belikan. Dalam penelitian ini untuk mengukur rasio keuangan perusahaan Badan Usaha Milik Negara terhadap harga saham membatasi penelitiannya kepada 4 variable atau rasio saja yaitu Earning Per Share, Price Earning Ratio, Price to Book Value, dan Debt to total Asset dengan variabel terikat adalah harga saham data yang akan digunakan mulai tahun 2003 sampai dengan 2007 mengingat pada saat tersebut Indonesia baru beranjak dari krisis moneter setelah reformasi. Penelitian empiris yang telah menemukan bahwa laba memiliki kandungan informasi yang sangat penting bagi pihak intern maupun ekstern telah lakukan oleh Lipe (1986) dan Wardiningsih (2001) yang menguji hubungan antara komponen komponen laba akuntansi dengan return saham. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara return pasar dengan komponen laba. Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) bahwa investor lebih sering menggunakan analisis laporan keuangan yang terdiri dari : Neraca dan laporan

rugi laba dibandingkan analisis terhadap laporan arus kas, Manurung (1998:17-18). Khotari dan Zimmerman (1995) mengemukakan bahwa informasi yang relatif sangat baru dan yang telah usang kurang relevan dalam menjelaskan variabel dependen. Alasan-alasan di atas memberi inspirasi untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Ratio Keuangan Badan Usaha Milik Negara terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia. 1.2. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apakah Ratio Keuangan Badan Usaha Milik Negara secara simultan dan parsial dapat mempengaruhi terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. 1.3. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan Untuk menganalisis Pengaruh Ratio Keuangan Badan Usaha Milik Negara terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia. 1.4. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu : 1. Bagi peneliti, dapat mengembangkan dan memperluas ilmu pengetahuan mengenai Ratio keuangan pada Badan Usaha Milik Negara khususnya yang berkaitan dengan pengaruh ratio keuangan terhadap harga saham.

2. Bagi para peneliti Akademisi, Pemerintah, Lembaga Sosial Masyarakat, Investor dan pihak lain agar dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau masukan untuk bagi investor menyempurnakan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang ratio keuangan pada Badan Usaha Milik Negara 3. Bagi Direktur Badan Usaha Milik Negara dan Pemerintah dalam hal ini Menteri Badan Usaha Milik Negara untuk dapat menjadikan sebagai informasi atau masukan dalam usaha memperbaiki kinerja Badan Usaha Milik Negara dimasa yang akan datang.. 1.5 ORIGINALITAS Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Sannang (2003). Variabel yang digunakan meliputi. Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value ( PBV), Cleasing Factor dan Debt to Total Asset (DTA) pada Jakarta Islamic Index, Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan berjudul Pengaruh Ratio Keuangan Badan Usaha Milik Negara terhadap Harga saham di Bursa Efek Indonesia dengan variable independen meliputi Earning Per Share, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Debt to Total Asset. Sedangkan variable Cleasing Faktor tidak peneliti melakukan pengujian, sedangkan variable dependen adalah sama yaitu Harga saham, hanya yang membedakan tempatnya saja, maka jelaslah perbedaan antara penelitian Sannang dengan penelitian yang peneliti lakukan dan penelitian Sannang objek penelitian adalah perusahaan Manufaktur yang telah Go Publik dan tercatat di Jakarta Islamic Index, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.