RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 072/PUU-II/2004

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

P U T U S A N. Perkara Nomor: /PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

DAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA

RechtsVinding Online

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/SKLN-IV/2006 Perbaikan Tgl, 29 Maret 2006

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 064/PUU-II/2004

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 130/PUU-XII/2014 Pengisian Kekosongan Jabatan Gubernur, Bupati, dan Walikota

Nomor 005/PUU-IV/2006 Perbaikan Tgl. 29 Maret 2006

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 142/PUU-VII/2009 Tentang UU MPR, DPR, DPD & DPRD Syarat menjadi Pimpinan DPRD

BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan oleh lembaga legislatif.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 121/PUU-XII/2014 Pengisian Anggota DPRP

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUU-XII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah

KUASA HUKUM Muhammad Sholeh, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah

Ringkasan Putusan.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XIII/2015 Penyalahgunaan Wewenang oleh Pejabat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 53/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Peserta Pemilu serta Syarat Pengusulan Presiden dan Wakil Presiden

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 62/PUU-X/2012 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 117/PUU-VII/2009 Tentang UU MPR, DPR, DPD dan DPRD Pemilihan Pimpinan MPR

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XI/2013 Tentang Pembentukan Pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan Utara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 70/PUU-XV/2017

RechtsVinding Online

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 115/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilukada Serentak Akibat Calon Tunggal

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-X/2012 Tentang Persyaratan Partai Politik Peserta Pemilu

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 017/PUU-I/2003

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 063/PUU-II/2004

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap

BAB I PENDAHULUAN. Hasil amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 79/PUU-XII/2014 Tugas dan Wewenang DPD Sebagai Pembentuk Undang-Undang

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Formil Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XI/2013 Tentang Pemberhentian Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 104/PUU-XIV/2016 Keterwakilan Anggota DPD Pada Provinsi Baru Yang Dibentuk Setelah Pemilu 2014

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Penjelasan Pemohon mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah:

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XV/2017

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 72/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Fraksi Dalam MPR, DPR, DPD dan DPRD

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 60/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu

PUTUSAN Nomor 92/PUU-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

I. PARA PEMOHON Deden Rukman Rumaji; Eni Rif ati; Iyong Yatlan Hidayat untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut Para Pemohon.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

Kuasa Hukum Hendrayana, S.H., Mappinawang, S.H., dkk, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 6 Oktober 2016

BAB III KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH. A. Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Sengketa Pilkada

I. PARA PEMOHON 1. Dr. Andreas Hugo Pareira; 2. H.R. Sunaryo, S.H; 3. Dr. H. Hakim Sorimuda Pohan, selanjutnya disebut Para Pemohon.

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 37/PUU-XIV/2016 Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 7/PUU-VIII/2010 Tentang UU MPR, DPD, DPR & DPRD Hak angket DPR

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 75/PUU-XV/2017

KUASA HUKUM Munathsir Mustaman, S.H., M.H. dan Habiburokhman, S.H., M.H. berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 18 Desember 2014

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XV/2017

KUASA HUKUM Fathul Hadie Ustman berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 20 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIV/2016 Upaya Hukum Kasasi dalam Perkara Tindak Pidana Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 38/PUU-VIII/2010 Tentang Pengujian UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD Hak Recall

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum,

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 69/PUU-XII/2014 Sistem Rekapitulasi Berjenjang

Ringkasan Putusan. 1. Pemohon : HABEL RUMBIAK, S.H., SPN. 2. Materi pasal yang diuji:

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 15/PUU-XIII/2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 11/PUU-VIII/2010 Tentang UU Penyelenggaraan Pemilu Independensi Bawaslu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Perkara Nomor 5/PUU-V/2007

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 066/PUU-II/2004

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Pengawasan dalam..., Ade Nugroho Wicaksono, FHUI, 2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 34/PUU-XV/2017 Pembentukan Daerah Provinsi Madura

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 36/PUU-XV/2017

Transkripsi:

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 072/PUU-II/2004 I. PEMOHON Smita Notosusanto (CETRO), dkk. Kuasa Hukum : Dr. T. Mulya Lubis, SH., LL.M, dkk. II. PENGUJIAN UNDANG-UNDANG UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah : 1. Pasal 1 angka 21 ttg anak kalimat yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang ini untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di setiap provinsi dan/atau kabupaten/kota; 2. Pasal 57 ayat (1) ttg anak kalimat yang bertanggung jawab kepada DPRD; 3. Pasal 65 ayat (4) ttg anak kalimat dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah; 4. Pasal 66 ayat (3) e: Meminta pertanggung jawaban pelaksanaan tugas KPUD. 5. Pasal 67 ayat (1)e: Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran kepada DPRD. 6. Pasal 82 ayat (2) ttg anak kalimat oleh DPRD; 7. Pasal 89 ayat (3) ttg anak kalimat diatur dalam Peraturan Pemerintah; 8. Pasal 94 ayat (2) ttg anak kalimat berpedoman pada Peraturan Pemerintah; 9. Pasal 114 ayat (4) ttg anak kalimat diatur dalam Peraturan Pemerintah. III. DASAR DAN ALASAN UU No. 32 Tahun 2004 bertentangan dengan UUD 1945 : - 18 ayat (4) Perubahan Kedua: Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. - 22E ayat (1) Perubahan Ketiga: Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

- 22E ayat (5) Perubahan Ketiga: Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. IV. ALASAN-ALASAN 1. Pemilu Termasuk di dalamnya adalah Pilkada Dalam risalah rapat ke-36 Panitia Ad Hoc Badan Pekerja MPR di halaman 255 merupakan pokok pandangan dari fraksi PPP menyatakan antara lain, 7. Gubernur, Bupati dan Wali Kota dipilih secara langsung oleh rakyat, yang selanjutnya diatur oleh UU, hal ini sejalan dengan keinginan kita untuk Presiden juga dipilih secara langsung, kemudian dalam halaman 273 menyebutkan alasannya yaitu, Keempat, karena Presiden itu dipilih secara langsung maka, pada pemerintahan derahpun gubernur, bupati dan Walikota itu dipilih langsung oleh rakyat. Maka secara hukum mempunyai makna pelaksanaan Pasal 18 khususnya dalam pemilihan kepala daerah harus merujuk pada Pasal 22E, karena logika hukumnya kalau oleh pembuat Konstitusi Pasal 18 dianggap bertentangan dengan Pasal 22E. 2. Independensi Penyelenggaraan Pilkada Langsung Pasal 22E ayat (1) menyatakan bahwa Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. Untuk menjamin prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, dan adil tersebut Pasal 22E ayat (5) menentukan bahwa Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Implementasi dari ketentuan konstitusional a quo dalam pelaksanaan pemilihan umum kepada sutau lembaga independent yang kemudian disebut sebagai Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam menyelenggarakan pemilu, untuk menjaga kemandiriannya lembaga ini diberikan kewenangan: Kesatu, untuk mengatur lebih lanjut aturan mengenai pemilu dalam bentuk produk hukum Keputusan KPU sebagai peraturan pelaksana undang-undang yang setara dengan Peraturan Pemerintah. Kedua, Penyelenggara Pemilu tidak bertanggung jawab baik kepada Eksekutif maupun Legislatif, tetapi hanya membuat laporan kepada Presiden dan DPR. 3. Penyelenggara Pilkada Langsung Kewenangan penyelenggaraan pilkada langsung hanya oleh KPUD yang bertanggungjawab kepada DPRD secara nyata-nyata mengingkari prinsip penyelenggaraan pemilu yang bersifat nasional dan mandiri karena KPUD (KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota) hanyalah bagian dari KPU.

Kewenangan penyelenggaraan pilkada langsung hanya oleh KPUD yang bertanggungjawab kepada DPRD secara nyata-nyata mengingkari prinsip penyelenggaraan pemilu yang bersifat nasional dan mandiri karena KPUD (KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota) hanyalah bagian dari KPU. Kewenangan untuk menyelenggarakan pilkada langsung seharusnya tetap berada di tangan KPU sebagai pengejawantahan penyelenggaraan pemilu satu atap, walaupun dalam pelaksanaannya di lapangan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota akan lebih banyak berperan. V. PETITUM 1. Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya; 2. Menyatakan: - Pasal 1 angka 21 sepanjang menyangkut anak kalimat yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang ini untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di setiap provinsi dan/atau kabupaten/kota ; - Pasal 57 ayat (1) sepanjang menyangkut anak kalimat yang bertanggung jawab kepada DPRD ; - Pasal 65 ayat (4) sepanjang menyangkut anak kalimat dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah ; - Pasal 66 ayat (3) e; - Pasal 67 ayat (1)e; - Pasal 82 ayat (2) sepanjang menyangkut anak kalimat...oleh DPRD ; - Pasal 89 ayat (3) sepanjang menyangkut anak kalimat diatur dalam Peraturan Pemerintah ; - Pasal 94 ayat (2) sepanjang menyangkut anak kalimat berpedoman pada Peraturan Pemerintah ; dan - Pasal 114 ayat (4) sepanjang menyangkut anak kalimat diatur dalam Peraturan Pemerintah ; UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bertentangan dengan UUD 1945, terutama Pasal 18 ayat (4), Pasal 22E ayat (1), dan Pasal 22E ayat (5). 3. Menyatakan: - Pasal 1 angka 21 sepanjang menyangkut anak kalimat yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang ini untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di setiap provinsi dan/atau kabupaten/kota ; - Pasal 57 ayat (1) sepanjang menyangkut anak kalimat yang bertanggung jawab kepada DPRD ; - Pasal 65 ayat (4) sepanjang menyangkut anak kalimat dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah, Pasal 89 ayat (3) sepanjang menyangkut anak kalimat diatur dalam Peraturan Pemerintah ;

- Pasal 66 ayat (3) e; - Pasal 67 ayat (1) e; - Pasal 82 ayat ( 2 ); sepanjang menyangkut...oleh DPRD ; - Pasal 89 ayat (3) sepanjang menyangkut anak kalimat...diatur dalam Peraturan Pemerintah. - Pasal 94 ayat (2) sepanjang menyangkut anak kalimat berpedoman pada Peraturan Pemerintah ; - Pasal 106 ayat (1) s/d (7); dan - Pasal 114 ayat (4) sepanjang menyangkut anak kalimat diatur dalam Peraturan Pemerintah,

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 072/PUU-II/2004 Perbaikan Tgl, 20 Januari 2004 I. PEMOHON Smita Notosusanto (CETRO), dkk. Kuasa Hukum : Dr. T. Mulya Lubis, SH., LL.M, dkk. II. PENGUJIAN UNDANG-UNDANG UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah : 1. Pasal 1 angka 21 ttg anak kalimat yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang ini untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di setiap provinsi dan/atau kabupaten/kota; 2. Pasal 57 ayat (1) ttg anak kalimat yang bertanggung jawab kepada DPRD; 3. Pasal 65 ayat (4) ttg anak kalimat dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah; 4. Pasal 66 ayat (3) e: Meminta pertanggung jawaban pelaksanaan tugas KPUD. 5. Pasal 67 ayat (1)e: Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran kepada DPRD. 6. Pasal 82 ayat (2) ttg anak kalimat oleh DPRD; 7. Pasal 89 ayat (3) ttg anak kalimat diatur dalam Peraturan Pemerintah; 8. Pasal 94 ayat (2) ttg anak kalimat berpedoman pada Peraturan Pemerintah; 9. Pasal 114 ayat (4) ttg anak kalimat diatur dalam Peraturan Pemerintah. III. DASAR DAN ALASAN UU No. 32 Tahun 2004 bertentangan dengan UUD 1945 : - 18 ayat (4) Perubahan Kedua: Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. - 22E ayat (1) Perubahan Ketiga: Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

- 22E ayat (5) Perubahan Ketiga: Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. IV. ALASAN-ALASAN 1. Pemilu Termasuk di dalamnya adalah Pilkada Dalam risalah rapat ke-36 Panitia Ad Hoc Badan Pekerja MPR di halaman 255 merupakan pokok pandangan dari fraksi PPP menyatakan antara lain, 7. Gubernur, Bupati dan Wali Kota dipilih secara langsung oleh rakyat, yang selanjutnya diatur oleh UU, hal ini sejalan dengan keinginan kita untuk Presiden juga dipilih secara langsung, kemudian dalam halaman 273 menyebutkan alasannya yaitu, Keempat, karena Presiden itu dipilih secara langsung maka, pada pemerintahan derahpun gubernur, bupati dan Walikota itu dipilih langsung oleh rakyat. Maka secara hukum mempunyai makna pelaksanaan Pasal 18 khususnya dalam pemilihan kepala daerah harus merujuk pada Pasal 22E, karena logika hukumnya kalau oleh pembuat Konstitusi Pasal 18 dianggap bertentangan dengan Pasal 22E. 2. Independensi Penyelenggaraan Pilkada Langsung Pasal 22E ayat (1) menyatakan bahwa Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. Untuk menjamin prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, dan adil tersebut Pasal 22E ayat (5) menentukan bahwa Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Implementasi dari ketentuan konstitusional a quo dalam pelaksanaan pemilihan umum kepada sutau lembaga independent yang kemudian disebut sebagai Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam menyelenggarakan pemilu, untuk menjaga kemandiriannya lembaga ini diberikan kewenangan: Kesatu, untuk mengatur lebih lanjut aturan mengenai pemilu dalam bentuk produk hukum Keputusan KPU sebagai peraturan pelaksana undang-undang yang setara dengan Peraturan Pemerintah. Kedua, Penyelenggara Pemilu tidak bertanggung jawab baik kepada Eksekutif maupun Legislatif, tetapi hanya membuat laporan kepada Presiden dan DPR. 3. Penyelenggara Pilkada Langsung Kewenangan penyelenggaraan pilkada langsung hanya oleh KPUD yang bertanggungjawab kepada DPRD secara nyata-nyata mengingkari prinsip penyelenggaraan pemilu yang bersifat nasional dan mandiri karena KPUD (KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota) hanyalah bagian dari KPU. Kewenangan penyelenggaraan pilkada langsung hanya oleh KPUD yang bertanggungjawab kepada DPRD secara nyata-nyata mengingkari prinsip penyelenggaraan pemilu yang bersifat nasional dan mandiri karena KPUD (KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota) hanyalah bagian dari

V. PETITUM KPU. Kewenangan untuk menyelenggarakan pilkada langsung seharusnya tetap berada di tangan KPU sebagai pengejawantahan penyelenggaraan pemilu satu atap, walaupun dalam pelaksanaannya di lapangan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota akan lebih banyak berperan. 1. Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya; 2. Menyatakan: - Pasal 1 angka 21 sepanjang menyangkut anak kalimat yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang ini untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di setiap provinsi dan/atau kabupaten/kota ; - Pasal 57 ayat (1) sepanjang menyangkut anak kalimat yang bertanggung jawab kepada DPRD ; - Pasal 65 ayat (4) sepanjang menyangkut anak kalimat dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah - Pasal 66 ayat (3) e; - Pasal 67 ayat (1)e; - Pasal 82 ayat (2) sepanjang menyangkut anak kalimat...oleh DPRD ; - Pasal 89 ayat (3) sepanjang menyangkut anak kalimat diatur dalam Peraturan Pemerintah ; - Pasal 94 ayat (2) sepanjang menyangkut anak kalimat berpedoman pada Peraturan Pemerintah ; dan - Pasal 114 ayat (4) sepanjang menyangkut anak kalimat diatur dalam Peraturan Pemerintah ; UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bertentangan dengan UUD 1945, terutama Pasal 18 ayat (4), Pasal 22E ayat (1), dan Pasal 22E ayat (5). 3. Menyatakan: - Pasal 1 angka 21 sepanjang menyangkut anak kalimat yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang ini untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di setiap provinsi dan/atau kabupaten/kota ; - Pasal 57 ayat (1) sepanjang menyangkut anak kalimat yang bertanggung jawab kepada DPRD ; - Pasal 65 ayat (4) sepanjang menyangkut anak kalimat dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah, Pasal 89 ayat (3) sepanjang menyangkut anak kalimat diatur dalam Peraturan Pemerintah ;

- Pasal 66 ayat (3) e; - Pasal 67 ayat (1) e; - Pasal 82 ayat ( 2 ); sepanjang menyangkut...oleh DPRD ; - Pasal 89 ayat (3) sepanjang menyangkut anak kalimat...diatur dalam Peraturan Pemerintah. - Pasal 94 ayat (2) sepanjang menyangkut anak kalimat berpedoman pada Peraturan Pemerintah ; - Pasal 106 ayat (1) s/d (7); dan - Pasal 114 ayat (4) sepanjang menyangkut anak kalimat diatur dalam Peraturan Pemerintah,