Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya untuk mendidik, yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN. a. Tempat (lingkungan fisik): keadaan iklim. Keadaan tanah dan keadaan alam

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) yang berbunyi Setiap

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah berubah, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KEWA. Abstract. Kompetensi. diperguruan Berwarga Negara. fungsi pekuliahan. Disusun Oleh. Program Studi. Fakultas. Ekonomi Bisnis.

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

HAND OUT METODA PENGEMBANGAN NILAI-NILAI AGAMA, MORAL DAN DISIPLIN

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

BAB I PENDAHULUAN. yang berpendidikan akan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Pengertian Kode Etik

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

ASTA CITRA ANAK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. bangsa dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

I. PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa. Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan menceerdaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

BAB I PENDAHULUAN. UUD 1945.melalui pendidikan manusia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERLINDUNGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK SOSIOLOGI PENDIDIKAN * Oleh: Farida Hanum, M.Si **

PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembentukan kepribadian manusia Indonesia seutuhnya, diperlukan proses

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGANRAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDENREPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

PEDOMAN PELATIH BOLABASKET Oleh: Budi Aryanto

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

Transkripsi:

II. Faktor Pendidik Pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. Pendidik meliputi orang dewasa, guru, orang tua, pemimpin masyarakat dan pemimpin agama. Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya untuk mendidik, yaitu: 1. Kematangan diri : bertanggung jawab, dan tidak menjadi beban orang lain. 2. Kematangan sosial : mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai masyarakat, dan kecakapan membina kerjasama dengan orang lain. 3. Kematangan professional : memiliki pengetahuan yang cukup mengenai peserta didik, latar belakang dan perkembangannya, memiliki kecakapakan dalam mendidik I.1. Guru sebagai Pendidik Formal Syarat-syarat dalam UU Pokok Pendidikan No. 4 tahun 1950 : - Syarat profesional (ijasah) - Syarat biologis (kesehatan jasmani) - Syarat psikologis (kesehatan mental) - Syarat paedagodis (pendidikan dan pengajaran) - Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Selain itu juga harus memiliki syarat sebagai manusia dewasa, yaitu : - Berbudi pekerti luhur dan berbadan sehat - Memiliki kecerdasan yang cukup - Kestabilan dan kematangan emosional Persyaratan jabatan : - Pengetahuan tentang manusia dan masyarakat, misalnya psikologis peserta didik - Pengetahuan dasar jabatan profesi seperti ilmu keguruan dan ilmu pendidikan - Pengetahuan keahlian cabang ilmu yang diajarkan, misalnya matematika - Keahlian dalam kepemimpinan pendidikan

Sifat-sifat ideal pendidik adalah : - Berbakat - Bahasa dan tutur kata yang sopan - Kepribadian baik - Disenangi dan disegani anak didik - Emosi stabil - Pandai menyesuaikan diri - Tidak boleh sensitif - Jujur dan adil - Sifat sosial harus besar I.2. Orang Tua sebagai Pendidik Peran orang tua sebagai pendidik adalah menerima anak, mencintai anak, mendorong dan membantu anak untuk aktif dalam kegiatan bersama, agar anak memiliki nilai kebenaran, moral dan religious (keagamaan) serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Cara memberikan pertolongan kepada anak adalah berangsur-angsur dikurangi sehingga anak didik suatu saat dapat dilepaskan sama sekali. III. Faktor Anak Didik Karakteristik anak didik : - Belum memiliki pribadi dewasa - Memiliki sifat dasar yang masih dikembangkan, misalnya emosi Anak didik sebagai manusia yang belum dewasa masih bergantung kepada pendidiknya. Anak didik masih memiliki kekurangan dan menyadari kemampuannya sangat terbatas. Kekurangan ini menyebabkan anak mengadakan interaksi dengan pendidiknya. Dalam situasi ini terjadi interaksi kedewasaan dan kebelumdewasaan. Adanya ketergantungan antara anak didik terhadap pendidik bersifat sementara, sebab anak didik pasti akan menjadi dewasa.

Tingkatan anak didik a. Tingkat sekolah taman kanak-kanak Pada tingkat ini anak maju dalam bahasa lesan, pandai bercerita, mulai mengenal dirinya sebagai seorang yang memiliki kehendak dan kemauan, serta sudah menguasai kebiasaan-kebiasaan. Oleh kerana itu pada usia ini sebaiknya anak didik diberi latihanlatihan kebiasaan baik dengan menggunakan bahasa dan petunjuk yang baik pula. Tanamkan pula sikap tolong menolong dan gotong royong karena anak sudah membutuhkan teman bermain di luar keluarga. b. Tingkat sekolah dasar Pada usia ini anak didik mengalami perkembangan jasmani yang pesat, mempunyai kecekatan gerak, dapat berpikir sederhana dan menghargai kenyataan. Pada usia ini, anak didik juga sudah mulai ingin diperhatikan oleh lawan jenis. Ini mulai Nampak pada usia kurang lebih 9 tahun. Mulai mempunyai perhatian lebih dan tertarik terhadap pekerjaan, walaupun pilihannya masih berubah-ubah. c. Tingkat sekolah menengah Anak didik di tingkat ini sering dikatakan juga dalam masa puber. Bagi orang dewasa, anak-anak pada tingkat ini masih dianggap sebagai anak-anak, padahal dari sudut anaknya sendiri, mereka sudah melampaui masa anak-anak. Pada masa ini juga anak tidak mau mengakui kekurangan dan kesalahannya. Mereka lebih suka menyalahkan orang lain daripada dirinya. Menurut Burton seorang puber merupakan pribadi yang aneh, sifatnya keras, kadangkadang tidak tahu malu, memikirkan diri sendiri, kadang simpatik juga kejam tindakkannya. d. Tingkat sekolah tinggi Pada masa ini anak wanita lebih dahulu mencapai masa dewasa (18 tahun), anak pria bebeberapa tahun kemudian (20-an tahun). Anak dewasa sudah mulai belajar dengan kemauan sendiri, punya tujuan, dan telah memahami hak dan kewajibannya. Pendidik hanyalah sebagai perantara di dalam pendidikan. IV. Faktor Alat-alat Pendidikan Faktor alat-alat adalah segala sesuatu yang secara langsung membantu terlaksananya tujuan pendidikan. Alat-alat pendidikan tidak terbatas pada benda-benda yang konkrit saja, namun dapat juga berupa nasehat, tuntutan, contoh-contoh, hukuman dan pujian.

Ditinjau adri wujudnya alat-alat pendidikan dapat berupa : 1. Perbuatan pendidik, mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman, dan hukuman. 2. Benda-benda sebagai alat bantu, mencakup meja, kursi, papan tulis, penghapus, buku, peta dan sebagainya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih alat pendidikan, yaitu : - Tujuan yang ingin dicapai - Orang yang menggunakan alat - Untuk siapa alat tersebut digunakan - Efektivitas penggunaan alat. Penggunaan alat pendidikan yang Nampak dalam bentuk tindakan 1. Teladan : teladan dimaksudkan untuk membiasakan anak didik dengan tingkah laku dan pembentukan kepribadian dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Namun perlu perlu diberi kejelasan menganai tingkah laku mana yang harus ditiru. 2. Perintah, anjuran dan suruhan : adalah tindakan menyuruh anak didik untuk melakukan sesuatu yang diharapkan mencapai tujuan tertentu. Perintah adalah juga alat untuk pembentukan kedisiplinan bagi anak didik. 3. Larangan : merupakan tindakan pendidik untuk menyruh anak tidak melakukan atau menghindari tingkah laku tertentu demi tercapainya tujuan. 4. Pujian dan hadiah : hadiah dapat diberikan dalam bentuk barang, ataupun pujian. Hadiah dapat berupa pula anggukan kepala dengan wajah berseri dan menunjukkan jempol kepada anak didik. 5. Teguran : dapat berupa kata-kata, isyarat-isyarat, seperti pandanga mata yang tajam. Teguran merupakan tindakan pendidik untuk mengoreksi pencapaian tujuan pendidikan oleh anak. 6. Peringatan dan ancaman : merupakan tindakan pendidik mengoreksi secara keras tingkah laku anak didik yang tidak diharapkan dan disertai perjanjian jika diulang akan diberikan hukuman atau sanksi. Alat berupa ancaman ini jangan dibiasakan untuk digunakan, gunakan pada saat tertentu saja. 7. Hukuman : hukuman diberikan karena adanya pelanggaran dan kesalahan yang diperbuat. Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran.

Mengapa perlu dihukum: - Agar anak didik memperbaiki perbuatannya - Mengganti kerugian akibat perbuatannya - Takut mengulangi perbuatan yang salah - Anak belajar dari pengalaman (hukuman) V. Faktor Lingkungan Pada dasarnya lingkungan mencakup : - Tempat, iklim, keadaan tanah dan alam - Kebudayaan (bahasa, seni, IPA) - Kelompok hidup bersama (keluarga, perkumpulan) 1. Lingkungan keluarga Dasar-dasar kelakuan anak tertanam sejak dini di dalam keluarga, juga sikap hidup dan kebiasaannya. Apa yang dilakukan keluarga kepada anak didik juga akan member dampak kepada anak untuk melakukan seperti apa yang orang tua lakukan. 2. Lingkungan sekolah Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama diserahkan kepada sekolah. 3. Lingkungan masyarakat Cara yang paling baik dalam menarik perhatian anak didik kepada masyarakat adalah dengan aktif melayani masyarakat, misalnya work study plan