I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian membantu peneliti dalam langkah-langkah memperoleh

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

I. PENDAHULUAN. kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEBERADAAN PARKIR DAN PEDAGANG KAKI LIMA TERHADAP BIAYA KEMACETAN DAN POLUSI UDARA DI JALAN KOLONEL SUGIONO MALANG

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh setiap kendaraan menjadi sumber polusi utama yaitu sekitar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis Kapasitas jalan, volume

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi seperti kemacetan, polusi udara, kecelakaan, antrian maupun

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

GREEN TRANSPORT: TRANSPORTASI RAMAH LINGKUNGAN DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB I PENDAHULUAN.

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jalan sebagai salah satu sarana transportasi darat mempunyai peranan

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai ERP Dilihat dari Willingness To Pay (WTP) Pengguna Jalan

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).

Joko Purwadi NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pertemuan dari jalan-jalan yang terlibat pada sistem jaringan jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sleman DIY. Simpang ini menghubungkan kota Jogjakarta dengan kota-kota lain di

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

III. METODOLOGI PENELITIAN. akan dianalisa dan diproses sehingga diperoleh kesimpulan dalam penelitian

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Salah satu bidang yang terus mengalami perkembangan yaitu Bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tranportasi darat saat ini khususnya di jalan raya, dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kupang merupakan bagian dari wilayah negara Indonesia, terletak di

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dalam sebuah kota, maupun pendapatan masyarakat.

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kinerja bundaran tidak bersinyal

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan jumlah penduduk, ekonomi, industri, serta transportasi,

II.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan

BAB III PENCEMARAN UDARA YANG DIAKIBATKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR. A. Penyebab Terjadinya Peningkatan Pencemaran Udara yang Diakibatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

I. PENDAHULUAN. tahun 2010 hanya naik pada kisaran bph. Artinya terdapat angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya

STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN BARAT Oleh : Wima Perdana Kusuma

BAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi Lampung, Indonesia. Berdasarkan Profil Penataan Ruang Kabupaten dan Kota Provinsi Lampung Tahun 2013, secara geografis Kota Bandar Lampung terletak antara 5º2 sampai dengan 5º30 Lintang Selatan dan 105º28 sampai dengan 105º37 Bujur Timur, dengan luas daratan kurang lebih 197,22 dan luas perairan kurang lebih 39,82. Luas wilayah 19.722 km², secara administrasi terdiri dari 13 kecamatan dan 98 kelurahan dengan jumlah penduduk 881.801 jiwa serta kepadatan penduduk 45 jiwa/km² (Bandar Lampung dalam Angka tahun 2011). Kota Bandar Lampung menjadi pintu gerbang utama Pulau Sumatera sehingga memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera dan sebaliknya. Dikatakan Kota Bandar Lampung sebagai pusat kota, karena terdapat pusat pemerintahan, pusat pendidikan dan perdagangan (pusat perbelanjaan) di Provinsi Lampung sehingga memiliki daya tarik yang lebih besar untuk melakukan aktivitas pergerakan baik menuju dan meninggalkan Kota Bandar Lampung.

2 Dengan adanya aktivitas pergerakan yang dilakukan, maka diperlukan sistem transportasi yang memadai. Transportasi merupakan bagian yang sangat penting, dibutuhkan untuk memudahkan dan mendukung pergerakan orang maupun barang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Akan tetapi dengan adanya peningkatan aktivitas pergerakan yang dilakukan, mengakibatkan bertambahnya tingkat moda transportasi sehingga memberikan efek negatif yaitu adanya kemacetan lalu lintas di pusat kota. Kemacetan lalu lintas merupakan permasalahan transportasi yang paling utama dan sering terjadi di kota-kota besar, termasuk Kota Bandar Lampung. Kemacetan lalu lintas adalah kondisi saat volume lalu lintas lebih besar daripada kapasitas jalan. Kemacetan yang terjadi diakibatkan oleh kepadatan volume lalu lintas yang disebabkan adanya peningkatan jumlah kendaraan yang terjadi di ruas jalan. Berdasarkan Rencana Aksi Daerah-Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Pemerintah Provinsi Lampung Tahun 2012, bahwa kontribusi terbesar penyebab kemacetan adalah tingkat kepemilikan kendaraan dengan Tahun 2009 sebesar 1.683.085 unit. Kendaraan yang mendominasi pada Tahun 2009 yaitu kendaraan roda 2 (sepeda motor) sebesar 1.521.330 unit (90,4%) dari data jumlah kendaraan di Provinsi Lampung. Biasanya kemacetan terjadi pada ruas jalan yang menjadi akses utama aktivitas masyarakat kota baik aktivitas berangkat ke kantor, sekolah, pasar maupun aktivitas lainnya. Kemacetan berdampak kerugian yang sangat besar baik pada aspek waktu perjalanan menjadi panjang dan lambat, aspek finansial yaitu meningkatnya penggunaan konsumsi bahan bakar yang digunakan, serta pada kesehatan dan lingkungan sebagai dampak dari polusi udara yang terjadi akibat emisi gas buang kendaraan.

3 Adanya kemacetan yang disebabkan oleh peningkatan volume kendaraan mengakibatkan tingkat emisi gas buang yang dikeluarkan akan meningkat. Berdasarkan RAD-GRK Provinsi Lampung tahun 2010, emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan dari sektor transportasi termasuk kontribusi kendaraan bermotor mencapai 1,63 juta ton. Pada saat kondisi macet, kendaraan akan melaju dengan kecepatan yang sangat rendah, pemakaian BBM menjadi boros, mesin menjadi lebih cepat aus, sehingga buangan emisi yang dikeluarkan, seperti asap knalpot dari berbagai jenis kendaraan akan meningkat. Kendaraan bermotor merupakan sumber signifikan emisi gas rumah kaca. Efek rumah kaca yang ditimbulkan mempengaruhi keseluruhan panas permukaan bumi yang menyebabkan perubahan iklim dan cuaca. Kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di daerah perkotaan dan menyumbang 70% emisi NOx, 52% emisi HC, dan 23% Partikulat. (Departemen of Enviroment and Conservation, Washington D.C 2005). Dalam tesis ini peneliti mencoba menganalisis kerugian kemacetan yang terjadi pada ruas jalan arah Teuku Umar jalan Raden Intan dan arah jalan Kartini jalan Teuku Umar, Kota Bandar Lampung Jalan tersebut merupakan akses utama yang sering dilalui oleh kendaraan dikarenakan ruas inilah yang merupakan pusat aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat Kota Bandar Lampung serta akses menghubungkan seluruh ruas jalan. Kemacetan yang terjadi di ruas jalan tersebut terjadi pada saat jam sibuk seperti hari Senin, dari pagi hari sampai sore hari. Pada pagi hari masyarakat melakukan aktivitas seperti ke kantor, sekolah dan lainnya, sedangkan sore hari masyarakat kembali kerumah masing-masing.

4 Masyarakat Kota Bandar Lampung melakukan pergerakan secara bersama-sama, sehingga mengakibatkan kemacetan dan berdampak pada peningkatan volume kendaraan yang terjadi. Dengan adanya permasalahan tersebut peneliti mencoba untuk menganalisis kemacetan yang terjadi ditinjau berdasarkan emisi kendaraan yang dihasilkan dengan beberapa metode analisis yang dilakukan. Penelitian ini difokuskan pada analisis kosentrasi emisi kendaraan berupa Carbon Monoksida (CO), Hidrokarbon (HC), Nitrogen Oksida (NOx), Partikulat (, Carbon Dioksida ( ), dan Sulfur Dioksida ( ) di Kota Bandar Lampung. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : 1. Berapa besarnya biaya kerugian emisi yang ditimbulkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor di Kota Bandar Lampung? 2. Berapa besar konsentrasi beban emisi yang ditimbulkan kendaraan bermotor Kota Bandar Lampung? 3. Bagaimana pengaruh kerugian emisi gas buang kendaraan bermotor untuk jangkauan 10 tahun? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian Analisis Kerugian Akibat Kemacetan Lalu Lintas Ditinjau dari Emisi Kendaraan Bermotor di Pusat Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis biaya kerugian emisi yang ditimbulkan emisi gas buang kendaraan bermotor dalam kemacetan lalu lintas Kota Bandar Lampung.

5 2. Mengetahui konsentrasi beban emisi yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor Kota Bandar Lampung. 3. Menganalisis tingkat emisi yang dihasilkan untuk kondisi tahun ini dan 10 tahun yang akan datang. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pemerintah Sebagai bahan masukan kebijakan bagi pemerintah dalam pembuatan kebijakan transportasi dan tata kota Bandar Lampung. 2. Bagi Masyarakat Sebagai masukan bagi masyarakat Kota Bandar Lampung untuk pengawasan terhadap perubahan kepadatan lalu lintas serta kualitas udara di lingkungan Kota Bandar Lampung yang diakibatkan oleh aktivitas kendaraan bermotor. E. Batasan Masalah Untuk memfokuskan dalam memberikan arah yang lebih baik serta memudahkan penyelesaian masalah penelitian diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Wilayah studi penelitian yang dipilih adalah kawasan Kota Bandar Lampung yaitu akses utama Jalan Teuku Umar Jalan Raden Intan dan Jalan Kartini Jalan Teuku Umar. Cara pengambilan data adalah dengan survey langsung di lapangan melihat jumlah volume kendaraan, panjang jalan dan lebar jalan.

6 2. Waktu pelaksanaan survey yaitu pada pukul 07.00-09.00 wib, 11.00-13.00 wib dan 16.00-18.00 wib yang menempuh waktu sibuk serta waktu keadaan normal yaitu pukul 10.00-11.00 wib dan 13.00-14.00 wib. 3. Parameter yang digunakan untuk menilai kinerja jalan adalah kapasitas jalan, derajat kejenuhan, emisi kendaraan yang dihasilkan tiap polutan dan biaya per ton polutan emisi kendaraan. 4. Metode perhitungan yang digunakan adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997), analisis beban emisi menggunakan standar Faktor Emisi (FE) Indonesia (PERMENLH No. 12 Tahun 2010), analisis biaya emisi, dan analisis metode Regresi Linear.