BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

STADION AKUATIK DI SEMARANG

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V LANDASAN PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 5.1.Program Dasar Perencanaan Program Ruang a. Kelompok Kegiatan Pertandingan

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB VI KONSEP DAN DASAR PROGRAM PERANCANGAN RELOKASI STADION LEBAK BULUS, JAKARTA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AQUATIC CENTER

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

46 Andhy Setiawan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Penentuan konsep perencanaan dan perancangan di dasar kepada:

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA BOLA VOLI DI SEMARANG

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. selatan ke utara, dan berada di tengah tapak. Hasil rancangan stadion pada pusat

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

Transkripsi:

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1. Rekapitulasi program ruang GOR Kudus Wisma Atlet untuk 30 orang 1 Hall 60 2 R.Tidur Atlet 270 3 R. Tidur Pelatih 90 4 R. Makan 60 5 Pantry 12 6 Lavatory 60 Jumlah 552 Jumlah total + area sirkulasi 662.4 Kolam renang 1 Kolam renang utama 1050 2 Kolam renang anak 200 3 K. Loncat Indah 441 4 Loket 2.4 5 Hall 22.5 6 R. Ganti 32 7 R. Bilas 32 8 R. Medis 6 9 R. Operator 9 10 Gudang 9 11 Lavatory 32 Jumlah 1835.9 Jumlah total + area sirkulasi 2386.67 Lapangan Bulutangkis 1 Lapangan Bulutangkis 490.44 2 Hall 45

3 Hall Atlet 15 4 Loket 2.4 5 Lavatory atlet 33.6 6 R. Ganti Pemain 60 7 R. Ganti Wasit 30 8 R. Ganti Pelatih 60 9 R. Medis 15 10 R. Shower 40 11 R. Pengelola 20 12 R. Operator 20 13 Lavatory pengelola 11.2 14 Gudang kebersihan 12 15 Gudang alat 12 16 Tribun Penonton 297 17 Lavatory umum 67.2 Jumlah 1230.84 Jumlah total + area sirkulasi 1477.008 Lapangan Basket 1 Lapangan Basket 609.12 2 Hall 45 3 Hall Atlet 36 4 Loket 2.4 5 Lavatory atlet 28 6 R. Ganti Pemain 60 7 R. Ganti Wasit 12 8 R. Ganti Pelatih 12 9 R. Medis 15 10 R. Shower 40 11 R. Pengelola 20 12 R. Operator 20 13 Lavatory pengelola 11.2 14 Gudang kebersihan 12 15 Gudang alat 12 16 Tribun Penonton 297 17 Lavatory umum 67.2 Jumlah 1298.92 Jumlah total + area sirkulasi 1558.704

Lapangan Voli 1 Lapangan Voli 720 2 Hall 45 3 Hall Atlet 36 4 Loket 2.4 5 Lavatory atlet 28 6 R. Ganti Pemain 60 7 R. Ganti Wasit 12 8 R. Ganti Pelatih 12 9 R. Medis 15 10 R. Shower 40 11 R. Pengelola 20 12 R. Operator 20 13 Lavatory pengelola 11.2 14 Gudang kebersihan 12 15 Gudang alat 12 16 Tribun Penonton 198 17 Lavatory umum 67.2 Jumlah 1310.8 Jumlah total + area sirkulasi 1572.96 Lapangan Futsal 1 Lapangan Futsal 2592 2 Hall 45 3 Hall Atlet 36 4 Loket 2.4 5 Lavatory atlet 67.2 6 R. Ganti Pemain 180 7 R. Ganti Wasit 12 8 R. Ganti Pelatih 36 9 R. Medis 15 10 R. Shower 60 11 R. Pengelola 20 12 R. Operator 20

13 Lavatory pengelola 11.2 14 Gudang kebersihan 12 15 Gudang alat 12 16 Tribun Penonton 198 17 Lavatory umum 67.2 Jumlah 3386 Jumlah total + area sirkulasi 4063.2 Lapangan tenis 1 Lapangan tenis 616.32 2 Hall Atlet 18 3 Loket 2.4 4 Lavatory atlet 33.6 5 R. Ganti Pemain 180 6 R. Ganti Wasit 12 7 R. Ganti Pelatih 36 8 R. Medis 15 9 R. Shower 24 10 R. Pengelola 20 11 R. Operator 20 12 Lavatory pengelola 11.2 13 Gudang kebersihan 12 14 Gudang alat 12 15 Tribun Penonton 247.5 16 Lavatory umum 67.2 Jumlah 1327.22 Jumlah total + area sirkulasi 1592.664 Ruang Pengelola 1 R. Ketua 32.5 2 R. Wakil ketua 26 3 R. Sekretaris 20.8 4 R. Bendahara 20.8 5 R. KONI & Staff 31.2 6 R. seksi diklat 18.72 7 R. Seksi Kesehatan 18.72 8 R. Seksi Umum 24.96

9 R. Seksi Keuangan 12.48 10 R. Seksi Keamanan 12.48 11 R. Seksi Kebersihan 12.48 12 R. Rapat 138.24 13 R. Tamu 28.8 14 Hall 50 15 Gudang arsip 15.6 16 Pantry 24 17 Gudang perawatan 39 18 Lavatory 19.2 19 R. Panel 24 20 R. Genset 26 21 Mushola 37.5 Jumlah 633.48 Jumlah total + area sirkulasi 760.176 5.2. Program Perancangan 5.2.1. Aspek kontekstual Aspek kontekstual dari rencana lokasi tapak GOR Kudus ini dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Lokasi Rencana pengembangan GOR Kudus ini terletak di desa Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus 2. Batas lokasi Tapak Utara : jalan mlati kidul, taman krida wisata Selatan : persawahan Barat : Perumahan penduduk Timur : stadion wergu wetan 3. Potensi lingkungan Terletak pada jalur sekunder, dengan keadaan jalan beraspal dan dapat dilalui kendaraan besar. Telah tersedia jaringan kota seperti air PDAM, listrik, telephone, dan jaringan air kotor. Akses yang mudah dan lancar.

4. Topografi tapak Mempunyai kontur tanah yang termasuk datar. 5. Potensi tapak Lokasi yang strategis karena berada di tengah kota. Dekat dengan pemukiman penduduk dan memiliki akses yang mudah. Tingkat kebisingan yang rendah. 5.2.2. Aspek Fungsional Perencanaan pengmbangan GOR Kudus ini bertujuan untuk memnuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas olahraga yang dianggap kurang di kota Kudus. pendekatan ini diambil agar perencanaan pengmbangan GOR Kudus ini nantinya dapat ramai dikunjungi masyarakat umum. Fasilitas-fasilitas dalam GOR ini dapat digunakan oleh masyrakat umum ataupun klub-klub olahraga yang berniat mengadakan latihan rutin untuk mengasah keahlian anggota. 5.2.3. Aspek Teknis Pendekatan teknis yang berkaitan dengan struktur konstruksi dari bangunan GOR ini berdasarkan criteria struktur, yaitu: a. Strength, yaitu struktur yang memikul beban bangunan. b. Stability, yaitu kestabilan antar bagian struktur. c. Durability, yaitu ketahanan dari struktur. d. Safety, yaitu keamanan dari struktur. e. Sustainability, yaitu dapat digunakan secara berkelanjuta. Dalam memenuhi criteria tersebut, pertimbangan struktur yang digunakan adalah struktur beton bertulang dan struktur space frame untuk rangka atapnya. 5.2.4. Aspek kinerja A. Air bersih System pendistribusian air bersih menggunakan system down feed, yaitu air yang berasal dari sumur artesis maupun PDAM ditampung dahulu di ground reservoir, kemudian di pompa mejuju roof tank. Dari roof tank ini baru dialirkan ke bagian bangunan yang membutuhkan. PDAM Ground reservoir Roof tank Bagian bangunan Sumur artesis

Gambar. Skema penyaluran air bersih B. Air kotor Pada GOR ini penempatan saluran air kotor diletakkan pada shaft. Penempatan ini bertujuan agar apabila terjadi kerusakan pada salah satu saluran akan mudah dalam pembetulan dan perawatannya. Pada pipa saluran ini juga diperlukan pipa ventilasi yang berfungsi melepaskan udara yang terperangkap. Lav. Lantai 2 Lav. Lantai 1 Septictank Peresapan Gambar. Skema penyaluran air kotor Sedangkan untuk sarana penyaluran air hujan adalah sebagai berikut: Air hujan Drainase Jaringan Kota Talang Sungai Gambar. Skema penyaluran air hujan C. Jaringan Listrik Sumber utama listik berasal dari PLN yang didukung genset yang digunakan apabila sumber listrik PLN padam. Genset ini bekerja secara otomatis apabila listrik dari PLN terputus. Sumber listrik PLN auto Bangunan Genset

Gambar. Skema sumber energy listrik D. Penerangan Pada bangunan ini menggunakan system dua jenis pencahayaan, yaitu: 1. Pencahayaan buatan Pencahayaan ruang yang diterapkan adalah pencahayaan langsung ( direct lighting) dimana semua cahaya yang ada diarahkan langsung ke obyek yang diterangi. 2. Pencahayaan alami System pencahayaan ini hanya dapt digunakan pada siang hari, semua bagian ruang memanfaatkan cahaya matahari melalui lubang jendela, pintu angin, roaster, dan bukaan-bukaan yang menghubungkan bagian dalam bangunan dengan bagian luar bangunan. E. Penangkal petir Pada bangunan ini system pemangkal petir yang digunakan disesuaikan dengan kondisi fisik bangunan. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah: a. Keamanan secara teknis tanpa mengabaikan faktor keserasian arsitektur. b. Penamang hantaran pertanahan. c. Ketahanan mekanis. d. Ketahanan terhadap korosi. e. Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi. f. Faktor ekonomi. System yang tepat digunakan menurut criteria tersebut adalah system faraday, dimana penempatan split ditempatkan pada bagian-bagian tertinggi dari bangunan. F. System pemadam kebakaran System pemadam kebakaran merupakan satu utilitas bangunan yang bertujuan untuk menyelamatkan penghuni dari bahaya kebakaran yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Pada dasarnya prinsip kerja pemadam kebakaran dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. System penyelamat penghuni bangunan System ini dibagi menjadi 2, yaitu system pendeteksi dan system keselamatan. 2. System pemadam kebakaran System ini berfungsi mengjentikan kobaran api dari kebakaran yang dapat merusak konstruksi gedung. Pada bangunan ini akan diterapkan system penyelamat dan system pemadam kebakaran untuk mendapat keselamatan maksimal. Penjelasan kesia system tersebut adalah sebagai berikut: Sistem penyelamat penghuni bangunan 1. Unit detector Adalah suatu alat yang berfungsi mendeteksi gejala awal suatu kebakaran. Macam alat pendeteksi antara lain: - Fire detector (detector api). Digunakan pada ruang-ruang umum seperti kantor, lobby. - Smoke detector (detector asap). Digunakan pada ruang khusus yaitu ruang yang berisi bahan yang mudah terbakar. - Heat detector (detector suhu). Digunakan pada ruang tertentu, yaitu ruang genset. 2. Alarm Alarm untuk kebakaran dibagi menjadi 2 macam, yaitu: - Alarm otomatis. Berupa bell dering yang terhubung langsung dengan detector. - Alarm manual. Alarm manual dikendalikan oleh tombol/tuas yang terhubung dengan bell dering. Sistem pemadam kebakaran System pemadam yang digunakan pada bangunan ini meliputi beberapa alat, yaitu: 1. Fire extinguisher

Diletakkan pada pilar dan tempat-tempat tertentu yang dianggap strategis. Extinguisher yang digunakan adalah jenis extinguisher dengan isi CO 2. 2. Sprinkler Merupakan alat penyemprot air yang bekerja secara otomatis jika ujung dari sprinkler ini pecah. Sprinkler dipasang pada plafond dengan jarak 3 meter. 3. Hydrant box Merupakan sebuah kotak yang menyipan beberapa alat pemadam kebakaran. 4. Hydrant pillar Adalah pintu air denga tekanan tinggi yang berada di sisi luar bangunan. 5. Siamese Adalah pintu air yang berfungi untuk mengisi bak penampungan air untuk sarana pemadam kebakaran. G. Transportasi bangunan Transportasi vertical bangunan berupa tangga yang berfungsi sebagai penghubung antara lantai bawah dengan lantai di atasnya. 5.2.5. Aspek arsitektural Berdasarkan konsep dasar perancangan GOR ini yaitu arsitektur tropis, maka penggunaan elemen arsitektur tropis yang akan digunakan adalah sebagai berikut : a. Menggunakan bukaan semaksimal mungkin pada selubung bangunan untuk menciptakan suatu kenyamanan thermal, namun tidak mengganggu fungsi utama yang ada dalam bangunan. b. Menggunakan overstack pada atap bangunan untuk melindungi masuknya sinar matahari langsung kedalam bangunan serta melindungi masuknya air saat hujan yang disertai angin. c. Memaksimalkan vegetasi pada lahan terbuka agar menjadi lahan terbuka hijau yang dapat menghasilkan suatu iklim mikro.