PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MATERI KEPUTUSAN BERSAMA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO. Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha**

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DI SD NEGERI MAKMURJAYA IV KARAWANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. dalam sebuah kelas secara bersama (Didik dan Wahyu, 2011: 3).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V MI Miftakhul Ulum Plantungan Kendal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan (action research) yang bertujuan untuk memecahkan problematika

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Review Pendidikan Islam. Volume 01, Nomor 02, Desember 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN MENGOPTIMALKAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

ARTIKEL HASIL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MEDIA VISUAL

Keywords: Class Action Research, Audio Visual Video Media, Learning Outcome

PENINGKATAN HASIL BELAJAR NILAI PENGETAHUAN HAM MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA MAPEL PPKn PESERTA DIDIK KELAS XI SMK NEGERI 6 SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terfokus pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis (Masyhuri dan Zainuddin, 2008:151).

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih. bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Mata Pelajaran IPS Berbantukan Media Gambar Pada Siswa Kelas V di SDN Inpres Bobolon

2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang dilaksanakan di MI Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada siswa kelas IV ini merupakan

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DI MI AL ISLAM KALISALAK KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG

Nindi Djibu, NIM , *Dr. Hj Zulaecha Ngiu M. Pd, **Dr. H. Sukarman Kamuli, M.Si, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk

PENERAPAN MODEL JIGSAW DAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI PADA PEMBELAJARAN PKN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

Bumi Aksara, 2008 ) cet. 5, hlm : Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : PT

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRANI STUDI PGSD EAI(JUIAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDII(AhJ UNTWRS ITAS MUT{AMIVIADTYAH S UW

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBAGIAN BILANGAN CACAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL DI KELAS II SD NEGERI 2 KOTA BANDA ACEH

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Keywords: Make A Match model, Graphic Media, civic education learning

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE DISKUSI DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DI KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Inta Rafika Hudi. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA MINIATUR PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN-1 LANGKAI PALANGKARAYA

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Australia, dalam penelitian tindakan kelas oleh Prof. Dr. H. Muhammad Askari, M.Pd

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH MENGGUNAKAN MEDIA QUESTION CARD

Persada, 1996), hlm.10. Rosdakarya, 2009), hlm. 13. hlm Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo

Transkripsi:

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MATERI KEPUTUSAN BERSAMA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Candra Dewi IKIP PGRI Madiun candra.dewi16090@ikippgrimadiun.ac.id Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan pada pelajaran PKn kelas V Sekolah Dasar mengenai materi keputusan bersama. Berdasarkan observasi awal pada pembelajaran PKn belum menggunakan media pembelajaran yang memadai sehingga siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Pada pembelajaran PKn materi keputusan bersama memerlukan media yang bisa membangkitkan motivasi siswa sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini ialah untuk meningkatkan pemahaman konsep materi keputusan bersama mata pelajaran PKn Sekolah Dasar. Media yang cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi keputusan bersama adalah media video. Video mampu menjadi media untuk memberikan pesan atau informasi yang dapat diterima secara lebih merata kepada siswa, karena sangat baik untuk menerangkan suatu proses, mengatasi keterbatasan waktu, dan dapat diulang-ulang. Penelitian ini merupakan penilitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pemahaman konsep materi keputusan bersama mata pelajaran PKn mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada prosentase ketuntasan maupun rata-rata kelas. 108

PENDAHULUAN Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mempunyai kedudukan yang penting dalam usaha mempersiapkan siswa untuk hidup bermasyarakat. PKn mengajarkan komitmen dan kosistensi yang kuat untuk membentuk warga negara yang dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan NKRI, sehingga ketika anak dewasa mereka siap bersaing dalam dunia internasional tanpa meninggalkan jati diri dan identitas bangsa. Maka dari itu PKn perlu diajarkan semenjak anak duduk di bangku Sekolah Dasar. Pada kenyataannya, PKn dianggap ilmu yang sukar dan sulit dipahami. Begitu luasnya materi PKn menyebabkab anak sulit untuk diajak berfikir kritis dan kreatif dalam menyikapi masalah yang berbeda. Menurut Samsuri (2011: 28) pendidikan kewarganegaraan diartikan sebagai penyiapan generasi muda (siswa) untuk menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakatnya. Kegiatan belajar mengajar akan berlangsung efektif apabila siswa turut aktif dalam pembelajaran tersebut (Candra Dewi, 2015:156) Berdasarkan temuan penulis pada pembelajaran PKn siswa masih banyak yang merasa kesulitan untuk memahami materi. Sehingga ini mempengaruhi hasil belajar mereka menjadi kurang maksimal. Selain cakupan materi yang luas factor lain yang mempengaruhi adalah media pembelajaran. Guru belum maksimal dalam menggunakan media pembelajaran sehingga proses transfer ilmu pengetahuan juga belum bisa maksimal. Media pembelajaran saat ini merupakan salah satu komponen pokok dalam pelaksanaan pembelajaran. Setiap pembelajaran yang diberikan hendaknya menggunakan media pembelajaran sebagai saran dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa. Media pembelajaran yang digunakan harus relevan dengan materi atau kompetensi yang akan diberikan kepada siswa. Penggunaan media pembeelajaran diharapkan membantu siswa memahami materi yang sedang dipelajari. Media pembelajaran menurut Sadiman (2008: 7) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Berdasarkan pendapat Sadiman tersebut jelas bahwa media merupakan alat bantu pembelajaran yang digunakan guru supaya siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran. Selanjutnya`ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001:4) yaitu media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Jadi, media merupakan alat perantara yang diciptakan untuk menyalurkan pesan berupa materi pembelajaran dengan tujuan agar tercapai tujuan pembelajaran. Mengingat pentingnya media dalam proses pembelajaran, media pembelajaran mempunyai fungsi pokok dalam tercapainya proses pembelajaran yang maksimal. Menurut Hamalik seperti yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2003:15) pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Sekarang ini banyak jenis-jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru. Rudi Brets dalam buku Media Pembelajaran (2008 : 52) membagi media berdasarkan indera yang terlibat antara lain : (a) Media audio yaitu media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata; (b) Media visual yaitu media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak; (c) Media audio visual yaitu media yang melibatkan 109

indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses. Berdasarkan pada jenis-jenis media tersebut guru tinggal memilih media yang cocok untuk siswanya sesuai dengan materi yang akan di berikan dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Pada Pendidikan Sekolah Dasar guru sebaiknya memakai media pembelajaran dalam setiap proses pembelajaran, namun masih terdapat guru yang belum menggunakan media dalam proses pembelajaran. Guru hanya memakai gambar yang sudah ada pada buku tanpa ada media tambahan. Padahal pada anak usia Sekolah Dasar seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Menurut Hamalik (2002 : 104) pada usia Sekolah Dasar memiliki ciri-ciri perkembangan kognitis sebagai berikut; (1) konkrit, mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar; (2) Integratif, pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilahmilah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian; (3) masa tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Melihat pada ciri-ciri anak Sekolah dasar tersebut sebaiknya guru membuat media pembelajaran dengan memperhatikan ciri-ciri tersebut. Seiring dengan perkembangan zaman, media pembelajaran yang masih tradisional sedikit demi sedikit tergeser dengan media pembelajaran yang sudah modern. Salah satu media pembelajaran modern yang dapat digunakan guru adalah video. Video merupakan salah satu jenis media audio visual. Media audio visual adalah media yang menggunakan indera pendengaran dan indera penglihatan untuk dapat menerima informasi dari media tersebut. Media video cocok digunakan dalam pembelajaran PKn materi keputusan bersama karena sebelum siswa melaksanakan cara membuat keputusan bersama mereka terlebih dahulu harus memahami tentang materi keputusan bersama dan bagaimana melaksanakan pengambilan keputusan secara bersamasama. Media ini dapat menambah motivasi siswa dalam belajar karena siswa dapat melihat gambar dan mendengarkan suara yang keluar dari media tersebut, sehingga siswa akan lebih paham terhadap materi. Azhar Arsyad (2011 : 49) menyatakan bahwa video merupakan gambar-gambar dalam frame, dan diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup. Gambargambar yang hidup tersebut diharapkan dapat menggugah minat siswa untuk belajar PKn. Video mampu menjadi media untuk memberikan pesan atau informasi yang dapat diterima secara lebih merata kepada siswa, karena sangat baik untuk menerangkan suatu proses, mengatasi keterbatasan waktu, dan dapat diulangulang (Dina Indriana, 2001: 92). Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan media video menurut Daryanto (2010:90) antara lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, dan video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. ISI Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terfokus pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan secara kolaboratif partisipatif, yaitu penelitian 110

dengan melakukan kolaborasi kerjasama antara guru dengan peneliti. Proses tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini diupayakan agar masalah yang terjadi dapat teratasi, sekaligus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar. Objek penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan media video untuk meningkatkan pemahaman konsep Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi keputusan bersama. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2016. Penelitian ini dilaksanakan dengan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah; (1) Metode observasi, merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap aktivitas peserta didik dalam proses pelaksanaan PKn materi Keputuan bersama menggunakan media video; (2) metode tes, seperangkat rangsangan (stimuli) yang mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Metode tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran; (3) metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai seluk beluk pembelajaran baik sebelum maupun selama penelitian dilakukan seperti silabus, RPP, dan daftar nama siswa. Data-data yang diperoleh dari penelitian melalui metode pengumpulan data kemudian diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran mata pelajaran PKn materi keputusan bersama. Adapun data yang berupa angka diolah secara kuantitatif dan disajikan dalam bentuk angka-angka. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan metode pengumpulan data, untuk metode observasi peneliti menggunakan lembar observasi, dan untuk metode tes peneliti menggunakan soal. Hasil Pra Siklus Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui hasil belajar PKn materi keputusan bersama. Peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dari hasil observasi dapat di ketahui bahwa pada kegiatan pembelajaran guru belum menggunakan media, pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dari 20 siswa terdapat 11 siswa yang belum mencapai nilai KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 75, sehingga dari data awal tersebut dapat di katakan bahwa pemahaman konsep PKn materi pengeambilan keputusan belum berhasil. Berdasarkan data di atas, maka perlu dilakukan tindakan dengan menggunakan media video. Tabel 1 Hasil Tes Evaluasi Pemahaman Konsep PKn materi Pengambilan Keputusan pada Pra Siklus Jumlah Ket Nilai siswa 79 3 Tuntas 65 1 Tidak 60 3 Tidak 76 1 Tuntas 56 1 Tidak 80 2 Tuntas 68 1 Tidak 83 1 Tuntas 75 1 Tuntas 71 2 Tidak 64 1 Tidak 78 1 Tuntas 111

69 1 Tidak 70 1 Tidak Dari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 6 anak dari 20 anak (30%). Penetapan ketuntasan belajar berdasarkan indikator keberhasilan, yaitu mencapai nilai 75,0 sebagai batas ketuntasan belajar minimum dan rata-rata kelas sebesal 71,15. Hasil Siklus I Siklus I dilaksanakan selama 2 x 35 menit atau 1 kali pertemuan. Perencanaan pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan oleh guru dan peneliti dengan berdiskusi untuk membuat rancangan tindakan dan skenario pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksaan tindakan siklus I. setelah itu dilakukan pelaksanaan tindakan. Tindakan yang dilakukan di dalam kelas disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan dalam RPP. Dari pelaksanaan siklus I diperoleh data hasil belajar sebagai berikut. Tabel 2 Hasil Tes Evaluasi Pemahaman Konsep PKn materi Pengambilan Keputusan pada Siklus I Jumlah Ket Nilai siswa 80 2 Tuntas 76 4 Tuntas 70 2 Tidak 65 1 Tidak 90 1 Tuntas 60 1 Tidak 75 3 Tuntas 82 4 Tuntas 71 1 Tidak 64 1 Tidak Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 14 anak dari 20 anak (70%) dengan rata-rata kelas 75,4. Pada siklus I sudah terlihat siswa mulai antusias mengikuti pembelajaran karena dalam kegiatan pembelajaran siswa memperhatikan video pengambilan keputusan, namun masih terdapat beberapa siswa yang masih belum tertarik mengikuti pelajaran. Berdarkan hasil tersebut baru 55% siswa tuntas belajar, sehingga perlu dilakukan Siklus ke II. Hasil Siklus II Hasil pada siklus I belum memnuhi indikator ketercapaian sehingga dilanjutkan pada siklus II. Siklus II merupakan hasil refleksi dari siklus I, yaitu dilakukan perbaikan pada video pembelajaran menjadi lebih baik. Hasil belajar yang di peroleh pada siklus II yaitu Tabel 3 Hasil Tes Evaluasi Pemahaman Konsep PKn materi Pengambilan Keputusan pada Siklus II Jumlah Ket Nilai siswa 95 4 Tuntas 90 3 Tuntas 80 4 Tuntas 83 2 Tuntas 78 3 Tuntas 77 1 Tuntas 70 2 Tidak 65 1 Tidak Berdasarkan table tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai nilai ketuntasan sejumlah 17 siswa dengan prosentase 85% dan rata-rata kelas yaitu 82,6. Dari hasil siklus II indicator ketercapaian sudah tercapai sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus III. Setelah Siklus I dan Siklus II terlaksana diperoleh perbandingan prosentase ketuntasan hasil belajar pada tiap-tiap siklus sebagai beriku: Tabel 4 Perbandingan Ketuntasan Belajar pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II Prosentase 30% 70% 85% Ketuntasan Rata-rata kelas 71,2 75,4 82,6 Table 4 menujukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada meningkatnya prosentase ketuntasan belajar. 112

SIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan disimpulkan bahwa penerapan media video dalam pembelajaran PKN kelas V SD mengalami peningkatan dalam hasil belajar pemahaman konsep materi keputusan bersama. Aktivitas belajar menjadi menyenangkan dan bermakna, interaksi yang terjadi antara guru dan siswa ataupun siswa dengan siswa menjadi lebih aktif. Siswa sangat senang dengan media yang digunakan, dan pengembangan pembelajaran terus dilakukan oleh siswa. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari peningkatan prosentase ketuntasan maupun rata-rata kelas. Prosentase ketuntasan pada pra siklus adalah 30% dan pada siklus I mengalami kenaikan sebesar 40% menjadi 70%. Prosentase ketuntasan dari siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan sebesar 15% menjadi 85%. Selain prosentase ketuntasan yang mengalami peningkatan, rata-rata kelas juga mengalami peningkatan pada setiap siklus. Rata-rata kelas pada pra siklus sebesar 71,2 mengalami peningkatan sebesar 4,2 menjadi 75,4. Sedangkan pada siklus II rata-rata kelas sebesar 82,6. Ratarata kelas dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 7,2. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Oemar Hamalik. (2002). Psikologi Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Al gensindo Purnamawati dan Eldarni. (2001). Media Pembelajaran. Jakarta: CV. Rajawali. Rudi Brets. (2008). Media Pembelajaran dan Aplikasinya. Jakarta:Gramedia Pustaka utama Samsuri. (2011). Pendidikan Karakter Warga Negara. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia DAFTAR PUSTAKA Arief S Sadiman, dkk. (2008). Media pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Azhar Arsyad (2003). Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers Candra Dewi. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-pairshare untuk Meningkatkan pemahaman Konsep Masalah Sosial IPS Pada Siswa Sekolah Dasar. Premiere Educandum, 5(2) pp 155-167 113