BAB I PENDAHULUAN. bahkan para penjelajah kuno seperti S. Dillon Ripley (1980, hal.51) mengatakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

PENDAHULUAN. Gambar 1 Bange (Macaca tonkeana) (Sumber: Rowe 1996)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB1 I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi 1. Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. migran. World Conservation Monitoring Centre (1994) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak penerbit buku lokal yang menerbitkan buku-buku cerita

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

Kekayaan Alam Indonesia dan Isyarat Islam untuk Memanfaatkan Sumber Daya Alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dua pertiga merupakan luas lautan. Sedangakan diantara negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. secara lestari sumber daya alam hayati dari ekosistemnya.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan jumlah spesies burung endemik (Sujatnika, 1995). Setidaknya

Identifikasi Lokasi Prioritas Konservasi di Indonesia Berdasarkan Konektivitas Darat-Laut

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Keberadaan hutan di Indonesia mempunyai banyak fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 ( 5 April 2016).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sosial masyarakat karena tanpa bahasa masyarakat akan sulit untuk

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.2

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur. Fenomena permukaan meliputi bentukan positif, seperti

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SMK SE-KABUPATEN CIAMIS TP. 2013/2014

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah suatu hal yang terjadi begitu saja akantetapi memiliki arti dan tujuan.

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

I. PENDAHULUAN. Taman Hutan Raya (Tahura) Tongkoh terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 KESESUAIAN LAHAN D I TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KIARA PAYUNG UNTUK TANAMAN END EMIK JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan memberikan dukungan bagi pelaksanaan pembangunan. Pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi. Permainan menurut Joan Freeman dan Utami Munandar (dalam Andang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak kisah cerita rakyat dari berbagai daerah di tanah air,

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

2016 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNTUK TANAMAN ENDEMIK JAWA BARAT MENGGUNAKAN GISARCVIEW

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sunda melengkapi keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Kujang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia sangat kaya dan melimpah. Ini bukan sembarang kalimat yang terlontar, seluruh bagian dunia pun mengakuinya, bahkan para penjelajah kuno seperti S. Dillon Ripley (1980, hal.51) mengatakan perjalanan melintasi kawasan hutan hujan tropik Asia merupakan perjalanan menggairahkan dan penuh penemuan, lingkungan yang luar biasa. Kepulauan Nusantara ini tercipta melalui proses yang panjang, beberapa faktor seperti jalur gunung api, peralihan dua benua dan dua samudra serta perubahan iklim pada zaman dahulu merupakan faktor yang memicu kondisi alam Indonesia yang bisa dibilang unik akan mahluk hidupnya, terutama satwa-satwanya. Banyak satwa Indonesia memiliki nenek moyang berasal dari daerah benua Asia dan Australia. Namun dengan suatu kejadian gejala biologis seperti melakukan migrasi dalam pencarian sumber makanan hingga terpencil dalam sebuah pulau, maka satwa tersebut resmi mendapatkan istilah satwa endemik dengan berbagai macam proses biologis yang dialaminya. Karena suatu organisme bila dikatakan endemik harus ditemukan disuatu tempat dan tidak ada ditempat lainnya. Spesies asli belum tentu spesies endemik, namun spesies endemik pastilah spesies asli wilayah tersebut. Luasnya negara Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau besar dan kecil terdapat jenis satwa yang unik dan khas pada setiap penyebaran di daerahnya. Orangutan,Gajah,Harimau serta Badak bercula satu merupakan contoh satwa khas 1

Indonesia yang umumnya publik ketahui,tetapi sesungguhnya masih banyak lagi satwa khas yang mendiami wilayah archipelago ini. Banyak yang sudah teridentifikasi, permasalahannya yaitu banyak publik khususnya kalangan remaja kurang tahu akan keberadaan satwa unik tersebut. Perlu adanya upaya sosisalisasi tentang keberadaan mereka. Pencerminan yang menarik bagi suatu negara/pulau dimana apabila mempunyai organisme tersebut akan menjadi sorotan masyarakat dunia, dimana tentunya akan meningkatkan nilai ekonomi suatu negara/pulau tersebut kemudian jika bicara mengenai satwa endemik Indonesia contohnya tidak lepas dengan satwa Orangutan yang hanya terdapat di Indonesia ( Kalimantan dan Sumatera ) sangat penting pengetahuan ini disebarkan karena satwa ini merupakan spesies kunci yang artinya satwa payung utama yang hidup di hutan yang mempunyai fungsi sebagai penjaga hutan alam. Usia muda khususnya kalangan remaja sangat umum/lumrah untuk dijadikan target apapun, jika dikaitkan dengan satwa endemik Indonesia karena belum dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, sebab itu populasinya semakin menurun. Sehingga WWF sering melakukan sosialisasi mengenai hal ini di kalangan muda. Harapanya yaitu guna melestarikan satwa endemik karena terdapat nilai ekonomi, ekologi dan sosial, sehingga peran mereka sangat diperhitungkan, Donny Prasmono (WWF). Untuk fenomena yang terjadi pada kalangan muda yang terkait dengan lingkungan alam Donny Prasmono (2014) mengutarakan bahwa kalangan muda sangat mudah terpengaruh dan untuk fenomena khususnya memang tidak bisa dijabarkan secara detail, tetapi kalangan lembaga pecinta lingkungan melihat bahwa kalangan usia muda tingkat kepeduliannya masih kurang. Ini dilihat dari hal sederhana seperti membuang 2

sampah masih sembarangan dan secara proses pengetahuan akan satwa endemik pun rendah. Artinya satwa endemik sebagai asset negara dan pulau tersebut dalam memberikan pengaruh yang luar biasa besar (nilai ekonomi,ekologi dan sosial ) bagi masyarakat khususnya kalangan remaja. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian kali ini adalah dimana kalangan remaja usia 12 sampai 17 tahun kurang mengenal serta mengetahui akan keanekaragaman satwa di Indonesia. Rumusan masalahnya yaitu bagaimana merancang buku ilustrasi mengenai keanekaragaman satwa Indonesia bagi kalangan remaja? 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini yaitu memuat 21 satwa endemik Indonesia yang diprioritaskan untuk dilestarikan dan di kenal. Lalu menetapkan remaja awal usia 12 sampai 17 tahun di lungkungan perkotaan setiap daerah sebagai target dari penelitian ini dengan sebuah media buku ilustrasi. 1.4. Tujuan Tugas Akhir Merancang sebuah buku ilustrasi yang menjelaskan tentang keanekaragaman satwa endemik Indonesia yang dapat dipahami dengan baik oleh kalangan remaja melalui ilustrasi yang menarik bagi remaja. 3

1.5. Manfaat Tugas Akhir Manfaat tugas akhir ini: 1. Untuk penulis : penulis dapat mengeksplor skill dalam pembuatan ilustrasi dari objek satwa. 2. Keilmuan DKV : penerapan ilmu DKV untuk perancangan tugas akhir ini bermanfaat dalam hal mendesain layout dari buku ilustrasi. 3. Untuk masyarakat : masyarakat semakin mengenal keanekaragaman satwa endemik Indonesia dan mengetahui fakta serta fenomenanya yang mengandung nilai ekonomi, ekologi dan sosial. 4. Untuk UMN : hasil perancangan buku ilustrasi ini dapat dijadikan dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi sivitas akademika. 1.6. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode kuantitatif. Penelitian berangkat dari teori menuju data. Data-data didapat dengan melakukan wawancara pada pihak terkait, membuat kuisioner lalu menganalisa refrensi buku ilustrasi. 1.7. Metode Perancangan Perancangan buku ilustrasi satwa endemik Indonesia dimulai dengan studi literatur, lalu mencari sebuah problem. setelah itu mengumpulkan data-data dari wawancara dan kuisioner. Kemudian membuat sebuah konsep kreatif dari hasil 4

mindmaping yang kemudian dikembangkan menjadi big idea dalam perancangan buku ilustrasi ini. 1.8. Skematika Perancangan (Tugas Akhir). 5