PERPUSTAKAAN DAN PLAGIARISME Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fakultas Geografi UGM INTISARI

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIARISME. Disusun Oleh : TIM LPPM

UNIT PENJAMIN MUTU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ANTI PLAGIARISME

PLAGIARISME DALAM PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember Ketua LPPM UNW. Sigit Ambar Widyawati, S.KM,M.Kes

A. Pendahuluan B. Definisi Plagiarisme sengaja tidak

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7142 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN PLAGIARISM DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

PANDUAN ANTI PLAGIARISME

MEMBUAT SITASI DAN DAFTAR PUSTAKA Oleh Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fak. Geografi- UGM Intisari

Memperhatikan : Surat Dirjen DIKTI Nomor:217/E/KM/2013 tentang PLAGIASI dalam Rangka Peningkatan Mutu Akademik Perguruan Tinggi.

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

BUKU PEDOMAN PENANGANAN PLAGIASI BAGI DOSEN DAN MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam ilmu pendidikan. Kemajuan di dunia pendidikan sangatlah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

Oleh: Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE.,MM Profesor Ilmu Manajemen Undiknas University

ETIKA DAN KODE ETIK PENULISAN ILMIAH. Oleh : Achmad Arifin, M.Eng [Editor JPTK]

Gedung Auditorium Gd.Hindarto Joesman FK Unjani

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME

PLAGIASI DAN KEJUJURAN ILMIAH

KODE ETIK di Lingkungan Program Pascasarjana- Universitas Terbuka (Bahan OSMB dan BTR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (ITAA)dalam Henry Soelistyo (2011), perangkat keras komputer. Sedangkan Akhmad Fauzi (2008:5) menyebutkan bahwa,

TUNTUTAN KEORISINILAN SERTA MASLAH PLAGIASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH. Oleh: Hamdan Hadi Kusuma

BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didalamnya terdapat unsur pencurian berupa pencurian ide-ide dan gagasan tanpa

SELF PLAGIARISM dan. PERMENDIKNAS NOMOR 17/2010 tentang PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT

Plagiarisme. Materi kuliah Etika Profesi Nur Hidayat. Acuan

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 151/IT Del/Rek/SK/XII/17 Tentang KODE ETIK PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH INSTITUT TEKNOLOGI DEL

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PLAGIASI AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

Metodologi Desain. Kelompok 3 Claresta Febrianto Jessica Veranda Regina Artya

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. tindakan negatif mahasiswa dalam melakukan kecurangan dalam menghasilkan

Livia Melda Christanti

LAPORAN KEIKUTSERTAAN DALAM PELATIHAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT MANAJER

DIKLATPIM TK. II PANDUAN LAPORAN INDIVIDUAL. (Disertai Panduan Mengenal dan Mencegah Plagiarisme)

ESSAY BEBAS MUDA AIRLANGGA YANG BUTUH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ( ANTI PLAGIARISM! ) Oleh : Rif atul Qomariyah ( ) DEPARTEMEN KOMUNIKASI

Teknik Penggunaan Software Anti Plagiat

Analisa Perbandingan Aplikasi Pendeteksi Plagiat Terhadap Karya Ilmiah

PUBLIKASI ILMIAH DAN ETIKA KEPENULISAN ARTIKEL ILMIAH

Pendidik Profesional Ilmuwan Tugas Utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan seni melalui Tridharma PT

PLAGIARISME: PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Plagiarisme Akademik 1

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulisan. Dalam suatu tulisan pengarang memaparkan suatu ide atau

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA Nomor: 0187/UN9/KP/Tahun 2013 TENTANG

Tips 4: Ingat Syarat Buku Bermutu

Menjamurnya Mahasiswa Plagiator

BAB II LANDASAN TEORI. Kemudian di kamus Longman Dictionary of English Language and Culture,

Hanif Fakhrurroja, MT

Disusun Oleh : Handris Krisnayana ( )

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Azwar (1995) Psikologi memandang perilaku manusia (Human

PERATURAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA. Nomor: 0536 /UN9/PP/2013. Tentang PEDOMAN INTEGRITAS KARYA ILMIAH UNIVERSITAS RIWIJAYA REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI LANGAKAH AWAL PENCEGAHAN PLAGIARISME. Dosen PJMK: Mohammad Adib, drs, M.Si

Hasil wawancara dengan Prof. Dr. A. Dardiri, M.Hum. (Tanggal 26 Agustus 2010)

Plagiarisme dan Upaya. Akademik di Indonesia

BEBERAPA CATATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN ISI UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI PIJAKAN PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

Menakar Artikel yang Layak Terbit 1

BAB I PENDAHULUAN. belajar baik di sekolah maupun di kampus. Hasil survey Litbang Media Group

ETIKA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND UNIVERSITAS ANDALAS

Hasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN

ATURAN, ETIKA AKADEMIK, TUGAS DAN KEWAJIBAN DOSEN PEMBIMBING, KETUA SIDANG DAN PENGUJI DALAM PENYELESAIAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Mahasiswa memiliki potensi yang harus dikembangkan. Salah satu sistem

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Lembaga Administrasi Neg

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana

PLAGIARISME. Ada dua kelompok pelanggaran etik: 1. Sengaja: si pelaku tahu apa yang dilakukan merupakan pelanggaran dan sepantasnya mendapat sanksi

KUTIPAN DAN PARAPRASI (Quoting and Paraphrasing)

Pengaplikasian Template Modul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artikel.karya tulis ini mengenai software turnitin, yakni software anti plagiasi.

JURNAL ILMIAH: MENGAPA DAN BAGAIMANA 1 Oleh Utami Dewi, M.PP

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH TERHADAP TINDAKAN PLAGIAT DALAM PENULISAN SKRIPSI

BAB VIII ATURAN DAN ETIKA AKADEMIK

ESSAY PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMANGAT KEBANGSAAN DEMI MASA DEPAN CEMERLANG

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ialah makalah. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk memenuhi

PPKN DOSEN PJMK: DRS. H. MOHAMMAD ADIB, MA. PLAGIAT = KEJAHATAN AKADEMIK

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIARISME DI PERGURUAN TINGGI

PUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kultur akademik sendiri menghendaki mahasiswa itu untuk melakukan proses

MENGHINDARI PERANGKAP PLAGIARISME DALAM MENGHASILKAN KARYA TULIS ILMIAH. PROF. DR. IR. H. ZULKARNAIN, M.HORT.SC. Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PERJUANGAN NOMOR 01TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PENELITIAN UNIVERSITAS PERJUANGAN

TINGKAT PLAGIARISME DI KALANGAN PUSTAKAWAN

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BUKU ETIKA PENELITIAN TAHUN 2014

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA SEMARANG NOMOR : 101/SK/UPGRIS/VII/2014 tentang

KODE ETIK PENULIS DAN ETIKA KEPENULISAN

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Bagaimanakah upaya Jurusan/ Progam Studi dan Fakultas dalam mencegah dan menanggulangi plagiat dalam penulisan TAS?

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

TEKNIK MENYUSUN SKRIPSI YANG BEBAS PLAGIAT *Salam, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara hukum Pasal 24 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

PROGRAM PENGENALAN AKADEMIK

1. Tekanan formal dan informal pada peneliti sistem informasi untuk melakukan publikasi

BAB I PENDAHULUAN. berkata maupun berperilaku disetiap aktivitas kehidupan. Kejujuran adalah wujud

04/PP/DITDIKTENDIK/2012 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Hindari Korupsi dengan Tidak Berlaku Plagiat

PUSTAKAWAN MENULIS, APAKAH SUATU KEHARUSAN Purwani Istiana Pustakawan Universitas Gadjah Mada

BUKU KODE ETIK DOSEN

Transkripsi:

PERPUSTAKAAN DAN PLAGIARISME Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fakultas Geografi UGM nina@ugm.ac.id INTISARI Perpustakaan menjadi salah satu lalu lintas lajunya informasi. Setiap karya yang dihasilkan selalu merujuk pada karya sebelumnya atau karya lain. Dalam dunia akademis perpustakaan menjadi salah satu tempat dimana aktivitas menyusun karya tulis atau karya ilmiah dihasilkan. Dapat dikatakan bahwa perpustakaan memiliki peran dalam memproduksi ilmu pengetahuan baru, baik dalam bentuk buku maupun karya penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi. Sehingga menjadi cukup relevan, jika perpustakaan perlu ambil bagian dalam mencegah terjadinya praktek-praktek plagiarisme. Menjadi penting bagi pengelola perpustakaan dan pustakawan untuk memahami dengan baik terkait dengan plagiarism. Tulisan ini menguraikan tentang definisi plagiarism, batasan, alasan seseorang terjebak untuk melakukan plagiat, sanksi yang dijatuhkan jika melakukan tindakan plagiat, serta upaya mencegah tindakan plagiat itu sendiri. Kata Kunci: Plagiat, Batasan Plagiat, Sanksi Plagiat Pendahuluan Mengapa perpustakaan dikaitkan dengan plagiarisme? Apa urusan perpustakaan dengan plagiarisme? Bukankah selama ini perpustakaan hanya sebagai unit/lembaga yang menerima atau mengumpulkan buku/karya tulis/ publikasi yang telah siap untuk didesiminasikan kepada pembacanya? Kita ketahui bahwa pendidikan tinggi mempunyai tiga misi yakni melakukan pengembangan, mendesiminasikan dan menggunakan ilmu pengetahuan (Zulkarnain, 2012). Kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, tentu saja tidak terlepas dari kegiatan penelitian yang dilakukan baik oleh dosen maupun mahasiswa. Hasil penelitian dituangkan dalam bentuk karya ilmiah, artikel ilmiah atau dalam bentuk skripsi, tesis atau disertasi. Hasil penelitian selanjutnya disebarluaskan agar supaya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan kemaslahatan bersama dan juga digunakan kembali sebagai rujukan 1

kegiatan penelitian yang akan datang sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, tiga misi pendidikan tinggi, tidaklah terlepas dari peran /tugas pokok perpustakaan. Perpustakaan sebagai pengelola informasi yang akan menjadi bahan rujukan bagi kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan. Perpustakaan mendesiminasikan hasil penelitian dan berbagai informasi lain. Dapat kita katakan bahwa perpustakaan berperan penting dalam memproduksi mengembangkan ilmu pengetahuan. Skripsi, tesis, disertasi dan karya ilmiah lainnya tersimpan dan dapat diakses melalui perpustakaan. Dalam proses produksi ilmu pengetahuan, dalam hal ini karya yang dihasilkan oleh perseorangan atau kelompok di dalam lingkup pendidikan tinggi harus bebas dari unsur plagiarisme. Bebas dari unsur plagiarisme menjadi hal yang penting sehingga Menteri Pendidikan Nasional menerbitkan Peraturan Menteri No. 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Permen inilah yang menjadi pijakan bagi lembaga pendidikan tinggi, secara konsisten melakukan langkah-langkah penanggulangan dan pencegahan plagiarisme di lingkungan institusinya. Perpustakaan mendokumentasikan karya ilmiah, baik artikel, skripsi, tesis dan disertasi karya mahasiswa. Jika kemudian karya yang didokumentasikan di perpustakaan, ternyata mengandung unsur plagiarisme, tentunya ini adalah pekerjaan rumah seluruh sivitas akademika untuk memerangi hal tersebut. Perpustakaan terutama yang berada di lingkup perguruan tinggi, tidak lagi bisa berdiam diri, dengan adanya isu-isu terkait dengan plagiarisme. Ada tanggungjawab moral 2

bersama, bagaimana pustakawan mampu berkontribusi dalam pencegahan tindakan plagiat dilingkungannya. Perpustakaan dalam hal ini pustakawan sudah tidak lagi berdiam diri ketika lembaga yang menaunginya memiliki tujuan besar untuk memerangi plagiarisme. Menjadi problem besar bagi universitas atau lembaga pendidikan di negeri ini, jika mendapati karya ilmiah akademik yang diketahui mengandung unsur-unsur plagiarisme. Sehingga saat ini permasalahan plagiarisme menjadi hal yang patut diperhatikan. Plagiarisme dinyatakan sebagai kejahatan akademik ( Soelistyo, 2011, p. 32). Dan yang disayangkan adalah tindakan plagiarisme terkadang dilakukan karena tidak sengaja disebabkan kurangpahamnya mereka (dosen dan mahasiswa) akan batasan plagiarisme itu sendiri. Munculnya beberapa kasus plagiat menjadi keprihatinan kita semuanya. Beberapa kasus barangkali diketahui khalayak secara umum, namun adapula kasuskasus tindakan plagiat yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat akademis. Sehingga menjadi hal yang sangat penting, jika kemudian lembaga pendidikan tinggi merasa perlu memberikan edukasi kepada masyarakat akademisnya agar mampu menjunjung tinggi etika moral. Diharapkan ketika masyarakat akademis ( dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan) memproduksi karya tulis, buku maupun karya ilmiah senantiasa mengakui, menghormati dan menghargai karya orang lain. Kita ketahui bersama bahwa ilmu pengetahuan dikembangkan berdasarkan pada ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Sehingga kita tidak perlu ragu-ragu bagi siapapun (masyarakat akademis) ketika menyusun karya ilmiah/karya tulis, menyebutkan sumber rujukan. Harus dipahamkan bahwa kejujuran intelektual tidak akan menurunkan bobot karya tulis kita. Pemahaman tentang hal ini akan 3

menekankan pula bahwa dunia pendidikan tinggi bukan mengutamakan hasil akhir atas sebuah karya tulis, namun menekankan pada tantangan untuk melakukan proses pembelajaran dalam pencapaian sebuah gelar kesarjanaan. Definisi Plagiarisme Ada beberapa definisi terkait dengan plagiarisme. Yang saya sebut pertama adalah definisi plagiarisme menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010, yaitu: Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai Kita dapat cermati dari definisi plagiat diatas, bahwa tindakan plagiat adalah perbuatan yang kita lakukan sengaja maupun tidak sengaja. Inilah hal yang perlu kita perhatikan. Artinya jika mahasiswa maupun dosen terjerat kasus plagiat, bisa jadi melakukannya tanpa sengaja. Tanpa sengaja disini, bisa disebabkan karena kurangpahamnya akan batasan plagiarisme itu sendiri atau karena tidak memiliki pemahaman terkait bagaimana cara mengutip menggunakan karya orang lain. Ini sangat disayangkan. Sengaja maupun tidak sengaja, jika dijumpai tindakan plagiat maka apapun alasannya tetaplah dipandang sebagai plagiat. Oleh karena itu perlu sosialisasi tentang berbagai hal terkait dengan plagiarisme. Sumber lain, Oxford American Dictionary menyatakan bahwa to take and use another person s ideas or wriitng or inventions as one s own (Clabaugh, 2001). Senada dengan definisi ini adalah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 4

(2008) mengatakan Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri. Dalam kedua definisi tersebut menekankan bahwa plagiat merupakan tindakan mengakui karya atau pendapat orang lain sebagai karyanya sendiri, baik sebagian maupun keseluruhan. Dalam tataran praktis yaitu penulisan karya ilmiah, tindakan plagiat terjadi karena kelalaian penulis karya, menggunakan ide atau pendapat seseorang tanpa menuliskan sumbernya. Hal ini bisa sengaja dilakukan supaya pembaca, memahami bahwa karya tersebut orisinil karya dirinya sendiri, atau dapat juga karena tidak sengaja yaitu kurang paham cara melakukan kutipan terhadap karya orang lain. Batasan Plagiarisme Batasan plagiarisme digunakan sebagai salah satu panduan untuk menguraikan kembali supaya definisi plagiarisme lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam tugas sehari-hari. Batasan plagiarisme yang kami rangkum dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 17 Tahun 2010 dan menurut Soelistyo (2011) adalah sebagai berikut: 1. Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan tanpa menyebutkan identitas sumbernya. 2. Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya. 3. Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya. 4. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri. 5

5. Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan identitas sumbernya. 6. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan /atau telah dipublikasikan oleh pihak lain seolah-olah sebagai karya sendiri. 7. Mengumpulkan karya ilmiah yang dibuat orang lain (dengan cara membeli maupun membayar) dan diakui sebagai karyanya 8. Menggunakan suatu karya untuk dikumpulkan pada satu tugas akademik, yang sebelumnya telah digunakan pada tugas akademik lain yang terkait dengan suatu mata kuliah. Batasan plagiarisme, menekankan pada kalimat tanpa menyebutkan identitas sumber sehingga kata kunci untuk menghindari plagiarisme adalah penulis memberikan pengakuan kepada pengarang, jika kita memang secara nyata menggunakan ide, pendapat, gagasan, data dan fakta yang telah diungkapkan oleh penulis sebelumnya. Lalu, apa permasalahannya sekarang? Jika untuk menghindari plagiarisme, kita cukup dengan menyebutkan identitas sumber, mengapa plagiarisme tetap dilakukan? Berikut ini tindakan yang tidak tergolong plagiarisme yaitu: 1. Menggunakan pengetahuan yang sudah menjadi fakta umum di masyarakat. Misalnya tanggal-tanggal bersejarah, ibu kota suatu negara. 2. Menggunakan peribahasa yang sudah umum dikenal. Kata-kata mutiara yang tidak diketahui lagi siapa penciptanya. 6

3. Memparafrasa kalimat orang lain, dengan tetap menyebutkan sumbernya secara jelas. 4. Melakukan kutipan, sehingga jelas, bagian karya yang dikutip dari karya orang lain, dengan tetap menyebutkan sumbernya secara jelas. Mengapa Plagiarisme Terjadi Plagiarisme menjadi bahasan yang menarik dikalangan akademisi. Hal ini semakin nyata dengan terbitnya Peraturan Menteri Nomor 17 tahun 2010. Semakin banyak penulis yang tidak mengindahkan etika dalam kegiatan penulisan. Kita ketahui bahwa menulis ( menyusun suatu karya tulis yang berkualitas) bukanlah hal yang mudah. Untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas perlu banyak berlatih dan pastinya juga membaca. Dengan banyak membaca maka kita akan dilatih untuk berpikir analitis, sehingga mampu menuangkan serta mengembangkan gagasan, ide yang kita miliki. Kurangnya waktu yang disediakan untuk membaca berbagai literatur dan menganalisis bacaan, barangkali menjadi salah satu pemicu terjadinya tindakan plagiat. Berikut beberapa hal yang memicu terjadinya tindakan plagiat: 1. Tidak memiliki waktu cukup (keterbatasan waktu) untuk menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang menjadi beban tanggungjawabnya. Hal ini mendorong seseorang mencari jalan pintas dengan melakukan copy-paste atas karya orang lain. 2. Malas membaca dan melakukan analisis/sintesis terhadap sumber referensi yang dimiliki. Hal ini membutuhkan pemikiran yang mendalam atas sumber informasi yang dibacanya 7

3. Tidak memiliki pemahaman tentang kapan dan bagaimana harus melakukan kutipan. 4. Kurangnya perhatian dari guru ataupun dosen terhadap persoalan plagiarisme. 5. Pandangan plagiator atas plagiarisme, yang tidak menganggap tindakan plagiat sebagai bentuk kejahatan 6. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, yang memberikan pilihan yang menggiurkan untuk memperoleh bahan tulisan dengan cepat dan mudah. 7. Menipisnya semangat untuk melalui proses pendidikan, sehingga lebih berorietasi hasil. 8. Sanksi hukum pada pelaku plagiat masih sangat minim. Sanksi diberikan baru sebatas pada sanksi administratif. Beberapa hal yang menjadi pemicu tindakan plagiat perlu menjadi perhatian kita bersama, sehingga ruang geraknya tidak semakin meluas, melebar yang pada akhirnya akan merugikan dunia pendidikan tinggi secara keseluruhan. Kenyataan yang sudah terjadi, beberapa kasus plagiat yang muncul membuat kita tersadar. Kejujuran mulai terkikis dikalangan akademisi, ada pengingkaran terhadap etika akademis yang selama ini dibangun, bahwa kultur akademis adalah kultur yang bermoral dan beretika. Tipe-Tipe Plagiarisme Mengenai tipe-tipe plagiarisme ada beberapa yaitu Soelistyo (2011): 1. Plagiarisme Kata demi Kata (Word for word Plagiarism). Disini penulis secara nyata menggunakan kata-kata penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya. 8

2. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source). Penulis tidak menyebutkan secara lengkap referensi yang dirujuk. Menggunakan gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan yang cukup. 3. Plagiarisme Kepengarangan ( Plagiarism of Authorship). Penulis mengakui sebagai pengarang karya tulis karya orang lain. 4. Self Plagiarism. Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempublikasikan satu artikel pada lebih dari satu redaksi publikasi. Dan mendaur ulang karya tulis/ karya ilmiah. Yang penting dalam self plagiarism adalah bahwa ketika mengambil karya sendiri, maka ciptaan karya baru yang dihasilkan harus memiliki perubahan yang berarti. Artinya Karya yang lama merupakan bagian kecil dari karya baru yang dihasilkan. Sehingga disini pembaca akan memperoleh hal baru, yang benar-benar penulis tuangkan pada karya tulis yang menggunakan karya lama. Sanksi bagi Pelaku Plagiarisme Sanksi atas tindakan plagiat ditujukan kepada mahasiswa, dosen maupun tenaga kependidikan yang dengan sengaja maupun tidak sengaja melakukan tindakan plagiat. Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 telah mengatur sanksi tersebut. Jika terbukti melakukan plagiasi maka seorang mahasiswa akan memperoleh sanksi sebagai berikut: 1. Teguran 2. Peringatan tertulis 3. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa 9

4. Pembatalan nilai 5. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa 6. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa 7. Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses pendidikan. Adapun sesuai dengan Permen Nomor 17 Tahun 2010 pula, sanksi bagi dosen, peneliti dan tenaga kependidikan, yang terbukti melakukan tindakan plagiat telah diatur dengan sanksi sebagai berikut: 1. Teguran 2. Peringatan Tertulis 3. Penundaan pemberian hak dosen, peneliti dan tenaga kependidikan 4. Penurunan hak untuk diusulkan sebagai guru besar atau profesor atau peneliti utama bagi yang memenuhi syarat 5. Pencabutan hak untuk diusulkan dari status sebagai dosen atau peneliti atau tenaga kependidikan 6. Pemberhentian dengan hormat 7. Pemberhentian tidak dengan hormat 8. Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan Seperti telah kita ketahui telah terjadi (dugaan) tindak plagiat oleh masyarakat akademis di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Upaya untuk memenuhi syarat memperoleh derajat tertentu, seperti gelar profesor, dan bahkan untuk mencapai derajat kesarjanaan level tertentu. Tentu hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Di dalam UU sistem pendidikan Nasional disebutkan pada pasal 70 : 10

Lulusan yang karya ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan gelar akademik, profesi atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan /atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000, 00 (dua ratus juta rupiah). Upaya Mencegah Tindakan Plagiarisme Plagiarisme telah menjadi perhatian masyarakat akademis, sehingga upaya untuk menghindari plagiarisme secara intensif dilakukan. Berdasarkan Permen Nomor 17 Tahun 2010 disebutkan beberapa upaya untuk menanggulangi tindakan plagiat dilingkungan pendidikan, yaitu: 1. Setiap karya ilmiah yang dihasilkan ( skripsi, tesis dan disertasi) dilampiri surat pernyataan dari yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa karya ilmiah tersebut tidak mengandung unsur plagiat. 2. Pimpinan Perguruan Tinggi berkewajiban mengunggah semua karya ilmiah yang dihasilkan pada portal nasional, seperti portal Garuda atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi. 3. Sosialisasi terkait dengan UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 dan Permendiknas No. 17 tahun 2010 kepada seluruh masyarakat akademis. Sosialisasi terkait plagiarisme inilah pustakawan mampu berperan dalam menjembatani antara penguna dengan informasi yang disediakan untuk rujukan penyusunan karya ilmiah. Perpustakaan dalam hal ini pustakawan bekerja sama dengan lembaga induknya (universitas/fakultas) untuk melakukan kegiatan sosialisasi menghindari plagiarisme. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu 11

bagian dari materi literasi informasi yang telah dilakukan sebelumnya di masingmasing lembaga pendidikan tinggi. Menanggulangi plagiarisme sudah semestinya menjadi sebuah komitmen yang utuh bagi semua masyarakat akademis kita. Karena jika hal ini dibiarkan akan semakin menggerogoti moral generasi kita terkait dengan nilai-nilai kejujuran. Kultur akademik harus terus dibangun dengan landasan kejujuran dan moralitas. Kultur akademik, marilah kita jaga sehingga terhindar dari unsur plagiarisme apapun bentuk dan versinya. Langkah konkrit lain upaya memerangi plagiarisme adalah dengan membekali mahasiswa dengan pemahaman: 1. Ketentuan mengenai pengutipan 2. Bagaimana melakukan parafrase 3. Bagaimana format dan penyusunan daftar pustaka dalam penulisan karya ilmiah. Pemahaman tiga hal diatas menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran di bangku perguruan tinggi. Mahasiswa akan terus bergumul dengan berbagai tugas penulisan dan penelitian yang sangat dekat dengan tindakan plagiat. Sehingga mahasiswa tidak terjebak dalam tindakan plagiat. Alat Deteksi Plagiarisme Teknologi informasi telah menjadi bagian hidup keseharian kita. Terkait pula dengan plagiat, saat ini tersedia berbagai software untuk mendeteksi apakah sebuah karya mengandung unsur plagiat. Beberapa software tersebut antara lain: 1. Turnitin. Aplikasi ini dapat diakses melalui situs www.turnitin.com. Aplikasi ini berbayar. 12

2. Wcopyfind. Aplikasi ini dapat diakses www.plagiarism.phys.virginia.edu. Aplikasi ini bisa diperoleh gratis. 3. Viper. Aplikasi ini bisa diakses melalui www.scanmyessay.com. Aplikasi ini dapat diperoleh secara gratis. 4. Article Checker. Aplikasi ini dapat diperoleh gratis pada situs www.articlechecker.com Aplikasi diatas, cukup membantu jika kita ingin melakukan deteksi atas suatu karya, apakah mengandung unsur plagiat atau tidak. Dalam makalah ini, informasi/pengetahuan tentang alat deteksi plagiat ini, diharapkan dapat menggugah kesadaran kita terkait dengan kemudahan deteksi terhadap plagiat. Oleh karena itu, komitemen bersama untuk menghindarkan diri kita masing-masing terhadap tindakan plagiarisme harus terus ditumbuhkan. Daftar Pustaka Claubaugh, G.K. & Rozycki, E.G. (2001). The Plagiarism Book: A Student s Manual. Diakses 7 Mei 2013, dari http://www.scribd.com/doc/19221077/the- Plagiarism-Book Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Soelistyo, H. (2011). Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Zulkarnain., H. (2012, Mei). Menghindari Perangkap Plagiarisme dalam Menghasilkan Karya Tulis Ilmiah. Makalah disampaikan pada Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah, Lembaga Penelitian Universitas Jambi. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 13

14