HUBUNGAN NEGARA DAN AGAMA ( STUDI KASUS PERAN AKTOR RELIGIUS DALAM KONSTELASI POLITIK TIMOR - LESTE ).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. komputer dalam suatu pekerjaan. Teknologi komputer sangat membantu user dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Frankfurt. Para tokoh Mazhab Frankfurt generasi pertama terjebak dalam

Pendahuluan. Utama, Jakarta, 2000, p Hadi, dkk., pp

BAB 5 PENUTUP. mendeliberasikan ide-ide mengenai perlindungan terhadap hak publik adalah ruang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

MENDENGARKAN HATI NURANI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI LSM: Perspektif Pemerintah Daerah

Kata Pengantar. Pidato * oleh Aniceto Guterres Lopes, Ketua CAVR. Guna sejarah

MENEMPATKAN SKENARIO MASA DEPAN ANEUK DAN PEMUDA ATJEH TAHUN 2018 DALAM RUANG PUBLIK ACEH

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

Pengadilan Internasional bagi Timor-Leste: ide yang tak mau pergi

PENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


BAB I PENDAHULUAN. Comunidade dos Países de Língua Portuguesa (CPLP) adalah sebuah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan

SEJARAH PERTUMBUHAN KONSEP DAN PRAKTEK GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

KEMERDEKAAN TIMOR LESTE TAHUN 1999

Antara Harapan dan Kecemasan Menyusup di Celah Sempit Pemilu 2004

BAB V PENUTUP. diajukan dalam rumusan masalah skripsi. Dalam rumusan masalah skripsi ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER

BAB III PENUTUP. aktif, Gereja mendukung dan ikut memperjuangkan usaha-usaha badan dunia

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Surakarta, 01 Oktober 2011 Ketua Tim Peneliti. Nurhadiantomo. iii

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebelum Timor Timur berintegarasi dengan Indonesia, Timor Timur

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste atau Timor Timur (sebelum merdeka) yang bernama resmi Republik

BAB I PENDAHULUAN. Keempat daerah khusus tersebut terdapat masing-masing. kekhususan/keistimewaannya berdasarkan payung hukum sebagai landasan

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Konferensi ke-7 Hakim Mahkamah Konstitusi Asia, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945)

BAB I PENDAHULUAN. plural. Pluralitas masyarakat tampak dalam bentuk keberagaman suku, etnik,

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

KEDUDUKAN DAN PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN SUKOHARJO T E S I S

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hendra Wijayanto

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia. Oleh Syamsuddin Haris

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

KONSTITUSI SEBAGAI LANDASAN POLITIK HUKUM. Muchamad Ali Safa at

PROBLEMATIKA CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Oleh : Ni Putu Eka Martini AR Ibrahim R. Program Kekhususan : Hukum Pemerintahan,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

AMNESTI SECARA UMUM TERHADAP KASUS : SUATU TANTANGAN BAGI SISTEM YUDISIAL TIMOR LESTE

"Ojo Dumeh" Peningkatan Kapasitas Perangkat Desa. Ivanovich Agusta

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI AKTOR HI. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

2015, No menyelesaikan sengketa yang timbul dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Waliko

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG

Memilih Calon Anggota DPR RI yang Cermat (Cerdas dan Bermanfaat) (16/U)

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berperan dalam menentukan proses demokratisasi di berbagai daerah.

MEMPERKUAT PENGORGANISASIAN MASYARAKAT SIPIL UNTUK MEMPERCEPAT DEMONOPOLISASI DI POLITIK DAN EKONOMI

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

KURIKULUM PROGRAM S-1 MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI & INFORMASI INSTITUT MANAJEMEN TELKOM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB VII PENUTUP. perekonomian yang cukup tinggi serta akan menjadikan Bali sebagai salah satu

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

DESAIN SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL YANG EFEKTIF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 01TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

BAB III DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) DAN OTORITASNYA DALAM PEMAKZULAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Antara Harapan dan Kecemasan Menyusup di Celah Sempit Pemilu 2004

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI

BAB I PENDAHULUAN. Jürgen Habermas dalam bukunya Faktizitat und Geltung mengungkapkan

BAB VII KESIMPULAN. Kesimpulan

Transkripsi:

HUBUNGAN NEGARA DAN AGAMA ( STUDI KASUS PERAN AKTOR RELIGIUS DALAM KONSTELASI POLITIK TIMOR - LESTE ). Efatha Filomeno Borromeu Duarte 1), Tedy Erviantono 2), Muhammad Ali Azhar 3) 1,2,3) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email: efathaborromeu@yahoo.com 1, erviantono2@yahoo.com 2, ABSTRACT The role of the Catholic Church Timor - Leste brings an interesting dimension in which the occurrence of a marriage between the State and Religion. The influence of the Catholic Church has existed since 450 years in Timor - Lifau to be Timor - Leste. The Church is so varied in their efforts to draw closer to the public for increasingly legitimized in the heart of the community it creates religious actors who have a role in the political constellation Timor - Leste. Period - a difficult period experienced by Timor - Leste in 2006 there has been a mess as a democratic state where the Timor - Leste should be able to run a good election no wonder the Church does not remain silent but the Church falls directly to supervise elections in 2007. And what about the actors religious view politics itself using qualitative research - verification also direct observation using deliberative democracy theory analysis on the relationship of state and religion to see the influence of religious actors of the State and this study will prove the role of religious actors in the political constellation Timor - Leste. Keywords: Religious Actor, constellation, relationship between the State and Religion PENDAHULUAN Kuatnya pengaruh Gereja Katolik di Timor - Leste membawa corak yang menarik untuk di teliti. Gereja Katolik yang selalu berusaha menjadi problem solver mengakibatkan legitimasi Gereja Katolik menjadi semakin kuat di hati masyarakat sehingga memunculkan para aktor religius yang memiliki peran penting bersama pemerintah dalam pembangunan Negara Timor - Leste. Tahun 2006 Timor - Leste dihantam dengan berbagai polemik yang luar biasa tetapi di sisi lain Timor - Leste adalah negara yang demokratis seperti yang termuat dalam konstitusinya A República Democrática de Timor-Leste é um Estado de direito democrático, soberano, independente e unitário, baseado na vontade popular e no respeito pela dignidade da pessoa humana. Yang artinya bahwa Negara Timor - Leste adalah sebuah negara yang menganut sistem demokrasi dan oleh karena itu Timor - Leste harus mampu mengadakan sebuah pemilihan umum meskipun dilanda banyak masalah. Gereja Katolik KAJIAN PUSTAKA Demokrasi Deliberatif Demokrasi deliberatif merupakan demokrasi yang lahir dari pemikiran habermas berasal dari kata "deliberasi" yang artinya "musyawarah" ini merupakan harapan umum dengan pemanfaatan ruang publik sehingga terjadinya arena - arena diskursif sampai terciptanya sebuah proseduralitas dalam menyampaikan sebuah usulan agar usulan tersebut dalam diterima dan memiliki derajat yang lebih tinggi dan diakui secara 1

sah. Demokrasi Deliberatif sejatinya hendak mengajak seluruh elemen untuk berpartisipasi dalam proses pembentukan opini agar pemerintah dapat menghasilkan sebuah regulasi yang benar - benar mendekati keinginan masyarakat Regierung der Regierten (pemerintah oleh yang diperintah). Ruang Publik Ruang publik atau public sphere merupakan sebuah ruang yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Ruang publik merupakan sebuah arena diskursif untuk berdilalog dan berdebat. Dalam bahasa jerman dikenal dengan istilah Öffentlichkeit" yang berarti keadaan yang dapat diakses semua orang dan ruang ini bukanlah sebuah ruang politis yang formal melainkan ruang informal karena terlepas dari Negara dan Pasar karena ia otonom dan tidak berasal dari kekuasaan administratif juga ekonomi, tetapi melalui lebenswelt yaitu masyarakat sipil. Dengan tercipatanya sebuah arena diskursif maka ruang publik memiliki fungsi melindungi pluralisme agama dan budaya serta dapat memobilisasi komunikasi antar warga Negara untuk saling pengertian dengan bebas dan setara yang nantinya akan membentuk solidaritas sosial. Relasi antara Negara dan Agama Demokrasi deliberatif berusaha untuk menemukan legitimas dalam masyarakat plural dan kompleks. Artinya Negara yang demokratis harus menjalankan proses deliberasi publik yang mengajak seluruh elemen untuk terlibat termasuk kelompok - kelompok religius seperti Gereja. Agar sebuah proses deliberasi terjamin kelompok religius ditantang untuk menjalaskan ulasan religiusnya secara rasional sehingga aspirasi kelompok religius tidak dibungkam tetapi ditantang untuk memperluas perspektifnya lewat diskursus yang ada. Negara demokratis harus mendengar argumen - argumen religius itu dengan tetap bersikap netral. Definisi Gereja Gereja disebut ekklesia "ek" yang berati keluar, kaleo yang artinya memanggil. Sehingga pengertian dari ekklesia ialah sebuah persekutuan dari orang - orang yang dipanggil keluar dari kegelapan dan masuk kedalam terang. Meskipun kekeristenan mengerti bahwa Gereja bukan hanya sebuah gedung melainkan diri masing - masinglah yang disebut Gereja. Tetapi, dimana ada umat bersekutu disana ada Gereja yang para anggotanya bersatu dalam persukutan rohani. Aktor Religius Terciptanya aktor religius karena proses pola relasi dan garis historis yang kuat mengenai kontribusi Gereja yang significant menjadi pertautan kesepatakan yang melahirkan perkawinan Negara dan Gereja sehingga para aktor religius mengambil peran besar dalam menentukan proses bernegara Timor - Leste. Gereja menjadi kuat karena mendapat tempat sendiri dalam konstelasi politik dan karena Gereja menjadi stabilitator Negara sehingga kian mendapat dukungan publik dengan pendekatan yang relatif mudah diterima oleh masyarakat. Gereja Katolik Timor - Leste Gereja Katolik Roma di Timor - Leste merupakan bagian dari Gereja Katolik Roma di seluruh dunia. Merupakan negara dengan mayoritas beragama Katolik Roma kedua di asia ( setelah Filipina ) sekitar 90% warga Timor - Leste beragama Katolik. Terdapat tiga keuskupan : Keuskupan Dili, Keuskupan Baucau dan Keuskupan Maliana. Sejak 450 tahun lalu Gereja telah mengambil tempat bagi masyarakat Timor - Leste bahkan hingga proses mencapai kemerdekaan Negara Timor - Leste tidak terlepas dari peran Gereja yang bersuara terhadap dunia internasional mengenai pelanggaran HAM yang terjadi selama prosesnya. Kehadiran Gereja tidak hanya berkisar pada dunia spiritual tetapi juga bersuara para area politik, sosial dan ekonomi. Gereja Katolik menjadi wadah atau payung untuk melakukan pengawasan dan pengamatan 2

ketatanegaraan serta dalam rangka memberikan informasi kepada dunia internasional juga nasional mengenai transformasi politik yang terjadi pada Negara. Tetapi meskipun bermayoritaskan agama Katolik tetapi Timor - Leste merupakan negara sekular dan tidak memuat sedikitpun mengenai nilai - nilai Katolik dan praktis Negara melampaui kepentingan agama. METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif - verifikatif. Penelitian ini juga menjelaskan, mendeskripsikan dan memverikasi data yang didapat, menyelidiki dan memahami secara menyeluruh tentang hubungan antara Negara dan Agama dengan fokus peran aktor religius dalam konstelasi politik Timor - Leste. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi langsung, wawacara mendalam dengan narasumber yang mempunyai kapabilitas dan kredibilitas dengan judul penelitian dan dokumen - dokumen. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampling yakni purposive sampling. Penelitian ini berlokasi di Distrik Dili yang merupakan ibu kota negara Timor - Leste. HASIL DAN PEMBAHASAN Distrik Dili merupakan distrik terbesar dan merupakan ibu kota Negara Timor - Leste. Terletak pada titik koordinat 8 34 S 125 34 E yang secara resmi disebut Distrik Dili mulai dimukimi sejak tahun 1520, luas area kota Dili 48,268 km2 (18,636 mil²) dengan ketinggian 11 m (36 ft) serta populasi Kota 193.563 jiwa tahun (2010), Kepadatan 4.000/km2 (10,000/sq mi) 234.331 jiwa dengan zona waktu UTC+9. Pada arah selatan Dili berbatasan dengan Distrik Aileu, ke arah barat, Distrik Liquica dan ke arah timur, Distrik Manatuto. Kuatnya peran Gereja Katolik di Timor - Leste kian mendapat legitimasi di hati masyarakat. Dalam catatan sejarah bahwa 450 tahun lalu ketika bangsa portugis datang dan ingin memperluas wilayah koloninya mereka membawa 3 hal, yaitu, imam, tentara dan pedagang. Ketiga hal ini yang nantinya bersinergi dalam tugas dan fungsinya masing - masing. Hal inilah yang menjadi titik awal pengaruh Gereja terhadap masyarakat Timor - Lifau karena Gereja mendirikan sekolah seminari bagi masyarakat lokal juga membaptis para raja - raja lokal dan membentuk model pemerintahan untuk menciptakan tatanan pemerintahan terintegrasi yang dipimpin oleh para imam seperti menjadi gubernur dan bupati pada masa itu karena belum adanya SDM yang mumpuni. Hal ini dapat terlaksana karena pendekatan yang dilakukan Gereja sangat berbeda karena tidak dengan tindak kekerasan tetapi menggunakan cara yang halus. Gereja katolik Timor - Leste tidak hanya berkisar pada suara - suara moral (moral forces) tetapi juga bersuara dalam berbagai bidang termasuk politik karenanya Gereja sering disebut voice of voiceless karena berusaha untuk menyerukan hal yang nantinya akan berdampak buruk bagi negara dan masyarakat. Seperti contoh pada tahun 1981 ketika itu Xanana Gusmão hendak mendirikan partai yang berideologi Marxisme - Leninisme Gereja menentang hal itu yang waktu itu dipimpin oleh Uskup Dom Martinho Lopes karena Gereja berpikir bahwa hal itu sangat bersebrangan dengan politik internasional yang terjadi pada masa itu. Tidak sampai disana pada masa perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Gereja juga terlibat aktif karena banyaknya darah yang tumpah dan hal itu melanggar HAM sehingga Gereja berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan konflik bukan dengan senjata api melainkan dengan menyerukan dukungan moral. Begitu banyaknya kontribusi Gereja hingga pada tahun 2007 ketika itu Timor - Leste menggelar pemilihan umum pertama kali semenjak berpisah dari indonesia pada tahun 2002 baru mendapat pengakuan de jure Gereja Katolik tidak tinggal diam karena pada tahun 2006 terjadi instabilitas negara karena maraknya kasus yang terjadi seperti peticionário, kasus Mayor Alfredo Reinaldo, konflik Loro - Sae dan Loro - Monu, persaingan kelompok seni bela diri, masalah 3

pengangguran, dan lain-lain. Bahkan, pada 4 April 2007 terjadi kekerasan antara pendukung Fretilin dan partai lain saat kampanye, mencederai 33 orang. Akibatnya Gereja tidak tinggal diam karena konflik tersebut berpotensi meruntuhkan Negara yang baru merdeka sehingga pemerintah meminta bantuan kepada pihak Gereja untuk berkolaborasi dalam menyiapkan pemilihan umum tahun 2007 karena sebagai negara demokratis pemilihan umum merupakan proses yang tidak boleh dilewati. Terpilihnya Padre Martinho Germano da Silva Gusmão sebagai salah satu dari Comissão Nacional de Eleições (CNE) membuktikan bahwa adanya konstelasi aktor religius dalam politik Timor - Leste. Gereja juga membentuk sebuah tim pemantau pemilu bernama (OIPAS) Observatório da Igreja para os Assuntos Sociais dengan jumlah sebanyak 1896 pengamat. Pandangan politik tidak bisa hanya dengan paradigma yang sempit tetapi harus dengan sebuah pemikiran tentang apa itu politik sesungguhnya. Politik sejatinya membawa kesejahteraan apabila dilakukan dengan cara yang benar. Sebagian pastor di Timor - Leste berpikir bahwa ketika ingin merubah atau untuk memperjuangan hak maka seseorang harus terlibat dalam proses politik karena politik sendiri yang akan mengatur setiap sendi kehidupan berbanga dan bernegara yang nantinya akan berdampak bagi seluruh elemen termasuk para aktor religius tersebut. Ada tiga dasar atau landasan utama dari peranan Gereja Katolik dalam bidang politik, yaitu : Kemanusiaan. Iman (ajaran, peraturan dan hukum Gereja). Kenegaraan(peraturan,undangundang dan hukum negara). Dan dalam hal ini Gereja memberikan advice bagi pemerintah agar mampu menyelenggarkan pemerintahan yang sesuai dengan harapan warganya hal ini berkaitan dengan demokrasi delibratif yang berusaha untuk memberikan ruang bagi kelompok - kelompok religius untuk berpartisipasi dalam menyampaikan keinginan mereka agar nantinya pemerintah dalam merumuskan sebuah regulasi yang nantinya sesuai dengan keinginan masyarakatnya. Kekuasaan bukanlah hal yang harus dijauhi selagi dipakai dengan benar. Berikut merupakan tabel mengenai hubungan Negara dan Agama dalam konstelasi politik Timor - Leste. Perkawinan negara dan agama terjadi karena adanya relasi dan sinergitas antara Negara dan Agama mengacu pada konteks kali ini garis tengah adalah spektrum yang akan menjelaskan bahwa Gereja mampu menjadi bagian yang pro terhadap pemerintah dan mampu Gerja mampu memobilisasi masyarakat karena berada dalam situasi anti - pemerintah ketika pedoman - pedoman kemanusiaan dilanggar maka Gereja mampu bereaksi secara demikian, pada spektrum turun menjelaskan bahwa Gereja berperan seperti apa ketika pendudukan bangsa portugis. Dan pada spektrum atas menerangkan bahwa bagaimana Gereja diakui secara de facto dalam partai politik. Pada tahun 2008 pemerintah Timor - Leste menandatangani concordata dengan Vatikan dalam hal penanggulangan aborsi. Tetapi Vatikan tidak bertindak untuk menjadi menara pengawas yang nantinya akan mampu mengatur catur politik pemerintahan Timor - Leste tetapi fokus pada ajaran - ajaran agama, prinsip utama serta dogma 4

yang berpusat utnuk meningkatkan advokasi dalam hal tersebut. Dan para elit politik Timor - Leste mengerti bahwa mengapa peran Aktor Religius begitu kuat itu karena pendekatan dan konsistensi mereka dalam meluruskan kembali sebuah konflik dan paradigma politik yang tidak tabu selama kaum imam tidak terlibat dalam politik kekuasaan seperti menjadi gubernur, bupati dll. Tetapi ketika berupaya dalam jalur politik praktis dalam niat yang mulia hal itu bukanlah hal yang salah dan langkah itu sendiri diambil dalam rangka membangun dalam sebuah hubungan antara Negara dan agama dalam sebuah Negara yang demokratis. KESIMPULAN Hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah bagaimana Gereja Katolik mampu memenangkan hati rakyat sehingga tercipatalah aktor - aktor religius yang berpengaruh dalam konstelasi politik di Timor - Leste. Sebagai Negara baru, Timor - Leste dihantam berbagai masalah seperti krisis tahun 2006 yang menyebabkan instabilitas dalam kehidupan politik. Gereja Katolik tidak tinggal diam. Gereja membantu Pemerintah untuk bersama - sama menjaga dan menghimbau masyarakat untuk ikut turut dalam pemilihan umum Legislatif tahun 2007. Timor - Leste menjadi model contoh bagaimana perkawinan Negara dan Agama dalam sebuah proses kenegaraan. Menariknya, peranan Gereja yang begitu dominan masih terasa hingga kini sehingga Gereja menjadi Institusi non - formal yang paling berpengaruh karena secara historis pun yang sudah ada sejak 450 tahun Gereja tak henti - hentinya mengisi proses pendewasaan bersama Pemerintah dalam masa yaitu mulai dari kolonoialisme Portugis, pendudukan Jepang dan masa pasca bergabung dengan Indonesia. Dengan memanfaatkan ruang publik yang ada, Timor - Leste sangat membuka ruang bagi kelompok - kelompok Agama untuk memberikan masukan sehingga ruang - ruang diskursif menjadi sangat optimal hingga tercapai sebuah musyawarah mufakat. DAFTAR PUSTAKA : 1965. Pastoral Constitution On The Church In The Modern World Gaudium Et Spes Promulgated By His Holiness, Pope Paul VI. 2011. Constituicao Anodata ( Republica Democrtica de Timor - Leste ). Dili. 2011. Novas Invesigacoes Sobre Timor - Leste. Dili. 2012. União Europeia Missão De Observação Eleitoral Timor-Leste Eleições Legislativas 2012. Declaração Preliminar Eleições Pacíficas E Bem Organizadas Representam Um Avanço Para A Consolidação Democrática. Dili. Aurojo, Carlito. 2013. Diskursus Bersama Uskup Belo, Sdb: Sebuah Teologi Terlibat Dalam Memaknai Kemerdekaan Dan Demokrasi Di Timor Leste. Artigos, Mundo. 2015. Eleições Timor Leste, Ramos-Horta aborda comentários do Padre Martinho Gusmão. Atres. 2009. Identidade Religiaun No Konflitu Iha Timor-Leste Husi Relatoriu Politika Ba Programa. Dili. Belo, Carlos Filipe. 2012. Historia da Igreja em Timor - Leste ( 450 Anos de Evangelizacao ( 1562-2012 ) Vol : 01 ). Dili. Belo, Carlos Filipe. 1997. Demi Keadilan dan Perdamaian. Jakarta : PT. Gemawindu Panca Perkasa. Biblical, Canon 5

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenda Media Grup CAVR. Penahanan Sewenang- Wenang, Penyiksaan dan Penganiayaan Pelanggaran Hukum Perang dan Pengadilan Politik. Dili : Mobile Libary Timor - Leste. Direcção Nacional de Estatística, Timor- Leste Google.Book. Demokrasi deliberatif : menimbang negara hukum dan ruang publik dalam teori diskursus Jurgen Habermas.Kanisius Gusmao, Martinho G. da Silva.2011. Mata Dalan Eleitoral (Legislacao Eleitoral Timor - Leste). Dili : Kanisius. Gusmao, Martinho G. da Silva. 2012. Mata Dalan Eleitoral (Legislacao Eleitoral Timor - Leste) Edicao Revista. Dili : Kanisius Habermas, Jurgen. 1996. Between Fact and Norm. Germany. Internasional Crisis Grup. 2006. Menyelesaikan Krisis di Timor - Leste (Asia Report N 120 10 Oktober 2006 ). Internasional Crisis Grup. 2011. Timor - Leste : Rekonsiliasi dan Kepulangan dari Indonesia. Dili/Brusels. Lundry, Crist. Peranan Gereja Katolik Dalam Pembangunan Nasionalisme di Timor - Leste. Lyon, Alynna.2011. The Activist Catholic Church in Independent East Timor : The Church is not a Political Institution.. Porto. Portugal. Menoh,Gusti. Jurgen Habermas: Hubungan Antara Agama Dan Negara ( Hubungan Antara Agama Dan Negara Dalam Filsafat Politik Jürgen Habermas). Noor,Irfan. Identitas Agama, Ruang Publik Dan Post-Sekularisme; Perspektif Diskursus Jurgen Habermas. Republica Democratica de Timor - Leste. 2011. Timor-Leste Plano Estratégico De Desenvolvimento 2011-2030 Versão Submetida Ao Parlamento Nacional. Dili. Ribero, 2004; Beltran, 1998). 6