II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

III. BAHAN DAN METODE

:Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar.

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I BUAH NAGA. (Hylocereus undatus) Sumber:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

III. BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENGELOLAHAN BUAH NAGA

I. PENDAHULUAN. Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat diandalkan dan memiliki

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

ANALISIS USAHATANI BUAH NAGA DAGING SUPER MERAH (Hylocereus costaricencis) SAMPAI TAHUN KE-4 DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Teknik Budidaya Anggur

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

Teknik Budidaya Tanaman Durian

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PELUANG BISNIS BUAH NAGA DI INDONESIA TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan pembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mengenal Tanaman Buah Naga Buah naga atau dalam bahasa inggrisnya disebut Dragon Fruit merupakan buah dari sejenis tanaman kaktus yang bernama Hylocereus dan Selenicereus. Buah naga berasal dari Meksiko, Amerika Selatan dan juga Amerika Tengah. Saat ini buah naga sudah ditanam secara komersial di Vietnam, Taiwan, Malaysia, Australia, dan Indonesia. Isi buah naga berwarna putih, merah, atau ungu dengan taburan biji-biji berwarna hitam yang boleh dimakan (Idawati, 2012). 2.1.1 Klasifikasi dan morfologi buah naga Menurut Kristanto (2003) buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau famili Cactaceaea dan subfamily Hylocereaneae. Dalam subfamily ini terdapat beberapa genus, sedangkan buah naga termasuk dalam genus Hylocereus. Genus ini pun terdiri atas 16 spesies. Dua diantaranya memiliki buah yang komersial, yaitu Hylocereus undatus (berdaging putih) dan Hylocereus costaricensis (daging supermerah). Adapun kedudukan buah naga dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Family : Plantae (tumbuh tumbuhan) : Spermathophyta (tumbuhan berbiji) : Angiospermae (berbiji tertutup) : Dicotyledonae (biji berkeping dua) : Cacatales : Cacataceae 6

7 Subfamily Genus Spesies : Hylocerenae :Hylocereus, slenicereus, aporocactus : Hylocereus undatus, dan lain lain. Buah naga termasuk jenis kaktus yang menghasilkan buah. Selama pertumbuhannya, tanamana ini hidup merambat pada pepohonan. Adapun sosok tanaman buah naga mempunyai ciri morfologi sebagai berikut (Samadi, 2013). 1. Akar Tanaman buah naga mempunyai akar serabut yang menyebar di permukaan tanah (kurang lebih 30 cm). Akar tersebut berfungsi untuk menyerap unsur hara dan air untuk kebutuhan hidupnya. Selain itu, pada bagian batang juga tumbuh akar yang berfungsi sebagai alat pelekat pada pohon panjatan atau tiang penyangga. 2. Batang Batang buah naga beruas ruas, berbentuk segitiga, dan berwarna hijau. Dibagian punggung batang tumbuh duri yang keras berwarna hitam, berukuran kecil dan runcing. Pertumbuhan batangnya cenderung lurus. Dari batang tersebut tumbuh banyak cabang yang bentuk dan warnanya sama dengan batang utama. Percabangan tersebut merupakan cabang/sulur produktif yang kelak akan dapat menghasilkan buah. 3. Bunga Bunga buah naga pada umumnya muncul dari tempat tumbuhnya duri yang terdapat dibagian punggung cabang/sulur produktif. Buah naga mulai berbunga kurang lebih 10 bulan setelah tanam, tergantung kesuburan tanah dan ketinggian lokasi kebun. Musim berbunga buah naga jatuh antara bulan

8 Oktober Februari atau awal musim penghujan. Bentuk bunga seperti corong dan berwarna putih, berukuran besar mirip bunga Wijaya Kusuma. Bunga mekar penuh pada tengah malam dan akan layu pagi harinya. 4. Buah Buah naga berbentuk bulat lonjong, bertangkai pendek, dan berukuran sebesar buah alpukat. Untuk buah naga merah dan buah naga putih, permukaan kulitnya berwarna merah. Sedangkan buah naga super merah/hitam, permukaan kulitnya mempunyai warna merah kehitaman. Untuk buah naga kuning, permukaan kulitnya berwarna kuning. Selain itu, permukaan kulit buah dipenuhi sisik/jumbai. Daging buahnya ada yang berwarna putih, merah, dan hitam pada buah naga supermerah. Pada daging buah naga tersebut banyak biji berukuran kecil berwarna hitam. 2.1.2 Jenis buah naga Hingga kini ada empat jenis tanaman buah naga yang memiliki prospek baik. Keempat jenis tersebut sebagai berikut (Samadi, 2013). 1. Buah naga daging putih (Hylocereus undatus) Kulit merah naga ini sangat kontras dengan warna dagingnya yang putih. Di dalam daging itu bertebaran biji biji hitam. Jenis ini paling banyak ditemui di pasaran lokal maupun mancanegara. Berat rata rata per buah 400 s.d 500gr. 2. Buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus) Berbeda dengan buah naga berdaging putih, sosok tanaman buah naga merah lebih kekar di bagian batang dan cabang. Ukuran buah lebih kecil dari buah naga putih. Berat rata rata per buah 400 s.d 500 gr. Buah naga

9 jenis ini menyukai daerah ketinggian rendah hingga sedang. Meski penampilan serupa naga putih, tetapi dagingnya berwarna merah keunguan. Naga merah banyak dikembangkan di Cina dan Australia. 3. Buah naga daging super merah (Hylocereus costaricensis) Buah naga ini cenderung lebih merah daripada buah naga daging merah. Sosok batang lebih besar dan berwarna loreng ketika tua. Kulit buah merah dan berjumbai. Ukuran buah rata rata 400 s.d 500 gr. Seperti jenis Hylocereus lain, H. Costariacensis ini menyukai daerah panas ketinggian rendah hingga sedang. 4. Buah naga kulit kuning daging putih (Selenicereus megalanthus) Penampilan khas dengan kulit kuning dan tanpa sisik atau jumbai. Tekstur kulit cenderung halus, seperti apel sehingga dijuluki kaktus apel. Di bagian kulit ini tampak pula tonjolan tonjolan. Penampilan tanaman ini cenderung lebih kecil daripada buah naga lainnya. 2.2 Teknik Budidaya Buah Naga 2.2.1 Pengolahan lahan dan penanaman Tanaman buah naga akan tumbuh dengan baik di lahan yang gembur. Hal ini disebabkan perakaran tanaman ini tumbuh merayap di permukaan lahan, namun sebelum digemburkan tanah terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan rerumputan (Kristanto, 2003). Pembersihan lahan perlu dilakukan agar proses penanaman maupun persiapan tidak mengalami kesulitan. Setelah bersih, lahan kemudian dicangkul di sekitar daerah penanaman buah naga. Pencangkulan bertujuan memecah tanah

10 menjadi agregat-agregat kecil serta membalik tanah agar aerasi tanah menjadi lebih baik. Selain itu pecangkulan juga bertujuan agar lapisan tanah bawah bisa tercampur dengan lapisan tanah atas sehingga penyebaran humus atau bahan organik bisa merata ke seluruh lapisan tanah. Tanah menjadi gembur, subur, sehingga akar tanaman dapat menyerap unsur hara secara sempurna. Menurut Hardjadinata (2010) teknis penanaman buah naga meliputi beberapa tahap sebagai berikut. 1. Setelah lahan penanaman buah naga selesai dipersiapkan, pemindahan bibit stek yang telah siap bisa segera dilakukan. Penanaman harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kerusakan akibat teknik penanaman yang tidak benar, sehingga dapat mengakibatkan bibit stres serta pertumbuhannya terhambat. Penanaman jangan terlalu dalam karena dapat mengakibatkan bibit mudah terserang penyakit busuk batang. Penanaman ideal kurang lebih 20% yaitu sekitar 1-3 cm dari panjang bibit. 2. Tanam empat bibit buah naga pada setiap tiang panjatan. Penanaman dilakukan berjarak tanam 10 cm dari tiang panjatan. 3. Ikat keempat bibit tersebut pada tiang panjatan menggunakan tali lunak agar bibit tidak mudah jatuh. Lakukan pengikatan secara hati-hati, jangan terlalu kuat agar tidak mengakibatkan batang tanaman terluka. Batang tanaman terluka akan mudah terserang penyakit, terutama busuk batang. 2.2.2 Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan harus tetap dilakukan secara teratur selama proses budidaya. Pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan usahatani. Upaya pemeliharaan secara intensif meliputi pengairan, penyulaman,

11 pengikatan batang atau cabang, pemupukan susulan, pemangkasan, seleksi buah, sanitasi kebun, serta pengendalian hama penyakit tanaman (Kristanto, 2003). 1. Pengairan Pengairan harus diberikan secara terukur untuk menopang pertumbuhan maupun perkembangannya. Kekurangan air selama fase vegetatif dapat membuat tanaman layu bahkan sulit bertunas. Penyiraman tetap dilakukan seminggu sekali hingga tanaman buah naga berumur enam bulan. Bila kondisi tanah terlalu kering, maka penyiraman dilakukan dua sampai dengan empat hari sekali, tergantung kondisi di lahan. Pada fase generatif, ditandai munculnya bunga dan buah, maka penyiraman dilakukan setiap 10 s.d 14 hari sekali atau menyesuaikan kondisi bila tanah terlalu kering. Kekurangan air di fase ini bisa mengakibatkan bunga rontok serta buah akan terbentuk tidak sempurna. Waktu penyiraman sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari. Hindari penyiraman tanaman saat siang hari ketika matahari terik. Budidaya buah naga memiliki dua sistem pengairan, yaitu system leb dan sistem pipa plastik atau pipa karet. Pengairan system leb merupakan pengairan yang hanya menggunakan parit atau saluran air di sekitar barisan tanaman. Dibandingkan dengan system leb, pengairan sistem pipa plastik atau pipa karet ebih hemat air. Sistem ini dapat berfungsi untuk memberikan pupuk cair kocoran serta menghemat biaya tenaga kerja dan biaya pupuk (Hardjadinata, 2010). Pengairan dengan system leb dapat digambarkan pada Gambar 2.1.

12 Keterangan : = saluran air = tanaman buah naga Gambar 2.1. Pengairan system leb 2. Penyulaman Penyulaman merupakan kegiatan pemeliharaan yang menitikberatkan pada penggantian tanaman mati disebabkan karena serangan hama, penyakit, maupun sebab lain. Tujuan dari penyulaman yaitu melakukan efisiensi lahan agar tidak terjadi kekosongan akibat adanya kematian bibit di lahan. Selain itu, penyulaman juga bertujuan mengoptimalkan hasil produksi. Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur tujuh hari setelah tanam hingga tanaman berumur dua bulan setelah tanam. 3. Pengaturan letak dan pengikatan cabang atau batang Letak dan posisi pertumbuhan batang atau cabang tanaman buah naga perlu diatur agar pertumbuhannya normal, tertata, serta tidak salah bentuk. Pengaturan letak maupun posisi batang atau cabang juga bertujuan mempermudah pemeliharaan, sehingga biaya pemeliharaan lebih efisien. Selain itu tujuan pengikatan juga mempermudah akar udara menempel pada tiang panjatan sehingga memperkokoh posisi tanaman.

13 Pengaturan letak turut berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman. Dengan pengaturan pertumbuhan batang atau cabang, maka peluang tanaman buah ini untuk memperoleh intensitas sinar matahari lebih optimal. Pengaturan dilakukan dengan pengikatan batang atau cabang ke tiang panjatan. Pengikatan harus dilakukan tepat waktu, yaitu saat batang atau cabang masih dalam kondisi lemas, sehingga mudah diarahkan. Jika pengikatan terlambat dilakukan, akan membuat pertumbuhan batang atau cabang melengkung tidak teratur. Akibatnya cabang produktif tidak tumbuh ke atas. Pengikatan dilakukan setiap 20 s.d 25 cm ke tiang panjatan. Tali pengikat bisa menggunakan tali rafia atau tali lunak lainnya membentuk angaka delapan. 4. Pemupukan dan pembumbunan Pemberian pupuk tambahan dilakukan menggunakan pupuk kandang atau bahan organik lain (sudah matang/sudah difermentasi). Dosis pemberian pupuk organik sebanyak 2 s.d 5 kg/tanaman (fase vegetatif) dan 5 s.d 10 kg/tanaman (fase generatif). Frekuensi pemberian pupuk dilakukan dua bulan sekali. Pupuk diberikan dengan cara menggali lubang di sekitar tanaman, tetapi jangan terlalu dekat batang karena bisa melukai akar tanaman, kemudian taburkan pupuk lalu segera ditutup tanah. Setelah semua pupuk tertutup tanah, lakukan penyiraman agar pupuk mudah bereaksi serta mudah terserap oleh akar tanaman. 5. Pemangkasan Pemangkasan tanaman bertujuan memperoleh bentuk yang baik sehingga menunjang pertumbuhan tanaman. Selain itu, pemangkasan juga bertujuan membuang bagian tanaman tidak produktif seperti cabang kerdil dan kurus. Batang atau cabang tanaman tidak produktif akan menghambat pertumbuhan maupun

14 perkembangan tanaman, terutama dalam pembentukan tunas baru dan buah, karena batang atau cabang tidak produktif tersebut akan berkompetisi dengan batang produktif dalam hal suplai nutrisi atau serapan unsur hara oleh tanaman. Pemangkasan harus dilakukan sedini mungkin dan berkala sehingga pertumbuhan menjadi lebih teratur. 6. Seleksi calon bunga dan buah Tanaman mulai berbunga ditandai munculnya bunga pada cabang produktif. Biasanya akan muncul lebih dari satu bunga. Seleksi bunga dilakukan saat bunga masih kecil, sehingga nutrisi tidak digunakan untuk perkembangan bunga yang akan dibuang. Pilih dua sampai tiga bunga terbesar, sehat, berwarna cerah, serta segar pada setiap cabang produktif (jarak antar bunga kurang lebih 30 cm). Dilakukannya pengurangan buah diharapkan dapat meyerap seefisien mungkin hara yang diberikan, sehingga pertumbuhan menjadi semakin baik. 7. Sanitasi kebun Sanitasi kebun merupakan kegiatan membersihkan kebun dari gulma (tumbuhan pengganggu), batang atau cabang bekas pangkasan, serta perawatan saluran irigasi agar tidak menimbulkan genangan air saat musim hujan. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit, menjaga kelembaban areal pertanaman, serta pengurangi perebutan unsur hara antara tanaman buah naga dengan gulma. Batang atau cabang bekas pangkasan segera dikumpulkan lalu dimusnahkan saat melakukan pemangkasan. Tujuan pengumpulan bekas pangkasan adalah untuk menghindari terjadinya infeksi penyakit pada bekas tanaman tersebut karena berpotensi menulari tanaman sehat. Pengendalian gulma dilakukan dengan

15 melakukan penyiangan secara rutin. Pengendalian gulma dianjurkan tidak menggunakan herbisida, karena bagaimanapun herbisida mengandung bahan aktif yang berpotensi mencemari lingkungan. Penyiangan dilakukan secara kultur teknis menggunakan cangkul atau mencabut langsung terhadap gulma di sekitar titik tanam. Pencangkulan di sekitar titik tanam dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman buah naga. 8. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit merupakan rangkaian kegiatan untuk menegndalikan hama/penyakit tanaman dengan satu atau lebih teknik pengendalian agar tanaman tumbuh optimal, produksi tinggi, dan mutu buah yang baik. Pengendalian hama dan penyakit ini bertujuan untuk mengindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk. Selain itu juga bertujuan untuk menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup. Berikut ini adalah beberapa hama dan penyakit yang dapat menyerang buah naga serta cara pengendaliannya (Rahayu, 2013). 1. Hama Tungau (Tetranycus sp.) Pengendalian hama tungau pada budidaya organik bisa dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida nabati tiga sampai dengan empat hari sekali, seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut. Untuk memulihkan tanaman terserang hama tungau diberikan nutrisi tanaman organik, baik melalui akar (melalui pengocoran), maupun melalui tubuh tanaman (melalui penyemprotan).

16 2. Hama Kutu Kebul (Bemisia tabaci) Pengendalian hama kutu kebul pada budidaya organik dapat dilakukan secara kultur teknis, yaitu menerapkan metode strip-planting (penerapan tanaman perangkap). Tanaman perangkap bisa ditanam mengelilingi areal budidaya sehingga membentuk pagar yang rapat. Beberapa tanaman yang efektif digunakan sebagai perangkap hama kutu kebul antara lain, jagung, bunga matahari, kacang panjang, maupun buncis. Selain penerapan strip planting, pengendalian gulma juga harus dilakukan secara rutin. Gulma sangat berpotensi sebagai inang kutu kebul. Untuk mengurangi populasi serangga bisa melakukan pemasangan alat perangkap yellow trap sebanyak 40 buah/ha. Penyemprotan pestisida nabati seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut harus dilakukan secara rutin (interval penyemprotan tiga sampai dengan empat hari sekali). 3. Hama Kutu Sisik (Pseudococcus sp.) Pengendalian hama Peudococcus sp. pada buah naga bisa dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida nabati tiga sampai dengan empat hari sekali, seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut. Untuk memulihkan tanaman terserang, berikan nutrisi tanaman organik, baik melalui akar (melalui pengocoran), maupun melalui tubuh tanaman (melalui penyemprotan). 4. Hama Kutu Batok (Aspidiotus sp.) Pengendalian hama (Aspidiotus sp.) pada budidaya organik bisa dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida nabati tiga sampai dengan empat hari sekali, seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut. Untuk memulihkan tanaman terserang, berikan nutrisi tanaman organik, baik

17 melalui akar (melalui pengocoran), maupun melalui tubuh tanaman (melalui penyemprotan). 5. Bekicot Pengendalian hama bekicot bisa dilakukan secara fisik yaitu melakukan pengontrolan lahan, mengambil berkicot yang menempel di tanaman (cara ini lebih efektif dilakukan saat malam hari, karena bekicot memiliki aktifitas tinggi di malam hari). 6. Semut Pengendalian hama semut pada buah naga organik dilakukan dengan menaburkan kapur di sekitar batang utama. 7. Burung Pengendalian hama ini cukup melakukan pemanenan tepat waktu agar dapat mengurangi resiko serangan burung tersebut. 8. Penyakit busuk pangkal batang Upaya pengendalian Penyakit busuk pangkal batang pada buah naga dapat dilakukan dengan pengaturan drainase maupun kelembaban saat musim hujan. Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus lalu disemprotkan pada seluruh bagian tanaman. 9. Penyakit busuk bakteri Pengendalian terhadap serangan penyakit busuk bakteri ini dilakukan dengan melakukan sanitasi kebun secara rutin, perbaikan drainase untuk mencegah adanya genangan air, pencabutan tanaman terserang, serta membuang tanah disekitar titik tanam dari areal budidaya. Usahakan

18 pembuangan tanah tersebut jangan sampai tercecer. Lubang bekas titik tanam ditaburi kapur agar ph tanah lokal meningkat. Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus lalu disemprotkan ke seluruh bagian tanaman. 10. Penyakit layu fusarium Gejala dan pengendalian serangan penyakit Fusarium oxysporium pada budidaya organik sama dengan serangan penyakit busuk bakteri. 2.2.3 Panen buah naga Panen merupakan kegiatan memetik buah yang telah siap panen atau mencapai kematangan optimal sesuai dengan standar yang ditentukan pasar. Tujuannya adalah untuk memperoleh hasil sesuai dengan tingkat kematangan buah. Umumnya produk hortikultura merupakan produk yang cepat sekali rusak. Meskipun mutunya bagus, tetapi jika pemanenan dilakukan dengan tidak benar maka akan menurunkan kualitasnya (Rahayu, 2013). Setelah berumur satu setengah sampai dua tahun tanaman buah naga mulai berbunga. Buah naga Super Red siap panen memerlukan waktu antara 50 s.d 55 hari sejak muncul bunga. Umumnya pada dua tahun pertama, setiap tiang mampu menghasilkan 8 s.d 10 buah naga dengan bobot 400 s.d 600 gram/buah. Umur produktif tanaman buah naga berkisar 10 s.d 15 tahun. Ciri-Ciri buah naga siap panen adalah sebagai berikut (Rahayu, 2013). 1. Umur buah sejak telah mencapai 50-55 hari setelah muncul bunga. 2. Warna kulit buah mengkilat dengan sisik berubah dari hijau menjadi kemerahan.

19 3. Mahkota buah telah mengecil. 4. Kedua pangkal buah keriput dan kering. 5. Bentuk buah bulat sempurna dan besar dengan bobot diperkirakan 400 s.d 600gr. Waktu panen dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00 s.d 09.00 atau sore hari antara pukul 15.00 s.d 17.00. Pemanenan dilakukan saat cuaca cerah dan tidak hujan. Hindari panen pada kondisi lembab karena dapat memicu serangan patogen pada saat penyimpanan.pemanenan buah naga harus dilakukan dengan benar untuk menjaga kualitas buah. Cara dan tahap pemanenan adalah sebagai berikut (Rahayu, 2013). 1. Kenakan sarung tangan agar tidak melukai kulit buah. 2. Gunakan gunting atau alat potong lain yang tajam untuk memotong tangkai buah. 3. Potong buah tepat pada tangkainya, lakukan dengan hati-hati, jangan sampai melukai kulit buah maupun percabangan tempat buah tersebut. 4. Bungkus buah yang telah dipanen dengan koran dan diletakkan ke dalam keranjang dengan posisi tangkai buah menghadap ke bawah. Bagian bawah keranjang dilapisi dengan daun kering atau kertas koran. 5. Bagian atas buah juga dilapisi dengan daun kering atau kertas koran untuk mengurangi tekanan buah pada lapisan di atasnya. 6. Tinggi lapisan buah tidak lebih dari tiga lapis agar buah bagian bawah tidak menerima beban terlalu berat.

20 2.3 Teori Analisis Finansial Analisis finansial digunakan untuk mengetahui apakah usahatani yang diusahakan layak dan menguntungkan untuk dikembangkan atau dikatakan masih dalam tingkat efisiensi. Menurut Soekartawi (1991) analisis finansial dilakukan karena analisis ini didasarkan pada keadaan sebenarnya dengan menggunakan data harga yang sebenarnya ditemukan di lapangan, sehingga dapat segera dilakukan penyesuaian bila proyek tersebut berlangsung menyimpang dari rencana semula. Sebaliknya, kalau proyek berjalan seperti tujuan semula maka analisis finansial perlu diikuti dengan analisis ekonomi. Karena dengan analisis ekonomi inilah manfaat proyek yang sebenarnya dapat dihitung dengan sekaligus mempertimbangkan manfaat sosialnya. Menurut Gray (1997) untuk mencari suatu ukuran yang menyeluruh sebagai dasar untuk menerima atau menolak suatu proyek telah dikembangkan berbagai macam indeks yang disebut investment criteria. Setiap indeks menggunakan present value yang telah didiscount pada arus benefit dan cost selama umur proyek. Benefit atau manfaat adalah keuntungan yang diterima dari biaya investasi yang dikeluarkan dalam suatu kegiatan. Berbagai kriteria investasi dapat dipertanggungjawabkan dan sering digunakan untuk menilai kelayakan investasi tersebut adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period. 1. Net Present Value (NPV) Istilah Net Present Value sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. Perhitungan NPV dalam suatu penilaian investasi merupakan cara yang praktis untuk mengetahui apakah proyek menguntungkan atau tidak. Keuntungan

21 dari suatu proyek adalah besarnya penerimaan dikurangi pembiayaan yang dikeluarkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa NPV adalah selisih antara Present Value dari arus Benefit dikurangi Present Value dari arus biaya (Soekartawi, 1996). Soekartawi juga menjelaskan proyek yang memberikan keuntungan adalah proyek yang memberikan nilai positif atau NPV > 0, artinya manfaat yang diterima proyek lebih besar dari semua biaya total yang dikeluarkan. Jika NPV = 0, berarti manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya total yang dikeluarkan. NPV < 0, berarti rugi, biaya total yang dikeluarkan lebih besar dari manfaat yang diperoleh. NPV bermakna bahwa dari sejumlah uang yang akan dikeluarkan oleh investor pada tahun tahun mendatang selama umur ekonomis, maka sekarang pemilik modal akan menerima sejumlah sebesar nilai NPVnya (Widyantara, 2009). 2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net Beneit Cost Ratio adalah penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya berupa perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif, atau dengan kata lain Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dangan jumlah NPV negatif dan ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan kita peroleh dari cost yang kita keluarkan (Gray, 1997). Gray juga menjelaskan suatu proyek layak dan efisien untuk dilaksanakan jika nilai Net B/C > 1, yang berarti manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya jika Net B/C < 1, berarti manfaat yang diperoleh tidak

22 cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan sehingga proyek tidak layak dan efisien untuk dilaksanakan. 3. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah nilai discount rate (I) yang membuat NPV suatu proyek sama dengan nol atau dengan perkataan lain IRR menunjukkan present value (benefit) sama dengan present value (cost) Digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan Bt pada nilai sekarang dengan Ct pada nilai sekarang di masa-masa mendatang. Untuk mengetahui sejauh mana proyek memberikan keuntungan, digunakan analisis IRR. IRR dinyatakan dengan persen (%) yang merupakan tolok ukur dari keberhasilan proyek (Soekartawi, 1996). Soekartawi juga menjelaskan penggunaan investasi akan layak jika diperoleh IRR yang persentasenya lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang ditentukan, karena proyek berada dalam keadaan yang menguntungkan, demikian juga sebaliknya jika IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga bank yang ditentukan, berarti proyek merugi dan tidak layak untuk dilaksanakan. 4. Payback Period Payback period adalah suatu indikator yang dinyatakan dengan ukuran waktu dengan cara membandingkan antara waktu dengan pengembalian jumlah dana untuk investasi dengan umur ekonomi proyek. Bila payback period lebih pendek atau kecil dari jangka waktu umur ekonomi proyek maka usulan proyek dinyatakan layak dan sebaliknya jika lebih panjang atau besar dinyatakan tidak layak (Soekartawi, 1987).

23 2.4 Analisis Sensitivitas Kadariah (1999) mengungkapkan bahwa Sensitivity analisis bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya/benefit. Pada bidang pertanian proyek sensitif berubah-ubah akibat masalah utama, antara lain (1) harga, (2) keterlambatan pelaksanaan, (3) kenaikan biaya, dan (4) hasil. Analisis ini dianggap penting karena di dalam analisis proyek didasarkan pada proyekproyek yang mengandung ketidakpastian pada waktu yang akan datang. 2.5 Kerangka Pemikiran Kelompok tani berkah naga merupakan salah satu kelompok tani buah naga di Desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi yang menjadi pelopor budidaya buah naga di daerah tersebut. Usahatani buah naga telah dirintis oleh Tarmijdan (ketua kelompok tani) sejak tahun 2006 silam. Buah naga termasuk tanaman holtikultura baru yang banyak memiliki khasiat untuk kesehatan, dengan rasa buah yang segar dan bentuknya yang unik menjadikan buah naga banyak diminati oleh masyarakat. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, permintaan buah naga di pasaran semakin meningkat. Melihat peluang pasar buah naga yang menjanjikan, buah naga memiliki prospek yang cerah untuk diusahakan. Dengan harapan pendapatan usahatani buah naga dapat memberikan sumbangan kontribusi terhadap pendapatan rumahtangga petani buah naga untuk menghadapi persaingan usaha di era globalisasi.

24 Usahatani buah naga adalah suatu jenis pertanian rakyat yang diusahakan oleh petani dengan mengkombinasikan faktor faktor produksi. Untuk mengetahui kelayakan ushatani buah naga maka perlu dilakukan suatu analisis finansial usahatani dengan menggunakan criteria invesment. Dalam penelitian ini kriteria investasi usaha yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period. Untuk mengetahui ketidakpastian di masa yang akan datang, maka perlu dilakukan analisis sensitivitas terhadap usahatani buah naga. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang terjadi atas perubahan perubahan pada manfaat dan biaya terhadap kelayakan usaha tersebut. Setelah mendapat hasil perhitungan kelayakan usahatani buah naga ditinjau dari aspek finansial, maka dapat disimpulakan apakah usahatani tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Apabila usahatani dikatakan layak, maka usahatani buah naga dapat terus dilaksanakan, sedangkan bila usahatani tersebut tidak layak, maka harus dilakukan perbaikan dan efisiensi terhadap biaya yang dikeluarkan serta beralih ke opsi usahatani lain. Adapun alur pemikiran tersebut dapat digambarkan oleh kerangka pemikiran seperti yang terdapat pada Gambar 2.2.

25 Petani Buah Naga pada Kelompok Tani Berkah Naga di Desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi Prospek Buah Naga Investasi Usaha Kelayakan Usahatani Buah Naga Analisis Deskriptif dengan Pendekatan Kriteria Investasi. 1. NPV 2. Net B/C 3. IRR 4. PP Analisis Sensitivitas Analisis Deskriptif Hasil / Simpulan Rekomendasi Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Analisis Finansial Usahatani Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis) (Studi Kasus pada Kelompok Tani Berkah Naga di Desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi)