PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

Priyantini Hadiani Relawati, Nitta Marettina, Musaadah. Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang ABSTRAK

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mike Yevie Nafilasari* )., Ns. Suhadi, M.Kep; Sp.Kep.Kom** ), Mamat Supriyono, SKM, M.Kes. (Epid)*** )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POTENSI TERAPI MUSIK KLASIK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan dan angka. kematian yang terjadi di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

PENGARUH PEMBERIAN GARAM SODIUM RENDAH TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI BLUD RUMAH SAKIT UMUM PROF.DR.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

Disusun Oleh : MIA JIANDITA


BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

General Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA STROKE NON HEMORAGI DENGAN TERAPI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBEDAA EFEKTIFITAS TEK IK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DA RELAKSASI AFAS DALAM TERHADAP TEKA A DARAH PADA PASIE HIPERTE SI

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

LAMPIRAN. Universitas Esa Unggul

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

ABSTRAK. EFEK SEDUHAN TEH ROSELLA MERAH (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL LAKI-LAKI DEWASA

Transkripsi:

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Muhammad Suherly*) Ismonah**) Wulandari Meikawati***) *) Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang **) Dosen Program S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang ***) Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UNIMUS Semarang ABSTRAK Kelompok penyakit kardiovaskuler, khususnya hipertensi adalah penyakit yang paling banyak ditemui di Indonesia, pada tahun 2006 hipertensi menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak dengan prevalensi sebesar (4,67%). Dalam kesehatan, musik adalah rangkaian bunyibunyi indah yang memiliki efek luar biasa untuk kesehatan tubuh. Sedangkan terapi musik adalah pemanfaatan kemampuan musik dan elemen musik oleh terapis untuk meningkatkan dan merawat kesehatan fisik, memperbaiki mental, emosional, dan kesehatan spritual. Bila dibandingkan dengan terapi menggunakan obat-obatan, terapi musik memiliki efek samping lebih kecil. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian One Group Pre test - Post Test, pada 28 responden dengan teknik accidental sampling. Berdasarkan hasil analisis uji Wilcoxon untuk tekanan darah sistolik dan diastolik menunjukkan nilai p = 0,000 (< 0,05). Hal ini berarti pada tingkat signifikan 5% terbukti ada perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah sebagai alternatif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Kata Kunci: Terapi Musik Klasik, Tekanan Darah, Hipertensi ABSTRACT Groups of cardiovascular diseases, especially hypertension is the most common diseases in Indonesia, in 2006, hypertension was ranked 2 out of 10 with a prevalence of most diseases (4.67%). In health, music is a series of beautiful sounds that have a tremendous effect on health of the body. While music therapy is the use of musical ability and musical elements by therapists to improve and maintain physical health, improve mental, emotional, and spiritual health. When compared to treatment with medication, music therapy has less side effects. The purpose of this study was to analyze differences in blood pressure in hypertensive patients before and after administration of classical music therapy in hospitals Tugurejo Semarang with the study design One Group Pre Test - Post Test, the 28 respondents with accidental sampling technique. Based on the analysis Wilcoxon test for systolic and diastolic blood pressure showed the value of p = 0.000 (<0.05). Recommendations of this study is as an alternative in lowering blood pressure in patients hypertension. Key words: Classical Music Therapy, Blood Pressure, Hypertension

PENDAHULUAN Salah satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi masalah kesehatan masyarakat yang umum dan merupakan penyebab kematian kedua di Indonesia setelah Infark Myocard Acute (AMI) adalah hipertensi. Berdasarkan data Global Burden of Disease (GBD) tahun 2000, sebanyak 50% dari penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh hipertensi (Grey, et al, 2003, hlm.61). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terusmenerus lebih dari satu periode. Konstriksi arteriole membuat darah sulit untuk mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri (Grey, et al, 2003, hlm.61). Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 140 mmhg dan atau tekanan darah diastolik 90 mmhg yang terjadi pada seorang pasien pada tiga kejadian terpisah (Ignatavicius, 1994). Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmhg, sedangkan tekanan darah 160/95 mmhg dinyatakan sebagai hipertensi (Udjianti, 2010, hlm.107). Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHNES tahun 1988-1991, hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi (Sudoyo, 2006, hlm.599). Di Indonesia, hipertensi menempati peringkat ke-2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit pada tahun 2006 dengan prevalensi sebesar 4,67%. Data Riset Kesehatan Dasar (2007) juga menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular, lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%) (Depkes, 2008, dalam Musayaroh, 2011, hlm.1). Prevalensi kasus hipertensi di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan dari 1,87% pada tahun 2006, menjadi 2,02% pada tahun 2007, dan 3,30% pada tahun 2008. Prevalensi sebesar 3,30% artinya setiap 100 orang terdapat 3 orang penderita hipertensi primer. Peningkatan kasus ini disebabkan antara lain karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan tekanan darah secara dini tanpa harus menunggu adanya gejala. Paparan faktor risiko pola makan yang tidak sehat dan kurangnya olah raga juga bisa memicu peningkatan kasus tersebut (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2008, hlm.34). Menurut catatan medik RSUD Tugurejo Semarang pada tahun 2004 jumlah penderita hipertensi yang dirawat di RSUD Tugurejo Semarang sebanyak 129 pasien, sedang pada tahun 2005 jumlah pasien rawat inap 12.728. Dan yang di diagnosa hipertensi sebanyak 217 pasien. Pasien yang berkunjung di poli penyakit dalam pada tahun 2004 adalah 8.604 pasien yang menderita hipertensi adalah 583. Pada tahun 2005 yang berkunjung di poli dalam adalah 12.351 pasien sedangkan yang menderita hipertensi adalah 829 orang. Pada tahun 2006 sebanyak 163 pasien, tahun 2007 dan 2008 sejumlah 111 pasien, tahun 2009 sebanyak 643 pasien, tahun 2010 sebanyak 1073 pasien dan tahun 2011 sampai pada bulan Juni sejumlah 639 pasien. Hipertensi dan komplikasinya, dapat diminimalkan dengan tindakan penatalaksanaan menggunakan obat yaitu, minum obat secara teratur atau tanpa menggunakan obat yaitu kepatuhan menjalankan diit, menurunkan kegemukan,

rajin olah raga, mengurangi konsumsi garam, diit rendah lemak, rendah kolesterol, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, kurangi makan yang mengandung kalium tinggi, batasi kafein, hindari stres, kontrol tekanan darah secara teratur (Tarney, 2002, dalam Musayaroh, 2011, hlm.2). Selain upaya tersebut, ada satu upaya untuk menurunkan tekanan darah, yang masih jarang dilakukan di Indonesia, yaitu terapi musik. Beberapa penelitian yang dilakukan di India maupun Italia menunjukan efektifitas terapi musik untuk mengurangi nyeri, kecemasan maupun hipertensi (Adpro, 2009, dalam Musayaroh, 2011, hlm.3). Terapi musik adalah suatu proses yang terencana, bersifat preventif dalam usaha penyembuhan terhadap penderita yang mengalami gangguan fisik motorik, sosial emosional maupun mental intelegency. Musik merupakan seni budaya hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang ditata berdasarkan bunyi yang indah, berirama atau dalam bentuk lagu. Musik juga merupakan perwujudan dari seni tertentu seperti seni suara, seni tari, seni drama, baca puisi dan gerak yang berirama. Jadi terapi musik adalah suatu usaha yang berupa bantuan yang merupakan proses terencana dengan menggunakan musik sebagai media penyembuhan. Terapi musik secara umum bertujuan untuk membuat hati dan perasaan seseorang menjadi senang dan terhibur, membantu mengurangi beban penderitaan seseorang, dan tempat penyaluran bakat seseorang. Dengan mendengarkan musik diharapkan dapat merangsang dan menarik penderita untuk mengikuti alur irama yang selanjutnya menciptakan suasana santai, gembira yang pada akhirnya adanya perubahan yang positif (Pillie & Chair, 2002, dalam Musayaroh 2011, hlm.5). Dalam terapi musik diketahui bahwa rangsangan musik ternyata mampu mengaktivasi sistem limbik yang berhubungan dengan emosi. Saat sistem limbik teraktivasi, otak menjadi rileks, kondisi inilah yang memicu tekanan darah menurun. Dalam Terapi musik, Alunan musik juga dapat menstimulasi tubuh untuk memproduksi molekul nitric oxide (NO). Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh darah yang dapat mengurangi tekanan darah (Sirait, 2007, dalam Yakin, 2010, hlm.26). METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian observasi, dengan mengukur tekanan darah sebelum pemberian terapi musik dan sesudah diberikan terapi musik. rancangan penelitian One Group Pre test - Post Test Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling, yaitu dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia. Sebelum dilakukan uji statistik pada variabel bebas dan variabel terikat dilakukan uji shapirro wilk (uji normalitas) dan hasilnya tidak normal karena kurang dari 0,05 maka dilanjutkan dengan uji wilcoxon. Didapatkan nila p value sistol dan diastol 0,000 atau kurang dari 0,05 = ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah tereapi musik klasik HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1.Usia diketahui bahwa usia responden berkisar antara 29-79 tahun dengan rata-rata 50,46 tahun dengan standar deviation 14,475 tahun. Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia disajikan pada Tabel 5.1

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan kelompok usia Usia (tahun) Jumlah Persentase (%) 30 1 3,5 31 40 5 17,86 41 50 10 35,71 > 50 12 42,86 2. Jenis kelamin karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel 5.2 Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan kelompok jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 15 53,57 Perempuan 13 46,43 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 28 jumlah responden, responden laki-laki lebih banyak dibanding responden perempuan yaitu 53,57%. 3. Pendidikan karakteristik responden berdasarkan pendidikan disajikan pada Tabel 5.3 Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan kelompok pendidikan Pendidikan Jumlah Persentase (%) SD 1 3,57 SLTP 10 35,71 SLTA 15 53,57 PT 2 7,14 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa terdapat 92,85% responden berpendidikan rendah yaitu tamat SD, SLTP dan SLTA. 4. Pekerjaan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan disajikan pada Tabel 5.4 Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan kelompok pekerjaan Pekerjaan Jumlah Persentase (%) PNS 6 21,43 Pensiunan 4 14,29 Swasta 14 50,00 Lainnya 4 14,29 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa setengah dari jumlah responden adalah memiliki pekerjaan swasta yaitu 50,00%. 5. Tekanan darah Tekanan darah diukur selama 7 hari berturutturut, dengan mengukur tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik. Hasil pengukuran tersebut, disajikan pada tabel 5.5. Tabel 5.5 Distribusi responden berdasarkan tekanan sistolik sebelum intervensi Hipertensi tingkat 1 20 71,4 Hipertensi tingkat 2 8 28,6 Tabel 5.5 menunjukkan bahwa tekanan sistolik sebelum intervensi, paling banyak adalah dengan kategori Hipertensi Tingkat 1 (140-159 mmhg) sebanyak 71,4%. Tekanan darah terendah 140,00 mmhg, tertinggi 167,14 mmhg dengan nilai tengah tekanan darah 150,00 mmhg sedangkan nilai rataratanya 150,96 mmhg.

Tabel 5.6 Distribusi responden berdasarkan tekanan diastolik sebelum intervensi Hipertensi Tingkat 1 27 96,4 Normal Tinggi 1 3,6 Tabel 5.6 menunjukkan bahwa tekanan diastolik sebelum intervensi paling banyak adalah dengan kategori Hipertensi Tingkat 1 (90-99 mmhg) sebanyak 96,4%. Tekanan darah terendah 87,14 mmhg, tertinggi 94,29 mmhg dengan nilai tengah tekanan darah 91,43 mmhg sedangkan nilai rata-ratanya 91,32 mmhg. Tabel 5.7 Distribusi responden berdasarkan tekanan sistolik sesudah intervensi Hipertensi tingkat 1 18 64,3 Hipertensi tingkat 2 1 3,6 Normal Tinggi 7 25,0 Normal 2 7,1 Tabel 5.7 menunjukkan bahwa tekanan sistolik sesudah intervensi, paling banyak dengan kategori Hipertensi Tingkat 1 (140-159 mmhg) sebanyak 64,3%. Tekanan darah terendah 122,86 mmhg, tertinggi 165,71 mmhg dengan nilai tengah tekanan darah 140,00 mmhg sedangkan nilai rata-ratanya 140,91 mmhg. Tabel 5.8 Distribusi responden berdasarkan tekanan diastolik sesudah intervensi Hipertensi tingkat 1 2 7,1 Normal Tinggi 10 35,7 Normal 16 57,1 Tabel 5.8 menunjukkan bahwa tekanan diastolik sesudah intervensi, paling banyak dengan kategori Normal (<85 mmhg) sebanyak 57,1%. Tekanan darah terendah 72,86 mmhg, tertinggi 90,00 mmhg dengan nilai tengah tekanan darah 82,18 mmhg sedangkan nilai rata-ratanya 82,03 mmhg. Analisis Bivariat 1. Uji Normalitas Pada analisis bivariat ini dapat diuji normalitas sebelum melakukan uji yang lainnya, ini dapat diketahui apakah variabel yang akan diuji normal atau tidak. Hasil iji normalitas data dengan uji shapiro wilk didapatkan nilai p <0.05 sehingga data berdistribusi tidak normal, maka dilanjutkan dengan uji wilxocon. 2. Uji Beda Untuk melihat perubahan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik sebelum dan sesudah terapi musik dengan pasien diuji dengan uji Wilcoxon. Hal ini dengan pertimbangan bahwa data hanya sebanyak 28 yang relatif kecil. Tabel 5.9 Pengaruh terapi musik pada tekanan darah Tekanan darah Z p Value Keterangan Sistolik -4,626 0,000 Berbeda Diastolik -4,628 0,000 Berbeda Berdasarkan hasil analisis uji Wilcoxon untuk tekanan darah sistolik dan diastolik menunjukkan nilai p = 0,000 (<0,05). Hal ini berarti tingkat signifikan 5% terbukti ada perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik yang dimiliki pasien sebelum dan sesudah terapi musik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Jumlah responden hipertensi di RSUD Tugurejo Semarang yeng didapat pada bulan November 2011 sebanyak 28 pasien. Dengan karakteristik usia berkisar antara 29-79 tahun dan terbayak pada usia usia >50 tahun yaitu

(42,86%), jenis kelamin terbanyak yang mengalami hipertensi adalah laki-laki yaitu sebanyak 15 responden (53,57%), dan pada karakteristik pendidikan responden terbanyak pada tingkat SLTA yaitu sebanyak 15 responden (53,57%) sedangkan pada pekerjaan, responden terbanyak yaitu bekerja sebagai buruh (swasta) yaitu sebanyak 14 responden (50,00%). 2. Kategori hipertensi pada responden pre intervensi paling banyak yaitu 20 responden (71,4%) dengan kategori Hipertensi tingkat 1 pada tekanan darah sistolik, dan pada tekanan diastoliknya, paling banyak dengan kategori hipertensi tingkat 1 sebanyak 27 responden (96,4%). 3. Pada post intervensi, jumlah responden terbanyak pada kategori Hipertensi tingkat 1 yaitu 18 responden (64,3%) pada tekanan sistolik. Sedangkan pada tekanan diastoliknya, responden terbanyak pada kategori Normal yaitu sebanyak 16 responden (57,1%). 4. Ada perbedaan tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji dengan wilxocon signed test menunjukan hasil nilai p=0,000 (p<0,05). Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan sebagai penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) untuk penatalaksanaan tindakan keperawatan khususnya pada pasien hipertensi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam mata ajar medikal bedah untuk penerapan asuhan keperawatan pada pasien hiprtensi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar memperbanyak jumlah responden dan memperhatikan faktor-faktor yang bisa menjadi pengganggu dalam penelitian ini, seperti ketenangan lingkungan dan obatobatan. DAFTAR PUSTAKA Grey H, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. (2003). Lecture Notes Kardiologi. Edisi IV. Jakarta: Erlangga Musayaroh, Nining. (2011). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Semarang: Politeknik Kesehatan Pofil Kesehatan Indonesia 2008. (2009). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.http://www.depkes.go.id/downl oads/publikasi/profil%20kesehatan%20in donesia%202008.pdf diperoleh tanggal 25 Mei 2011 Sudoyo, AW. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta: FKUI Tagor GM. (2002). Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FKUI Udjianti, WJ. (2010). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika Yakin. (2010). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tekanan Darah. Semarang: Politeknik Kesehatan