BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya lembaga keuangan syariah baik perbankan maupun non. bank yang terus mengalami perkembangan pesat memberi efek yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi sha>h{ib al ma>l

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

HILMAN FAJRI ( )

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB II LANDASAN TEORI

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan sebuah aspek yang sangat penting, dimana. keberadaannya digunakan untuk mengatur segala urusan pemerintahan.

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana firman Allah Qs. An- Nisa ayat 29 :

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga tersebut mencakup bagian dari keseluruhan sistem sosial masyarakat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Agama telah menganjarkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya transaksi elektronik yang dapat mengefektifkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, keuangan syari ah menawarkan layanan-layanan. syari ah haruslah sesuai dengan prinsip syari ah.

BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI QARD} BERAGUN EMAS DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG (KC) SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB I PENDAHULUAN. yang menerapkan prinsi-prinsip ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai Islam

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB I PENDAHULUAN. muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini. Dalam rangka menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2001). Pasar modal memegang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB I PENDAHULUAN. Menurutnya hubungan manusia sebagai makhluk sosial ini dalam Islam

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antara pihak principal atau kontraktor dan pihak obligee atau pemilik

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi (bermuamalah), yaitu suatu aktivitas yang dilakukan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir dan menjalankan

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB I PENDAHULUAN. lain, agar mereka saling tolong menolong dan saling tukar menukar kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Al-dunyā mażra ah al-akhirat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama universal yang mempunyai sekumpulan aturan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdirinya lembaga keuangan syariah baik perbankan maupun non bank yang terus mengalami perkembangan pesat memberi efek yang sangat baik dalam tatanan sistem keuangan di Indonesia. Lembaga keuangan syariah telah menjadi bagian dari kegiatan kehidupan perekonomian masyarakat. Lembaga keuangan syariah berperan dalam usaha-usaha pembangunan ekonomi, guna meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia, salah satunya adalah Pegadaian Syariah. Saat ini Pegadaian Syariah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perum Pegadaian Menjadi Perusahaan Perseroan setelah sebelumnya terdapat dua Peraturan Pemerintah yang mengatur Pegadaian Syariah yaitu PP No. 10 Tahun 1990 tentang Perubahan Bentuk Perjan Pegadaian Menjadi Perum dan PP No. 103 Tahun 2000 tentang Perum Pegadaian. 1 Pegadaian Syariah merupakan pegadaian yang dalam menjalankan operasionalnya berpegang kepada prinsip syariah, keberadaan Pegadaian Syariah tidak terlepas dari tujuan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, yaitu berupa kemudahan dalam penyaluran pembiayaan dan meminimalisasi terjadinya ketidakadilan melalui praktik riba (usury) dan 1 Ade Sufyan Mulazid, Kedudukan Sistem Pegadaiaan Syariah Dalam Sistem Hukum Nasional Di Indonesia, Cet. 1, (Jakarta: Departemen Agama, 2012), 107. 1

2 ketidakpastian (gharar). Dengan adanya lembaga tersebut diharapkan dapat menjadi jalan keluar bagi masyarakat yang sedang membutuhkan uang agar tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau tukang ijon atau tukang rentenir yang bunganya relatif tinggi. Perusahaan pegadaian Mengajukan pinjaman ke perum pegadaian bukan saja karena prosedurnya yang mudah dan cepat, tetapi karena biaya yang dibebankan lebih ringan jika dibandingkan dengan para pelepas uang atau tukang ijon. Pegadaian Syariah berperan sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat guna menetapkan pilihan dalam pembiayaan. Biasanya masyarakat yang berhubungan dengan pegadaian adalah masyarakat menengah ke bawah yang membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Oleh karena itu, barang jaminan pegadaian dari masyarakat ini memiliki karakteristik barang sehari hari yang mempunyai nilai 2. Selain itu, Pegadaian Syariah juga memfasilitasi kepemilikan emas batangan melalui penjualan secara tunai atau dengan pola angsuran dengan proses cepat dalam jangka waktu tertentu yang fleksibel. Jenis emas batangan yang disediakan oleh Pegadaian Syariah berupa logam mulia dengan kadar 99,99 % dengan berat 5 gr, 10 gr, 25 gr, 50 gr, 100 gr, 250 gr dan 1 kg. Investasi logam mulia di Indonesia saat ini memang sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat, sampai saat ini logam mulia masih dianggap investasi paling aman selain karena nilainya yang stabil, 2 Jasri Firdaus, Mekanisme Pegadaian Syariah, dalam http://jasrifirdaus.blogspot.com/2013/04/ mekanisme pegadaian-syariah.html, diakses pada 17 Mei 2014.

3 investasi logam mulia juga dianggap sebagai instrumen yang tidak pernah lekang oleh waktu. Alasan inilah yang yang kemudian dilirik oleh banyak orang. Banyak orang yang mengalokasikan dana mereka untuk membeli logam mulia. Tetapi bagi sebagian orang, keinginan ini masih belum bisa terealisasi karena dana yang belum mencukupi untuk membeli logam mulia. Tapi saat ini hal itu bukan menjadi masalah, seiring dengan kemajuan lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank 3, diantaranya adalah Pegadaian Syariah yang telah menyediakan pembiayaan kredit logam mulia. Jual beli logam mulia yang ditawarkan oleh Pegadaian Syariah bernama Pembiayaan MULIA (Mura>bah}ah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi) dengan menggunakan akad Mura>bah}ah Mura>bah}ah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati 4. Pengertian lain Mura>bah}ah adalah penjualan dengan harga pembelian barang berikut untung yang diketahui 5. Pada Mura>bah}ah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi. Sementara pembayarannya dapat dilakukan secara tunai, tangguh ataupun 3 Andita Araisa, Kredit emas: karakteristik dan resiko emas, dalam http://www.ekonoomi.com/ 20\14/03/kredit-emas-karakteristik-dan-resiko-emas.html, diakses pada 17 mei 2014. 4 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 101. 5 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Terjemah, Jilid 12,, Terjemahan Kamaluddin A.M., (Bandung: PT. Al-Ma arif,1988), 82.

4 dicicil 6. Dalam al-quran dasar hukum berlakunya Mura>bah}ah secara umum dijelaskan sebagai berikut:...و أ ح ل اهلل ال ب ي ع و ح ر م الر ب وأ... Artinya:...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (Qs. Al-Baqarah: 275) 7 ي أ ي ه ا ال ذ ين ء ام ن و ا ال ت أ ك ل و ا أ م و ل ك م ب ي ن ك م ب ال ب ط ل إ ال أ ن ت ك ون ت ر ة ع ن Artinya: ت ر اض م ن ك م و ال ت ق ت ل و ا أ ن ف س ك م إ ن اهلل كا ن ب ك م ر ح يم ا Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa 29) 8 و إ ن ك ان ذ و ع س ر ة ف ن ظ ر ة إ ل م ي س ر ة و أ ن ت ص د ق و ا خ ي ر ل ك م إ ن ك ن ت م ت ع ل م و ن Artinya: Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. (QS. Al- Baqarah: 280) 9 6 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), 122. 7 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (tp. 2005), 47. 8 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (tp. 2005), 83. 9 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (tp. 2005), 47.

5 Adapun dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No: 04/DSN- MUI/IV/2000, Mura>bah}ah adalah akad jual-beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. ي أ ي ه ا ال ذ ين ء ام ن و ا ال ت أ ك ل و ا أ م و ل ك م ب ي ن ك م ب ال ب ط ل إ ال أ ن ت ك ون ت ر ة ع ن ت ر اض م ن ك م... Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. (Qs. An-Nisaa: 29) 10 ي أ ي ه ال ذ ين ء ام ن و ا أ وف و ا ب ال ع ق ود... Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu... (Qs. Al- Maaidah: 5) 11. Dalam implementasi jual beli logam mulia di Pegadaian Syariah ada tiga pihak yang berperan, yaitu pihak pegadaian sebagai penjual, nasabah sebagai pembeli dan PT>. ANTAM (Aneka Tambang) sebagai pemasok. Dalam penerapan jual beli logam mulia ini akad yang digunakan adalah akad Mura>bah}ah, harga beli dan keuntungannya diberitahukan oleh Pegadaian Syariah kepada pihak nasabah selaku pembeli, setelah ada 10 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (tp. 2005), 83. 11 Fatwa Dewan Syariah Nasioanal Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mura>bah}ah}.

6 kesepakatan, kemudian pihak Pegadaian Syariah sebagai penjual melakukan pemesanan emas logam mulia kepada pihak pemasok yaitu PT.ANTAM dengan spesifikasi sesuai dengan permintaan pihak nasabah sebagai pembeli. Dalam transaksi MULIA ini, pihak Pegadaian Syariah memberikan fasilitas pembiayaan kepada pihak nasabah dengan akad Mura>bah}ah. Apabila pihak nasabah mengambil transaksi secara angsuran maka pihak nasabah harus membayar uang muka sesuai dengan kesepakatan atau minimal 20% (sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/16/DPbs tanggal 13 Mei 2014), ditambah biaya administrasi dan biaya distribusi serta denda sebesar 2% apabila terjadi keterlambatan dalam pembayaran angsuran. Selama pembayaran angsuran belum lunas, maka pihak nasabah diwajibkan menyerahkan barang jaminan sebagai pelunasan pembiayaan Mura>bah}ah berupa objek pembiayaan Mura>bah}ah tersebut, objek pembiayaan Mura>bah}ah tidak diserahkan langsung kepada pihak nasabah, melainkan ditahan, tetap berada di bawah penguasaan pihak Pegadaian Syariah sebagai barang jaminan (marhu>n) sampai pembayaran angsuran lunas, sehingga pihak nasabah belum bisa mengambil emas miliknya 12. Dari pelaksanaan Mura>bah}ah logam mulia di Pegadaian Syariah sebagaimana tersebut di atas, ada beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan, yaitu adanya denda keterlambatan pembayaran, adanya ketidakpastian (gharar) dalam akad dimana pihak nasabah tidak 12 Imam Syufa at, wawancara pra penelitian, surabaya, 9 Mei 2014.

7 mengetahui secara pasti akad mana yang berlaku antara akad Mura>bah}ah atau akad Rahn, dan juga dalam akad Rahn nasabah tidak dibebani biaya penitipan barang jaminan, dan adanya unsur pemaksaan, dimana tidak ada kebebasan bagi pihak nasabah, kecuali harus menyerahkan atau merelakan emas yang dibeli dijadikan jaminan hutang. Dalam penelitian ini nantinya akan tampak apakah implementasi akad Mura>bah}ah sebagai pembiayaan kepemilikan logam mulia pada Pegadaian Syariah unit ketintang surabaya sesuai dengan hukum Islam. Sebab akan dilihat dari mekanisme penerapan akad pembiayaan oleh Pegadaian Syariah terhadap nasabah. Kemudian dalam hal penentuan kebijakan oleh Pegadaian Syariah terhadap implementasi akad Mura>bah}ah, pertimbangan-pertimbangan apa saja yang dijadikan landasan dari implementasi akad Mura>bah}ah sebagai akad pembiayaan kepemilikan logam mulia. Dengan adanya latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin memaparkan secara jelas mengenai Tinjauan Hukum Islam terhadap Aplikasi Akad Mura>bah}ah sebagai Akad Pembiayaan Kepemilikan Logam Mulia Pada Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya.

8 B. Identifikasi dan Batasan Masalah Dari latar belakang permasalahan di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Prosedur pembiayaan Mura>bah}ah sebagai kepemilikan logam mulia di Pegadaian Syariah. 2. Ketentuan dalam pelaksanaan pembiayaan Mura>bah}ah logam mulia. 3. Aplikasi akad Mura>bah}ah kepemilikan logam mulia di Pegadaian Syariah. 4. Pendapat Ulama< fiqh terhadap akad Mura>bah}ah sebagai kepemilikan logam mulia oleh Pegadaian Syariah. 5. Analisis Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) Pasal 127 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Mura>bah}ah sebagai kepemilikan logam mulia. Dari beberapa identifikasi masalah tersebut di atas, perlu diperjelas batasan-batasan atau ruang lingkup persoalan yang akan dikaji dalam penelitian ini agar skripsi ini dapat terarah pembahasannya, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu: 1. Dasar pertimbangan Pegadaian Syariah unit ketintang Surabaya mewajibkan objek pembiayaan sebagai jaminan atas pembiayaan kepemilikan logam mulia. 2. Aplikasi pembiayaan Mura>bah}ah logam mulia yang dilaksanakan oleh Pegadaian Syariah unit ketintang Surabaya.

9 3. Tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan pembiayaan Mura>bah}ah kepemilikan logam mulia yang dilaksanakan oleh Pegadaian Syariah unit ketintang surabaya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apa dasar pertimbangan Pegadaian Syariah unit ketintang Surabaya mewajibkan objek pembiayaan sebagai jaminan atas pembiayaan kepemilikan logam mulia? 2. Bagaimana aplikasi akad Mura>bah}ah dalam pembiayaan kepemilikan logam mulia pada Pegadaian Syariah unit Ketintang Surabaya? 3. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap aplikasi akad Mura>bah}ah sebagai pembiayaan kepemilikan logam mulia pada Pegadaian Syariah unit Ketintang Surabaya? D. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah dilakukan diseputar masalah yang diteliti, sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang sedang dilakukan ini tidak merupakan

10 pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang ada 13. Adapun kajian pustaka ini dibutuhkan untuk membedakan hasil skripsi ini dengan hasil penelitian yang sebelumnya, penulis menelusuri kajian pustaka yang menurut penulis permasalahannya sedikit hampir sama dengan penelitian yang akan diteliti oleh penulis. Penelitian sebelumnya sebagai berikut: Pertama, Analisis Hukum Islam Terhadap Produk Rahn Investasi (Gadai Investasi) di PT>. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah Surabaya yang ditulis oleh Meita Swavi Diana Sari. 14 Di dalam penulisannya ia berpendapat bahwa Produk Rahn investasi (gadai investasi) yang diluncurkan oleh PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah Surabaya menggunakan 3 akad yang merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan. Pertama, pemberian pinjaman (uang) oleh bank untuk pembelian emas logam mulia menggunakan akad qard}. kedua, penyerahan jaminan logam mulia sebagai pembayaran pinjaman pada akad pertama yang menggunakan akad Rahn, dan ketiga berupa penitipan logam mulia yang dijaminkan dengan ketentuan nasabah berkewajiban membayar sewa tempat dengan akad ija>rah. Ketiga akad tersebut bukanlah transaksi yang menyebabkan ketidakpastian (gharar) karena tiap akad telah memenuhi rukun dan syarat serta adanya kejelasan diantara ketiganya. Adapun berkenaan dengan ketidakjelasan atau ketidakpastian besarnya return dari 13 Surat Kepustakaan Dekan Fak. Syariah IAIN Sunan Ampel, Petunjuk Teknis Penulisan Fakultas Syariah, (tp. 2012), 9. 14 Meita Swavi Diana Sari, Analisis Hukum Islam Terhadap Produk Rahn Investasi (Gadai Investasi) di PT>. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah Surabaya, (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2011).

11 investasi emas yang dilakukan nasabah dikarenakan terjadinya fluktuasi harga emas di pasaran bukan merupakan penyimpangan yang masuk kategori ketidakpastian (gharar) atau kegiatan spekulasi yang dilarang dalam Islam, karena hal itu merupakan konsekuensi dari suatu investasi. Selain itu, pada Rahn investasi tidak ditemukan ciri-ciri dari kegiatan spekulasi, yaitu tidak adanya manipulasi dan pemanfaatan informasi yang simpang siur oleh para pihak. Dengan adanya kejelasan pada masingmasing akad yang sesuai hukum Islam dan tidak adanya unsur spekulasi, maka produk Rahn investasi (gadai invetasi) yang terdapat di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah Surabaya telah sah dilakukan. Sejalan dengan penelitian ini, bagi para pelaku pembiayaan khususnya para nasabah dan Pegadaian Syariah, hendaknya melakukan semua kegiatan perekonomian tetap berpijak kepada prinsip-prinsip ekonomi Islam, undang-undang yang berlaku dan berdasarkan pada kemaslahatan serta tolong menolong. Bagi pimpinan Dewan Syariah Nasional atau lembaga yang berkompeten dalamnya hendaknya memberikan peraturan tersendiri secara khusus berkenaan dengan produk Rahn investasi ini, sehingga produk tersebut mempunyai dasar hukum yang kuat dan tidak tumpang tindih dengan produk gadai emas biasa. Berikutnya adalah penelitian yang ditulis oleh Ahmad Sifaul Qulub 15 yaitu Analisis hukum Islam terhadap produk Kepemilikan Logam Mulia 15 Ahmad Sifaul Qulub, Analisis hukum Islam terhadap produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) di PT Bank BRI Syariah KCP Sidoarjo, (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012).

12 (KLM) di PT Bank BRI Syariah KCP Sidoarjo. Dalam penulisannya ia berpendapat bahwa produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) di PT. BRI Syariah KCP Sidoarjo, dalam menjalankan mekanisme operasionalnya menggunakan dua akad yaitu akad qard} dan ija>rah. Dimana dalam kedua akad tersebut nasabah diharuskan membayar uang muka dan obyek komoditi (LM emas) dijadikan sebagai jaminan. Kedua, terkait penggunaan istilah margin pada upah sewa tempat penyimpanan LM KLM seharusnya menggunakan istilah qard}, karena upah dari ijarah dalam ekonomi Islam disebut qard}. ketiga, bank BRI Syariah KCP Sidoarjo dalam penetapan dua akad (qard} dan ija>rah) pada produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) bukan merupakan s}afqatayni fi< s}afqatin wa>h}idah yang mana akad pembiayaan kepemilikan logam mulia merupakan akumulasi dua akad yang tidak mengandung unsur ketidakpastian (gharar). Hal ini dikuatkan dengan dasar dalil kuat (ra>jih), yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Sima mengenai s}afqatayni fi< s}afqatin wa>h}idah. Serta selama masih dalam ketentuan wajar dan yang penting selama kedua belah pihak telah menyepakati perjanjian yang mereka buat pada awal transaksi (saling rela), maka hukum jual beli menjadi sah. Adapun penelitian yang akan penulis laksanakan ini berbeda dari yang sebelumnya, sebab titik tekan penelitian ini adalah pada implementasi akad Mura>bah}ah yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah terhadap kepemilikan logam mulia ditinjau dari salah satu segi tinjauan hukum Islamnya. Sehingga kesimpulan yang nantinya akan diperoleh

13 adalah apakah sudah sesuai dengan syariat agama atau belum proses implementasi pembiayaan murabahah kepemilikan logam mulia yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan konsep Mura>bah}ah dalam pembiayaan kepemilikan logam mulia. 2. Untuk mendiskripsikan aplikasi akad Mura>bah}ah pada Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya. 3. Untuk mendiskripsikan Tinjauan Hukum Islam terhadap aplikasi akad Mura>bah}ah sebagai kepemilikan logam mulia pada Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya. F. Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Secara teoritis riset ini dapat di jadikan bahan perbendaharaan ilmu pengetahuan bagi peneliti berikutnya dalam menyusun karya ilmiahnya. 2. Secara praktis peneliti dapat memberikan perubahan sikap ketidak kesesuaian dalam aplikasi akad Mura>bah}ah.

14 a. Riset ini dapat di jadikan sebagai acuan dalam melakukan aktivitas ekonomi, khususnya bagi umat Islam yang menggunakan jasa Pegadaian Syariah dalam produk pembiayaan kepemilikan logam mulia yang menggunakan akad Mura>bah}ah. b. Sebagai sumbangsih terhadap Universitas dalam rangka mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang lembaga keuangan syariah khususnya mengenai aplikasi akad Mura>bah}ah. c. sebagai informasi bagi nasabah dan praktisi mengenai implementasi akad Mura>bah}ah dalam kepemilikan logam mulia di Pegadaian Syariah. G. Definisi Operasional Untuk memudahkan dalam memahami judul skripsi Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Akad Mura>bah}ah Sebagai Kepemilikan Logam Mulia Pada Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya. Maka dirasa perlu untuk menjelaskan secara operasional agar terjadi kesepahaman dalam memahami judul skripsi ini. Beberapa istilah dalam penelitian ini yaitu: Hukum Islam : Pendapat para ulama@ fiqh mengenai peraturanperaturan dan ketentuan-ketentuan yang berkenaan

15 dengan akad Mura>bah}ah berdasarkan Al-Qur an, hadith dan pendapat beberapa imam madzhab. Akad Mura>bah}ah : Jual-beli barang dimana pada harga pokok barang di tambah dengan harga atau margin (keuntungan penjual) yang disepakati antara penjual dan pembeli. Logam Mulia : Logam yang tahan terhadap korosi maupun oksidasi. Logam Mulia atau biasa disingkat LM juga dikenal sebagai merek dagang emas yang diproduksi oleh PT. ANTAM (Aneka Tambang) Tbk. H. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian yang diteliti merupakan penelitian yang bersifat field research (penelitian lapangan) yakni penelitian yang dilakukan dalam kehidupan sebenarnya. 16 Adapun lokasi penelitiannya akan dilakukan di Pegadaian Syariah unit ketintang Surabaya yang terletak di jalan ketintang No. 99 Surabaya. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah mengenai akad Mura>bah}ah}, sedangkan subjek penelitian sebenarnya adalah semua pihak yang 16 Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 28.

16 terkait dalam kontrak Mura>bah}ah antara lain nasabah, Pegadaian Syariah dan PT. ANTAM (Aneka Tambang). Akan tetapi karena pembiayaan Mura>bah}ah ini berskala besar maka penulis hanya bisa menjadikan Pegadaian Syariah Unit Ketintang sebagai subjek penelitian dalam riset ini. 3. Sumber Data Sumber pengambilan data berasal dari: a. Sumber Primer Sumber primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian 17 di Pegadaian Syariah, data ini berupa dua hal : Pertama, hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam pembiayaan Mura>bah}ah logam mulia, yaitu: 1. Bagian Penaksiran Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya 2. Bagian Kasir Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya 3. Nasabah Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya Kedua, arsip dan dokumen Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya yang berkaitan dengan aplikasi akad Mura>bah}ah pada produk Mulia. b. Sumber Sekunder Sumber sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada, data ini 17 Samiaji Serosa, Penelitian Kualitatif Dasar-dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2012), 59.

17 biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu. 18 Data yang diambil dari literatur-literatur berupa buku-buku dan kitab-kitab yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya: 1. Ade Sufyan Mulazid, Kedudukan Sistem Pegadaiaan Syariah Dalam Sistem Hukum Nasional Di Indonesia, Cet. 1. Jakarta: Departemen Agama, 2012. 2. Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009. 3. Ahmad Sifaul Qulub, Analisis hukum Islam terhadap produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) di PT Bank BRI Syariah KCP Sidoarjo, (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012). 4. Meita Swavi Diana Sari, Analisis Hukum Islam Terhadap Produk Rahn Investasi (Gadai Investasi) di PT>. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah Surabaya, (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2011). 5. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001. 6. Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah. Terjemah, Jilid 12, Terjemahan Kamaluddin A.M., Bandung: PT. Al-Ma arif, 1988. 18 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 19.

18 4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara (interview) Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 19 Teknik ini dipakai untuk memperoleh data dari informan secara langsung, yang dimaksud sebagai informan adalah subjek yang terlibat dalam proses terjadinya pembiayaan Mura>bah}ah kepemilikan logam mulia yaitu antara peneliti dengan responden yang terdiri atas tenaga penaksir selaku pimpinan unit Pegadaian Syariah ketintang dan kasir Pegadaian Syariah. b. Dokumentasi Dokumentasi merupakan pengumpulan bukti-bukti dan keterangan yang memuat garis besar data yang akan dicari dan berkaitaan dengan judul penelitian. 20 Dalam hal ini data-data yang akan dikumpulkan oleh penulis adalah form akad murabahah dan form akad Rahn yang dipergunakan dalam pembiayaan Mura>bah}ah logam mulia. 19 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfa Beta, 2008), 72. 20 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 135.

19 5. Teknik Pengolahan Data Setelah semua data, baik itu dari segi penelitian lapangan maupun hasil pustaka terkumpul, maka dilakukan analisa data secara kualitatif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Editing Sebelum data diolah (mentah), data tersebut perlu diedit lebih dahulu dengan perkataan lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam record book, daftar pertanyaan ataupun interview perlu dibaca sekali lagi, jika di sana sini masih terdapat hal-hal yang salah atau masih meragukan. Kerja memperbaiki kualitas data serta menghilangkan keraguankeraguan data dinamakan mengedit data. 21 2. Organizing Pengaturan dan penyusunan data yang diperoleh sedemikian rupa sehingga menghasilkan bahan untuk menyusun laporan skripsi dengan baik. 22 3. Penemuan Hasil Pada tahap ini penulis menganalisa praktek yang terjadi dilapangan dengan data-data pendukung yang telah penulis kumpulkan, apakah dalam pelaksanaan pembiayaan Mura>bah}ah kepemilikan logam mulia ini telah sesuai dengan teori tentang 21 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), 406. 22 Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 66.

20 Mura>bah}ah yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai solusi atas rumusan masalah. 6. Teknik Analisis Data Data-data yang telah berhasil dikumpulkan, selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan. 23 Adapun pola pikir yang digunakan dalam menganalisis adalah pola pikir dedukftif, yaitu metode berdasarkan peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini dan berakhir pada kesimpulan yang bersifat lebih khusus. 24 Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran tentang implementasi akad Mura>bah}ah sebagai akad pembiayaan kepemilikan Logam Mulia pada Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya yang akan ditinjau dari perspektif hukum Islam mengenai proses pengelolaannya. I. Sistematika Pembahasan Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi lima bab yang sistematis. Bab-bab ini merupakan bagian dari penjelasan dari penelitian ini sebagaimana yang diuraikan dalam rangkaian sebagai berikut : 23 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial..., 143. 24 Ines, Pengertian Penalaran Deduktif Hipoteis, dalam http://inesworld.blogspot.com/ 2013/03/pengertian-penalaran-deduktif-hipotesis _3723.html diakses pada 11 Januari 2015

21 Bab pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua, merupakan landasan teori tentang akad Mura>bah}ah dan akad Rahn dalam fiqh muamalah, Kompilasi Hukum Ekonomi Islam dan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mura>bah}ah berdasarkan sumber-sumber pustaka yang mencakup tentang pengertian, dasar hukum, dan ketentuan umum. Bab ketiga, merupakan hasil penelitian yang berisi tentang gambaran umum PT Pegadaian (PERSERO) meliputi sejarah Pegadaian, visi misi, lokasi perseroan, struktur organisasi, job deskripsi, produk, mekanisme dan implementasi akad Mura>bah}ah pada Pegadaian Syariah Indonesia. Bab keempat, merupakan analisa terhadap hasil penelitian lapangan yang terdiri dari analisis implementasi akad Mura>bah}ah sebagai kepemilikan logam mulia pada Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya. Tinjauan hukum Islam terhadap aplikasi akad Mura>bah}ah sebagai akad pembiayaan kepemilikan logam mulia pada Pegadaian Syariah unit Ketintang Surabaya. Bab kelima, merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran. Dengan demikian bab kelima ini merupakan sarana untuk menjawab rumusan masalah.