BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori-teori dasar mengenai kredit, fuzzy logic, sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992 koperasi Indonesia adalah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

DENIA FADILA RUSMAN

BAB II KAJIAN TEORI. Bab II berisi kajian teori. Teori-teori yang digunakan pada penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian, yaitu klasifikasi logika. A. Identifikasi Data Cadangan Hidrokarbon

LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC)

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB

SIDANG TESIS. Oleh : Enny Rohmawati Malik. Dosen Pembimbing : Dr. Imam Mukhlash,S.Si,M.T

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI FUZZY LOGIC UNTUK MENILAI KOLEKTIBILITAS ANGGOTA SEBAGAI PERTIMBANGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT DI KOPERASI X SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. usaha kecil dengan menggunakan metode fuzzy logic, yang antara lain meliputi :

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease) jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien (Iman, 2001:13).


PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN

BAB II KAJIAN TEORI. Bab II ini berisi tentang kajian teori yang digunakan untuk mendukung

METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

FUZZY INFERENCE SISTEM MAMDANI UNTUK PENENTUAN KREDIT PADA KPN ESTIKA DEWATA. Oleh

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini berisi penjelasan mengenai metode penelitian, jenis dan sumber data

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

Praktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12. Tabel 1. Rancangan Variabel fuzzy Fungsi Nama Variabel Rentang Nilai Keterangan

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

APLIKASI MODEL FUZZY DALAM PREDIKSI PRODUKSI TELUR AYAM PETELUR DI KABUPATEN SLEMAN

Volume 9 Nomor 2 Desember 2015

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

Penerapan Logika Fuzzy

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN:

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

KENDALI LOGIKA FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN URGENCY DAN STOP DEGREE

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PERMINTAAN DAN PASOKAN TIDAK PASTI (Studi Kasus pada PT.XYZ) AYU TRI SEPTADIANTI

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penilaian Hasil Belajar Matematika pada Kurikulum 2013 dengan Menggunakan Logika Fuzzy Metode Mamdani

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGENO

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

Simulasi Pengendali Kiln PT. Semen Tonasa (Tonasa IV) Menggunakan Fuzzy Logic Toolbox Program Matlab St. Nawal Jaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

GUI Matlab untuk membuat grafik fungsi

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori-teori dasar mengenai kredit, fuzzy logic, sistem inferensi fuzzy, MATLAB dan penelitian-penelitian terdahulu. A. Kredit 1. Pengertian Kredit Dalam bahasa latin, kredit disebut credere yang artinya percaya. Maksudnya yang memberikan kredit percaya kepada yang menerima kredit bahwa yang bersangkutan akan mengembalikan kredit sesuai dengan perjanjian. Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2012:113). Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati (Teguh Pudjo Muljono, 2000: 9). Selanjutnya, Malayu Hasibuan (2006:87) mengemukakan bahwa kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 7

2. Penggolongan Kualitas Kredit Kualitas kredit dilihat dari bagaimana seseorang yang mengambil kredit menjalankan kewajibannya dalam pelunasan kredit. Kualitas kredit ini digunakan untuk memonitoring kewajiban dari setiap anggota. Selanjutnya hasil monitoring tersebut digunakan oleh AO (Account Officer) dalam mengambil keputusan. a. Penggolongan kualitas kredit menurut Bank Indonesia. Kasmir (2012:130) mengatakan bahwa penggolongan kualitas kredit menurut Bank Indonesia diatur dengan ketentuan sebagai berikut. 1) Lancar Lancar artinya kredit yang disalurkan tidak menimbulkan masalah. Kredit dapat dikatakan lancar jika: a) pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu, b) memiliki mutasi rekening yang aktif, atau c) bagian kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral). 2) Dalam perhatian khusus Dikatakan dalam perhatian khusus jika kredit tersebut termasuk dalam kriteria berikut ini: a) terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang melampaui 90 hari, b) kadang-kadanag terjadi cerukan, c) jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan, d) mutasi rekening relatif aktif, e) didukung dengan pinjaman baru. 8

3) Kurang lancar Kurang lancar artinya pembayaran kreditnya tersendat-sendat, namun nasabah masih mampu membayar. Nasabah termasuk dalam golongan kredit yang kurang lancar jika memenuhi kriteria berikut ini: a) terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari, b) sering terjadi cerukan, c) terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari, d) frekuensi mutasi rekening relatif rendah, e) terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur, f) dokumen pinjaman yang lemah. 4) Diragukan Diragukan artinya kemampuan nasabah untuk membayar makin tidak dapat dipastikan. Nasabah termasuk dalam golongan diragukan jika: a) terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari, b) terjadi cerukan yang bersifat permanen, c) terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari, d) terjadi rekapitulasi bunga, e) dokumen hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan. 5) Macet Macet artinya nasabah sudah tidak mampu lagi untuk membayar pinjamannya. Nasabah termasuk golongan macet jika memenuhi kriteria berikut ini: a) terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari, b) kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru, 9

c) dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar. b. Penggolongan kualitas kredit di Koperasi X Koperasi X menggolongkan kualitas/ kelancaran kredit menjadi 4 yaitu: 1) Lancar Lancar jika belum jatuh tempo atau tidak ada tunggakan 2) Kurang lancar Kurang lancar jika sudah lewat jatuh tempo dan sudah 3 bulan tidak membayar angsuran. 3) Diragukan Diragukan jika sudah lewat jatuh tempo dan sudah 6 bulan tidak membayar angsuran. 4) Macet Macet jika sudah lewat jatuh tempo dan sudah 1 tahun tidak membayar. 3. Prinsip Pemberian Kredit Sebelum suatu kredit disalurkan kepada anggota, koperasi yang memberikan kredit harus yakin bahwa kredit yang diberikan akan dikembalikan. Keyakinan ini diperoleh dari penilaian kredit sebelum penyetujuan pemberian kredit. Penilaian kredit ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti melihat kelengkapan berkas, wawancara dengan calon penerima kredit atau survei langsung ke rumah atau usaha calon penerima kredit serta menggali informasi dari lingkungan sekitar terkait dengan keseharian dari calon penerima kredit. Dalam melakukan penilaian ini biasanya koperasi menggunakan analisis 5C atau 7P. 5C adalah singkatan dari character, capacity, capital, condition, dan 10

collateral. Penilaian dari segi character dapat diketahui dari cara hidup atau gaya hidupnya, hobi dan jiwa sosial (Kasmir. 2012: 136). Character dari calon penerima kredit juga dapat diketahui dengan meminta informasi dari tetangga sekitar bagaimana sifat atau watak yang bersangkutan di masyarakat. Selain itu dapat dilihat dari BI Checking. Penilaian yang kedua adalah Capacity. Penilaian capacity digunakan untuk melihat kemampuan calon penerima kredit dalam mengembalikan kredit tersebut. Penilaian ini dapat diwakili dari informasi mengenai data pendapatan dan pengeluaran keluarga. Penilaian yang ketiga adalah penilaian capital, atau dalam bahasa Indonesia adalah modal. Penilaian yang keempat adalah penilaian condition. Penilaian condition ini dapat dilihat dari usaha yang dijalankan calon penerima kredit. Apakah usaha tersebut mempunyai prospek yang bagus atau tidak. Dalam menentukan prospek tidaknya usaha dari calon penerima kredit perlu diperhatikan kondisi ekonomi, sosial dan politik yang terjadi sekarang maupun yang akan datang. Terakhir, collateral merupakan jaminan yang diberikan calon penerima kredit baik yang berupa fisik maupun nonfisik. 4. Alur Pemrosesan Kredit di Koperasi X Seseorang yang akan mengajukan kredit di Koperasi X harus terlebih dahulu mendaftar menjadi anggota koperasi. Selanjutnya alur pemrosesan kredit di Koperasi X tersebut adalah sebagai berikut. 1. Mengisi formulir pengajuan kredit 2. Melengkapi syarat-syarat pengajuan kredit, yaitu: a. Foto copy KTP suami b. Foto copy KTP istri c. Foto copy Kartu Keluarga d. Foto copy surat nikah 11

e. Foto copy ijin-ijin usaha f. Foto copy slip gaji g. Foto copy surat-surat yang berkaitan dengan jaminan 3. Bagian administrasi kredit menyerahkan formulir pengajuan dan kelengkapan syarat administrasi kepada AO (Account Officer). 4. Account officer melaksanakan survei ke lapangan dan menganalisis data yang ada. 5. Hasil analisis digunakan sebagai hasil keputusan pemberian kredit. 6. Jika pengajuan pinjaman bernilai: a. Kurang dari Rp 1.000.000 maka AO yang memberikan keputusan suatu pengajuan kredit diterima atau tidak. b. Lebih dari Rp 1.000.000 sampai Rp 100.000.000 maka hasil analisis dari AO diserahkan ke Manager untuk diputuskan suatu pengajuan kredit diterima atau tidak. c. Lebih dari Rp 100.000.000,00 maka hasil analisis dari AO diserahkan ke Manager diteruskan ke Pengurus Koperasi untuk diputuskan pengajuan kredit diterima atau tidak. 7. Jika pengajuan kredit diterima, bagian administrasi kredit akan membuat tanda terima, perjanjian kredit, surat pernyataan kesanggupan angsuran, dan jadwal angsuran. Setelah itu bagian administrasi kredit akan memberitahukan kepada calon penerima kredit untuk selanjutnya dilakukan proses pencairan dana. diagram alir. Berikut ini ditampilkan alur pemrosesan pengajuan kredit dalam bentuk 12

Anggota mengisi formulir dan melengkapi syarat administrasi Oleh petugas administrasi kredit diserahkan ke AO (Account Officer) untuk dianalisis dan dilakukan survei Hasil analisis Pengajuan kredit Rp 1.000.000,00 Tidak Syarat administrasi meliputi : 1. Foto copy KTP suami 2. Foto copy KTP istri 3. Foto copy Kartu Keluarga 4. Foto copy surat nikah 5. Foto copy ijin-ijin usaha 6. Foto copy slip gaji 7. Foto copy surat-surat yang berkaitan dengan jaminan Hasil analisis diserahkan ke Manager Koperasi Ya Pengajuan kredit > Rp 1.000.000,00- Rp 100.000.000,00 Tidak Ya Hasil analisis di serahkan ke Pengurus Keputusan Kredit Diterima Ditolak Diinformasikan ke anggota Petugas administrasi kredit membuat tanda terima, perjanjian kredit, surat pernyataan kesanggupan angsuran, dan jadwal angsuran Diinformasikan ke anggota Proses pencairan kredit Gambar 2.1 Alur Pemrosesan Pengajuan Kredit di Koperasi X 13

B. Himpunan Himpunan merupakan kumpulan dari beberapa item atau individu. Himpunan biasanya dinotasikan dengan huruf balok yaitu: A, B, C,, Y, Z, sedangkan anggota/elemen himpunan dinotasikan dengan huruf kecil a, b, c,, y, z. Awalnya istilah himpunan merujuk pada konsep himpunan klasik/tegas. Dikatakan himpunan klasik atau tegas karena himpunan ini secara tegas menunujukkan keberadaan suatu item atau individu dalam himpunan tersebut. Pada himpunan klasik/tegas hanya ada 2 kemungkinan hubungan antara item atau individu dengan himpunan tersebut, yaitu: anggota/elemen himpunan atau bukan anggota/elemen himpunan. Jika suatu individu a merupakan anggota himpunan A digunakan notasi a A. Simbol dibaca elemen dari. Jika a bukan anggota himpunan A digunakan notasi a A (Klir,1997:48). Dalam kehidupan sehari-hari tidak semua hal dapat sesuai jika dituliskan dalam himpunan klasik/tegas. Misalnya, jika tinggi badan sesorang lebih dari 160 cm maka dia dikatakan tinggi. Jika tinggi badan seseorang kurang dari 160 cm maka dia dikatakan rendah. Ambil contoh, tinggi badan seseorang adalah 159 cm. Akan sangat tidak adil jika 159 cm dikatakan pendek padahal hanya kurang 1 cm saja dia dapat termasuk golongan orang yang tinggi. Oleh karena itulah, suatu teori himpunan fuzzy muncul. Pada tahun 1965, Lotfi A. Zadeh memodifikasi teori himpunan di mana setiap anggotanya memiliki derajat keanggotaan yang bernilai kontinu antara 0 sampai 1. Himpunan ini disebut himpunan kabur (fuzzy set) (Sri, 2002 :1). 14

C. Himpunan Fuzzy Wang mendefinisikan himpunan fuzzy sebagai berikut. Suatu himpunan fuzzy A pada himpunan semesta U dinyatakan dengan fungsi keanggotaan μ A (x) yang mempunyai nilai pada interval [0 1]. Himpunan fuzzy A pada himpunan semesta U dapat dinyatakan sebagai suatu himpunan pasangan terurut elemen x dan nilai keanggotaannya (Wang, 1997: 22). Secara matematis ditulis A = {(x, μ A (x)) x U} (2.1) Himpunan fuzzy dengan himpunan semesta yang kontinu (misal U = bilangan real) maka persamaan himpunan fuzzy A dapat dinyatakan dengan: A = U μ A (x)/x (2.2) Persamaan tersebut tidak diintegralkan meskipun pada persamaannya menggunakan tanda integral. Tanda tersebut merepresentasikan hubungan x U dan fungsi keanggotaan μ A (x). Apabila himpunan semesta U diskret maka persamaan himpunan fuzzynya adalah: A = U μ A (x)/x (2.3) Tanda sigma tidak menunjukkan operasi penjumlahan tetapi menunjukkan hubungan x U dan fungsi keanggotaan μ A (x). (Wang, 1997:22). D. Fungsi Keanggotaan Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keangotaannya yang memiliki interval antara 0 sampai 1 (Sri, 2013:8). Ada beberapa representasi fungsi keanggotaan, diantaranya: triangular MFs (fungsi keanggotaan segitiga), 15

trapezoidal MFs (fungsi keanggotaan trapesium), gaussian MFs (fungsi keanggotaan Gauss), bell-shaped membership function (fungsi keanggotaan bentuk bell), dan sigmodial MFs (Jang, Sun, Mizutani, 1997). Selain itu Sri Kusumadewi (2002:30-36) menyebutkan beberapa representasi fungsi keanggotaan yang lain, diantaranya: linear naik, linear turun, kurva bentuk bahu, dan kurva bentuk S. Pada penelitian ini representasi yang digunakan adalah fungsi keanggotaan segitiga, linear naik dan turun. 1. Fungsi Keanggotaan Segitiga Fungsi keanggotaan segitiga ditentukan oleh 3 paramater yaitu: {a,b,c}. Rumus fungsi keanggotannya sebagai berikut. triangle(x; a, b, c) = { x a b a c x c b 0, x a, a x b, b x c 0, x c (2.4) Parameter {a, b, c} (dengan a < b < c) menunjukkan letak x pada fungsi keanggotaan segitiga (Jang, Sun, Mizutani, 1997:25). Berikut representasi fungsi keanggotaan segitiga. 1 0.8 Derajat Keanggotaan 0.6 0.4 0.2 a b c x 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 domain Gambar 2.2 Representasi Fungsi Keanggotaan Segitiga 16

Jika b a dan c b bernilai sama maka rumus fungsi keanggotaan segitiga adalah sebagai berikut (Klir, Clair & Yuan, 1997:85). x a b (1 ), a s x a + s A(x) = { s 0, x yang lain (2.5) Representasi fungsi keanggotaan segitiga dengan rumus di atas terlihat pada gambar 2.3 di bawah ini. b 1 0.8 A(x) 0.6 0.4 a 0.2 s 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 s x Gambar 2.3 Representasi Fungsi Keanggotaan Segitiga Simetris 2. Fungsi Keanggotaan Linear Naik Fungsi keanggotaan linear naik ditentukan oleh 2 parameter yaitu a dan b. Rumusnya yaitu: μ(x) = { x a b a 0, x a, a x b 1, x b (2.6) Berikut representasinya: 1 0.8 Derajat Keanggotaan 0.6 0.4 0.2 a b 0 0 1 2 3 4 5 6 7 domain Gambar 2.4 Representasi Fungsi Keanggotaan Linear Naik 17

3. Fungsi Keanggotaan Linear Turun Fungsi Keanggotaan linaer turun juga ditentukan oleh 2 parameter yaitu a dan b. Rumus fungsi keanggotaannya sebagai berikut. μ(x) = { b x b a, a x b 0, x b (2.7) Representasi fungsi keanggotaan linear turun yaitu: 1 0.8 Derajat Keanggotaan 0.6 0.4 0.2 a b 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 domain Gambar 2.5 Representasi Fungsi Keanggotaan Linear Turun E. Operator Fuzzy Logic Seperti pada himpunan klasik, pada himpunan fuzzy terdapat beberapa operasi yang didefinisikan secara khusus untuk mengkombinasi dan memodifikasi himpunan fuzzy. Beberapa operasi logika fuzzy standar adalah sebagai berikut. Operator AND μ A B = min (μ A (x), μ B (x)) (2.8) Operator OR μ A B = max (μ A (x), μ B (x)) (2.9) Operator NOT μ A = 1 μ A (2.10) Karena himpunan fuzzy tidak dapat dibagi dengan tepat seperti pada himpunan klasik, maka operasi-operasi ini diaplikasikan pada derajat keanggotaan. (Sri, 2002:60). 18

F. Operator Tambahan Fuzzy Logic Sala satu operator tambahan fuzzy logic adalah T-norm. Irisan dari dua himpunan fuzzy A dan B ditentukan oleh fungsi T: [0,1] [0,1] [0,1], dengan fungsi keanggotaannya sebagai berikut. μ A B (x) = T(μ A (x), μ B (x)) = μ A μ B (2.11) Dimana adalah operator biner untuk fungsi T (sering disebut T-norm (Triangular norm)). Operator biner ini harus memenui persyaratan berikut (Jang, Sun, Mizutani, 1997 :36). T(0,0) = 0, T(a, 1) = T(1, a) = a (kondisi batas) (2.12) T(a, b) T(c, d) jika a c maka b d (monoton) (2.13) T(a, b) = T(b, a) (komutatif) (2.14) T(a, T(b, c)) = T(T(a, b), c) (assosiatif) (2.15) Ada empat T-norm yang biasanya digunakan yaitu: Minimum (2.8) Algebraic Product T ap (a, b) = ab (2.16) Bounded Product T bp (a, b) = 0 (a + b 1) (2.17) a, b = 1 Drastic Product T dp (a, b) = { b, a = 1 0, a, b < 1 (2.18) G. Aturan Fuzzy IF-Then Aturan fuzzy If-Then (dikenal juga dengan sebutan aturan fuzzy atau implikasi fuzzy) didefinisikan dengan IF x is A then y is B (2.19) 19

Dimana A dan B adalah nilai-nilai linguistik yang didefinisikan oleh himpunan fuzzy pada himpunan universal berturut-turut X dan Y. x is A disebut antesenden atau premis, sedangkan y is B disebut konsekuen atau kesimpulan (Jang, Sun, dan Mizutani, 1997:59). H. Sistem Inferensi Fuzzy Sistem Inferensi Fuzzy (Fuzzy Inference System) adalah kerangka komputasi berdasarkan konsep himpunan fuzzy, aturan If-Then, dan penalaran fuzzy (Jang, Sun, & Mizutani, 1997:73). Pada sistem inferensi fuzzy terdapat 3 model yang biasa digunakan yaitu: model fuzzy Mamdani, model fuzzy Sugeno, dan model fuzzy Tsukamoto. Perbedaan ketiga model tersebut terletak pada konsekuen dari aturan fuzzy, agregasi dan prosedur defuzzifikasinya. Dari ketiga model tersebut yang akan diuraikan adalah model fuzzy Sugeno. 1. Model Fuzzy Sugeno Model fuzzy Sugeno (dikenal juga dengan metode TSK) diperkenalkan oleh Takagi, Sugeno dan Kang dalam usaha untuk mengembangkan pendekatan yang sistematis untuk menghasilkan aturan fuzzy dari data input dan output yang telah ada (Jang, Sun, Mizutani, 1997 :81). Pada penalaran metode Sugeno output (konsekuen) sistem berupa kosntanta atau persamaan liner. Jika output metode Sugeno berupa konstanta maka dinamakan fuzzy Sugeno orde nol. Jika outputnya berupa persamaan linear maka dinamakan fuzzy Sugeno orde satu. a. Model fuzzy Sugeno orde nol Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde Nol adalah IF (x 1 is A 1 ) (x 2 isa 2 ). (x N isa N ) THEN z = k (2.20) 20

Dengan A i : himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, i = 1,2,..., N : operasi pada himpunan fuzzy (AND, OR atau NOT) k : konstanta sebagai konsekuen b. Model fuzzy Sugeno orde satu Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde-satu adalah IF (x 1 is A 1 ) (x N isa N ) THEN z = p 1 x 1 + p N x N + q (2.21) Dengan A i : himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, i = 1,2,..., N : operasi pada himpunan fuzzy (AND, OR atau NOT) p i : suatu konstanta ke-i q : konstanta sebagai konsekuen 2. Tahapan Model Fuzzy Sugeno Penerapan model fuzzy Sugeno dalam sistem inferensi fuzzy ada beberapa tahapan, berikut ini penjelasan mengenai setiap tahapan. a. Fuzzifikasi Fuzzifikasi didefinisikan sebagai pemetaan dari himpunan tegas ke himpunan fuzzy. (Wang, 1997:105). Fuzzifikasi ini memetakan semua variabel input yang berupa himpunan tegas ke himpunan fuzzy. b. Operasi fuzzy logic Operasi fuzzy logic dilakukan jika bagian anteseden lebih dari satu pernyataan. Masukan operator fuzzy adalah dua atau lebih derajat keanggotaan dari variabel-variabel input. Hasil dari operasi ini adalah derajat kebenaran anteseden yang berupa bilangan tunggal. Bilangan ini nantinya akan diteruskan ke bagian konsekuen. Operator fuzzy untuk melakukan operasi AND dan OR dapat dibuat 21

sendiri. Namun operasi yang sering digunakan yaitu fungsi min dan max (Agus, 2009:32). c. Implikasi Implikasi adalah proses mendapatkan konsekuen sebuah IF-THEN rule berdasarkan derajat kebenaran anteseden (Agus,2009:33). Sebuah rule dapat diberi bobot antara 0 dan 1. Semakin besar rule berarti semakin besar efek rule tersebut pada konsekuennya. Biasanya bobot rule diset 1 sehingga tidak mempunyai pengaruh sama sekali pada proses implikasi. Setelah rule diberi bobot proses implikasi baru dapat dilakukan. Ada 2 fungsi yang sering digunakan dalam proses implikasi yaitu: min dan prod (product, menskalakan fuzzy set keluaran) (Agus,2009:33). Pada skripsi ini implikasi yang digunakan adalah min. d. Agregasi Agregasi merupakan proses mengombinasikan keluaran semua IF-THEN rule menjadi sebuah fuzzy set tunggal, jika bagian konsekuen terdiri dari satu pernyataan maka proses agregasi dilakukan secara terpisah untuk tiap variabel keluaran IF-THEN rule. Pada dasarnya agregasi adalah operasi fuzzy logic OR dengan masukannya adalah semua fuzzy set keluaran dari IF-THEN rule. Ada tiga fungsi yang sering digunakan dalam agregasi yaitu: max, probor (probabilistic, OR), dan sum(menjumlahkan semua fuzzy set keluaran) (Agus Naba, 2009:34). Pada skripsi ini agregasi yang digunakan adalah max. e. Defuzzifikasi Defuzzifikasi merupakan proses memetakan besaran himpunan fuzzy ke dalam nilai klasik. Input defuzzifikasi adalah himpunan fuzzy yang berupa 22

singleton-singleton (hasil agregasi) sedangkan outputnya berupa weighted average. Defuzzifikasi pada metode Sugeno dilakukan dengan menghitung nilai keluaran dengan cara : z = N i=1 α iw i N i=1 α i (2.22) Dengan α : hasil proses operasi fuzzy logic anteseden w : output aturan ke-i 3. Akurasi Model Hasil kolektibilitas dari model dibandingkan kebenarannya dengan kolektibilitas asli pada data untuk mengetahui tingkat keakuratan model. Semakin besar nilai akurasi semakin tepat pula pemodelannya. Secara umum akurasi dapat dihitung dengan rumus akurasi = jumlah data benar jumlah data keseluruhan I. Fuzzy Logic Toolbox pada MATLAB 100% (2.23) MATLAB adalah singkatan dari Matrix Laboratory. MATLAB merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh The Mathwork Inc. MATLAB banyak digunakan untuk perhitungan numerik keteknikan, komputasi simbolik, visualisasi grafis, analisis data matematis, statistika, simulasi pemodelan, dan desain GUI (Thomas, 2004 :1). MATLAB juga dilengkapi dengan berbagai toolbox. Beberapa bidang yang sudah tersedia toolboxnya dalam MATLAB, meliputi, fuzzy logic, neural network (jaringan syaraf tiruan), control system(sistem kontrol, signal processing (pengolahan sinyal), dan wavelet (Agus, 2009 :39). Fuzzy logic toolbox adalah sekumpulan tool yang membantu dalam perancangan sistem fuzzy untuk diaplikasikan dalam berabagai bidang, seperti 23

automatic control, signal processing, identification system, pattern recognition, time series prediction, data mining, bahkan financial applications (Agus, 2009 :79). Pada fuzzy logic toolbox terdapat 5 tools yang digunakan untuk keperluan rancang bangun FIS (Agus Naba, 2009:80), yaitu: 1. FIS Editor FIS Editor menampilkan informasi tingkat tinggi tentang sistem inferensi fuzzy. Untuk menampilkan FIS Editor cukup mengetikkan fuzzy pada MATLAB Prompt, maka akan muncul tampilan FIS berikut ini. Gambar 2.6 FIS Editor Mamdani Pada tampilan awal dari FIS editor model fuzzy default adalah Mamdani. Untuk mengubah model fuzzy sugeno klik File>New Fis>Sugeno. Selanjutnya FIS Editor akan berubah seperti pada gambar 2.7 di bawah ini. 24

Gambar 2.7 FIS Editor Sugeno 2. Membership Function Editor Membership Function Editor digunakan untuk mendefinisikan fungsi keanggotaan dari variabel input dan output (Agus, 2009 :65). Untuk menampilkan membership function editor Klik Edit>Membership Functions. Tampilannya yaitu: Gambar 2.8 Membership Functions Editor 25

3. Rule Editor Rule Editor digunakan untuk memasukkan aturan-aturan logika yang dibuat. Untuk menampilkan rule editor ini klik Edit>Rule atau dengan menekan Ctrl+3. Gambar 2.9 Rule Editor 4. Rule Viewer Rule viewer berfungsi untuk menampilkan diagram inferensi fuzzy. Dari rule viewer dapat diketahui aturan mana yang aktif atau bagaimana suatu fungsi keanggotaan dari variabel memengaruhi output (Mathwork). Rule viewer dapat ditampilkan dengan mengeklik View>Rule atau menekan Ctrl+5. 26

Gambar 2.10 Rule Viewer 5. Surface Viewer Surface viewer mempunyai kemampuan khusus yang sangat membantu dalam kasus dengan dua atau lebih input dan sebuah output FIS. Untuk menampilkan surface viewer pada FIS Editor yaitu dengan memilih menu View > Surface viewer. Berikut ini tampilan dari surface viewer. Gambar 2.11 Surface Viewer 27

J. GUI (Graphical User Interface) GUI dapat dimunculkan dengan mengetik guide pada command window atau memilih GUIDE pada toolbar matlab. 1 9 2 3 4 5 8 7 6 Layouter editor Menu utama GUI, yaitu: 1. Run figure 2. Object browser 3. Property inspector 4. M-file editor 5. Toolbar editor 6. Tab order editor 7. Menu editor 8. Align objects 9. Component pallete Gambar 2.12 Tampilan Graphical User Interface (GUI) Component pallate terdiri dari beberapa User Interface Control (UIControl), yaitu: push button, slider, radio button, check box, edit text, static text, pop-up menu, listbox, toggle button, table, axes, panel, group button, dan activex control. 28

a. (Push button) Push button merupakan jenis kontrol berupa tombol tekan yang akan menghasilkan sebuah tindakan jika diklik, misalnya : tombol OK, Cancel, Proses, dll. b. (Slider) Slider berfungsi memberi input nilai tanpa menggunakan keyboard. Nilai minimum, maksimum, dan sliderstepnya dapat diatur sendiri. Caranya dengan menggeser slider secara vertikal maupun horiziontal ke nilai yang diinginkan. Nilai default slider adalah 0 sampai 1. c. (Radio button) Radio button digunakan untuk memilih atau menandai satu pilihan dari beberapa pilihan yang ada. Pilihan dapat lebih dari satu. d. (Check box) Check box berfungsi menyediakan beberapa pilihan mandiri yang tidak tergantung pada pilihan lainnya. e. (Edit text) Edit text biasanya digunakan untuk input data yang dimasukkan ke dalam program. f. (Static text) Static text akan menghasilkan teks bersifat statis (tetap), sehingga pengguna tidak dapat mengeditnya. 29

g. (Pop-up menu) Pop-up menu berguna untuk menampilkan daftar pilihan yang didefinisikan pada String Property ketika mengklik tanda panah pada aplikasi. Ketika tidak dibuka, pop-up menu hanya menampilkan satu item yang menjadi pilihan pertama pada String Property. h. (Listbox) Mirip dengan Pop-up menu tetapi daftar menu ditampilkan dalam bentuk list. i. (Toggle button) Toggle button memiliki fungsi yang sama dengan push button. Perbedaaannya adalah saat push button ditekan, maka tombol akan kembali pada posisi semula jika tombol mouse dilepas. Sebaliknya pada toggle button tombol tidak akan kembali ke posisi semula, kecuali jika ditekan kembali. j. (Table) Table berfungsi menampilkan tabel di GUI Matlab. k. (Axes) Axes berguna untuk menampilkan sebuah grafik atau gambar (image). Axes sebenarnya tidak masuk dalam UIControl, tetapi axes dapat diprogram agar pengguna dapat berinteraksi dengan axes dan obyek grafik yang ditampilkan melalui axes. 30

l. (Panel) Panel biasa digunakan sebagai background atau tempat mendesain GUI. Panel juga dapat digunakan untuk mengelompokan. m. (Group button) Group button berfungsi menyatukan beberapa radio button. Jika salah satu radio button dipilih, maka yang lain otomatis dikosongi. n. (ActiveX control) K. Penelitian-penelitian terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kredit adalah sebagai berikut. 1. Emha Taufiq Luthfi dalam tesisnya Implementasi Adaptive Neuro Fuzzy Inference System pada Prediksi Pembayaran Pinjaman Berdasar Analisis Rencana Pembiayaan Nasabah (Studi Kasus BMT Al Ikhlas Prambanan Yogyakarta) merancang sebuah sistem inferensi samar yang memiliki kemampuan prediksi terhadap rencana pembiayaan oleh nasabah. Dalam penelitian tersebut Emha menggunakan 4 variabel input, yaitu: nilai pinjaman, karakter, dana aman dan presentasi jaminan terhadap pinjaman. Output dari penelitian berupa kolektibilitas rencana pembiayaan nasabah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem inferensi samar akhir yang dihasilkan dapat memberikan prediksi terhadap rencana pembiayaan nasabah dengan memberikan nilai kolektibilitas rencana pembiayaan nasabah. 2. Daliyev Asset dalam jurnalnya yang berjudul Credit Assessment by Means of Fuzzy Logic Prediction menerapkan logika fuzzy pada prediksi penilaian kredit 31

dengan menggunakan data bank lokal di Kota Almaty. Pada penelitiannya ini Daliyev menggunakan beberapa faktor yaitu: pendapatan rata-rata per bulan dari perorangan selama 6 bulan terakhir, pengalaman kredit/catatan kredit, kestabilan pekerjaan, dan kredit bersamaan dengan bank lain. Faktor tersebut digunakan sebagai input yang kemudian diolah menggunakan sistem fuzzy Sugeno orde nol dengan outputnya adalah layak atau tidak layak diberikan kredit. Tingkat akurasi pada penelitiannya ini mencapai 84%. 3. Tri Murti, Leon Andreti dan Muhammad Sobri memanfaatkan logika fuzzy dengan metode Tsukamoto untuk membuat suatu sistem penunjang keputusan untuk mengetahui kelayakan pemberian pinjaman. Variabel yang peneliti gunakan yaitu: penghasilan, pinjaman, dan jaminan. 4. Ahadiyah Nurul Kholifah (2016) telah melakukan penelitian tentang analisis klasifikasi nasabah kredit koperasi X menggunakan Decision Tree C4.5 dan Naive Bayes berdasarkan tingkat kolektibilitas. Input yang digunakan yaitu: pekerjaan,umur, pekerjaan suami/istri, pendapatan keluarga, pengeluaran keluarga, pinjaman, kemampuan angsuran, jangka waktu, agunan, status agunan, nilai jaminan, dan tujuan. Outputnya yaitu: 1 (lancar), 2 (kurang lancar), 3 (diragukan) dan 4 (macet). Analisis klasifikasi tersebut menghasilkan nilai akurasi dengan model tes use training set, 10-fold validation, dan percentage split pada decision tree C4.5 berurutan adalah 71,91%, 68,03%, dan 66,84%, sedangkan pada naive bayes berurutan adalah 67,01%, 64,66%, dan 65,82%. 5. Nael A. Zidan dan Labib M. Arafeh menerapkan logika fuzzy untuk membuat sistem penunjang keputusan pemberian kredit kepada mahasiswa di 32

Palestina. Dalam jurnal yang berjudul A Fuzzy Logic Expert System for Automated Loan Application Evalution ini Nael dan Labib menggunakan 8 variabel input yaitu: banyaknya anggota dalam keluarga, banyaknya anggota keluarga yang abnormal, pendapatan perbulan, banyaknya anggota keluarga yang belajar di perguruan tinggi, keberadaan orangtua (masih hidup atau sudah meninggal), status kepemilikan tempat tinggal keluarga, dan status kepemilikan tempat tinggal mahasiswa yang bersangkutan. Untuk outputnya diklasifikasikan menjadi 5. Pertama adalah yang tidak begitu membutuhkan kredit dan yang kelima adalah yang paling membutuhkan kredit. Pada penelitian ini Nael dan Labib menggunakan model Mamdani dan Anfis. Kesimpulan yang diperoleh yaitu model Anfis lebih mendekati data aslinya. Empat dari lima penelitian di atas menerapkan fuzzy logic pada penilaian kredit. Penelitian tersebut yaitu: penelitian yang dilakukan Emha, Daliyev, Tri Murti, dkk., serta Nael dan Labib. Model fuzzy yang diterapkan pada penelitianpenelitian tersebut berbeda-beda. Model fuzzy yang digunakan pada penelitian ini sama dengan model fuzzy yang digunakan oleh Daliyev yaitu model fuzzy Sugeno orde nol. Variabel input yang digunakan pada penelitian Tri Murti yaitu penghasilan, pinjaman, dan jaminan juga digunakan pada penelitian ini. Selain ketiga variabel input tersebut penelitian ini menggunakan variabel input lain yaitu: pengeluaran, jangka waktu, karakter kebaikan dan karakter tanggung jawab. Penilaian kredit dengan memprediksi kolektibilitas anggota memiliki ide yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Emha Taufiq Luthfi. 33