PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMAN 10 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X3 SMA PGRI 6 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.4 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN vol. 9. No 2 (2014) 11-24

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI EKOSISTEM. Herlina 1, Almira Ulimaz 1

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol. 3 No. 2 (2017) : 47-54

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.1 (2016) : 47-52

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR KELAS VII C SMP NEGERI 1 KUSAN HILIR DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP EKOSISTEM

Astri Wahyuni. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

ABSTRAK MENGATASI KESULITAN MEMAHAMI KONSEP SISTEM REGULASI MELALUI STRATEGI METAKOGNITIF PADA SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang

Surakarta, Indonesia. *Keperluan korespondensi, telp/fax: (0271) , ABSTRAK

ABSTRAK. Oleh : Nura, Aminuddin P.Putra, St. Wahidah Arsyad

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol. 3 No.1 (2017) : 12-19

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.2 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Biologi OLEH:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI BLENDED LEARNING

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret 2,3 Dosen Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret

KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP DAUR BIOGEOKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Yolanda Dian Nur Megawati & Annisa Ratna Sari Halaman

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. undang-undang No.20 pasal 1 tahun 2003 tentang sisdiknas dikatakan bahwa. lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.

ABSTRAK. Oleh : Husnul Khatimah, St. Wahidah Arsyad, A. Naparin

I. PENDAHULUAN. dan terkontrol (khususnya datang dari sekolah), sehingga dia dapat. memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

Nurmala SMP NEGERI 2 METRO Abstrak. Kata kunci: Hasil Belajar,Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.3 (2017) :

OLEH: DIAH ARIYANI NPM:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MIA SMA NASIONAL MALANG

Dwi Wurciptaningsih. Kata Kunci : Hasil Belajar, Pedosfer, Pembelajaran Kooperatif, Investigasi Kelompok.

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD. Oleh Fivi Nuraini

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PROSIDING ISBN :

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Transkripsi:

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.2 (2016) : 95-102 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMAN 10 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM Paridah Guru SD SN Sungai Miai 5 Banjarmasin Abstrak Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran biologi di SMAN 10 Banjarmasin, memperlihatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Biologi sudah baik karena sudah mencapai KKM, terutama pembelajaran yang banyak menggunakan pemahaman yang lebih seperti sesuatu yang abstrak. Tetapi pengalaman belajar siswa dalam lingkungan masih kurang karena siswa selalu belajar di dalam kelas tanpa ada pengamatan atau belajar langsung di lapangan sehingga siswa kurang mengetahui masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar tempat mereka berada. Hal ini dikarenakan pelajaran Biologi masih banyak menerapkan pembelajaran yang masih bersifat ceramah, dan pembelajaran yang berpusat pada guru. Sehingga siswa jarang diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan secara kelompok dan melakukan proses pengamatan. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dirancang 2 siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMAN 10 Banjarmasin dengan jumlah siswa 30 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes hasil belajar, observasi dan angket. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Inkuiri dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada konsep ekosistem. Hasil belajar siswa yaitu ketuntasan klasikal siklus 1 pada postes adalah 83,33 meningkat menjadi 93,33 pada postest disiklus 2. Hasil penilaian kognitif proses siswa secara individu diperoleh sebesar 80 dengan kategori baik pada siklus I dan pada siklus II sebesar 90 dengan kategori baik. Hasil penilaian proses secara kelompok mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 71,58 dengan kategori baik menjadi 86,08 dengan kategori baik pada siklus II. Hasil Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 62,33 menjadi 76,98 pada siklus II dengan kategori baik (B) pada kedua siklusnya. Aktivitas guru meningkat dari 72,46 dengan kategori baik (B) pada siklus I menjadi 82,60 dengan kategori sangat baik (A) pada siklus II. Hasil angket menunjukkan 81,66 siswa kelas X-1 SMAN 10 Banjarmasin merespon sangat baik terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing. Kata kunci : ekosistem, inkuiri terbimbing, proses, hasil belajar Publised : Juni 2016 PENDAHULUAN Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga tempat mendidik (mengajar). Pendidikan yang berkualitas tentunya melibatkan siswa untuk aktif belajar dan mengarahkan terbentuknya nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan. Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2013, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk 95

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMAN 10 Banjarmasin Pada Konsep Ekosistem mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Cahyo, 2013). Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. Masing-masing komponen diusahakan saling pengaruh-mempengaruhi sedemikian hingga dapat tercapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Salah satu komponen utama adalah siswa; hal itu dapat dipahami karena yang harus mencapai tujuan (atau yang harus berkembang) adalah sistem dan oleh karena itu siswalah yang harus belajar. Sehingga pemahaman terhadap siswa adalah penting bagi guru maupun pembimbing agar dapat menciptakan situasi yang tepat serta memberi pengaruh yang optimal bagi siswa untuk dapat belajar yang berhasil (Slameto, 2010). Salah satu strategi dan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan nuansa menyenangkan bagi guru dan peserta didik yaitu dengan strategi pembelajaran inkuiri (SPI). Menurut Sanjaya (2010) Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitik untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guruan siswa. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep dan memecahkan masalah. Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inkuiri sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki 5 komponen yang umum, yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety Of Resources. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMAN 10 Banjarmasin memperlihatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Biologi sudah baik karena sudah mencapai KKM, yaitu 70 terutama pembelajaran yang banyak menggunakan pemahaman yang lebih seperti sesuatu yang abstrak. Tetapi pengalaman belajar siswa dalam lingkungan masih kurang karena siswa selalu belajar di dalam kelas tanpa ada pengamatan atau belajar langsung di lapangan sehingga siswa kurang mengetahui masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar tempat mereka berada. Hal ini dikarenakan pelajaran Biologi dianggap merupakan mata pelajaran yang sulit oleh sebagian siswa sehingga membuat minat belajar siswa pada pelajaran Biologi tersebut kurang, aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih rendah karena pengajarannya masih bersifat konvensional (ceramah), dimana siswa jarang diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan secara kelompok dan melakukan proses pengamatan terhadap materi yang dikaji sehingga hasil belajar kurang maksimal. 2. Tujuan Penelitian 96

Paridah / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.2 (2016) : 95-102 Berdasarkan latar belakang diatas,maka dikemukakan tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1 SMAN 10 Banjarmasin dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri pada konsep ekosistem. 2) Meningkatkan aktivitas siswa kelas X-1 SMAN 10 Banjarmasin dalam pembelajaran menggunakan model Inkuiri pada konsep ekosistem. 3) Mendeskripsikan aktivitas guru kelas X-1 SMAN 10 Banjarmasin dalam pembelajaran menggunakan model Inkuiri pada konsep ekosistem. 4) Menjelaskan respon siswa kelas X-1 SMAN 10 Banjarmasin dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model Inkuiri pada konsep ekosistem. METODE PENELITIAN penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran. PTK yaitu suatu kegiatan menguji cobakan suatu ide ke dalam praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di dalam kelas. pelaksanaan penelitian dilakukan di SMAN 10 Banjarmasin Jl. Tembus Mantuil Gang Gandapura RT. 14 No. 51 Telp. (0511) 7446322. Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sesuai dengan waktu mata pelajaran biologi untuk siklus I dan siklus II. penelitian PTK ini adalah siswa kelas X-1 SMAN 10 Banjarmasin, dengan jumlah siswa 30 orang, terdiri dari 7 orang siswa laki-laki, dan 23 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan 4 kali pertemuan. Pada siklus 1 dilakukan 2 kali pertemuan dan siklus 2 dilakukan 2 kali pertemuan sesuai dengan tahapantahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan evaluasi, analisis dan refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 10 Banjarmasin pada Materi Ekosistem dengan menggunakan model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, diperoleh data kualitatif yaitu proses pembelajaran yang dilaksanakan selama 2 siklus dan data kuantitatif yaitu hasil belajar siswa ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor, aktivitas siswa, penilaian perilaku berkarakter, dan keterampilan sosial, aktivitas guru yang diamati di siklus I dan II, dan respon siswa pada akhir siklus II. 97

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMAN 10 Banjarmasin Pada Konsep Ekosistem a. Hasil Belajar Kognitif Pada Siklus I dan Siklus II Hasil belajar siswa ranah kognitif produk dinilai dari hasil pretes dan postest. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Ringkasan Data Ketuntasan Individual dan Klasikal Antar Siklus Siklus Sumbe r data Skor Maksimal Tuntas (orang) Hasil Belajar Tidak tuntas (orang) Jumla h Siswa Tuntas klasika l Rata-rata ketuntasan antar siklus I Pretest 100 4 26 30 13,33 88,33 Postest 100 25 5 30 83,33 II Pretest 100 20 10 30 66,66 Postest 100 28 2 30 93,33 b. Hasil Penilaian Proses Siklus I dan Siklus II Hasil belajar ranah kognitif proses yang dilakukan pada siklus I dan II dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2 Ringkasan Penilaian Rata-rata Kognitif Proses secara individu Antar Siklus Siklus Jumlah Siswa Skor Rata-rata Skor Maksimum Kategori I 30 80 100 80 Baik II 30 90 100 90 Baik Tabel 3 Ringkasan Penilaian Keterampilan Proses Pembelajaran secara kelompok Antar Siklus Pertemuan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Persentase () 69,49 73,67 80,50 91,66 Kategori Cukup baik Baik Baik Sangat Baik Rata-rata Skor 71,58 (Cukup baik) 86,08 (Baik) c. Penilaian Afektif Siklus I dan Siklus II 1. Berkarakter Siswa pada Siklus I dan II Pengamatan perilaku berkarakter yang dilihat pada siklus I dan II dapat terlihat dari Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4 Ringkasan Data Penilaian Perilaku Berkarakter Antar Siklus Pertemuan 1 2 1 2 Jumlah 5,46 6,6 7,87 8,43 98

Paridah / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.2 (2016) : 95-102 Persentasi () 54,6 66 78,7 84,3 Kategori Cukup baik Baik Baik Sangat baik Rata-rata Skor 60,3 (Baik) 81,5 (Sangat baik) 2. Keterampilan Sosial Pada Siklus I dan II Pengamatan keterampilan sosial yang dilihat pada siklus I dan II dapat terlihat dari Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5 Ringkasan Data Penilaian Keterampilan Sosial Antar Siklus Pertemuan 1 2 1 2 Jumlah 8,46 9,16 11,47 12,67 Persentasi () 56,4 61,06 76,46 84,46 Kategori Cukup baik Baik Baik Sangat baik Rata-rata Skor 58,73 (Cukup baik) 80,46 (Sangat baik) d. Perbandingan Psikomotor Pada Siklus I dan Siklus II Hasil belajar siswa ranah psikomotor yang dilakukan pada siklus I dan II dapat terlihat dari Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6 Ringkasan Penilaian Kinerja Psikomotor Pembelajaran Antar Siklus Pertemuan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Persentase () 68,08 72,16 88,49 91,01 Kategori Cukup baik Baik Baik Sangat Baik Rata-rata Skor 70,12 (Cukup baik) 89,75 (Baik) e. Perbandingan Kegiatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Aktivitas siswa pada siklus I dan II dapat terlihat dari Tabel 7 yang telah disajikan sebagai berikut. Tabel 7 Ringkasan Data Penilaian Aktivitas Siswa Secara Individu Antar Siklus Pertemuan 1 2 1 2 Jumlah 14,63 16,52 18,17 20,23 Persentasi () 58,52 66,12 72,68 81,28 Kategori Cukup baik Baik Baik Sangat baik Rata-rata Skor 62,32 (Baik) 76,98 (Baik) f. Perbandingan Kegiatan Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus II Aktivitas guru pada siklus I dan II dapat dilihat dari Tabel 8 yang telah disajikan berikut ini. 99

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMAN 10 Banjarmasin Pada Konsep Ekosistem Tabel 8 Ringkasan Data Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Antar Siklus Pertemuan 1 2 1 2 Jumlah 48 52 54 60 Persentasi () 66,67 72,22 75 83,33 Kategori Cukup baik Baik Baik Sangat baik Rata-rata Skor 69,45 (Cukup baik) 79,16 (Baik) B. Pembahasan Hasil penelitian memberikan informasi bahwa hasil belajar siswa pada ranah kognitif produk dari siklus I dan II mengalami peningkatan presentasi ketuntasan klasikal peserta didik dari siklus I ke siklus II memperoleh nilai pada postes sebesar 46,66 mengalami kenaikan menjadi 90 itu berarti peningkatan terjadi sebesar 43,34. Penilaian hasil belajar dalam ranah kognitif proses didapat dari hasil siswa mengerjakan soal produk secara individu pada setiap pertemuan selama 2 siklus. Pada siklus 1 rata-rata nilai yang diperoleh yaitu 80 dengan kategori baik, yang meningkat menjadi 90 dengan kategori baik pada siklus II, itu berarti terjadi kenaikan sebesar 10. Peningkatan ini disebabkan karena siswa sudah dapat memahami dan mampu beradaptasi dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Siswa terus berusaha memperbaiki dan menyesuaikan kegiatan belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Siswa aktif dalam melakukan percobaan dan pengumpulan, siswa antusias dalam melakukan kegiatan pembelajaran karena dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa dapat langsung ke lapangan atau mengamati benda aslinya atau menggunakan media untuk menemukan apa yang mereka cari, apa yang mereka ingin ketahui dan apa yang mereka pelajari sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Keberhasilan ini, karena secara klasikal siswa sudah tuntas belajar dan melebihi batas ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep ekosistem. Hasil penelitian ini sejalan dengan laporan penelitian sebelumnya (Lidyawati, 2014; Maulidah, 2014; Sari, 2014) Penggunaan Model Inkuiri Tebimbing dapat meningkatkan ketuntasan belajar klasikal. Hal serupa juga terlihat dari penilaian pada ranah keterampilan proses, psikomotor dan perilaku berkarakter, serta sosial setiap pertemuan selama 2 siklus. Hal ini menunjukkan bahwa siswa antusias dan dapat bekerja sama dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sanjaya (2011), yang mengemukakan bahwa salah satu keunggulan model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu menekankan pada pengembangan asfek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih bermakna. Ditambahkan oleh Suprijono (2009) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan sosial. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang diantaranya adalah komponen perilaku 100

Paridah / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.2 (2016) : 95-102 berkarakter siswa dan keterampilan sosial. Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Penilaian aktivitas siswa dan guru dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas siswa dan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini didukung dangan penilaian proses dan penilaian psikomotor siswa yang baik, serta penilaian berkarakter dan keterampilan sosial siswa yang memuaskan. Hal ini menandakan bahwa guru berperan aktif selama proses pembelajaran. dimana nilai rata-rata siklus I sebesar 62,32 dengan kategori baik dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 76,98 dengan kategori baik. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang sudah dipaparkan pada bab terdahulu, maka hasil dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Negeri 10 Banjarmasin pada konsep ekosistem menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Hasil penilaian kognitif proses siswa secara individu diperoleh sebesar 80 dengan kategori baik pada siklus I dan pada siklus II sebesar 90 dengan kategori baik.hasil penilaian proses siswa secara kelompok mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 71,58 dengan kategori baik dan pada siklus II sebesar 86,08 dengan kategori baik. b. Aktivitas siswa kelas X-1 SMA Negeri 10 Banjarmasin pada konsep ekosistem menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing meningkat dari siklus I ke siklus II. Dimana pada siklus I diperoleh nilai sebesar 62,32 dengan kategori baik meningkat pada siklus II menjadi 76,98 dengan kategori baik. c. Aktivitas guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran meningkat dari siklus I sebesar 69,45 dengan kategori cukup baik meningkat pada siklus II menjadi 79,16 dengan kategori baik. DAFTAR RUJUKAN Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar. Jogjakarta: DIVA Press. Lidyawati. 2014.Penerapan Model Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keterampilan Berpikir KritisPeserta Didik Kelas VII SMP Negeri 11 Banjarmasin Pada Konsep Ekosistem.Skripsi tidak di terbitkan.skripsi program S1 Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin. Maulidah. 2014. Peningkatkan Kecakapan Hidup (Life Skill) Siswa Kelas VIID SMP Negeri 11 Banjarmasin pada Konsep Ekosistem dengan Menggunakan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Skripsi tidak diterbitkan. Skripsi program S1 Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup. 101

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMAN 10 Banjarmasin Pada Konsep Ekosistem Sari, Rahjumi Puspita 2014. Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas X R4 SMA Negeri 1 Pulau Laut Selatan Kabupaten Kotabaru pada Konsep Ekosistem dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing.Skripsi tidak diterbitkan. Skripsi program S1 Pendidikan BiologiSTKIP-PGRI Banjarmasin. Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Suprijino, A. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 102