I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Biologi merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pembelajaran media sangat diperlukan karena dapat membantu

I. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem pencernaan termasuk ke dalam mata pelajaran Biologi.

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

I. PENDAHULUAN. agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara

I. PENDAHULUAN. Rasionalitas atau kemampuan manusia untuk berpikir secara rasional adalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang

I. PENDAHULUAN. mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Hasil survey PISA tahun 2012 pada aspek sains, Indonesia mendapatkan

I. PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

I. PENDAHULUAN. kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil belajar adalah tingkah laku yang ditimbulkan dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran fisika masih didominasi dengan penggunaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa alam dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep fisika.

I. PENDAHULUAN. siswa ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. tujuan pembelajaran adaptif ini bertujuan menyiapkan tamatan untuk menjadi

I PENDAHULUAN. Kimia yang merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, sangat erat kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2011). Hakekat IPA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Negeri

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

1. PENDAHULUAN. Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan proses

I. PENDAHULUAN. yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

I. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Secara khusus,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di seluruh SMA Negeri

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

PERBANDINGAN METODE EKSPERIMEN INKUIRI DENGAN VERIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PERNAPASAN. (Artikel) Oleh SIGIT DWI NURCAHYO

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

BAB I PENDAHULUAN. (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan

BAB I. PENDAHULUAN. yang memadai. Biologi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Biologi

I. PENDAHULUAN. Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

I.PENDAHULUAN. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan fakta dan konsep (Yuniastuti, 2013). 2009). Dengan melakukan hands on activity dan minds on activity berbasis proses

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

KAJIAN MUATAN KPS PADA LKS BIOLOGI SMA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. IPA (sains) pada hakekatnya terdiri atas tiga komponen, yaitu produk,

PENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM BERBASIS BIODIVERSITAS LOKAL PADA MATERI JAMUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

BAB III PEMBAHASAN. pembelajaran yang semakin luas membawa banyak perubahan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA UDARA BERBASIS NILAI RELIGIUS MENGGUNAKAN 4 STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang mengandung pertanyaan, pencarian pemahaman, serta penyempurnaan jawaban tentang suatu gejala dan karakteristik alam sekitar. Gejala dan karakteristik alam tersebut diperoleh melalui proses pengetahuan yang meliputi pengamatan, penggalian peneliti, dan penyampaian informasi dan produk (pengetahuan ilmiah dan terapannya) yang diperoleh melalui berpikir dan bekerja ilmiah (Mulyasa, 2008:89). Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut melalui mata pelajaran Biologi. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan alam sekitar. Penyelesaian masalah Biologi bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainya (BSNP, 2006:451). Pembelajaran Biologi memerlukan kegiatan penyelidikan atau eksperimen sebagai bagian dari kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:138-139)

2 keterampilan proses sains memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan. Sehingga pembelajaran melalui keterampilan proses sains berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Menggunakan keterampilan proses sains untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus. Pembelajaran menggunakan keterampilan proses sangat penting dilakukan karena: 1) siswa akan berperan aktif dalam kegiatan belajarnya, 2) siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep dan rumus-rumusnya, 3) kemungkinan siswa mengembangkan sikap ilmiahnya dan merangsang rasa ingin tahu, 4) siswa akan mampu menghayati secara benar, karena dia sendiri yang menemukan konsep dari hasil pekerjaannya, 5) siswa akan merasa puas dengan temuannya sebagai salah satu faktor menumbuhkan motivasi (Karso dalam Kartikasari, 2006:12). LKS eksperimen menyajikan langkah-langkah yang kronologis berupa prosedur percobaan dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa untuk merumuskan kesimpulan, sehingga selama kegiatan praktikum berlangsung siswa bukan saja memperoleh kemampuan kognitif tetapi siswa juga memperoleh kemampuan afektif dan psikomotor dari proses pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan LKS eksperimen juga memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan

3 percobaan, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan mengenai suatu objek/proses tertentu. Sehingga siswa dituntut untuk mencari kebenaran dan kesimpulan terhadap proses yang dialaminya menurut prosedur yang terdapat dalam LKS. Salah satu media pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa tersebut adalah LKS eksperimen. Pembelajaran dengan menggunakan LKS eksperimen memiliki peranan yang penting untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar siswa (Anggraeni, 2006:4). Pada analisis yang telah dilakukan melalui beberapa LKS eksperimen kelas VIII pada materi pokok sistem pernapasan manusia, khususnya pada percobaan kandungan CO2 dalam udara ekspirasi, serta percobaan bahwa asap rokok mengandung berbagai komponen yang sangat berbahaya bagi kesehatan, diketahui bahwa LKS eksperimen yang digunakan oleh guru belum menggali keterampilan proses sains siswa secara keseluruhan. Untuk percobaan kandungan CO2 dalam udara ekspirasi, indikator keterampilan proses sains yang sudah digunakan adalah merencanakan penelitian, mengamati dan menafsirkan. Sedangkan keterampilan untuk mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, meramalkan dan menerapkan belum digunakan. Dan untuk percobaan bahwa asap rokok mengandung berbagai komponen yang sangat berbahaya bagi kesehatan, indikator keterampilan proses sains yang sudah digunakan adalah merencanakan penelitian, meramalkan dan menafsirkan. Sedangkan keterampilan untuk mengamati, mengklasifikasikan, menerapkan dan mengkomunikasikan juga belum digunakan dalam melakukan eksperimen.

4 Hasil wawancara melalui lima orang guru Biologi dan beberapa siswa kelas VIII SMP/MTs dibeberapa sekolah, yaitu: SMPN 1 Gadingrejo, SMPN 1 Padangratu, MTs Yasmida Pringsewu, MTs Nurul Huda Pringsewu, dan SMP Al Huda Jati Mulyo, diketahui bahwa pada beberapa materi pokok mata pelajaran Biologi dalam proses pembelajarannya dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Dan salah satu materi tersebut adalah materi sistem pernapasan pada manusia. Media yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi ini berupa LKS eksperimen, yang belum tersusun berdasarkan indikator keterampilan proses sains. Proses pembelajaran dengan menggunakan media LKS tersebut ternyata hanya menggali nilai kognitif saja. Sehingga siswa belum tergiring untuk mengembangkan keterampilan dasar yang telah dimiliki. Oleh karena itu, keterampilan proses sains siswa masih perlu ditingkatkan. Materi sistem pernapasan pada manusia meliputi proses pernapasan serta kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem pernapasan manusia. Penelitian ini mengambil materi tersebut karena dari hasil wawancara diketahui bahwa pada materi ini proses pembelajarannya sering dilaksanakan eksperimen. Sehingga siswa lebih mudah tergiring untuk mengembangkan keterampilan proses sains seperti: kegiatan mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, menafsirkan, merencanakan penelitian, menerapkan dan mengkomunikasikan. Untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa, diduga dapat dilakukan dengan cara pengembangan LKS eksperimen. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pengembangan LKS yang dilakukan oleh Purwanti (2009:64) yang

5 menunjukkan bahwa praktikum yang disertai LKS pada materi pokok fotosintesis dapat membantu siswa merumuskan kesimpulan. LKS tersebut juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif) siswa melalui kegiatan eksperimen. Namun, pada penelitian tersebut belum mencakup tentang keterampilan proses sains siswa. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pengembangan LKS eksperimen dalam upaya meningkatkan keterampilan proses sains siswa. B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Karakteristik LKS eksperimen seperti apakah yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok sistem pernapasan manusia? 2. Apakah rata-rata keterampilan proses sains siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada di kelas kontrol? 3. Bagaimanakah efektivitas LKS eksperimen hasil pengembangan dilihat dari tanggapan guru dan siswa? 4. Apakah kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa pada saat menggunakan LKS eksperimen hasil pengembangan pada materi pokok sistem pernapasan manusia? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa LKS eksperimen yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMP

6 kelas VIII pada materi pokok sistem pernapasan manusia. D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Siswa a. Melatih siswa menerapkan keterampilan proses sains dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa terbiasa bersikap ilmiah. b. Diharapkan LKS eksperimen yang telah dibuat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Guru Guru dapat menjadikan LKS eksperimen sebagai salah satu alternatif media pembelajaran pada materi pokok sistem pernapasan pada manusia. 3. Sekolah LKS yang telah dibuat diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. 4. Peneliti Memberikan pengetahuan kepada peneliti dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan LKS eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. E. Ruang Lingkup Penelitian Agar lebih memahami gambaran penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan terhadap istilah-istilah untuk membatasi rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

7 1. Pengembangan yang dimaksud disini adalah pengembangan LKS yang telah beredar ke dalam LKS eksperimen yang kronologis dan mengacu pada keterampilan proses sains sehingga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan proses sains yang pada dasarnya telah dimiliki oleh siswa. 2. Pengembangan dalam penelitian ini menggunakan desain yang dimodifikasi dari Sugiyono (2009:298) yang terdiri atas dua tahapan yaitu tahap studi pendahuluan dan studi pengembangan, yang dibatasi sampai tahap evaluasi dan perbaikan, hal ini dilakukan karena keterbatasan masa studi peneliti. 3. LKS eksperimen merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman dalam proses pembelajaran karena memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan, yaitu merumuskan masalah, melakukan percobaan, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan hipotesis dan merumuskan kesimpulan 4. Keterampilan proses sains yang diamati adalah : keterampilan merencanakan penelitian, mengamati, mengklasifikasikan, meramalkan, menafsirkan, menerapkan dan mengkomunikasikan. 5. Materi pokok dalam penelitian ini adalah sistem pernapasan pada manusia SMP kelas VIII, khususnya pada percobaan kandungan CO2 dalam udara ekspirasi, dan percobaan bahwa asap rokok mengandung berbagai komponen yang sangat berbahaya bagi kesehatan. 6. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester ganjil Tahun Pelajaran 2010-2011 dari 3 (tiga) sekolah yang dibedakan berdasarkan

8 status terakreditasinya, yaitu SMPN 1 Gadingrejo (A), SMP Negeri 1 Padangratu (B), dan MTs Nurul Huda Pringsewu (C). F. Kerangka Pikir Pembelajaran dengan menggunakan LKS eksperimen memiliki peranan yang penting untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar siswa. Karena selama melakukan kegiatan eksperimen siswa bukan saja memperoleh kemampuan kognitif tetapi siswa juga memperoleh kemampuan psikomotor dan afektif dari proses pembelajaran yang dilakukan. Namun LKS eksperimen yang digunakan oleh guru di SMP/MTs kurang menggali keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa. Padahal, pembelajaran keterampilan proses sains sangat penting dilakukan karena menggunakan keterampilan proses sains dalam mengajar ilmu pengetahuan, berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Sehingga siswa dapat lebih baik untuk memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan. Salah satu media yang diduga dapat menggali keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa adalah LKS eksperimen yang disusun berdasarkan indikator keterampilan proses sains. Pembelajaran dengan menggunakan media ini akan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan, dimana saat melakukan percobaan siswa dituntut untuk melakukan kegiatan yang melibatkan indikator keterampilan proses sains seperti: mengamati, mengkasifikasikan, meramalkan, merencanakan penelitian, menerapkan, mengkomunikasikan dan menafsirkan mengenai

9 suatu objek atau proses tertentu sehingga siswa dituntut untuk mencari kebenaran dan kesimpulan terhadap proses yang dialaminya. Dengan proses pembelajaran tersebut, maka keterampilan proses sains siswa diharapkan dapat meningkat. G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H0 = Rata-rata keterampilan proses sains siswa di kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. H1 = Rata-rata keterampilan proses sains siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.