PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB III METODE PENELITIAN

TAHUN AJARAN 2012/2013 PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA SMKN 1 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. Syaodih Sukmadinata (2009: 72) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan analisis data dan penyajian secara kuantitatif/statistik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN. kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei ini

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGELOLAAN KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV-VI DI SDN 03 JATIPURWO TAHUN

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif ( descriptive research).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Lingkungan dan Orantua Terhadap Minat Belajar Anak Di Wilayah Ngampilan. Oleh: Dra, Siti Zuliyah, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR NONFORMAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI DISEKOLAH DAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS X DAN XI SMK N 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

III. METODE PENELITIAN. dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau. baru dan menaikan tingkat ilmu serta teknologi.

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 27 BATAM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang strategi pembelajaran batik kelas pada siswa kelas I

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

HUBUNGAN KELENGKAPAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP N 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai tempat praktek industri oleh mahasiswa Teknik Boga

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian. suatu penelitian (Arikunto,2006: 118). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memegang peranan penting. Dengan pendidikan,diharapkan. kemampuan, mutu pendidikan dan martabat manusia Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Sukardi (2008: 165)

Transkripsi:

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR ABSTRAK GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA Oleh : Resti Kurnia Yulianti Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa kelas X TKJ tentang kemampuan mengajar guru mata pelajaran IPPK di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TKJ di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta yang berjumlah sebanyak 62 orang siswa dan sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 28 orang siswa. Uji validitas instrumen menggunakan rumus korelasi Product Moment dan uji reabilitas menggunakan rumus Croanbach s Alpha. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan persepsi siswa kelas X TKJ tentang kemampuan mengajar guru mata pelajaran IPPK di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan persentase 42,86%. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan mengajar guru mata pelajaran IPPK di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta sudah dalam kategori baik, sehingga menimbulkan persepsi siswa yang baik pula. PENDAHULUAN Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Strategi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan yang sejalan dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab. Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai mana disebutkan, bukanlah proses yang mudah dan cepat tetapi diperlukan sarana yang tepat serta waktu yang cukup panjang. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi-institusi yang dipandang paling tepat dalam mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat. Walaupun guru bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, guru sebagai tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru berdasarkan undang undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada Bab IV Pasal 10 ayat 91, yang menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Guru dikatakan kompeten jika ia menguasai dan memiliki kecakapan profesional keguruan, ditandai dengan keahliannya selaras dengan tuntutan bidang ilmu yang menjadi tanggungjawabnya. Atas dasar kedudukan profesional itu guru mempunyai wewenang dalam pelayanan belajar dan pelayanan sosial di masyarakat. Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dan tanggung jawab yang besar dalam proses belajar mengajar. Kemampuan mengajar guru sangat menarik untuk dikaji, karena mengingat guru sebagai sentral

dalam proses belajar mengajar. Guru dipandang sebagai gudang ilmu sekaligus tempat bertanya siswa. Dalam kegiatan proses belajar mengajar terdapat proses interaksi antara guru dan siswa yang menyebabkan munculnya suatu persepsi. Persepsi tersebut terjadi karena guru memberi stimulus berupa rangsangan yang dapat berupa cara menjelaskan, penampilan, cara berbicara, dan lain-lain. Persepsi sebagai salah satu faktor psikologis berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Siswa merupakan sasaran utama dalam proses belajar mengajar yang memiliki prestasi berbeda-beda dikarenakan karakter. Pada saat proses belajar mengajar seorang siswa diharapkan memiliki persepsi yang positif terhadap segala sesuatu yang menyangkut aktivitas belajar mengajar, salah satunya adalah persepsi terhadap guru. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh sejauh mana kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Untuk menjalankan tugasnya dengan baik, seorang guru harus dapat menyampaikan materi yang diajarkannya dengan semenarik mungkin agar siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran. Guru juga dituntut untuk lebih kreatif dan inofatif dalam menggunakan media pembelajaran agar siswa lebih tertarik lagi dalam mengikuti pelajaran. Karena semakin siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran, semakin positif persepsi yang diberikan siswa kepada gurunya. SMK merupakan salah satu bentuk pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah. SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta merupakan salah satu SMK swasta yang terdapat di Kota Yogyakarta. Instalasi Perawatan dan Perkitan Komputer (IPPK) merupakan salah satu mata pelajaran produktif pada Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di SMK tersebut. Untuk dapat menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian sehingga mampu menggunakannya apabila sudah terjun dalam duina kerja, maka dibutuhkan kemampuan mengajar guru yang baik. Guru harus membawa suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga siswa dapat memperhatikan dan terfokus perhatiannya pada materi yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sewaktu melaksanakan PPL di SMK Tamansiswa jetis Yogyakarta khususnya Jurusan TKJ, pada tiap-tiap kelas masih belum tersedianya media pembelajaran yang memadai. Media yang ada hanyalah

sebatas white board dan penghapus saja. Bahkan poster-poster yang berkaitan dengan komputer dan jaringan masih sangat jarang dijumpai. Dari sini dapat disimpulkan bahwa guru jarang menggunakan media pembelajaran interaktif. Guru hanya menerangkan materi di depan kelas dan mencatat sehingga menyebabkan kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa menjadi pasif dan hanya menjadi pendengar saja. Interaksipun hanya terjadi pada saat siswa tidak paham dengan materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut menyebabkan persepsi siswa yang kurang baik terhadap guru yang mengakibatkan kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pelajaran, siswa lebih sibuk dengan temannya sendiri, siswa menjadi malas untuk belajar dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru. IDENTIFIKASI MASALAH Dari latar belakang masalah yang disampaikan sebelumnya, maka dapat dijabarkan beberapa permasalahan-permasalahan yang muncul diantaranya adalah : 1. Masi rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan di Indonesia. 2. Masih ditemui di berbagai sekolah/lembaga pendidikan guru yang belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya. 3. Masih belum tersedianya media pembelajaran interaktif di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta. 4. Masih kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta. 5. Dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta masih di jumpai siswa yang cenderung pasif dan hanya menjadi pendengar saja. 6. Persepsi siswa yang kurang baik terhadap guru mengakibatkan kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pelajaran. 7. Siswa masih beranggapan bahwa guru adalah gudang ilmu sekaligus tempat bertanya bagi siswa. METODE

Penelitian persepsi siswa kelas X TKJ tentang kemampuan mengajar guru mata pelajaran IPPK di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta menggunakan metode penelitian deskriptif. Dalam Sugiyono (2010: 29) mengatakan bahwa, statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Untuk melengkapi penelitian ini dibutuhkan sample populasi, variabel dan instrument penelitian. Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi dari penelitian adalah seluruh siswa kelas X Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang terkumpul, sehingga menyusun instrumen dalam penelitian merupakan langkah penting yang harus dipahami oleh peneliti. Berikut kisi-kisi instrumen pada penelitian ini : KISI KISI PENYUSUNAN INSTRUMEN ANGKET No Variable Indicator Butir Jumlah. Soal 1 Persepsi siswa 1. Keterampilan membuka dan menutup 1-10 10 tentang pelajaran kemampuan mengajar guru 2. Keterampilan menjelaskan dan memberi penguatan 11-21 11 3. Keterampilan menggunakan media 22-24 3 pembelajaran 4. Keterampilan mengelola kelas 5. Keterampilan mengadakan variasi 25-33 34-36 9 3 Jumlah butir soal 36

TEKNIK PENGUMPULAN DATA Salah satu hal yang mempengaruhi kuatlitas data hasil penelitian adalah teknik pengumpulan data yang digunakan, yang dimaksud teknik pengumpulan data adalah cara atau teknik yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu : 1. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal lain yang ie ketahui. Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang kesulitan belajar dan motivasi belajar. Angket ini dibagikan kepada seluruh siswa yang menjadi responden. 2. Wawancara Metode pengumpulan data dengan mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka dengan informan penelitian. Peneliti berusaha menggali data dan informasi keterangan, penjelasan dan informasi penelitian. Wawancara dilakukan dengan wali kelas untuk memperkuat data kuesioner hasil penelitian. UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu: valid dan reliabel. Instrumen yang telah melalui pengujian validitas dan reliabilitas baru dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Peneliti harus memeriksa kesahihan (validitas) dan reliabilitas (keterpercayaan) alat-alat yang digunakannya dalam penelitian. 1. Validitas Instrumen Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sebuah intrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Untuk butir-butir instrumen tes selain dilakukan pengujian dengan menggunakan teknik korelasi product moment. 2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas mengacu kepada sejauh mana suatu alat secara ajeg (konsisten) mengukur apa saja yang diukurnya. Suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. TEKNIK ANALISA DATA Data yang didapat dari hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi data dari masing-masing variabel. Analisis data yang dilakukan meliputi pencarian nilai: mean (M), median (Me), modus (Mo), dan simpangan baku serta kecenderungan variabel dari masing-masing variabel yang ada serta disajikan pula distribusi frekuensi data beserta histogramnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan ata penelitian yang d peroleh, maka didapat harga rerata (mean) sebesar 96,96, nilai tengah (median) sebesar 98,5, modus (mode) sebesar 106, standar deviasi sebesar 11,4, dan varian sebesar 129,962. Banyaknya kelas interval ada 6 dengan interval 8. Distribusi frekuensi kecenderungan persepsi siswa tentang kemampuan mengajar guru dengan kategori tinggi (42,86 %), kategori sedang (35,71 %), dan kategori rendah (21,43 %). Data tersebut menunjukkan bahwa variabel persepsi siswa tentang kemampuan mengajar guru mempunyai tingkat kecenderungan pada kategori tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang dikemukakan maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah Persepsi siswa kelas X TKJ tentang kemampuan mengajar guru mata pelajaran IPPK di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta di tunjukkan dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan sebanyak 12 orang siswa berada pada persentase 50% pada interval > 101,67.secara keseluruhan kategori persepsi kelas X TKJ tentang kemampuan mengajar guru mata pelajaran IPPK di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta adalah kategori tinggi 42,86% dengan jumlah siswa sebanyak 12 orang siswa pada interval >101,67, kategori sedang 35,71% dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang siswa pada interval 86,33 101,67 dan kategori rendah 21,43% dengan jumlah siswa sebanyak 6 orang siswa pada interval < 86,33.

Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengemukakan saran bahwa guru mata pelajaran IPPK di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta disarankan untuk tetap berusaha meningkatkan lagi kemampuannya dalam mengajar, walaupun saat ini sudah dalam kategori tinggi.