dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Motor pembakaran dalam (internal combustion engine) adalah motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Pembakaran Dalam. Motor pembakaran di dalam atau yang lazim disebut dengan motor

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Ma ruf Ridwan K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

DASAR TEORI BAB II. Menurut siklus kerja ideal, motor bakar torak terbagi menjadi tiga yakni :

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada Bab ini dibahas tentang jenis serta spesifikasi motor bakar dan Pemakaian Motor Bakar Sebagai Bahan Penggerak

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Bensin Prinsip Kerja Mesin Empat Langkah

TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA DAN EMISI GAS BUANG MESIN BAJAJ 2 LANGKAH DAN 4 LANGKAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN.

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

BAB II LANDASAN TEORI

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Prinsip Dasar Motor Bensin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PERTALITE TERHADAP EMISI GAS BUANG UNTUK KENDARAAN RODA DUA 100 CC

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

BAB II LANDASAN TEORI

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)


BAB II TINJAUAN LITERATUR

Andersen Karel Ropa, Naif Fuhaid, Nova Risdiyanto Ismail, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 1-4

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB II TEORI DASAR Komponen sistem pengapian dan fungsinya

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

PENGUJIAN EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN EMPAT TAK SATU SILINDER MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN ETANOL

ANALISA PENGARUH PENGATURAN VOLUME BIOETHANOL SEBAGAI CAMPURAN BAHAN BAKAR MELALUI MAIN JET SECARA INDEPENDENT TERHADAP EMISI PADA MESIN OTTO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PERTAMAX 92 TERHADAP DAYA DAN EMISI GAS BUANG PADA HONDA VARIO TECHNO 125

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)

ANALISIS KOMPOSISI GAS BUANG AKIBAT PERUBAHAN MAIN JET NOZZLE PADA SISTEM KARBURATOR MESIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

ANALISIS APLIKASI TURBO CYCLONE, HIDROGEN BOOSTER, DAN WATER INJEKSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN 110 CC

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Julius Hidayat, Agus Suyatno,Suriansyah, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 23-29

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Spark Ignition Engine

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ASPEK TORSI DAN DAYA PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM METHANOL

ANALISA EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR 4 TAK BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM DENGAN VARIASI PENAMBAHAN ZAT ADITIF

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI Dalam Internal Combustion Engine menurut sistem pembakaran dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu, four stroke engine dan two stroke engine. Berarti pembakaran atau oksidasi bahan bakar untuk menghasilkan energi terjadi didalam mesin. Energi yang dihasilkan itu nantinya akan menjadi tenaga penggerak. 2.1. Pengertian 4 Tak dan 2 Tak Four Stroke Engine Four Stroke Engine atau Motor empat langkah adalah motor yang siklusnya (1 kali pembakaran) dalam 2 kali engkol. Ini terlihat pada gambar 2.1. Proses kerja yang terjadi pada motor 4 langkah adalah : 1. Langkah Hisap Udara terhisap masuk ke dalam (katup masuk terbuka) bersama bahan bakar. Pada situasi ini tekanan didalam ruang bakar lebih rendah dari pada tekanan atmosfir. 2. Langkah Kompresi Katup tertutup dan mengakibatkan temperatur udara meningkat. Energi dihasilkan ketika piston pada posisi Top Dead Center (TDC).

3. Langkah Kerja (Ekspansi) Pada langkah ini terjadi transfer tenaga dari proses pembakaran (kedua katup tertutup). 4. Langkah Buang Pada kondisi ini terjadi proses pembuangan sisa gas buang dari dalam silinder agar terbebas dari gas pembakaran yang mengakibatkan tekanan dalam ruang bakar lebih tinggi dibandingkan tekanan atmosfir (luar). Gambar 2.1. Proses Kerja Mesin 4 Langkah (Sumber : Arends BPM;H Berenschot, 1980) Two Stroke Engine Two Stroke Engine atau Motor 2 langkah adalah motor yang siklusnya (1 kali pembakaran) dalam 1 kali poros engkol. Proses ini lebih singkat, menghasilkan tenaga lebih cepat akan tetapi membutuhkan lebih banyak bahan bakar bila dibandingkan dengan motor 4 langkah. Proses kerja motor 2 langkah ini adalah sebagai berikut : 1. Langkah Kompresi dan Hisap Dimulai dengan tertutupnya saluran masuk bahan bakar oleh piston saat bergerak menuju titik mati atas yang bergerak mengkompresi isi silinder. Pada langkah ini engkol akan berputar menarik udara masuk ke dalam crankcase. Pada saat piston mendekti TMA proses pembakaran dimulai dan berlangsung setelah piston mendekati Titik Mati Atas.

2. Langkah Kerja / Ekspansi dan Buang Sesaat setelah piston bergerak, saluran akan terbuka dan ikut bagian masuk terbuka. Sebagai besar gas hasil pembakaran akan keluar dari silinder dalam proses blowdown pembuangan. Ketika bagian masuk terbuka, udara baru yang sudah tertekan dalam crank case mengalir masuk kedalam silinder. Piston dan bagian-bagiannya secara umum mempunyai bentuk yang memudahkan pembelokan aliran udara baru dari bagian masuk langsung menuju bagian buang untuk mencapai pembilasan / scavenging yang baik dari gas sisa. Gambar 2.2.Proses Kerja Mesin 2 Langkah (Sumber : Arends BPM; H Berenschot) 2.2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MESIN 4 TAK DAN MESIN 2 TAK A. Kelebihan Mesin 4 Tak - Karena proses pemasukan, kompresi, kerja, dan buang prosesnya berdiri sendiri sehingga lebih presisi, efisien dan stabil, jarak putaran dari rendah ketingga lebih lebar (500 10000 rpm) - Kerugian langkah karena tekanan balik lebih kecil disbanding mesin dua langkah sehingga pemakaian bahan bakar lebih hemat - Putaran lebih baik dan panas mesin lebih dapat didinginkan oleh sirkulasi oli

- Langkah pemasukan dan buang lebih panjang sehingga efisiensi pemasukan dan tekanan efektif rata-rata lebih baik, dan - Panas mesin lebih rendah disbanding mesin 2 langkah. B. Kekurangan Mesin 4 Tak - Komponen dan mekanisme gerak klep lebih banyak, sehingga perawatan lebih sulit - Suara mekanisme mesin lebih berisik _ Langkah kerja terjadi dengan 2 putaran poros engkol, sehingga keseimbangan putaran tidak stabil, perlu jumlah silinder lebih dari satu dan sebagai peredam getaran C. Ciri Umum Mesin 4 Tak - Gas buang tidak berwarna (kecuali ada kerusakan) - Bahan bakar lebih irit - Menggaunakan satu minyak pelumas untuk melumasi ruang engkol, piston, dinding silinder, dan transmisi. A. Kelebihan Mesin 2 Tak - Proses pembakaran terjadi setiap putaran poros engkol, sehingga putaran poros engkol lebih halus - Tidak memerlukan klep, komponen lebih sedikit - Perawatan lebih mudah dan relative murah - Tenaga lebih besar B. Kekurangan Mesin 2 Tak - Langkah masuk dan buang lebih pendek - Konsumsi pelumas lebih banyak C. Ciri Umum Mesin 2 Tak - Sistem pelumasannya dicampur kedalam bensin maka gas buang mesin 2 Tak berwarna putih

- Pemakaian bahan bakar lebih boros 2.3. Siklus Termodinamika Dari Motor Torak 2.3.1. Umum Asumsi yang dipergunakan dalam siklus termodinamika : 1. Jumlah medium kerja dalam silinder motor konstan dan beroperasi dalam siklus tertutup. Dalam kondisi nyata siklus terbuka dimana keluaran gas dari siklus sebelumnya harus dibuang dari sirkulasi motor dan medium kerja yang baru dimasukan. 2. Panas yang diterima dari atmosfir pada waktu tertentu dari siklus disesuaikan dengan sifat alaminya. Dalam konteks sebenarnya, panas merupakan hasil dari reaksi kimia yang terjadi antara bahan bakar dengan oksigen dalam udara. 3. Kapasitas panas pada medium kerja dalam silinder merupakan hal yang konstan dan tidak tergantung dari temperaturnya. 4. Proses yang terjadi baik kompresi maupun ekspresi terjadi tanpa pertukaran panas dengan lingkungan (proses adiabatic). Kenyataannya perbedaan temperatur antara medium kerja dengan dinding silinder untuk kedua proses dan puncak mengahasilkan kerugian panas.

2.3.2. Siklus Dari Motor Bakar Torak 1. Siklus Motor 4 Langkah Gambar 2.3. Siklus Motor 4 Langkah (Sumber : Nakuela S dan Shoichi, 1995) a. Langkah Masuk atau Hisap Pada langkah hisap tekanan dalam silinder hampir tetap dan kira-kira 0,1 bar lebih rendah dari pada tekanan atmosfer. Oleh karena perbedaan tekanan terlampau kecil untuk dapat dinyatakan dalam diagram, tekanan atsmofer diumpakan juga tekanan hisap. Garis 1 2 disebut juga garis hisap, ini mengumpakan penghisapan udara pembakaran.

b. Langkah Kompresi Pada langlah kompresi tekanan gas naik hingga tercapai tekanan akhir kompresi, kompresi diumpamakan dengan garis kompresi 2 6. Jarak vertical 1 6 menunjukan tekanan akhir kompresi. c. Pembakaran Pada akhir langkah kompresi pembakaran dilangsungkan, tekanan gas meningkat pada isi silinder tetap dari tekanan akhir kompresi sesuai titik 6 hingga tekanan pembakaran sesuai titik 7. Tekanan pembakaran diumpamakan dengan jarak vertical 1 7. d. Langkah Kerja atau Langkah Ekspansi Ekspansi gas diumpamakan dengan garis 7 11. Pada titik 11 katup pembuangan terbuka dan gas bekas berekspansi pada isi silinder tetap hingga tekanan atmosfer. Penurunan tekanan ini diumpamakan dengan gris vertical 11 2. e. Langkah Pembuangan Akhirnya gas bekas didorong keluar dari dalam silinder oleh tekenan pada waktu langkah pembuangan. Tekanan selama langkah pembungan adalah 0,1 bar pembuangan 2 1 yang berhimpitan dengan garis atmosfer.

2.3.3 Siklus Motor 2 Langkah Gambar 2.4. Siklus Motor 2 Langkah (Sumber : Crouse; Angling 1994) Gambar 2.4 adalah diagram tekanan isi teroritis motor dua Tak. Kompresi mulai pada titik 1 setelah penutup lubang pembuangan. Garis1 2 adalah garis kompresi. Pada saat digambarkan dengan tekanan titik 2, campuran terbakar dengan ledakan dan tekanan naik hingga titik 3. Garis 2 3 adalah garis pembakaran. Setelah pembakaran gas berekspansi dan melakukan kerja mekanik. Garis ekspansi digambarkan dengan garis 3 4. Titik 4 adalah permulaan pembuangan: gas bekas mengalir ke udara luar. Hal ini digambarkan dengan garis 4 5. Titik 5 adalah permulaan pembilas. Campuran baru mengalir kedalam silinder dan mendedak ke lubang pembungan. Tekanan dalam silinder hampir sama dengan tekakan atmosfer. Pembilasan dan pengisian silinder digambarkan dengan garis 5 6

5. Pada saat itu proses berulang kembali. Luas bidang diagram yang diarsir mengumpamakan pada suatu skala tertentu kerja teoritis yang dihasilkan tiap proses kerja. 2.4 Bahan bakar minyak Bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi yang mengandung senyawa hidrokarbon yang terdiri dari atom hidrogen dan atom karbon merupakan jenis bahan bakar yang paling banyak digunakan pada motor bakar piston, baik Spark Ignition Engine (SI) maupun Compresion Ignition Engine (CI). Pada senyawa hidrokarbon, atom hidrogen dan atom karbon dihubungkan oleh suatu rantai ikatan yang dapat mempengaruhi sifat fisik dan sifat kimia dari hidrokarbon itu sendiri. Selain hidrokarbon, minyak bumi juga mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen. Pada bahan bakar untuk mesin SI kita mengenal angka oktan. Suatu bahan bakar diukur dengan mesin CFR (Coordinating Fuel Research), yaitu sebuah mesin penguji yang perbandingan kompresinya dapat diubah-ubah. Disalam pengukuran itu ditetapkan kondisi standar opersinya (putaran, temperatur tekanan, kelembapan udara masuk, dan sebagainya). 2.4.1. Bensin (Premium) Bensin merupakan suatu campuran yang kompleks dari berbagai macam hidrokarbon. Bensin adalah salah satu hasil penyulingan dari minyak mentah. Proses pembuatan bensin dapat dengan cara destilasi atau polimerisasi. Sifat-sifat utama dari Premium adalah : 1. Mudah menguap pada suhu biasa. 2. Tidak berwarna, jernih, dan berbau merangsang. 3. Titik nyala rendah. 4. Melarutkan minyak dan karet.

5. Meninggalkan sedikit sisa karbon. Didalam mesin energy kimia yang terdapat di bensin di ubah menjadi energy panas. Oleh karena itu, perlu untuk mengetahui nilai kalor dari bensin. Menurut perhitungan, dapat dinyatakan bahwa tiap 1 galon bensin dapat menghasilkan kerja sebesar 95.083.000 ft pon (jika semua energi panas potensialnya di ubah semua menjadi energi mekanik). Pada kenyataannya menunjukan bahwa, hanya sekitar 25% dari energi panas yang benar-benar di ubah menjadi energi kinetic. Gesekan dan rugi-rugi sewaktu melewati system pembuangan dan pendinginan, merupakan penyebab utama dari kehilangan energy tersebut. 2.4.2. Octane booster Octane Booster adalah suatu aditif yang berfungsi sebagai campuran yang di gunakan pada bahan bakar bensin, guna meningkatkan nilai oktan serta berpengaruh untuk meningkatkan daya mesin, pembakaran, keiritan bahan bakar, dan mengurangi kadar karbon yang di timbulkan pada waktu pembakaran. Octane Booster akan bercampur dengan bahan bakar secara langsung perbandingan octane booster dengan bahan bakar 1:162,85 ml atau 350:57000 ml. octane booster dapat digunakan untuk seluruh kendaraan bermotorr yang bahan bakar bensin 2.4.3. Pertamax Pertamax adalah bahan bakar motor gasoline tanpa timbal dengan kandungan aditif lengkap yang akan membersihkan Intake Valve Port Injektor dan ruang bakar dari karbon deposit dan mempunyai RON 92 (Research Octane Number) dan di anjurkan juga untuk kendaraan berbahan bakar bensin dengan perbandingan kompresi tinggi.

Sifat-sifat utama dari pertamax adalah : 1. Mudah menguap pada suhu biasa. 2. Berwarna biru dan berbau merangsang. 3. Titik nyala rendah. 4. Melarutkan minyak dan karet. 5. Meninggalkan sedikit sisa karbon.

Gambar 2.5. Grafik prestasi sebuah motor bensin (Sumber : Nakuela S dan Shoichi, 1995)

2.5 Proses Pembakaran Pembakaran pada motor bakar torak adalah proses reaksi kimia antara bahan bakar dan oksigen yang terjadi didalam ruang bakar, yang menghasilkan energi kalor. Oksigen ini diperoleh dari campuran bahan bakar dengan udara yang masuk kedalam mesin. Komposisi dari udara tersebut sebagian besar tergantung oksigen dan nitrogen serta sebagian kecil dari udara tersebut terkandung gas yang lain, seperti terlihat pada tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1. Komposisi Udara Nama Simbol Mol Berat Oksigen O 2 32,0 Nitrogen N 2 28,02 Argon A 40,0 Karbondioksida CO 2 44,0 Gas lain - - Total udara - 28,95 (Sumber : Daryanto, 2003) Adapun reaksi pembakaran bahan bakar hidrokarbon secara umum adalah: CnHm + (n + m) (O 2 + 3,764 N 2 ) nco 2 + m/2 H 2 O + 3.674 (n + m/4) N 2..(2.11). Sedangkan reaksi pembakaran antara bahan bakar bensin dengan karbon adalah: Persamaan reaksi kimia di atas menunjukkan reaksi pembakaran yang sempurna dari 1 mol bahan bakar. Selama proses pembakaran, senyawa hidrokarbon terurai menjadi senyawasenyawa hidrogen dan karbon yang masing-masing bereaksi dengan oksigen membentuk CO 2

dan H 2 O. Pada saat proses pembakaran dimana terdapat kelebihan udara, α > 1, gas hasil pembakaran akan mengandung O 2, maka reaksi pembakaran di atas akan berubah menjadi : CnHm + (n + m/4) (O 2 + 3,764 N 2 ) nco 2 + m/2 H 2 O + x O 2 + 3.674 α (n + m/4) N 2...(2.12) Dimana : α = koefisien kelebihan udara x = jumlah mol pada sisa oksigen = 0,5 [ 2α (n + ¾) (2n + m/2) ] Untuk komposisi campuran bahan bakar dan udara dimana α < 1, maka akan terjadi kekurangan O 2 untuk proses pembakaran. Sehingga membuat reaksi pembakaran berlangsung tidak sempurna. Akibat kekurangan ini, akan terbentuk gas CO serta terdapat sisa gas H 2 dan hidrokarbon HC yang belum sempat terbakar. Reaksi ini dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut : CnHm + α (O 2 + 3,764 N 2 ) bco 2 + ch 2 O + dn 2 + eco + fh 2 +ghc... (2.13) Jumlah mol dari masing-masing gas buang tersebut dapat diketahui melalui pengukuran dan analisa gas buang. Nitrogen tidak berperan pada proses pembakaran, namun pada temperatur yang tinggi nitrogen akan bereaksi membentuk senyawa NO. Setelah proses pembakaran, NO ini masih bereaksi dengan oksigen membentuk NO 2, yang merupakan gas berbahaya bagi kesehatan. 2.6 Perbandingan Udara Bahan Bakar Perbandingan antara massa udara untuk pembakaran dengan massa bahan bakar disebut perbandingan udara bahan bakar atau air fuel ratio (AFR). Secara teoriritis AFR berperan penting dalam kesempurnaan pembakaran yang tergantung dari komposisi bahan bakar. Secara praktis, proses pembakaran tergantung sepenuhnya bagaimana udara dan bahan bakar dicampur, sehingga partikel-partikelnya dapat dikombinasi penuh.

Besarnya AFR adalah :...(2.14) Keterangan : ma mf = massa udara yang dibutuhkan untuk pembakaran (kg) = massa bahan bakar yang dipergunakan untuk proses pembakaran (kg) Perbandingan yang biasa dipakai untuk mesin konvensional SI yang menggunakan bahan bakar bensin adalah 12 A/F 18(0,056 F/A 0,083)(5) Dari gambar. 2.7. terlihat bahwa AFR pada motor bensin mempunyai kecenderungan meningkatkan dengan naiknya putaran mesin sampai nilai tertentu. Kemudian akan kembali turun setelah mencapai harga AFR tertinggi tersebut. Dan untuk motor diesel mempunyai kecenderungan yang berbeda dan mempunyai harga AFR yang lebih tinggi daripada motor bensin. 2.7 Emisi Gas buang Emisi gas buang dapat didefinisikan sebagai gas sisa yang dibuang oleh kendaraan bermotor. Gas sisa yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor tidak hanya melalui system pembuangannya akan tetapi sebenarnya ada sumber lain yaitu evaporasi sistim bahan bakar dan emisi dari dalam tangki, bahan bakar sendiri terdiri dari beberapa senyawa hidrokarbon yang terjadi pembakaran sempurna dengan oksigen yang akan menghasilkan karbondioksida (CO 2 ) dan air (H 2 0) yang tidak berbahaya bagi kesehatan umat manusia dan lingkungan. Tetapi pada kondisi yang sebenarnya, pembakaran sempurna pada mesin sangat sulit didapatakan, sehingga dihasilkan gas-gas sisa pembakaran yang berbahaya dan beracun seperti CO, NOx, HC, dan sebagainya. Udara yang dibutuhkan untuk pembakaran dalam ruang bakar diambil dari udara bebas, dimana pada udara bebas mengandung 78% nitrogen,

sehingga pada gas buang mengandung polutan NOx. Sebenarnya pada temperatur rendah, nitrogen tidak bereaksi dengan oksigen sshingga polutan NOx tidak dihasilkan oleh reaksi pembakaran, tetapi pada temperatur lebih dari 1800 C, nitrogen akan bereaksi dengan oksigen pada saat pembakaran sehingga menghasilkan polutan NOx. Sedangkan untuk polutan karbon monoksida (CO) dapat dihasilkan oleh reaksi pembakaran yang terjadi adanya temperatur yang rendah pada sekeliling dinding silinder (quenching) dan ketidak seimbangan campuran antara udara dengan bahan bakar dalam ruangan bakar. Dengan adanya temperatur yang rendah disekitar dinding silinder maka pembakaran sulit terjadi karena api sulit mencapai kedinding silinder. Gambar.2.6. Sumber Emisi Gas buang pada Kendaraan Bermotor. (Sumber : PT Indo Jakarta Motor Gemilang) 2.7.1. Pembentukan karbon monoksida (CO) Karbon monoksida adalah suatu gas yang dihasilkan oleh reaksi pembakaran yang kurang sempurna karena kekurangan oksigen pada saat pembakaran atau kurang lamanya waktu pembakaran. Dampak dari CO tersebut dapat mengurangi jumlah oksigen dalam darah, pingsan hingga kematian.

Secara teoritis gas CO 2 tidak akan terbentuk bila campuran udara dengan bahan bakar pada saat terjadi reaksi pembakaran lebih dari 16 : 1 (campuran miskin). Prosentase gas CO yang dihasilkan oleh mesin akan meningkat jika mesin tersebut dalam kondisi langsam (iddle) dan akan berkurang seiring meningkatnya putaran mesin. Data yang ada pada kendaraan penumpang kadar emisi gas CO lebih dari 7% dengan campuran udara bahan bakar kaya dan hanya 1,25% untuk campuran stoikiometri. Konsentrasi CO akan jadi lebih rendah pada saat kendaraan berakselerasi dan pada saat kendaraan tersebut berjalan dengan konstan. Sebenarnya gas CO dapat diubah menjadi CO 2 dengan jalan reaksi oksidasi, yaitu : 2 CO + O 2 2 CO 2 Dimana reaksi diatas tersebut dalam reaksi lambat, sehingga tidak dapat mengubah selama CO menjadi CO 2. konsentrasi CO dalam gas buang sangat ditentukan ole AFR dan bervariasi seiring dengan perubahan AFR. 2.7.2. Pembentukan Hidrokarbon (HC) Hidrokarbon yang tidak terbakar merupakan hasil langsung dari pembakaran yang tidak sempurna. Disamping dari hasil pembakaran yang tidak sempurna, hidrokarbon berasal dari penguapan bahan bakar, baik dari sistim bahan bakar itu sendiri, maupun dari tangki bahan bakar. Dampak dari HC tersebut dapat menyebabkan iritasi mata, batuk, dan kanker paru-paru Penguapan bahan bakar ini akan membentuk gas HC yang dilepaskan ke atmosfir. Pada saat campuran udara bahan bakar dipanaskan pada tempratur yang tinggi dalam ruang bakar, maka akan teroksidaasi secara cepat, sehingga terjadi pembakaran yang tidak sempurna dan terdapat bagian dari bahan bakar yang tidak terbakar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar HC dalam emisi gas buang kendaraan bermotor antara lain adalah : 1. AFR yang tidak tepat Kandungan HC dalam emisi gas buang akan meningkat seiring dengan semakin kayanya campuran udara dan bahan bakar. Hal ini menyebabkan pembakaran menjadi tidak sempurna, karena jika campuran semakin kaya maka jumlah udara dalam campuran akan semakin sedikit yang mengakibatkan kurangnya udara untuk menunjang proses pembakaran. Dengan demikian bahan bakar tidak terbakar seluruhnya dan keluar bersamaan dengan gas buang. 2. Valve (Overlap Blow By) Adanya saat ketika piston sedang mengalami langkah kompresi, katup hisap dan buang belum menutup secara sempurna, sehingga ada sebagian campuran udara bahan bakar yang terbuang keluar. 3. Rasio Kompresi Yang Terbuang Rendah Ketika kendaraan mengalami deslerasi atau perlambatan, secara otomatis katup gas udara yang terhisap kedalam silinder. Pada saat yang sama terdapat sisa bahan bakar didalam saluran katup masuk kedalam silinder. Karena katup render dalam silinder dan campuran udara bahan bakar dalam silinder relative kaya. Dengan rasio kompresi akan mengakibatkan proses penyalaan menjadi kurang sempurna sehingga pembakaran menjadi kurang sempurna pula.

4. Quenching Faktor lain yang mempengaruhi komsentrasi HC dalam gas buang adalah daerah pendingin (quenching). Pada daerah ini tempratur api dari busi akan menurun secara dratis, sehingga proses penyalaan campuran udara bahan bakar pada daerah ini akan terlambat. Daerah pendingin adalah suatu daerah dimana tempratur nyala api akan menurun secara dratis karena proses penyebaran panas sebelum nyala api sampai ke dinding silinder dank arena perpindahan panas ke dinding silinder terlalu besar. 2.8 Pengaruh Emisi Gas Buang Terhadap Lingkungan Secara umum pengaruh emisi gas buang terhadap lingkungan dapat dikelompokkan kedalam 5 kategori, yaitu : 1. Pengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. 2. Pengaruh terhadap tumbuhan dan binatang. 3. Penagruh terhadap material dan bangunan. 4. Pengaruh terhadap gangguan baut dan nilai estetika. 5. Pengaruh terhadap ekosistem (udara, tanah, dan air). Pengaruh dan zat-zat yang terkandung dalam emisi gas buang pada kesehatan umat manusia dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. CO (Karbon Monoksida). Senyawa karbon monoksida dapat mengakibatkan antara lain gejala kekurangan oksigen dalam darah terjadinya sesak nafas, sakit kepala, dan dalam akumulasi yang cukup tinggi mengakibatkan kematian.

Gambar 2.7 Kadar Konsentrasi Dari HC, CO, NO Pada Sistem Pembuangan Yang Dipengaruhi Oleh Perbandingan Bahan Bakar Dengan Udara (Sumber: Arismunandar W, hal 12 ) 2. Pb (Timbal atau Timah Hitam) Timbal atau timah hitam merupakan logam barat yang bila terhisap tidak bisa hilang dari dalam tubuh manusia. 3. HC (Hidro Carbon) Hidro corbon dalam tubuh manusia dapat menyebabkan antara lain rusaknya jaringan lemak dalam tubuh dan tergantunya fungsi hati. 4.SOx (Sulffur Oksida) Sulfur oksida dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan terjadinya sesak pada sistimpernapasan manusia atau bahkan dapat menyebabkan terjadinya bronchitis. 5.NOx (Nitrogen Oksida) Nitrogen oksida merupakan gas yang berbahaya karena mengganggu saraf pusat. Dengan adanya O 2 akan bereaksi membetuk NO 2 yang mengeluarkan bau yang merangsang dan dapat menyebabkan edema paru-paru bronchitis. NO 2 da;lam tubuh manusia dapat

mengakibatkan terganggunya kinerja haemoklobin dan darah sehingga dapat menyebabkan lemas atau bahakn dan rusak organ dalam paru-paru. 5. Partikulat Pengaruh partikulat pada tubuh manusia antara lain dapat memicu terjadinya kanker, terjadinya gangguan pernapasan dan dapat mengganggu pernapasan dan dapat mengganggu proses metabolisme tubuh. 2.9.1 Kabut Asap Reaksi kimia yang terjadi antara unsur nitrogen oksida (NO) dengan hidro karbon (HC) yang dipengaruhi oleh radiasi sinar ultra violet menyebabkan kabut asap diudara, dan biasanya terjadi pada saat cuaca panas atau pada hari-hari musim panas. Kabut asap yang terjadi akibat dari emisi gas buang ini sangat merugikan manusia dan lingkungan karena dapat mengakibatkan terjadinya antara lain : Iritasi mata dan gangguan pernapasan Berkurangnya jarak pandang bagi para pengendara kendaraan. Kerusakan kehidupan tumbuhan karena proses fotosintesis terganggu. Untuk mengurangi resiko terjadinya kabut asap akibat dari emisi gas buang teritama NO dan HC dapat dilakukan dengan cara mengubah unsur-unsur tersebut menjadi lebih tidak berbahaya bagi lingkungan. Untuk melakukan hal tersebut dapat dipasang suatu alat katalisator pada sistim gas buang kendaraan bermotor yang disebut catalytic konferter

2.9.2 Hujan Asam Gambar 2.8 Jalur Pembentukan Melalui Proses Fotokimia (Kiyuku & Murdhana, 1998). Hujan asam yang terjadi di atmosfir disebabkan oleh reaksi kimia antara NO dan SO 2 yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor. SO 2 yang trdapat pada emisi gas buang kendaraan bermotor biasanya disebabkan karena adanya konsentrasi sulfur yang terdapat pada bahan bakar walaupun kadarnya rendah. Konsentrasi asam di atmosfir yan terlalu tinggi akan mengubah keseimbangan ph yang ada sehingga akan menyebabkan kerusakan pada kehidupan tumbuhan, kerusakan struktur bangunan, kerusakan tanah, korosi, dan lain-lain.

2.9.3 Penipisan Lapisan Ozon Lapisan ozon (O 3 ) di atmosfir sangat berperan penting dalam mengurangi efek radiasi sinar ultra violet dan dari matahari. Adanya reaksi kimia antara chloro fluoro karbon (CFC), hidro karbon dan oksida nitrogen menyebabkan lapisan ozon terserap karena reaksi tersebut memerlukan O 3 sebagai perantaranya. Akibat dari penyerapan tersebut maka akan terjadi penipisan ozon sehingga initensitas radiasi sinar ultra violet yang sampai ke permukaan bumi menjadi sangat tinggi. 2.9.4 Efek Rumah Kaca (Green House Effect) Adanya kabut asap pada permukaan bumi mengakibatkan permukaan bumi seakanakan diselimuti oleh suatu lapisan yang menyebabkan panas matahari yang sudah masuk bumi tidak dapat dipantulkan kembali keluar karena lapisan tersebut menghalanginya, sehingga terjadi pemanasan global dibumi.