Petunjuk Teknis Pelaksanaan Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan. Tata Cara Pemantauan Kinerja Lalu lintas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perempatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terdapat beberapa tahapan pekerjaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI SURVEI. Sebelum pelaksanaan survai dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan survai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SURVEY WAWANCARA PENGGUNA PARKIR Nama : Hari/Tanggal : Cuaca : Cerah/Mendung/Hujan Alamat :...

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengamatan Daerah Studi. Tinjauan Pustaka

Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

periode pengamatan. Simpang bersinyal Jokteng Kulon Yogyakarta merupakan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dijabarkan dalam sebuah bagan alir seperti gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dijabarkan dalam sebuah bagan diagram alir seperti gambar 3.1. Gambar 3.1. Diagram alir pelaksanaan studi

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 20

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 1 (Pertama)

BAB III METODOLOGI III-1

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. kaki. Sebuah kota yang memiliki jumlah penduduk dan jumlah kendaraan yang. jalan tersebut akan merasa aman dan nyaman.

tidak berubah pada tanjakan 3% dan bahkan tidak terlalu

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dimulainya penelitian terlebih dahulu dibuat tahapan-tahapan dalam

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

STUDI VOLUME LALU LINTAS DI JALAN RAYA NAROGONG CILEUNGSI, KABUPATEN BOGOR, PERIODE AGUSTUS 2011

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari senin, hari kamis dan hari

2014, No Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Perat

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat disetiap bidangnya. Salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah untuk mempermudah pelaksanaan dalam melakukan pekerjaan guna

BAB I PENDAHULUAN. Sleman DIY. Simpang ini menghubungkan kota Jogjakarta dengan kota-kota lain di

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA BAB III METODOLOGI

Tahap persiapan yang dilakukan adalah menganalisis kondisi kinerja simpang eksisting.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kapasitas Jalan Raya dan Tingkat Pelayaan. Defenisi umum kapasitaas jalan adalah : Kapasitas satu ruas jalan dalam

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 1994

BAB III METODOLOGI III 1

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Transportasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

2017, No Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2720); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lemb

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS INDEKS TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERSAMAAN DAVIDSON (STUDI KASUS : JALAN KAIRAGI-AIRMADIDI)

LAMPIRAN A DATA HASIL ANALISIS. Analisis LHR

EVALUASI PENENTUAN WAKTU SINYAL DI BERSINYAL GENDENGAN SAMPAI SIMPANG NOVOTEL (Studi Kasus Jalan Slamet Riyadi, Surakarta)

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

PERHITUNGAN LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA PADA RUAS JALAN TUMPAAN LOPANA

BAB III METODOLOGI III-1

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

BAB III LANDASAN TEORI

Kajian Kinerja Persimpangan Jalan Harapan Jalan Sam Ratulangi Menurut MKJI 1997

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

BAB I PENDAHULUAN. terpencil yang merupakan sentral produksi pertanian. Usaha penataan ruang kota dan daerah ditujukan sebagai wadah dari fungsi

DAFTAR PUSTAKA A. Buku Teks B. Disertasi/Tesis/Tugas Akhir

253/PMK.03/2008 WAJIB PAJAK BADAN TERTENTU SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DARI PEMBELI ATAS PENJ

ANALISIS TINGKAT KEPADATAN LALU LINTAS DI KECAMATAN DENPASAR BARAT

I. PENDAHULUAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN JALAN RAYA

KAJIAN DAMPAK PEMBANGUNAN SPBU TERHADAP DAMPAK LALU LINTAS (Studi Kasus : SPBU Pejompongan Jakarta) Abstrak

4/20/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

PEMERINTAH KABUPATEN WAJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

Laporan Survey RLL Traffic Counting Jalan Kertajaya Indah

TABEL VOLUME LALU LINTAS KONDISI PAGI (Survey Pendahuluan)

BAB 3 METODOLOGI. Tahapan pengerjaan Tugas Akhir secara ringkas dapat dilihat dalam bentuk flow chart 3.1 dibawah ini : Mulai

5/11/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Source:. Gambar Situasi Skala 1:1000

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri: B

BAB III LANDASAN TEORI. hal-hal yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

EVALUASI KORIDOR JALAN SULAWESI JALAN KERTAJAYA INDAH SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

Transkripsi:

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan Tata Cara Pemantauan Kinerja Lalu lintas

Pengukuran Kinerja Lalulintas o Kecepatan lalu lintas Diukur sebagai kecepatan rata-rata kendaraan penumpang pada jam sibuk o Volume lalu lintas Pencacahan volume lalu lintas pada jam sibuk pagi, siang dan sore

Lokasi Pengukuran o Pada jalan Arteri Sekunder Perkotaan atau Kolektor Primer o Dekat dengan pusat aktivitas o Titik Pengukuran: Pada segmen jalan yang lurus dan datar; Minimal 100 meter dari persimpangan terdekat; Jarak pandang cukup; Terlindung dari pergerakan kendaraan

Waktu Pelaksanaan Pengukuran o Berdasarkan data tahun lalu, ditentukan rentang waktu jam sibuk pagi, siang, dan sore; o Perhitungan volume lalu lintas dilakukan pada 3(tiga) jam sibuk, misalkan: Jam sibuk pagi: 05.00 08.00 Jam sibuk siang: 11.00 14.00 Jam sibuk sore: 16.00 19.00

Metode Pengukuran Kecepatan Pengamatan menggunakan camcorder; Hanya untuk kendaraan penumpang; Dilakukan pada setiap lajur dan hanya 15 menit kedua dan ketiga setiap jam pengamatan Ada 3(tiga) jam pengukuran utk setiap jam puncak 6 data kecepatan untuk setiap lajur.

kec = 3, 6 50m t 2 - t 1 [ km / jam]

Metode Perhitungan Volume Lalin Dibagi hanya 5(lima) klasifikasi Kendaraan Penumpang Sedan, jip, minibus, van, pickup, minibus, mikrobus Bus semua jenis bus Truk semua jenis truk Kendaraan roda tiga * Sepeda Motor semua sepeda motor (roda dua) Kendaraan Tidak Bermotor * Secara dimensi kendaraan roda tiga dapat diperhitungkan seperti kendaraan penumpang

Kelompok Kendaraan Penumpang Jenis Kendaraan Ilustrasi Keterangan Sedan; Wagon; Citycar Termasuk taxi sedan; Wagon: Mobil sedan dengan kapasitas 7 seats Citycar: Mobil2 dengan cc kurang dari 1000 cc Jenis Kendaraan MPV dan SUV Ilustrasi Keterangan Pada dasarnya adalah MPV (Multi Purpose Vehicle) dengan bentuk lebih sporty; taxi van Jeep Van Contoh Toyota Hiace, Mitsubitsi L300 Minibus Kadang dikenal sebagai Elf Pickup dan Pickup box Mikrobus dan Angkot Lebih kecil dari minibus, kapasitas 10-12 orang; termasuk di dalamnya adalah angkot

Kelompok Kendaraan Bus Jumlah Jumlah Jenis Sumbu Ban Bus ¾ 2 4 Contoh Bus Besar 2 4 Bus Besar 3 10

Konfigurasi Jumlah Sumbu Sumbu Jenis 1-1 2 Truk Engkel Tunggal Jumlah Ban 4 Contoh Kelompok Kendaraan Truk 1-2 2 Truk Engkel Ganda 6 1.1-2 3 Truk Trintin 8 1-2.2 3 Truk Tronton 10 1.1-2.2 4 Truk Trinton 12

igurasi mbu Jumlah Sumbu Jenis 2.2 4 Truk Trailer Engkel Jumlah Ban 14 Contoh 2.2.2 2-2.2 5 Truk Trailer Engkel Truk Trailer Tronton 18 2-6 Truk Trailer Tronton 22

Jenis Kendaraan Bemo Ilustrasi Kelompok Kendaraan Roda Tiga Keterangan Bajaj Helicak Bentor; Becak Motor

Kelompok Kendaraan Sepeda Motor Jenis Kendaraan Sepeda Motor Ilustrasi Keterangan

Kelompok Kendaraan Tidak Bermotor Jenis Kendaraan Sepeda Ilustrasi Keterangan Becak Delman; Andong; Pedati

Survey Form (contoh Puncak Pagi) KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA denah lokasi survei Kota: Tanggal: Nama Jalan: Dari: Surveyor: Ke: Waktu tiap 15 menit 05:00-05:15 FORMULIR SURVEI VOLUME LALU LINTAS Cuaca: Kendaraan Penumpang Bus Truk Kend. Penumpang 3 Roda Sepeda Motor Kend. Tidak Bermotor Sedan, jip, minibus, van, pickup, Truk 2as; truk 3as; di atas 3 as Bemo, bajaj, helicak, becak Semua jenis sepeda motor roda Sepeda, Becak, Delman, Andong, Bus sedang; bus besar minibus, mikrobus (Tronton; Trailer; Gandengan) motor, bentor, dll dua Pedati Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah 05:15-05:30 05:30-05:45 05:45-06:00 06:00-06:15 06:15-06:30 06:30-06:45 06:45-07:00 07:00-07:15 07:15-07:30 07:30-07:45 07:45-08:00

Survey Form (contoh Puncak Siang) KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA denah lokasi survei Kota: Tanggal: Nama Jalan: Dari: Surveyor: Ke: Waktu 15 menit 11:00-11:15 FORMULIR SURVEI VOLUME LALU LINTAS Cuaca: Kendaraan Penumpang Bus Truk Kend. Penumpang 3 Roda Sepeda Motor Kend. Tidak Bermotor Sedan, jip, minibus, van, pickup, Truk 2as; truk 3as; di atas 3 as Bemo, bajaj, helicak, becak Semua jenis sepeda motor roda Sepeda, Becak, Delman, Andong, Bus sedang; bus besar minibus, mikrobus (Tronton; Trailer; Gandengan) motor, bentor, dll tiap dua Pedati Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah 11:15-11:30 11:30-11:45 11:45-12:00 12:00-12:15 12:15-12:30 12:30-12:45 12:45-13:00 13:00-13:15 13:15-13:30 13:30-13:45 13:45-14:00

Survey Form (contoh Puncak Sore) Kota: Tanggal: Nama Jalan: Dari: Surveyor: Ke: KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA FORMULIR SURVEI VOLUME LALU LINTAS Cuaca: denah lokasi survei Waktu tiap 15 menit 16:00-16:15 Kendaraan Penumpang Bus Truk Kend. Penumpang 3 Roda Sepeda Motor Kend. Tidak Bermotor Sedan, jip, minibus, van, pickup, Truk 2as; truk 3as; di atas 3 as Bemo, bajaj, helicak, becak Semua jenis sepeda motor roda Sepeda, Becak, Delman, Andong, Bus sedang; bus besar minibus, mikrobus (Tronton; Trailer; Gandengan) motor, bentor, dll dua Pedati Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah Perhitungan (tally) Jumlah 16:15-16:30 16:30-16:45 16:45-17:00 17:00-17:15 17:15-17:30 17:30-17:45 17:45-18:00 18:00-18:15 18:15-18:30 18:30-18:45 18:45-19:00