UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PETA KONSEP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-7SMA 5 SEMARANG TAHUN AJARAN

Sugianto Universitas Wiralodra Indramayu ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HANDS-ON PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX- E SMPN 1 CIREBON TAHUN PELAJARAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENGGUNAAN BAHAN DAUR ULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SENI KRIYA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DI KELAS XI IPS 3 SMAN 6 CIREBON

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra, Jawa Barat

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

BAB II KAJIAN TEORITIK

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Setu Budiardjo a a Guru Matematika SMK Negeri 5 Semarang. Jl. Dr. Cipto 121 Semarang Telp. (024)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Novi Sri Rahayu, dkk (2013) menyimpulkan bahwa s iswa dengan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN EVALUASI PETA KONSEP MODEL C UNTUK MENGUKUR STRUKTUR KOGNITIF PADA POKOK BAHASAN BESARAN FISIKA 1. Oleh : Supriyanto 2.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

II. KERANGKA TEORETIS. Metode didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan

Konseling dan Pendidikan

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, maka selayaknya diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH SKRIPSI. Oleh : ROBIATUL HADAWIYAH GJA12D113095

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

JEMBER TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE JIGSAW LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN SISWA KELAS V SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK FUNGSI KOMPOSISI PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 TANJUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan,

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB lvna Abstrak

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

Herdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,

Indonesian Journal of History Education

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

OLEH DESRIYANTI A1C309009

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dwiyani Hegarwati Guru SMAN 6 Cirebon ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di SMAN 6 Cirebon ternyata hasil belajar fisika siswa kelas X-1 SMAN 6 Cirebon masih rendah yaitu masih dibawah kriteria ketuntasan minimal 75. Rendahnya hasil belajar fisika di kelas X-1 SMAN 6 Cirebon tersebut menunjukkan rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep fisika. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan terobosan dalam pembelajaran fisika sehingga tidak menyajikan materi yang bersifat abstrak tetapi juga harus melibatkan siswa secara langsung di dalam pembelajaran, salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran group investigasi. Penelitian dilaksanakan berdasarkan rumusan masalah yaitu: apakah melalui pendekatan model pembelajaran group investigasi dapat meningkatkan hasil belajar materi besaran dan satuan pada kelas X-1 SMAN 6. Penelitian ini dilaksanakan pada Siswa kelas X-1 SMAN 6 Cirebon pada pokok bahasan besaran dan satuan. Penelitian ini model pembelajaran group investigasi merupakan penelitian deskriptif dengan disain Spiral PTK. Penelitian dilaksanakan selama dua pertemuan dengan menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan metode tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa: 1) Penerapan model pembelajaran group investigasi dapat meningkatkan hasil belajar Siswa kelas X-1 SMAN 6 Cirebon pada materi besaran dan satuan. Hal ini ditunjukkan pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 76 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 55% masuk kategori belum berhasil. Pada siklus 2 terjadi peningkatan, untuk nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 81 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 95% dalam kategori berhasil. 2) Penerapan model pembelajaran group investigasi dapat meningkatkan aktivitas belajar Siswa kelas X-1 SMAN 6 Cirebon. Hal ini dapat di lihat dari hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus 1 diperoleh skor sebesar 64,7 dalam kategori sedang, kemudian meningkat di siklus 2 sebesar 82 dalam kategori baik. Kata Kunci: Group Investigasi; Hasil Belajar PENDAHULUAN Perlu kita sadari bahwa jauh sebelumnya, teori piaget menyatakan bahwa pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dengan proses asimilasi siswa mencoba untuk memahami lingkungannya menggunakan struktur kognitif atau pengetahuan yang sudah ada tanpa mengadakan perubahan-perubahan. Melalui proses akomodasi, siswa mencoba memahami lingkungannya dengan terlebih dahulu memahami struktur kognitif yang sudah ada untuk membentuk struktur kognitif baru berdasarkan rangsangan yang diterima (Mundilarto, 2002). Salah satu pernyataan dalam teori Ausubel adalah bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal). Jadi supaya belajar jadi bermakna, maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep- 1

konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa. Ausubel belum menyediakan suatu alat atau cara yang sesuai yang digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh para siswa. Berkaitan dengan itu Novak dan Gowin (1984) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa supaya belajar bermakna berlangsung dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep. Peta konsep dalam pendidikan dapat digunakan sebagai (1) strategi pembelajaran (2) strategi instruksional pembelajaran (3) perencanaan kurikulum (4) alat untuk mengevaluasi pemahaman siswa mengenai konsepkonsep). Peta konsep dapat untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan mengintregrasikan konsep-konsep yang telah dipelajari (Mc.Clure, 1999) Peneliti telah melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru-guru fisika di SMAN 6 Cirebon masih menunjukkan kecenderungan berorientasinya proses pembelajaran konvensional yaitu ceramah atau demonstrasi. Adanya kecenderungan mempertahankan dan membangkitkan keberhasilannya dalam pembelajaran siswa dimasa lampau serta enggan menerima dan melaksanakan sesuatu yang baru secara konsisten bila yang baru tersebut menuntut pemikiran dan kegiatan yang lebih dibandingkan dengan cara yang biasa dilakukan. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas X-1 SMAN 6 Cirebon, diperoleh informasi bahwa siswa masih belajar dengan cara hapalan untuk memahami konsep-konsep yang ada. Cara hapalan ini mempunyai kelemahan karena informasi yang diterima tidak dikaitkan dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh sebelumnya sehingga konsep-konsep yang diterima mudah lupa. Disamping itu, aktifitas siswa sangat kurang sekali yang menyebabkan hasil belajar yang belum mencapai ketuntasan klasikal. Untuk meningkatkan pemahaman dan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar fisika maka diusahakan peningkatan pembelajaran fisika dengan menggunakan peta konsep secara bertahap, sehingga siswa bisa belajar lebih bermakna. Mulai peta konsep yang disusun oleh guru dan siswa, dan akhirnya siswa mampu menyusun peta konsep sendiri setelah guru memberikan beberapa konsep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktifitas dan hasil belajar fisika siswa kelas X-1 SMAN 6 Cirebon pada konsep besaran dan satuan melalui model pembelajaran group investigasi. Beranjak dari hasil prestasi belajar yang sangat rendah tersebut di atas maka peneliti berusaha mencari terobosan pendekatan pembelajaran yang dapat memotivasi belajar siswa agar dapat meningkatkan hasil prestasi belajarnya. Dengan pendekatan belajar melalui model pembelajaran group investigasi dalam kelompok diskusi ketika membahas materi pokok besaran dan satuan diharapkan dapat menghasilkan sebuah perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan dari hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya baik mengenai sikap, keterampilan dan pengetahuan. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama pendekatan belajar melalui model pembelajaran group investigasi dengan membahas submateri besaran, satuan, dan dimensi, siklus kedua pengukuran dan angka penting. Dengan demikian pada akhir kegiatan tindakan ini diharapkan terdapat perubahan dari segi tingkah laku siswa dalam proses belajar mengajar, motivasi belajar, hubungan antar siswa yang lebih baik, tanggung jawab sosial dan hasil prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan sebelum tindakan. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Upaya peningkatan hasil belajar fisika materi besaran dan satuan melalui model pembelajaran group investigasi kelas X-1 SMAN 6 cirebon tahun ajaran 2015/2016. 2

METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMAN 6 Cirebon pada kelas X.1 dengan jumlah sampel 43 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi. (2006:3) mengemukakan Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Desain penelitian digambarkan dalam spiral penelitian tindakan kelas berdasarkan adaptasi dari Hopkins (Tim PGSM, 1999:7). Prosedur penelitian dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan terdiri dari 4 tahapan, yaitu: penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan perefleksian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan aktivitas siswa dan soal evaluasi. Metode pengumpulan data berupa metode pengamatan dan metode tes. Data yang diperoleh melalui penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif. Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran, data hasil tes akhir siswa dikumpulkan dan dianalisis baru kemudian dijabarkan dengan menguraikannya dalam bentuk statistik deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil akhir dari penelitian yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus pada pembelajaran besaran dan satuan dengan menggunakan model group investigasi, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model group investigasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi besaran dan satuan pada siswa kelas X-1 SMAN 6 Cirebon. 1. PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I a. Persiapan (planning) Siklus I ini diawali dengan persiapan guru dalam menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disiapkan, dengan waktu masing-masing 3 jam pelajaran (3 x 45 menit). Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa akan pengetahuan yang mereka butuhkan dalam konsep besaran dan satuan, Menyeleksi pendahuluan terhadap konsep yang dipelajari, yaitu dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa materi besaran dan satuan dengan pendekatan group investigasi. b. Pelaksanaan (acting) Guru mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok. Para siswa menelaah sumber-sumber informasi memilih topik, dan mengategorisasi saran-saran; para siswa bergabung dalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang sama; komposisi kelompok didasarkan atas ketertarikan topik yang sama dan heterogen; guru membantu atau memfasilitasi dalam memperoleh informasi. Merencanakan tugas-tugas belajar, direncanakan secara bersama-sama oleh para siswa dalam kelompoknya masing-masing, yang meliputi: apa yang kita selidiki; bagaimana kita melakukannya; siapa sebagai apa-pembagian kerja; untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi. Melaksanakan investigasi, siswa mencari informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan; setiap anggota kelompok harus berkontribusi kepada usaha kelompok; para siswa bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi, dan mensintesis ide-ide. Menyiapkan laporan akhir, anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial proyeknya; merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya; membentuk panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana presentasi. Mempresentasikan laporan akhir, presentasi dibuat untuk keseluruhan kelas dalam berbagai macam bentuk; bagian-bagian presentasi harus secara aktif dapat melibatkan pendengar (kelompok lainnya); pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas. Evaluasi, para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan pengalamanpengalaman aktifnya; guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran 3

Sedangkan untuk prosentase ketuntasan nilai siswa dalam proses pembelajaran besran dan satuan siswa kelas X.1 pada siklus I dapat dilihat pada gambar 4.1. Ketuntasan Hasil Belajar Tuntas Tidak Tuntas 45% 55% Gambar 4.1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara garis besar siswa kelas X.1 SMAN 6 Cirebon sudah menunjukkan peningkatan. Dengan menggunakan pendekatan group investigasi siswa sudah mulai memahami materi besaran dan satuan, serta aktivitas pendekatan group investigasi juga dapat meningkatkan daya ingatan murid tentang apa yang dipelajari dengan lebih cepat serta dapat mengingatinya dalam waktu yang lebih lama. c. Pengamatan (observing) 1) Hasil observasi aktivitas siswa Guru memeriksa tugas siswa untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam belajar mandiri. Guru dan guru mitra mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dalam kelompoknya. Guru mengamati kemampuan siswa dalam mempresentasikan laporan. Menganalisa data hasil tes siklus 1 serta hasil observasi. Observer melakukan pengamatan gambaran aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama KBM. Selanjutnya data yang diperoleh sebagai gambaran aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama 3 X 45 menit, yang disajikan dalam table 4.1 Tabel 4.1 Persentase rata-rata aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran group investigasi pada siklus I No Kategori Pengamatan Persentase aktivitas siswa 1 Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. 75 2 Siswa bersikap disiplin dalam KBM. 50 3 Siswa berusaha memahami materi. 76 4 Siswa mampu bekerja sama dengan siswa 60 lainnya melalui pembelajaran dengan menerapkan model group investigasi 5 Siswa melaksanakan investigasi materi 75 besaran dan satuan dengan baik 6 Siswa mampu memahami pokok bahasan besaran dan satuan yang sedang diajarkan oleh guru. 50 4

7 Siswa mengerjakan soal latihan dan 65 melakukan tugasnya dengan baik 8 Siswa mempresentasikan laporan akhir 60 dengan baik 9 Siswa mengemukakan pendapat dan 76 menarik kesimpulan dari materi yang disampaikan. 10 Siswa mampu menggunakan waktu dengan baik. 60 Rata-rata 64,7 Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang diamati oleh observer memperoleh nilai sebesar 64,7 dengan kriteria sedang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam mengukur panjang, masssa dan waktu dengan menggunakan pendekatan group investigasi pada siklus 1 belum berhasil dan perlu ada perbaikan pada siklus berikutnya. 2). Peningkatan hasil belajar siswa Selanjutnya mengenai data tes peningkatan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan besaran dan satuan, disajikan dalam ringkasan tabel 4.2. Tabel 4.2 Nilai tes hasil belajar siswa siklus I (Lampiran 1) Persentase Jumlah siswa Total nilai Rata-rata Ketuntasan 43 3287 76 55%. Dilihat dari Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sebesar 76 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 55%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus I belum mencapai keberhasilan. Karena menurut Depdiknas (2006), pembelajaran dikatakan tuntas, apabila secara klasikal siswa mendapat nilai rata-rata 75 dengan persentase mencapai 75%. Hasil analisis data nilai kreatifitas belajar siswa dalam mengukur panjang, massa dan waktu Siklus 1 di atas terlihat bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum dinyatakan berhasil. Ketidaktuntasan atau belum berhasilnya pembelajaran siklus 1 tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran penggunaan alat ukur panjang, massa dan waktu dengan penerapan model group investigasi yang belum terlaksana secara optimal, dan masih ada kekurangan selama proses pada aktifitas siswa. d. Refleksi Proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus 1 menunjukkan bahwa pembelajaran besaran, satuan dan dimensi setelah diberi tindakan yang berupa penggunaan model group investigasi pada Siswa kelas X-1 SMAN 6 Cirebon belum dikatakan berhasil. Belum berhasilnya pembelajaran tersebut dikarenakan masih banyak hal yang perlu diperbaiki baik dari segi aktivitas siswa, maupun hasil belajar siswa. Hasil refleksi analisis observasi siswa pada siklus I terdapat 1 aspek dalam kategori kurang dan 9 aspek dalam kategori sedang. Aspek yang termasuk dalam kategori kurang adalah siswa bersikap disiplin dalam KBM, dengan demikian dalam kegiatan belajar mengajar siswa bersikap tidak disiplin. Aspek penilaian yang masuk kategori sedang adalah sebagai berikut. a) Siswa mengikuti pembelajaran sub materi besaran, satuan dan dimensi dengan baik b) Siswa berusaha memahami materi 5

c) Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lainnya melalui pembelajaran dengan menerapkan model group investigasi d) Siswa melaksanakan investigasi besaran, satuan dan dimensi dengan baik e) Siswa mampu memahami sub materi besaran, satuan dan dimensi yang sedang diajarkan oleh guru. f) Siswa mengerjakan soal latihan dan melakukan tugasnya dengan baik g) Siswa mengemukakan pendapat dan menarik kesimpulan dari materi yang disampaikan. h) Siswa mampu menggunakan waktu dengan baik 2. PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS II Setelah berakhir siklus I, sesuai dengan hasil refleksi, untuk menyempurnakan kekurangan pada siklus maka pada siklus II, akan dilakukan perubahan kegiatan sebagai berikut: 1. Persiapan (planning) Tindakan pada siklus II masih tetap menggunakan pendekatan group investigasi dengan sub materi pengukuran dan angka penting. Tahap pertama pada siklus ini adalah tahap perencanaan yang meliputi: 1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa, yaitu kebutuhan akan pengetahuan mengenai besaran dan satuan. 2) Menyeleksi pendahuluan terhadap konsep yang dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan dan membuat perencanaan instrument penelitian (RPP, lembar observasi, lembar penilaian). 3) Menyeleksi bahan dan masalah yang akan dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan dan membuat bahan ajar yaitu materi besaran dan satuan. 2. Pelaksanaan (acting) Pada pertemuan kali ini bertujuan untuk memperbaiki hasil tindakan pada siklus I yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Guru mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok. Para siswa menelaah sumber-sumber informasi memilih topik, dan mengategorisasi saran-saran; para siswa bergabung dalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang sama; komposisi kelompok didasarkan atas ketertarikan topik yang sama dan heterogen; guru membantu atau memfasilitasi dalam memperoleh informasi. Merencanakan tugas-tugas belajar, direncanakan secara bersamasama oleh para siswa dalam kelompoknya masing-masing, yang meliputi: apa yang kita selidiki; bagaimana kita melakukannya; siapa sebagai apa-pembagian kerja; untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi. Melaksanakan investigasi, siswa mencari informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan; setiap anggota kelompok harus berkontribusi kepada usaha kelompok; para siswa bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi, dan mensintesis ideide. Menyiapkan laporan akhir, anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial proyeknya; merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya; membentuk panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana presentasi. Mempresentasikan laporan akhir, presentasi dibuat untuk keseluruhan kelas dalam berbagai macam bentuk; bagian-bagian presentasi harus secara aktif dapat melibatkan pendengar (kelompok lainnya); pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas. Evaluasi, para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan pengalaman-pengalaman aktifnya; guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran. Pada akhir siklus guru memberikan soal tes siklus II. 3. Pengamatan (observing) 1) Hasil observasi ativitas siswa Guru observer melakukan pengamatan aktivitas belajar siswa selama KBM sebagaimana siklus sebelumnya. Selanjutnya data yang diperoleh sebagai gambaran 6

aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama 3 X 45 menit, yang disajikan dalam table 4.4. Tabel 4.4 Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Group Investigasi pada Siklus II No Kategori Pengamatan Persentase aktivitas siswa 1 Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. 75 2 Siswa bersikap disiplin dalam KBM. 50 3 Siswa berusaha memahami materi. 76 4 Siswa mampu bekerja sama dengan siswa 60 lainnya melalui pembelajaran dengan menerapkan model group investigasi 5 Siswa melaksanakan investigasi materi 75 besaran dan satuan dengan baik 6 Siswa mampu memahami pokok bahasan 50 besaran dan satuan yang sedang diajarkan oleh guru. 7 Siswa mengerjakan soal latihan dan 65 melakukan tugasnya dengan baik 8 Siswa mempresentasikan laporan akhir 60 dengan baik 9 Siswa mengemukakan pendapat dan 76 menarik kesimpulan dari materi yang disampaikan. 10 Siswa mampu menggunakan waktu dengan baik. 60 Rata-rata 82 Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang diamati oleh observer memperoleh nilai sebesar 82 dengan kriteria baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran besaran dan satuan dengan menggunakan pendekatan Group investigasi pada siklus II telah berhasil. 2) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Selanjutnya mengenai data tes peningkatan hasil belajar siswa, disajikan dalam ringkasan table berikut 4.5. Tabel 4.5 Nilai tes hasil belajar siswa siklus II (Lampiran 2) Persentase Jumlah siswa Total nilai Rata-rata Ketuntasan 43 3503 81 95 % Dilihat dari Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sebesar 81 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 95%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II sudah mencapai keberhasilan. Karena menurut Depdiknas (2006), pembelajaran dikatakan tuntas, apabila secara klasikal siswa mendapat nilai rata-rata 75 dengan persentase mencapai 75%. 7

4. Refleksi Proses dan hasil pembelajaran pada siklus II, dapat dianalisis bahwa aktivitas siswa menunjukan peningkatan. Keberhasilan pembelajaran pada siklus II merupakan akibat dari proses pembelajaran yang sudah optimal yang dilakukan oleh guru. Dengan digunakannya model pembelajaran pendekatan group investigasi dalam pembelajaran besaran dan satuan keberhasilan yang diperoleh; 1) membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.2) mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka. 3) mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri dan memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. 4) situasi proses belajar menjadi merangsang dan dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu siswa. 5) memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri dan siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional. 6) Ratarata kelas dalam besaran dan satuan meningkat dari 76 menjadi 81. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa tidak hanya diberi latihan terus menerus dengan metode pembelajaran yang sama. Dengan diterapkannya pendekatan group investigasi siswa dapat mengidentifikasi masalah, diberi pengalaman secara langsung dan bebas sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Siswa mampu mengasah daya analisis dengan pengalaman langsung yang diberikan dalam pembelajaran menggunakan pendekatan group investigasi. Dengan keterlibatan siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi-potensi, menyadari apa bakatnya, bagaimana kemampuannya dan bagaimana pula keadaan orang lain, sehingga dimiliki pengertian tentang dirinya. Ia akan mampu berdiri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, akan merasa mampu memecahkan persoalannya tanpa tergantung pada orang lain. Kesulitan-kesulitan yang dhadapi akan ditanyakan pada orang lain, tetapi pemecahannya adalah atas dasar keputusannya sendiri. Pembelajaran yang dilakukan seluruhnya melibatkan kemampuan siswa, sehingga siswa dapat menyelidiki secara kritis dan dapat menemukan suatu pengetahuan yang dijadikannya sebagai perubahan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran group investigasi dapat meningkatkan hasil belajar Siswa kelas X.1 SMAN 6 Cirebon pada materi besaran dan satuan. Hal ini ditunjukkan pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 76 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 55% masuk kategori belum berhasil. Pada siklus 2 terjadi peningkatan, untuk nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 81 dengan persentase ketuntasan belajar kalasikal sebesar 95% dalam kategori berhasil. Penerapan model pembelajaran group investigasi dapat meningkatkan aktivitas belajar Siswa kelas X.1 SMAN 6 Cirebon. Hal ini dapat di lihat dari hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus 1 diperoleh skor sebesar 64,7 dalam kategori sedang, kemudian meningkat di siklus 2 sebesar 82 dalam kategori baik. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Gulo, W. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo. K Roestiyah N. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 8

McClure, J. R., Sonak, B., & Suen, H. K. 1999. Concept mapassessment of classroom learning: Reliability, validity & logistical practicability. Journal of Research in Science Teaching, 36, 475-492. Mundilarto. 2002. Individual Text Book Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Fisika UNY Novak, J. D. dan D. B. Gowin. 1984. Learning How to learn. New York: Cambridge University Press. Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. ---------. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. ---------------------------. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. 9