Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango. Oleh *APRIYANTO BAKARI, ** NIBRAS K. LAYA, *** FAHRUL ILHAM * Mahasiswa Progra Studi Peternakan Angkatan 2008 ** Pembimbing I Staf Dosen Tetap Jurusan Peternakan UNG *** Pembimbing II Staf Dosen Tetap Jurusan Peternakan UNG ABSTRACT ApriyantoBakari (621 408 007). Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango. Under the guidance Nibras K. Laya Supervisor I and FahrulIlham Supervisor II. The purpose of this study was to determine the relationship of body weight and quantitative properties of body size on goats nut located in the district of Bone Bolango. Benefits of the research is to increase knowledge and skills about the author of body weight and body size of some quantitative traits in Bone regency goat nuts Bolango and relationships between them, and as information for the various parties who are interested about weight and body size in Bone nut goat Bolango. This research uses adult female goats nut as much as 90 tails, age of 2.5-4 or incisors in goats has been replaced by permanent teeth (I and I ). Body weight (kg) were weighed and measured a number of body size (cm) covering the circumference of the chest, shoulder height, circumference canon, heavy chest, in the chest, and body length. Data analysis between body weight and body measurements performed using simple linear regression analysis and correlation. Based on the results and discussion of the differences found in the average - average variety of body sizes and body weight goat nuts between Kabila District, Subdistrict Botupingge, Bone Beach District. There is a positive correlation between body size goat nuts in Bone regency Bolango with the highest correlation was found between body weight and chest circumference. Keywords: Body Weight, Body Size, Goat Kacang
HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN DAN BEBERAPA SIFAT KUANTITATIF UKURAN TUBUH TERNAK KAMBING KACANG DI KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh *APRIYANTO BAKARI, ** NIBRAS K. LAYA, *** FAHRUL ILHAM * Mahasiswa Progra Studi Peternakan Angkatan 2008 ** Pembimbing I Staf Dosen Tetap Jurusan Peternakan UNG *** Pembimbing II Staf Dosen Tetap Jurusan Peternakan UNG ABSTRAK Apriyanto Bakari (621 408 007). Hubungan Antara Bobot Badan dan Beberapa Sifat Kuantitatif Ukuran Tubuh Ternak Kambing Kacang di Kabupaten Bone Bolango. Di bawah Bimbingan Nibras K. Laya sebagai Pembimbing I dan Fahrul Ilham sebagai Pembimbing II. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan bobot badan dan sifat-sifat kuantitatif ukuran tubuh pada ternak kambing kacang yang berada di Kabupaten Bone Bolango. Manfaat penelitian adalah menambah pengetahuan dan keterampilan penulis seputar bobot badan dan beberapa sifat kuantitatif ukuran tubuh kambing kacang di Kabupaten Bone Bolango dan hubungan antar keduanya, dan sebagai bahan informasi bagi berbagai kalangan yang tertarik tentang bobot badan dan ukuran tubuh ternak kambing kacang di Bone Bolango. Penelitian ini menggunakan ternak kambing kacang betina dewasa sebanyak 90 ekor, umur 2,5 4 tahun atau gigi seri pada kambing telah berganti menjadi gigi tetap (I dan I ). Bobot badan (kg) ditimbang dan sejumlah ukuran tubuh diukur (cm) meliputi lingkar dada, tinggi pundak, lingkar canon, lebat dada, dalam dada, dan panjang badan. Analisis data antara bobot badan dan ukuran tubuh dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana dan korelasi. Berdasarkan hasil dan pembahasan di temukan terdapat perbedaan rata rata berbagai macam ukuran tubuh dan bobot badan kambing kacang antara Kecamatan Kabila, Kecamatan Botupingge, Kecamatan Bone Pantai. Terdapat korelasi yang positif antara ukuran tubuh kambing kacang di Kabupaten Bone Bolango dengan korelasi tertinggi ditemukan antara bobot badan dan lingkar dada. Kata Kunci : Bobot Badan, Ukuran Tubuh, Kambing Kacang
PENDAHULUAN Ternak kambing merupakan ruminansia kecil yang reproduksinya efisien dan dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun, memiliki kontribusi besar bagi rakyat kecil yang jumlahnya sangat banyak. Ditinjau dari aspek pengembangannya ternak kambing sangat potensial bila diusahakan secara komersial sebab memiliki beberapa kelebihan dan potensi ekonomi diantaranya tubuhnya relatif kecil, cepat mencapai dewasa kelamin, pemeliharaannya relatif mudah, tidak membutuhkan lahan yang luas, investasi modal usaha relatif kecil, mudah dipasarkan sehingga modal usaha cepat berputar. Ternak kambing juga memiliki kelebihan lain yaitu adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, tahan terhadap panas dan beberapa penyakit serta prospek pemasaran yang baik. Potensi pengembangan ternak di Indonesia khususnya ternak kambing hingga kini memiliki potensi maksimal. Sebagian besar keberhasilan usaha peternakan ditentukan oleh kebutuhan untuk pertumbuhan, diantaranya makanan yang diperlukan ternak kambing untuk memproduksi jaringan tubuh dan menambah bobot badan, untuk proses reproduksi (kebuntingan), dan diperlukan untuk memproduksi air susu. Korelasi antara bobot badan dengan ukuran ukuran tubuh ternak dapat bernilai positif dan negative tergantung dari umur, jenis kelamin, bangsa ternak dan spesies. Hubungan bobot badan dan ukuran tubuh hewan mempunyai banyak kegunaan dalam penelitian, dengan menaksir bobot badan dapat memberi gambaran bentuk tubuh hewan sebagai suatu ciri bangsa tertentu. METODE PENELITIAN Pengambilan data di lokasi penelitian di laksanakan selama 1 (satu) bulan mulai dari bulan September sampai Oktober 2012. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bone Bolango yang dibagi atas tiga lokasi kecamatan, yaitu Kecamatan Kabila, Kecamatan Botupingge, dan Kecamatan Bone Pantai. Peralatan yang digunakan dalam penelitian antara lain, timbangan gantung ukuran 50 kg Tongkat ukur, Pita ukur, Alat tulis menulis, Kamera. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah kambing kacang 90 ekor jenis kelamin betina yang terbagi atas tiga kecamatan yakni, Kecamatan Kabila 30 ekor, Kecamatan Botupingge 30 ekor, Kecamatan Bone Pantai 30 ekor. Peubah yang diamati yang berkaitan dengan karakter fenotipik tubuh antara lain: 1. Bobot badan (BB) diperoleh dengan cara penimbangan yang dilakukan sebelum kambing diberi makan atau digembalakan pada pagi hari dengan menggunakan timbangan gantung (kg). 2. Panjang badan : jarak garis lurus dari tepi depan luar tulang scapula sampai dengan benjolan tulang tapis (os ischium), diukur dengan tongkat ukur (cm). 3. Lebar dada : jarak antara bagian tengah tulang dada kiri dan kanan diukur dengan tongkat ukur (cm) 4. Tinggi pundak : jarak tertinggi pundak sampai tanah, diukur dengan tongkat ukur (cm) 5. Lingkar dada (pundak): diukur melingkar rongga dada dibelakang sendi tulang bahu (os scapula) diukur dengan pita ukur (cm) 6. Lingkar cannon : diukur melingkar ditengah-tengah tulang pipa kaki depan sebelah kiri diukur dengan pita ukur (cm) 7. Dalam dada : jarak antara titik tertinggi pundak dan tulang dada bawah, diukur dengan tongkat ukur (cm).
Data tentang karakter fenotip sifat kuantitatif yang telah diperoleh dilakukan penghitungan nilai rata-rata dan standar deviasi pada masing-masing bagian tubuh yang diukur. Pengaruh beberapa ukuran linear tubuh terhadap bobot badan pada kambing lokal Bone Bolango digunakan model terbaik dari analisis regresi dan korelasi linier. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Berdasarkan hasil pengamatan dan penimbangan secara umum di peroleh hasil ukuran ukuran tubuh dan bobot badan kambing kacang di kecamatan Kabila lebih tinggi di bandingkan dengan kecamatan Bone Pantai dengan kecamatan Botupingge Berdasarkan tabel 1 bobot badan kambing kacang betina dewasa yang berada di kecamatan Kabila adalah 28.7 kg, Kecamatan Botupingge 26.85 kg, dan kecamatan Bone Pantai 25.65 kg. Ketiga bobot badan yang berada di tiga kecamatan ini lebih tinggi di bandingkan didapat oleh Pamungkas, dkk (2009), di mana bobot badan kambing kacang betina dewasa adalah 22 kg. Tabel (1). Rataan, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Beberapa Ukuran Tubuh Kambing Kacang di Lokasi Pengamatan Variabel Yang Rata-Rata/Simpangan Baku/Koefisien Keragaman Bone NO Di Amati Kabila Botupingge Bonepantai Bolango 1 Bobot 28.7±5.48(19%) 26.85±0.34(13%) 25.65±4.9(19%) 27.07±12.02(44%) Badan 2 Panjang Badan 3 Lingkar Dada 4 Tinggi Pundak 5 Lebar Dada 6 Dalam Dada 7 Lingkar Canon 60.7±4.3(7%) 60.8±4.33(7%) 58.9±3.8(6%) 60.13±10.48(17%) 70.51±20.05(7%) 69.41±3.30(4%) 66.33±4.7(6%) 69.42±107.72(155%) 57.68±4.6(7%) 55.31±2.96(5%) 55.31±3.05(5%) 56.10±9.38(16%) 15.94±2.26(14%) 14.8±1.27(8%) 15.07±1.43(9%) 15.27±4.36(28%) 25.88±2.49(9%) 26.4±1.39(5%) 25.71±1.70(6%) 26.00±4.71(18%) 7.43±0.59(7%) 7.03±0.22(3%) 6.67±0.53(7%) 7.04±1.41(20%) Berdasarkan tabel 1 rataan panjang badan kambing betina dewasa di Kecamatan Kabila adalah 60.7 cm, Kecamatan Botupingge 60.8 cm dan Kecamatan Bone Pantai adalah 58.9 cm. Ketiga angka ini lebih tinggi dari yang didapat Setiadi dkk (2003), dimana panjang badan kambing betina dewasa 50,33 cm, dan untuk panjang badan yang didapat Pamungkas dkk (2009) 55 cm. Berdasarkan tabel 1 rataan tinggi pundak kambing kacang betina dewasa di Kecamatan Kabila adalah 57.68 cm, Kecamatan Botupingge 55.31 cm dan Kecamatan Bone Pantai 55.31 cm. Menurut Setiadi dkk (2003) ukuran tinggi pundak pada kambing kacang betina dewasa
adalah 52,00 cm. Sedangkan menurut Pamungkas (2009) di mana ukuran tinggi pundak betina dewasa 55.7 cm. Berdasarkan tabel 1 kambing kacang betina dewasa yang berada di Kecamatan Kabila mempunyai lingkar dada 70.51 cm, Kecamatan Botupingge memiliki lingkar dada dengan rataan 69.41cm, dan Kecamatan Bone Pantai memiliki rataan 68.33 cm. Angka ini jauh dari yang didapat Setiadi dkk (2003), dimana lingkar dada betina dewasanya 64,77 cm, namun mendekati angka yang didapat oleh Pamungkas dkk (2009 yaitu 67.6 cm. Berdasarkan tabel 1 kambing Kacang betina dewasa yang berada di Kecamatan Kabila mempunyai lebar dada 15.94 cm, Kecamatan Botupingge mempunyai rataan lebar dada 14.8 cm dan Kecamatan Bone Pantai memiliki rataan lebar dada 15.07 cm. Angka ini lebih tinggi dari lingkar dada yang didapat Setiadi dkk, (2003), pada betina dewasa yaitu 13.08 cm. Berdasarkan tabel 1 kambing kacang betina dewasa yang berada di Kecamatan Kabila mempunyai lingkar canon 7.43 cm, Kecamatan Botupingge memiliki lingkar canon dengan rataan 7.03 cm, dan Kecamatan Bone Pantai memiliki lingkar cannon 6.67 cm. Berdasarkan tabel 1 kambing Kacang betina dewasa yang berada di Kecamatan Kabila mempunyai dalam dada 25.88 cm, Kecamatan Botupingge memiliki dengan rataan 26.4 cm, dan Kecamatan Bone Pantai memiliki rataan dalam dada 25.71 cm. Angka ini jauh dari ukuran yang didapat Setiadi dkk, (2003) dimana betina dewasanya 22.54 cm. Analisis Regresi Berdasarkan analisis regresi antara bobot badan (Y) sebagai peubah tak bebas dan ukuran ukuran tubuh (X) sebagai peubah bebas kambing kacang di Bone Bolango (tabel 2) diperoleh persamaan regresi yang berbeda antara masing-masing variabel yang diamati. Tabel 2. Persamaan Regresi Linier Sederhana Antara Bobot Badan dengan Tubuh Kambing Lokal Bone Bolango. No Variabel Yang di Amati Persamaan Regresi 1. Bobot Badan Lingkar Dada Y = -34.793 + 0.891.X 2. Bobot Badan Lingkar Cenon Y = -4.521 + 4.483.X 3. Bobot Badan Dalam Dada Y = 3.164 + 0.920.X 4. Bobot Badan Panjang Badan Y = -12.570 + 0.659.X 5. Bobot Badan Lebar Dada Y = 11.950 + 0.99.X 6. Bobot Badan Tinggi Pundak Y = -3.365 + 0.543.X Beberapa Ukuran Bobot Badan Dengan Lingkar Dada bobot badan dan lingkar dada kambing kacang diperoleh persamaan regresi Y = -34.793 + 0.891.X. Aplikasi rumus ini sebagai contoh apabila lingkar dada kambing kacang adalah 67 cm, maka bobot badan dengan berdasarkan persamaan regresi diatas adalah Y = -34.793 + (0.891 x 67) = 24.904kg. Bobot Badan dengan Lingkar Canon bobot badan dan lingkar canon kambing kacang diperoleh persamaan regresi Y = -4.521 + 4.483.X. Aplikasi rumus ini sebagai contoh apabila lingkar canon kambing kacang adalah 8 cm, maka bobot badan dengan berdasarkan persamaan regresi diatas adalah Y = -4.521 + (4.483 x 8)= 31.343 kg.
Bobot Badan dengan Dalam Dada bobot badan dan dalam dada kambing kacang diperoleh persamaan regresi Y = 3.164 + 0.920.X. Aplikasi rumus ini sebagai contoh apabila dalam dada kambing kacang adalah 26 cm, maka bobot badan dengan berdasarkan persamaan regresi diatas adalah Y = 3.164 + (0.920 x 26) = 28.084kg. Bobot Badan dengan Panjang Badan bobot badan dan panjang badan kambing kacang diperoleh persamaan regresi Y = - 12.570 + 0.659.X. Aplikasi rumus ini sebagai contoh apabila panjang badan kambing kacang adalah 62 cm, maka bobot badan dengan berdasarkan persamaan regresi diatas adalah Y = - 12.570 + (0.659 x 62) = 28.288kg. Bobot Badan dengan Lebar Dada bobot badan dan lebar dada kambing kacang diperoleh persamaan regresi Y = 11.950 + 0.99.X. Aplikasi rumus ini sebagai contoh apabila lebar dada kambing kacang adalah 16 cm, maka bobot badan dengan berdasarkan persamaan regresi diatas adalah Y = 11.950 + (0.99 x 16) = 27.79 kg Bobot Badan dengan Tinggi Pundak bobot badan dan tinggi pundak kambing kacang di peroleh persamaan regresi Y = -3.365 + 0.543.X. Aplikasi rumus ini sebagai contoh apabila tinggi pundak kambing kacang adalah 58 cm, maka bobot badan dengan berdasarkan persamaan regresi diatas adalah Y = -3.365 + (0.543 x 58) = 28.129kg. Analisis Korelasi Nilai korelasi yang diperoleh dari hasil analisis antara bobot badan terhadap ukuran ukuran tubuh sangat beragam, hal ini dikarenakan faktor lingkungan yang berbeda sehingga perbeadan bobot badan dan ukuran tubuh berbeda pula. Tabel 3 Analisis korelasi antara berbagai ukuran tubuh kambing kacang di Kabupaten Bone Bolango Ukuran Tubuh BB PB Li.D TP DD L.D LC BB 1 0.575 0.829 0.423 0.365 0.361 0.526 PB 1 0.624 0.305 0.432 0.272 0.325 Li.D 1 0.460 0.466 0.547 0.563 TP 1 0.250 0.337 0.460 DD 1 0.265 0.142 LD 1 0.394 LC 1 Ket : BB = Bobot Badan DD = Dalam Dada LD = Lebar Dada LC = Lingkar Canon PB = Panjang Badan Li.D = Lingkar Dada TP = Tinggi Pundak
Hasil analisis korelasi diperoleh hasil keseluruhan ukuran tubuh saling berkorelasi positif antara rendah sampai tinggi dengan bobot badan dan lingkar dada memiliki korelasi tertinggi ditemukan antara bobot badan dan lingkar dada dengan korelasi 0.829 (tabel 3). Menurut Nurhayati (2004) bahwa te rdapat korelasi positif antara bobot badan dan panjang badan. Doho (1994) menambahkan bahwa terdapat korelasi positif antara panjang badan dan bobot badan pada domba Ekor Gemuk jantan.berdasarkan tabel 3 pada penelitian ini seluruh ukuran tubuh memberikan nilai korelasi positif antara ukuran tubuh satu dengan lainnya pada kambing kacang yang berada di Kabupaten Bone Bolango, artinya dengan bertambahnya ukuran tubuh, maka akan meningkat pula ukuran tubuh lainnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada kambing kacang di Bone Bolango diperoleh hasil antara lain: 1. Terdapat perbedaan rata rata berbagai macam ukuran tubuh dan bobot badan kambing kacang antara Keamatan Kabila, Kecamatan Botupingge, dan Kecamatan Bonepantai 2. Terdapat korelasi yang positif antar ukuran tubuh kambing kacang di Kabupaten Bone Bolango dengan korelasi tertinggi ditemukan antara bobot badan dan lingkar dada. Saran 1. Dalam pemeliharaan ternak sebaiknya memperhatikan kondisi lingkungan dan kondisi perkandangan serta pola pemberian pakan pada ternak. Pola pemberian pakan yang teratur akan menambah bobot badan kambing 2. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan hubungan antara bobot badan dan ukuran tubuh kambing kacang pada lokasi kecamatan lain di Kabupaten Bone Bolango. DAFTAR PUSTAKA Doho SR. 1994. Parameter Fenotipik Beberapa Sifat Kualitatif dan Kuantitatif pada Domba Ekor Gemuk. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Nurhayati, L. 2004. Penampilan Pertumbuhan Domba Priangan di Kabupaten Garut. Setiadi, B. 2003. Alternatif Konsep Pembibitan dan Pengembangan Usaha Ternak Kambing. Makalah Sarasehan Potensi Ternak Kambing dan Propek Agribisnis Peternakan", 9 September 2003 di Bengkulu. Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor