PEMBUATAN ROTI TAWAR DARI TEPUNG SINGKONG DAN TEPUNG KEDELAI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

LOGO BAKING TITIS SARI

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI ABSTRACT ABSTRAK

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN BAHAN DAN PROSES NILAI GIZI BREAD STALLING 3/21/2016 3

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

Pembuatan Cake Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata) Dengan Pencampuran Tepung Gandum

SKRIPSI. Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBUATAN ROTI TAWAR DENGAN PROPORSI TEPUNG BERAS HITAM : TEPUNG TERIGU DAN PENAMBAHAN GLISEROL MONOSTEARAT SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dari makanan pokok dan bermacam-macam lauk-pauk dan buah-buahan, tetapi disertai pula dengan bermacam-macam jajanan atau kue-kue.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong. Menurut

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya berkaitan erat dengan budaya masyarakat setempat. Pangan lokal

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana.

DAFTAR PUSTAKA. Badan Standarisasi Nasional Sodium Bikarbonat. Sumber: Badan Standarisasi Nasional.

13. Utilitas: a. Air sumur : 1993,8 liter/hari. b. Air minum: 66 liter/hari. c. Listrik : 176 kwh/hari. d. Solar : 120 liter/bulan. e.

Proses Pembuatan Roti

Gambar 12.(a) Persentase Responden yang Memilih Makanan Ringan dan Makanan Berat, (b) Persentase Produk Makanan Ringan

PEMBUATAN ROTI TAWAR BERSERAT TINGGI DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BEKATUL DAN PENAMBAHAN GLISEROL MONOSTEARAT SKRIPSI

Teknik tarik lipat pada proses Mixing Dough

II. TINJAUAN PUSTAKA

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 2 Th 2013 PEMBUATAN ROTI MANIS DENGAN SUBSTITUSI WORTEL DAN GLUTEN

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

KARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

PEMBUATAN ROTI MANIS (KAJIAN SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DAN KULIT MANGGIS DENGAN PENAMBAHAN GLUTEN)

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan inovasi dan kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi roti yang terus

Formulasi Roti Tawar dengan Subtitusi Tepung Ubi Jalar dan Tepung Tempe Kedele (Kajian terhadap Kualitas Kimiawi Roti Tawar)

STUDI PEMBUATAN ROTI MANIS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA LABORATORIUM TEKNOLOGI PANGAN MODIFIKASI STRUKTUR ROTI (MSR)

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan. makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

PENGEMBANGAN PROSES PENGOLAHAN TEPUNG TALAS BOGOR DALAM PEMBUATAN ROTI TAWAR: PENGARUH KONSENTRASI RAGI TERHADAP KUALITAS SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

BAB I PENDAHULUAN. setelah nasi dan menjadi makanan populer dikalangan masyarakat. Roti

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING PADA TEPUNG TERIGU DAN KONSENTRASI RAGI PADA PEMBUATAN DONAT

BAB 1 PENDAHULUAN. diare, dan lain-lain, bagi orang-orang yang menderita lactose intolerance.

PENGARUH VARIASI JENIS TULANG DAN TEMPERATUR PADA EKSTRAKSI KOLAGEN DARI TULANG

PRODUKSI BIO-ETANOL DARI DAGING BUAH SALAK ( Salacca zalacca ) PRODUCTION OF BIO-ETHANOL FROM FLESH OF SALAK FRUIT ( Salacca zalacca )

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

I PENDAHULUAN. dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

PENGGUNAAN TEPUNG JALEJO (JAGUNG, KEDELAI, KACANG HIJAU) SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN DONAT

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORIS PRODUK PATISERI BERBASIS MOCAF (Physicochemical and Sensory Characteristics of Patisseries Made from Mocaf)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

PENGARUH PENGGUNAAN CENGKEH (Syzygium aromaticum) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum sp.) SEBAGAI PENGAWET ALAMI TERHADAP DAYA SIMPAN ROTI MANIS

BAB IV PEMBAHASAN. 2 tahun Gula. 3 tahun Margarin Blue Band. 1 tahun Telur. 10 hari Ragi Instan. 1 tahun Meises. 2 tahun Susu Bubuk

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR LAMPIRAN. viii

BAB XIII KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB V PROSES PENGOLAHAN

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I. PENDAHULUAN. Suatu perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan kegiatan

PENAMBAHAN TEPUNG BIJI CEMPEDAK DALAM PEMBUATAN ROTI TAWAR

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan sumber karbohidrat, salah satu diantaranya adalah umbiumbian.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

4. PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Analisa Proksimat Kadar Air

II. TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang, dengan atau tanpa

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang.

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.

BAB VIII Membuat Produk Pastry Dengan Adonan Bread Pertemuan Ke

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu. permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP

BAB I PENDAHULUAN. komoditas yang akan diimpor Indonesia adalah gandum. Data statistik USDA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar produk makanan jajanan di pasaran yang digemari. anak-anak berbahan dasar tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan

KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

Transkripsi:

PEMBUATAN ROTI TAWAR DARI TEPUNG SINGKONG DAN TEPUNG KEDELAI Ariestya Arlene 1, Judy Retti Witono 2, dan Maria Fransisca 3 1,2,3 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jalan Ciumbuleuit 94, Bandung 4141 Telp/Fax. (22)2327 e-mail: ariestya.arlene@yahoo.com Abstrak Roti merupakan salah satu makanan pokok yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Bahan baku roti adalah tepung terigu yang terbuat dari gandum yang belum dibudidayakan di Indonesia. Oleh karena itu, melalui penelitian ini diharapkan tepung terigu dapat disubstitusi dengan tepung singkong yang mudah dibudidayakan di Indonesia. Untuk menambah nilai gizi dari roti yang dihasilkan, tepung singkong dicampurkan dengan tepung kedelai yang memiliki kadar protein tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mensubstitusikan tepung terigu dengan tepung singkong dan tepung kedelai dalam pembuatan roti tawar. Manfaat penelitian ini adalah memberi pengetahuan mengenai kondisi optimum pembuatan roti tawar dengan memanfaatkan potensi lokal tepung singkong dan dengan tambahan nilai gizi dari tepung kedelai. Metodologi penelitian meliputi analisa aktivitas ragi serta analisis protein dan kadar air dalam masing-masing jenis tepung. Percobaan utama dilakukan dengan menggunakan variasi rasio massa tepung singkong dan tepung kedelai, jumlah gluten, dan ragi Saccharomyces cerevisiae. Pengolahan data untuk pengaruh jumlah tepung kedelai dan singkong terhadap karakteristik roti tawar dilakukan dengan rancangan percobaan. Kesimpulan yang diperoleh adalah dari segi nutrisi, tepung singkong dan tepung kedelai dapat mensubstitusi tepung terigu dalam pembuatan roti. Tetapi dari segi daya mengembang serta rasa, tepung singkong dan tepung kedelai tidak dapat sepenuhnya mensubstitusi tepung terigu. Jaringan yang terbentuk dalam adonan tidak dapat menahan gas CO 2 yang terbentuk selama fermentasi sehingga adonan tidak dapat mengembang. Variasi optimal dalam pembuatan roti tawar adalah rasio tepung singkong : tepung kedelai 3 : 1 dengan persentase gluten %. Kata kunci: gluten; kedelai; roti; ragi; singkong Pendahuluan Produksi roti tawar di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Roti tawar terbuat dari tepung terigu yang berasal dari gandum. Sayangnya, gandum belum dapat dibudidayakan di Indonesia. Singkong dapat dibudidayakan dengan mudah di Indonesia dan produksinya semakin meningkat setiap tahun. Singkong merupakan bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat sehingga dapat digunakan untuk membuat roti tawar. Di samping itu, untuk menambah nilai gizi roti tawar yang akan dibuat, akan digunakan juga tepung kedelai yang memiliki kadar protein tinggi. Roti tawar umumnya dapat mengembang akibat aktivitas ragi Saccharomyces cerevisiae yang membebaskan gas CO 2 selama proses fermentasi. Gas CO 2 dapat tertahan dalam adonan jika tepung mengandung gluten. Tepung singkong maupun tepung kedelai tidak mengandung gluten sehingga adonan harus diberi tambahan gluten. Selain menggunakan ragi dan gluten, dalam pembuatan roti tawar juga akan ditambahkan bahan lainnya, yaitu susu bubuk, gula, garam, bread improver, shortening, dan air. Tujuan penelitian ini adalah mensubstitusi tepung terigu dengan tepung singkong dan tepung kedelai ditambah persentase ragi dan gluten yang optimal untuk menghasilkan roti tawar dengan karakteristik dan nilai gizi yang menyerupai roti dari tepung terigu. Bahan Dan Metode Penelitian Penelitian terbagi menjadi dua bagian, yaitu percobaan pendahuluan dan percobaan utama. Pada percobaan pendahuluan dilakukan analisa aktivitas ragi (1; 2; dan 3%), analisa kadar air, dan analisa protein dalam tepung terigu, tepung singkong, dan tepung kedelai. Jumlah ragi yang digunakan dalam percobaan utama ditentukan dari percobaan pendahuluan. Pada percobaan utama dilakukan pembuatan roti tawar menggunakan metode straight dough. Variasi yang dilakukan adalah rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai (4 : 1; 3 : 1; dan 2 : 1) serta persentase gluten (1; ; dan 2%). Langkah kerja pembuatan roti tawar dapat dilihat pada Gambar 1. K-8

Gambar 1 Metode Pembuatan Roti Tawar Bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi tepung jagung, tepung kedelai, ragi, gluten, gula, garam, susu, mentega, air, dan bread improver. Analisa hasil penelitian meliputi analisa kadar protein, tekstur (kekerasan), kadar air, daya mengembang, dan densitas. Hasil analisa ini kemudian dibandingkan dengan standar roti tawar berbasis tepung terigu. Hasil Dan Pembahasan Analisa aktivitas ragi Analisis aktivitas ragi dilakukan dengan cara membuat adonan dari masing-masing tepung, ragi (1; 2; dan 3%), dan air. Untuk tepung singkong dan tepung kedelai, adonan ditambahkan dengan gluten. Adonan dimasukkan ke dalam gelas kimia dan diukur pengembangannya setiap menit selama menit. Adonan dari tepung singkong akan memberikan perubahan ketinggian yang lebih kecil dibandingkan tepung kedelai. Hal ini disebabkan tepung singkong banyak mengandung amilopektin yang bersifat lengket sehingga adonan sulit mengembang. Sedangkan tepung kedelai banyak mengandung lecithin yang bersifat sebagai emulsifier alami dan mampu bekerja sama dengan gluten untuk menguatkan struktur adonan. Dari analisis aktivitas ragi, diketahui bahwa jumlah ragi optimum untuk mengembangkan adonan dari tepung singkong dan tepung kedelai adalah 2% dengan waktu fermentasi optimal 12 menit. Jumlah ragi dan waktu fermentasi ini akan digunakan dalam percobaan utama. Pengaruh rasio tepung dan persentase gluten terhadap kadar protein roti tawar Roti tawar dalam percobaan ini dibuat dengan menggunakan formulasi dari Bogasari Baking Center. Produk yang dihasilkan kemudian dianalisis dan dibandingkan hasilnya dengan roti dari tepung terigu. Pengaruh rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai dan persentase gluten terhadap kadar protein roti tawar dapat dilihat pada Gambar 2. Pengaruh Persentase Gluten Terhadap Kadar Protein %Protein 2 1 Gluten 1% Gluten % Gluten 2% Terigu Gambar 2 Pengaruh (Singkong : Kedelai) Dan Persentase Gluten Terhadap Kadar Protein Roti Tawar K-81

Analisis kadar protein dilakukan menggunakan metode Kjedahl. Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa semakin banyak gluten dan tepung kedelai dalam roti tawar, kadar protein roti tawar akan semakin besar. Tepung kedelai memiliki kadar protein tinggi, yaitu 38,61%, sehingga semakin banyak tepung kedelai, kadar protein akan semakin besar. Sedangkan gluten merupakan asam amino sehingga semakin banyak gluten, kadar protein akan semakin besar. Variasi yang memberikan hasil optimum adalah rasio tepung singkong : tepung kedelai = 2 : 1 dengan persentase gluten 2%. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan perhitungan dari rancangan percobaan adalah rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai dan penambahan gluten memberikan pengaruh signifikan terhadap kadar protein pada roti tawar yang dihasilkan. Pengaruh rasio tepung dan persentase gluten terhadap tekstur roti tawar Pengaruh rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai dan persentase gluten terhadap tekstur roti tawar dapat dilihat pada Gambar 3. Pengaruh Persentase Gluten Terhadap Tekstur Roti Tawar Tekstur (mm/s/gr) 2 1 Gluten 1% Gluten % Gluten 2% Terigu Gambar 3 Pengaruh (Singkong : Kedelai) Dan Persentase Gluten Terhadap Tekstur Roti Tawar Dari analisa tekstur menggunakan penetrometer, diketahui bahwa roti dari tepung singkong dan tepung kedelai jauh lebih keras daripada roti dari tepung terigu. Gluten % dengan rasio tepung singkong : tepung kedelai = 4 : 1 akan menghasilkan roti dengan tekstur yang paling lunak. Dari hasil analisis varian diketahui bahwa rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai dan persentase gluten tidak mempengaruhi tekstur roti tawar yang dihasilkan. Pengaruh rasio tepung dan persentase gluten terhadap kadar air roti tawar Kadar air akan mempengaruhi daya tahan roti tawar terhadap penyimpanan. Kadar air yang tinggi akan mempermudah pertumbuhan mikroba pada roti tawar sehingga roti lebih cepat rusak. Pengaruh rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai dan persentase gluten terhadap kadar air roti tawar dapat dilihat pada Gambar 4. % Air Pengaruh Persentase Gluten terhadap Kadar Air 4 3 2 1 2 : 1 3 : 1 4 : 1 terigu Gluten 1% Gluten % Gluten 2% terigu Gambar 4 Pengaruh (Singkong : Kedelai) Dan Persentase Gluten Terhadap Kadar Air Roti Tawar Kadar air roti dari tepung singkong dan tepung kedelai lebih besar daripada roti dari terigu. Hal ini disebabkan tepung singkong memiliki kadar pati yang besar. Pati akan mengabsorb air selama proses pemanggangan (baking). Akibatnya, air yang berada dalam pori-pori roti akan semakin banyak sehingga air yang teruapkan akan semakin sedikit selama proses gravimetri. Semakin banyak tepung singkong, kadar air roti tawar semakin kecil. Sedangkan perubahan persentase gluten tidak mempengaruhi kadar air roti tawar. Dari hasil analisis varian, diketahui bahwa rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai mempengaruhi kadar air roti, sedangkan persentase gluten tidak mempengaruhi kadar air roti. K-82

Pengaruh rasio tepung dan persentase gluten terhadap daya mengembang roti tawar Pengaruh rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai dan persentase gluten terhadap daya mengembang roti tawar dapat dilihat pada Gambar. Pengaruh Persentase Gluten Terhadap Daya Mengembang Roti Tawar Ketinggian (cm) 1 Gluten 1% Gluten % Gluten 2% Terigu Gambar Pengaruh (Singkong : Kedelai) Dan Persentase Gluten Terhadap Daya Mengembang Roti Tawar Rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai = 3 : 1 dengan persentase gluten % menghasilkan daya mengembang roti tawar yang paling optimal. Gluten sebanyak % mampu membentuk jaringan yang paling optimal untuk menahan keluarnya gas CO 2 dari dalam adonan. Gluten sebanyak 1% tidak mampu membentuk jaringan yang cukup kuat sehingga banyak gas CO 2 yang keluar dari adonan. Sedangkan gluten 2% akan membentuk jaringan yang sangat rapat sehingga adonan tidak dapat mengembang dengan semestinya. Namun dari hasil analisis varian, diketahui bahwa rasio tepung singkong terhadap kedelai dan persentase gluten tidak mempengaruhi daya mengembang roti tawar. Daya mengembang roti dari tepung terigu dibandingkan roti dari tepung singkong dan tepung kedelai (pada rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai = 3 : 1 dengan persentase gluten %) dapat dilihat pada Gambar 6. (a) (b) Gambar 6 Roti Dari Tepung Singkong Dan Kedelai (a) Dibandingkan Dengan Roti Dari Tepung Terigu (b) Pengaruh rasio tepung dan persentase gluten terhadap densitas roti tawar Pengaruh rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai dan persentase gluten terhadap densitas roti tawar dapat dilihat pada Gambar 7. Pengaruh Persentase Gluten terhadap Densitas ρ (g/cm3) 1,8,6,4,2 2 : 1 3 : 1 4 : 1 terigu gluten 1% gluten % gluten 2% terigu Gambar 7 Pengaruh (Singkong : Kedelai) Dan Persentase Gluten Terhadap Densitas Roti Tawar K-83

Rasio tepung singkong terhadap tepung kedelai = 3 : 1 dengan persentase gluten % menghasilkan densitas roti tawar yang paling mendekati roti tawar dari tepung terigu. Densitas roti dari tepung singkong dan tepung kedelai lebih besar daripada roti dari tepung terigu. Hal ini disebabkan jaringan dalam adonan roti dari tepung singkong dan tepung kedelai tidak mampu menahan keluarnya gas CO 2 dari adonan sehingga adonan tidak dapat mengembang secara maksimal. Akibatnya, volume roti tawar akan semakin kecil dan densitasnya meningkat. Dari hasil analisis varian, diketahui bahwa rasio tepung singkong terhadap kedelai dan persentase gluten tidak mempengaruhi densitas roti tawar. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Nutrisi roti dari tepung singkong dan tepung kedelai lebih besar daripada roti dari tepung terigu, tetapi daya mengembang roti dari tepung singkong dan tepung kedelai tidak dapat menyamai roti dari tepung terigu. 2. Jaringan yang terbentuk pada adonan roti dari tepung singkong dan tepung kedelai tidak cukup kuat untuk menahan keluarnya gas CO 2 dari adonan walaupun telah dilakkan penambahan gluten sehingga adonan tidak dapat mengembang secara optimal. 3. Roti tawar dengan rasio tepung singkong : tepung kedelai = 3 : 1 dengan persentase gluten % memberikan daya mengembang paling baik. Daftar Pustaka Alass,C. dan Linden,G., (1991), Food Biochemistry, London : Ellis Horwood Limited. Caballero, Benjamin, Luis C Trago, Paul M Finglas, (23), Encyclopedia of Food Sources and Nutrition, 2 nd edition, Oxford : Elsevier Science Ltd, Academic Press. Fessenden, Ralp J. dan Fessenden, Joan S., (1986), Kimia Organik Edisi Ketiga, Jakarta : Erlangga. Fox, Brian A. dan Cameron, Allan G., (199), Food Science, Nutrition and Health, London : Hodder Headline Group. Frozier,W.C. dan Westhoff, D.C.,(1978), Food Microbiology, 3rd edition, New York : Mc Graw Hill, Inc. Kotschevar,Lendal H., (1989), Standards, Principles, and Techniques in Quantity Food Production, 3 rd edition, New York : Van Nostrand Reinhold Company Inc. Standar Nasional Indonesia, (199), Cara Uji Makanan dan Minuman SNI 1-384-199, Pusat Standarisasi Industri Departemen Perindustrian. Sudarmadji, Slamet, Suhardi dan Haryono, Bambang, 1997, Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian, Edisi Keempat, Yogyakarta : Liberty. Whistler, Roy L. dan BeMiller, James N., Carbohydrate Chemistry for Food Scientists, 1999, USA : Eagan Press. K-84